[Art 1]
KLB DEMOKRAT PETAKA CIKEAS
THE KILLING FIELDS terhadap rakyat Indonesia selama era SBY sungguh sangat mengerikan dilakukan koruptor dan mafia. Bahkan lebih kejam dari masa ORBA.
Sendi kehidupan berbangsa tersayat sayat.
Diperparah membiarkan gerombolan mabok agama tumbuh subur.
Mulai dari gelapnya Century 6,7 T, terkuaknya BPJS 20 T, terrampoknya Jiwasraya 13,7T, kongkalikong ASABRI 23,7T, sarang mafia Pelindo 6T, mengisap Bansos 5,9 T, pencurian E KTP 2,3 T, pemerasan Hambalang 3T, penipuan ala PETRAL merupakan sederatan kasus korupsi yg terbongkar di era Jokowi.
Satu per satu kasus ini menyerempet Cikeas yg memang dibutuhkan kekuatan mental yg tangguh utk mengungkapkan.
Kegelisahan Cikeas mulai tampak ketika AHY melemparkan isu kudeta sementara SBY merasa tak ada keadilan. Gerakan AHY dg Demokratnya ternyata berbalik dimana para pendiri dan pentolan terusik akibat dituduh.
Muncul KLB, AHY panik dg datang ke Kemenkumham. Ternyata dia semakin dalam terpuruk. AHY diduga telah melakukan pemalsuan akta pendirian Partai Demokrat. Kenapa...???
Sewaktu demo UU Omnibus Law Cipta Kerja dgn sombongnya AHY memantau dari ruang komandonya. Ternyata demo tsb sangat mudah dipatahkan karena yg demo adalah masa liar bahkan bandit KAMI terciduk.
Salah satunya adalah Partai Demokrat merupakan tameng yg kuat serta sah secara hukum. Selain tersebar ke seantero dari Aceh hingga Papua juga amat mudah utk dikoordinasikan dan dikonsolidasikan ketika dapat tekan politik dan hukum terkait indikasi korupsi utk melakukan perlawanan pada pemerintah baik terang terangan maupun secara sembunyi. Hal ini sangat logis.
Maka ketika KLB DEMOKRAT di Deli Serdang Sumut menunjuk Moeldoko jadi KETUM Partai Demokrat maka taring dan kuku Cikeas mulai rontok.
KLB DEMOKRAT solusi buka ruang guna mengungkapkan "The Killing Fields" yg dilakukan tokoh koruptor dan mafia selama 10 tahun di era SBY.
#BravoMoeldoko
===================
[Art 2]
MEMATAHKAN ARGUMENTASI BAMBANG KUASA HUKUM AHY
Oleh: Saiful Huda Ems.
Pernyataan Bambang Widjojanto itu ngawur, sembarangan ! Tak ada brutalisme demokrasi itu Mbang, selain yang dilakukan oleh SBY sendiri. Jika anda mau mengelak, ini saya bacakan AD/ART Partai Demokrat AHY Tahun 2020, dan pikirkan bagaimana SBY memantapkan dirinya sebagai diktator yang tak terbantahkan !
Dalam Bab II Struktur Organisasi Tingkat Pusat, Pasal 9 Kewenangan dan Kewajiban Majelis Tinggi Partai: (1) Kewenangan Majelis Tinggi Partai: a. Memimilih, menetapkan dan memberhentikan Ketua Dewan Pertimbangan Partai dan Ketua Dewan Kehormatan Partai. b. Memilih, menetapkan dan memberhentikan Ketua, Wakil Ketua dan Hakim-hakim Mahkamah Partai. Dst. (2). b. Menyusun rancangan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai yang akan diajukan dan ditetapkan dalam Kongres atau Kongres Luar Biasa.
Jadi jelas semuanya, pernyataan Kuasa Hukum Partai Demokrat versi AHY dan SBY sebagaimana yang disampaikan oleh Bambang Widjojanto itu sangatlah mengada-ada, dia sepertinya mau menyerang istana, namun ternyata tanpa ia sadari malah menyerang SBY dan AHY. Dan jelas pula, seperti yang saya katakan sebelum adanya KLB di Deli Serdang itu, Bambang tak lain hanyalah mantan kaki tangan SBY yang ditugaskan di KPK di masa SBY menjadi Presiden, dan diperuntukkan untuk "menghabisi" lawan-lawan politik SBY ! Jika dahulu Rezim Soeharto melabeli musuh-musuh politiknya dengan sebutan PKI, maka SBY menghabisi lawan-lawan politiknya dengan sebutan koruptor. Namun celakanya mereka yang dikoruptorkan itu banyak yang memberi kesaksian di pengadilan bahwa Cikeas telah terlibat ! Nah...(SHE).
