*_Tulisan Bu Dina Y Sulaeman ini bagus utk menyadarkan kita
semua orang Indonesia.*
https://makassar.terkini.id/waspadai-bisnis-penggulingan-rezim/
*WASPADAI BISNIS PENGGULINGAN REZIM*
Mengamati perkembangan politik dalam negeri akhir-akhir ini, _sebagai pengamat Timteng,_ saya langsung _melihat *persamaan polanya* dengan apa yang terjadi di Timteng._
*Mengapa bisa sama?!*
Ya,...
Karena memang para inisiator Arab Spring _‘berguru’_ pada konsultan yang sama.
_Google saja nama *NED* atau *Srdja Popovic.* Keduanya adalah proxy dari kekuatan adidaya ekonomi dunia._
Saya juga pernah cerita tentang hal ini di buku saya *Prahara Suriah,* bisa didonlot gratis. [1]
*Revolusi Tunisia* _dipicu oleh tewasnya *Bouazizi*_ (membakar diri). Sebelum Bouazizi, _sudah ada beberapa pemuda frustasi yang bunuh diri,_ namun _17 Desember 2010_ (hari kematian Bouazizi) adalah _momen di mana para inisiator demo dengan kekuatan penuh *memanfaatkan kematiannya* dengan memainkan isu yang memang ‘relate’_ (terhubung) _dengan keresahan masyarakat umum_ (misal, kesulitan ekonomi, korupsi elit, dll) _sehingga massa bisa didorong untuk turun ke jalan secara besar-besaran._
Akhirnya,...
_Presiden *Ben Ali* tumbang!_
Di Mesir, ketika aksi-aksi protes mulai terjadi di awal _Februari 2011_ (dengan isu kesulitan ekonomi), _tiba-tiba saja beberapa orang berkuda dan ber-unta menerobos kerumunan, *terjadi kerusuhan,* dan yang dituduh pelakunya tentu saja rezim *Mubarak.*_
Aksi-aksi demo _semakin *tereskalasi,* semakin banyak korban berjatuhan, massa semakin marah, demo semakin besar,_ dan akhirnya, *Mubarak pun tumbang!*
Di Suriah, muncul aksi demo di *Daraa* (Maret 2011), sebuah kota kecil di dekat perbatasan *Yordania.*
Kisah yang disebar melalui medsos & media mainstream: _ada anak muda yang tewas disiksa polisi karena membuat grafiti._
Dalam aksi demo itu, _ada *sniper* yang menembak, jatuh korban, baik di pihak massa maupun aparat keamanan._
Versi media mainstream: _“Demo di Daraa memicu aksi protes di berbagai kota lainnya dan dihadapi dengan kekerasan oleh rezim Assad. Dan karena itulah rakyat pun angkat senjata untuk membalas.”_
Tentu saja awalnya, media mainstream ( *CNN, BBC, Aljazeera* dkk ) _TIDAK menyebutkan bahwa yang *angkat senjata sebenarnya* adalah milisi-milisi *Ikhwanul Muslimin, Hizbuttahrir,* dan *Al Qaida*_ ( tahun 2013, ISIS dideklarasikan ).
Menurut Irjen Pol. Drs. *Suntana,* M.Si. ( Wakabaintelkam Polri ) _yang pernah ke Suriah,_ di awal-awal masa demo itu _banyak sekali polisi Suriah yang *tewas* karena mereka *dilarang untuk melawan,* akibatnya malah mereka yang diserang massa atau sniper._ [ beliau cerita di acara _Bedah Buku Prahara Suriah di PP Muhammadiyah, 18 Jan 2019_ ]
Cerita Irjen Suntana _persis seperti yang pernah saya tulis di berbagai artikel_ dan di buku *Prahara Suriah* (2013) berdasarkan penelusuran berbagai berita non-mainstream.
Awalnya pemerintah Suriah memang terlalu kalem, _demo-demo dibiarkan, polisi dilarang menembak,_ bahkan tahanan politik ( *IM, HT, Al Qaida dan FPI* nya sono ) *dibebaskan* demi _‘mengambil hati’_ para demonstran.