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan politisi.
==================
[Art 3]
*PERKAWINAN GURITA CIKEAS*
*DGN GURITA CENDANA:*
1. Tepat pada hari HAM, 10 Des, George Aditjondro, Tokoh Reformasi, Sosiolog dan Mentor Politik telah meninggal Dunia di Palu Sulteng.
2. Meninggalnya George Junus Aditjondro ini Sontak memantik kembali ingatan Publik akan buku Fenomenal beliau.
3. Buku berjudul “Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Kasus Bank Century" yang lahir dari Investigasi mendalam dan mencengangkan pembacanya.
4. Buku “Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Kasus Bank Century” tahun 2009 ini secara Gamblang membahas 4 Yayasan yang didirikan oleh Cikeas.
5. (a) Yayasan Puri Cikeas (b) Yayasan Kepedulian dan Kesetiakawanan (c) Majelis Dzikir SBY Nurussalam (d) Yayasan Mutumanikan Nusantara.
6. Menurut data yang ditemukan George Aditjondro, keempat Yayasan itu dijadikan sebagai tempat Pengumpulan Dana Rente .
7. Pengumpulan Dana-dana Rente untuk kepentingan Politik Cikeas yg dihimpun dari Pengusaha Hitam.
8. George Aditjondro tunjukkan melalui pengaturan Yayasan yang seolah-olah Nirlaba, dana yang dikumpul melalui Rente Sektor Migas.
9. Dana yang dikumpulkan dari Tambang, sampai dengan Dana Talangan Century dikumpulkan dalam Yayasan ini.
10. Sosok Penting yg bertugas mengumpulkan Dana ini adalah Mohammad Riza Chalid, Toni Romdoni.
11. MRC yang kemudian menyalurkannya pada orang dekat SBY seperti Purnomo Yusgiantoro, Hatta Rajasa dan Sudi Silalahi.
12. Sosok Penting Cikeas ini, MRC ternyata juga sosok penting bagi Jaringan Cendana ketika Orde Baru masih Berkuasa.
13. Pada masa Orde Baru, Riza Chalid dikenal Dekat dengan Bambang Trihatmodjo putra Soeharto.
14. Selama bertahun-tahun MRC mengendalikan PETRAL, anak usaha PT Pertamina.
15. Setelah Cendana berakhir, dengan Cerdik Riza Chalid beralih ke Cikeas dan Bangun Kemitraan dengan Hatta Rajasa.
16. George Aditjondro menyebutkan Riza Chalid membayar Premi kepada Keluarga Cikeas Sebesar 50 sen dollar per Barrel Minyak.
17. Hal yang membuat Direktur Pertamina saat itu, Karen Agustiawan Gerah dan akhirnya Mundur dari Jabatannya.
18. Pada masa Cikeas ini, nama Riza Chalid bahkan Tidak berani disebut Secara Terbuka.
19. Banyak Orang yg hanya menyebutnya Tuan " R ".
20. Setelah SBY selesai menjalani masa Presiden kedua pada tahun 2014, Riza Chalid Berafiliasi mendukung Prabowo - Hatta Radjasa.
21. Pada saat Pemilu Presiden, Riza Chalid ikut mendanai Obor Rakyat yg menjadi Corong untuk menyerang Jokowi dengan Isu SARA.
23. Namun Alam berkehendak lain, pasangan Prabowo - Hatta Radjasa kalah dari pasangan Jokowi - Jusuf Kalla.
24. Naiknya Jokowi Timbulkan masalah bagi Riza Chalid dan Gurita Cikeas, banyak kebijakan yang dibuat Jokowi buat Gurita Cikeas terpotong.
25. Salah satunya bubarkan Petral yang disinyalir jadi Tempat Sarang Mafia Migas yang dikomandoi MRC yang juga Anak emas SBY.
26. Sebuah kebijakan yang sontak membuat SBY Kebakaran Jenggot dan marah-marah Nggak Jelas.
27. Sadar bahwa Jokowi Tidak bisa dilawan, Riza Chalid berusaha merapat kepada Jokowi melalui Setya Novanto.
28. Namun Gerak-geriknya sudah tercium oleh Jokowi, sehingga dengan segera dipotong dan Gagal merapat pada Kekuasaan.
29. Marah akan situasi yang tidak menguntungkan, MRC Kabur meninggalkan Tanah air dan bersama Jaringan Cikeas ambil Kesimpulan Jokowi harus di Singkirkan.
30. Riza Chalid dan Gurita Cikeas dengan sabar memantau perkembangan Politik di Tanah air menunggu momen yang Tepat.
31. Momen yang ditunggu-tunggu akhirnya tersedia ketika perhelatan Pilkada DKI dimulai.
32. MRC lihat ada Peluang Cendana dan Cikeas disatukan dengan manfaatkan Sentimen Anti Ahok untuk Jatuhkan Jokowi.
33. Peluang ini semakin besar, karena Cikeas semakin tersudutkan karena jejak masa lalu mulai dari Hambalang sampai Century mulai Terkuak.
34. KPK sudah mulai panggil Ibas, si Putra Mahkota nomer dua dan ini bisa melahirkan Malapetaka bagi Cikeas.
35. Satu-satunya jalan adalah mengamankan Politik. Inilah sebabnya Agus harus Menang.
36. Karena kemenangan itu adalah cara mengamankan Jejak Masa Lalu.
37. Riza Chalid dan Tommy Soeharto kemudian meyusun Rencana untuk menjalankan aksi mereka dengan menggunakan Firza Husein.
38. Firza Husein Ketua Yayasan Solidaritas Cendana, yang merupakan bagian dari Gurita Cikeas.
39. Firza Husein Bertugas garap/ memanfaatkan Habib Rizieq dengan Perintah kuasai DPR dan MPR dan Jatuhkan Jokowi.
40. Menyadari Gerakan seperti ini membutuhkan Dana, maka Gurita Cendana dan Gurita Cikeas mulai kumpulkan Dana disalurkan ke Firza Husein.
41. Sebuah hal yang tidak sulit untuk dilakukan oleh Riza Chalid, Cendana maupun Cikeas mengingat Kekayaan mereka Jelas Tidak Terbatas.
42. Karena dulu dalam kurun waktu 2 (dua) tahun saja berhasil mengumpulkan 250 Triliun.
43. Jumlah yang sangat Fantastis, yang banyak mengalir kemana mana. Lihat saja Kekayaan Agus Yudhoyono.
44. Baru pangkat Mayor, Agus Yudhoyono Tercatat Memiliki Kekayaan 15, 2 Milyar dan 511.332 dollar AS.
45. Riza Chalid melalui Firza Husein yang kemudian memanfaatkan Habib Rizieq lalu melakukan Serangan Terencana.
46. Dengan hanya satu tujuan yakni Ahok harus Tumbang dan sasaran utamanya Presien Jokowi di Lengserkan.
47. Kita bisa liat, kekuatan Cendana mengalirkan dana ke Firza Husein, sementara Cikeas mengalirkan dana melalui banyak pihak.
48. Mulai dari Majelis Dzikir, tim Bentukan Andi Arief, jaringan Cikeas yang masih terdapat di Birokrasi Pemerintahan dan TNI.
49. Bahkan Dana juga mengalir melalui H. Gde Sardjana suami Sylviana Murni ( Cawagub Agus ) yang membiayai Rizal Kobar.
50. Rizal Kobar dan adiknya akhirnya dipanggil Polisi atas dugaan Permufakatan jahat untuk Makar bersama Sri Bintang, dkk.
51. Siapa yang siap mendanai Cikeas dan Cendana ? Siapa lagi kalau bukan Riza Chalid.
52. Tangannya sudah Terlanjur berminyak untuk Jatuhkan Jokowi. Uang sudah Tersedia tinggal digunakan siapapun yang ingin Jatuhkan Jokowi.
53. Mafia minyak, Gurita Cikeas, Cendana dan Habib Rizieq sungguh perpaduan yang menarik.
54. Sayang, George Junus Aditjondro sudah meninggalkan kita. Kalau tidak dia Pasti menulis kisah yg lebih Dahsyat. Selamat Jalan Pak George.
Julianti Hilman: Sekilas ulasan di atas
Tentang Colaburasi Gurita Cendana dengan Gurita Cikeas beritanya sudah kemana-mana dan Ulasan detailnya baru pagi ini yang kami terima lebih runtut. Termasuk keterlibatan Hatta Rajasa, bukti kuat begitu Pilpress kalah dia langsung menghilang dari Percaturan Politik di tanah Air ( ada apa ? )
Gurita Cikeas juga menghimpun dana dari Pabrik Baja Terbesar kita yi PT Krakatau Stell, di mana sahamnya di Monopoli Cikeas dengan Harga sangat murah ...