Bukannya melunak, _mereka malah semakin garang,_ dan _perang Suriah pun berlangsung hingga *8* tahun!_
Sampai saat ini, para teroris (atau _“mujahidin”,_ menurut mereka sendiri) masih bercokol di *Idlib,* sisa-sisa *ISIS* asal *Indonesia* pun masih ada di beberapa lokasi.
Benang merah aksi demo di Timteng dan Indonesia (dalam kasus pilpres) ada *4:*
1. _Isu ekonomi dipakai untuk membangkitkan kemarahan massa._
2. Isu orang yang _“tewas dibunuh rezim”_ *diblow-up* besar-besaran melalu medsos.
3. _Ada negara adidaya yang berperan di balik layar_ [2], _istilah di Indonesia: ada *‘bohir’*-nya._
4. Pelaku demo baik di *Tunisia, Mesir,* maupun *Suriah,* banyak orang *IM* dan *HT* (di Suriah, mereka bahkan angkat senjata).
Baik *IM* maupun *HT* _punya cabang di *Indonesia,* dan bisa anda perhatikan, merekalah yang *sangat militan menyebarluaskan isu/fitnah* dan *HOAX* tentang kesulitan ekonomi_ ( Indonesia yang katanya dijajah China ) dan isu _“orang dibunuh rezim”_ ( petugas KPPS yang gugur dalam menjalankan tugas ).
Bahkan akhir-akhir ini mereka menyebarluaskan narasi yang sangat berbahaya: _emak-emak disuruh menimbun bahan pangan dan menarik uang di bank!_
*Mengapa sangat berbahaya?!*
Bila rakyat berhasil dibuat panik, *terjadi rush,* _bank-bank tumbang, sembako mahal dan langka,_ mereka akan mudah *diprovokasi* untuk turun ke jalan.
Di saat yang sama, _sel-sel tidur sudah siap meledakkan bom di mana-mana._
Apa yang akan terjadi selanjutnya?!
Hal serupa juga terjadi disini, _mereka memanfaatkan isu *SARA* serta *adu domba* yang dilakukan *FPI* pada kasus mahasiswa asal Papua di Makassar dan Surabaya dan *SUKSES!*_
Terbukti dengan mudahnya *aksi balasan* yang dilakukan masyarakat Papua yang berada di Manokwari.
_*Syekh Al Buthy* sebelum beliau gugur syahid_ (dibom oleh “jihadis”, tak lama setelah *Yusuf Qardhawi,* ulama IM, memberikan fatwa di *Aljazeera,* bahwa wajib *membunuh siapa saja* yang bekerja sama dengan pemerintah Suriah), _menasehati para demonstran Suriah:_
“Wahai umat, jangan sekali-kali _membuka pintu kemudian kalian memasuki sebuah lorong yang TIDAK kalian ketahui kemana akhirnya;_ *jangan pernah membuka pintu menuju kehancuran;* dimana satu langkah kalian ayunkan akan diikuti oleh langkah lain yang makin membuat kalian HANCUR.” [3]
Yang beliau maksudkan, *segera terbukti kebenarannya!*
Para demonstran Suriah, _mengira sedang berjuang namun akhirnya membuka pintu kepada para *‘penunggang’* dan negeri mereka pun dilanda perang bertahun-tahun._
Dalam ceramahnya yang lain, beliau berkata, _“Ketika *pintu fitnah dibuka,* hanya *orang pintar yang tahu* ketika awal pintu itu dibuka, sedangkan *orang bodoh baru mengetahuinya* setelah semua hancur.”_
*Mari jadi orang pintar!*
_Mulai bergerak, nasehati kalangan terdekat untuk *jangan coba-coba membuka pintu yang akan membawa kita pada kehancuran.* Di grup-grup WA dan medsos, *lawan narasi mereka!*_
*Ingatlah!*
_Negeri ini ibarat kapal, jika tenggelam, semua penumpangnya akan ikut tenggelam!
NEWS.IniOk.com
No comments:
Post a Comment