Cikeas tak lebih baik dari Cendana, mereka semua seperti Vampir yang menghisap darah dan persendian Ekonomi Indonesia, bahkan mengontrol Perekonomian Bangsa Indonesia, mereka benar-benar Tidak Suka Pemerintahan yang Syah saat ini semakin kuat, mereka menginginkan Negeri ini tidak stabil agar dengan kekayaan mereka bisa menancapkan Dinasti mereka jilid dua.
Ini yang harus dipahami oleh seluruh masyarakat / Rakyat Indonesia, Pemerintahan yang syah Joko Widodo harus kuat, masyarakat / rakyat harus solid, jangan mau dipecah belah dengan Issue Sara. Radikalisme harus disingkirkan dari Bumi Indonesia, sehingga Pemerintahan ini bisa Concent mengejar ketertinggalan, memperbaiki Infra Strukur yang ada dari Sabang-Merauke, memperbaiki Ahlak, Moralitas Bangsa agar menjadi Bangsa yang berbudi pekerti luhur dengan Bangsa yang siap bercatur di percaturan Dunia di segala bidang Technologi, Ekonomi, Politik dan Budaya yang sejajar dengan Negara maju manapun di Dunia.
Dengan pemahaman, pendewasaan Politik, masyarakat yang semakin dewasa dan matang tidak bisa diadu domba dan dijadikan Kambing Congek kekuatan Gurita Cikeas diatas, bahkan dengan Pemerintahan yang kuat atas dukungan Seluruh Rakyat, NEGARA berhak untuk melakukan TINDAKAN HUKUM untuk menyita aset-aset mereka untuk Negara untuk mensejahterakan Seluruh Rakyat Indonesia dengan melakukan Pembuktian Terbalik.
Semoga hal di atas bisa terwujut seperti yang tertera dalam Ramalan Jayabaya. Saatnya Rakyat Bangkit dari tidur panjang dari Rasa Takut dan Berani untuk bersuara lantang bersatu padu untuk tegaknya Pemerintahan yang Solid, Berwibawa, Bersih dari korupsi dan Concent untuk Pembangunan Negeri Tercinta ini untuk Indonesia Jaya.
*AYOO KITA BERSATU PADU & KITA WUJUDKAN INDONESIA JAYA..✊✊
SALAM DAMAI NKRI KU.🙏💖🇮🇩🇮🇩
Indonesia Maju.
=====================================
Art 4
*POLITICAL BRIEF* (15032021)
*1. Kekuatan realpolitiek oposisi melemah karena eksponen HTI/FPI tidak bisa membangun organisasi alternatif yang cukup solid dan komitmen pendanaan rutin yang semakin sulit didapat.*
*2. Upaya oposisi melakukan perlawanan dilakukan dengan:*
a) ketidakpatuhan sipil terorganisir (organized civil disobedience) terutama pada daerah dengan Pemda yang dikuasai jejaring oposisi,
b) framing isu untuk diskreditkan pemerintah, secara khusus presiden Jkw,
c) ciptakan figur2 publik alternatif.
3. Ketidakpatuhan sipil diorganisir pada isu: SKB 3 Mentri tentang seragam, penolakan program pemerintah pusat seperti vaksin. Ketidakpatuhan dirayakan sebagai kemenangan kecil, namun dukungan publik yang meluas pada kebijakan dan program pemerintah membuat kampanye ketidakpatuhan gagal membesar.
4. Cyber army jejaring HTI/FPI bekerja sama dengan beberapa figur dan organisasi aktif melakukan manajemen isu dengan mengangkat dan framing isu: perpanjangan masa jabatan presiden menjadi 3 periode, dikeluarkannya limbah batu bara dan kelapa sawit dari daftar B3, intervensi PD.
5. Jejaring akar rumput sedang diangkat figur2 baru untuk mengganti mereka yang teridentifikasi sebagai pendukung/simpatisan HTI/FPI. Figur2 ini diskenariokan untuk muncul di 2023 sebagai alternatif yang baru dan bersih.
*6. Timses AB telah menyusun ulang strategi untuk jaga peluang di 2024*.
Strategi yang disusun terdiri dari:
a) counter persepsi hanya pintar berkata tapi tidak bisa kerja,
b) tingkatkan elektabilitas,
c) bangun komunikasi politik dengan berbagai partai.
Target Pemda segera direvisi menjadi rendah agar mudah dicapai dan diframing sebagai kinerja AB.