Latest News

Selengkapnya Diteruskan DI NEWS.TOPSEKALI.COM

Showing posts with label Nasib DKI. Show all posts
Showing posts with label Nasib DKI. Show all posts

Monday, November 4, 2019

Problem Jakarta Itu Salah Pilih Gubernur! Bukan Salah Sistem, Salah Ketik Atau Salah Hitung!


Tahukah kamu, dulu, dengan sistem e-Budgeting, Ahok berhasil menyelamatkan Rp 8,8 triliun anggaran yang diajukan DPRD untuk sosialisasi SK Gubernur DKI. Kasus ini akhirnya menghasilkan sebuah kalimat legendaris “pemahaman nenek lu”. Sistem e-Budgeting Ahok ini akhirnya mendapat penghargaan dari Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) dan dicontoh oleh kota-kota lain.

Sekarang di era Anies, berita-berita di media beberapa hari terakhir ini justru didominasi oleh hebohnya kabar anggaran Rp 5 miliar untuk membayar lima influencer, pengadaan lem aibon senilai Rp 83,8 miliar, pengadaan bolpen senilai Rp 123,8 miliar, hingga kenaikan anggaran Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang sempat melonjak hingga Rp 26 miliar. Jumlah fantastis yang sangat janggal.

Dengan sistem yang sama, Ahok bisa dengan baik menjaga uang rakyat. Lalu kenapa Anies tak bisa? Anies malah tega menyalahkan Ahok untuk menutupi kebusukannya.

Akhirnya saya bisa mengambil kesimpulan. Carut marut problem yang sedang dihadapi Jakarta saat ini bukan akibat salah ketik, salah input, salah tulis, salah lihat, salah hitung, salah Si A, Si B, salah ini itu dan lain sebagainya. Problem Jakarta saat ini cuma ada satu yaitu SALAH PILIH GUBERNUR. Karena akhirnya terbukti dengan sendirinya. Menyalahkan orang lain tak bisa serta merta membenarkan anda. Hal ini justru semakin mengindikasikan bahwa andalah yang tidak bertanggung jawab. Itulah Anies Baswedan. Dan jika ada di antara kalian yang masih membela Anies yang sudah nyata-nyata gabener ini dengan alasan seiman, itu artinya memang ada yang salah dengan caramu beragama. Itulah JKT58.

https://seword.com/politik/problem-jakarta-itu-salah-pilih-gubernur-bukan-3nXELiDp6D

---------------------------------------------
Terbongkar lg anggaran mencengangkan  PEMPROV DKI 2020 - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

1. Sewa Dekorasi Stand - 29 Milyar
2. Sewa Dekorasi & Tempat Pameran - 15 Milyar
3. Bangun Kantor - 23 Milyar
4. Pagelaran Kesenian dan Festival - 22 Milyar
5. Baliho - 10 Milyar
6. Acara di TV - 7,6 Milyar
7. Software Big Data & NLP + Gmaps API Premier - 9,5 Milyar
8. Roadshow ke TIMTENG - 5 Milyar + Buku 5 Milyar total 10 Milyar
9. Event Promo Komunitas & Pameran Wisata - 11 Milyar
10. Festival2 lagi - 8 Milyar
11.  Festival lagi - 9 Milyar

Hajar trus boss.. Kuras duit Jakarta.. Jgn ada sisa, usahakan defisit 😒😒https://news.detik.com/berita/d-4768548/kadis-pariwisata-dan-kebudayaan-dki-mundur-mendadak-mengapa

---------------------------------------

KRIKIL DALAM SEPATU NEGARA BERNAMA ANIES...
Oleh: Saiful Huda Ems.

Anies ini bagi saya merupakan sosok politisi yang sangat pragmatis dan oportunis.
Ia mudah berubah-ubah seperti bunglon dan lidah ucapannya suka mlenceng kesana kemari bagai kadal.
Saya pernah berdebat soal ini dengan teman facebook saya yang kritis, yakni Usi Karundeng sebelum PILKADA DKI Jakarta beberapa tahun lalu. Saya katakan pada Usi beberapa tahun lalu hingga sempat viral di medsos, bahwa Anies itu politisi oportunis. Ketika SBY menjabat sebagai Presiden, Anies kerap menyerang SBY dan Partai Demokratnya, namun ketika Partai Demokrat berencana melakukan Konvensi Capres, Anies ikut mendaftar sebagai salah satu kandidat Capres dari Partai Demokrat.
Lalu setelah Konvensi Capres itu bubar di tengah jalan karena ternyata media dan masyarakat lebih tertarik pada pertarungan figur Jokowi dan Prabowo, Anies tiba-tiba melompat jadi pendukung Jokowi menjelang Pilpres 2014.
Dan ketika Jokowi menang dan Anies jadi menteri, Anies tidak berprestasi lalu dibuang dari posisinya sebagai menteri, lalu bergabunglah Anies dengan Prabowo di Pilpres 2019.

Meski demikian bagi saya itu barulah satu hal dari watak politiknya Anies yang menyimpang, masih ada lagi watak Anies yang menyimpang dan sangat berbahaya, yakni inkonsistensi dan model pemikiran Anies yang sangat rasis.
Bukankah kita semua telah tau, siapa inisiator utama benturan antar ras dan antar pemeluk agama di Indonesia kalau bukan Anies yang dimulai dari kampanye-kampanye provokatifnya di PILKADA DKI beberapa tahun lalu? Bagi yang mengikuti kiprah politik dan pemikiran Anies hanya sejak menjelang PILKADA mungkin hal itu tidak terlalu heran, tetapi saya yang sudah lama mengamati kiprah politik dan pemikiran Anies jauh sebelum PILPRES 2014 dan 2019 sungguh sangat terheran-heran.

Dahulu Anies itu selalu tampil moderat, kata-katanya sejuk mirip salju di pegunungan Alpen Swiss, hingga kalau orang yang hanya melihatnya sekejap Anies sepintas mirip cendekiawan ulung Indonesia alm. Cak Nurcholish Madjid, dimana Anies pernah jadi rektor di Universitas Paramadina yang didirikan alm. Cak Nurcholish Madjid. Tapi entah mengapa sejak dari dulu saya sudah punya firasat, bahwa tabiat Anies itu hanya topeng belaka. Sejarah kemudian membuktikan Anies ternyata rasis dan pernah dengan bangga menyatakan bahwa dialah yang berhasil "menghabisi" pengaruh pemikiran Cak Nur di Paramadina, yang sangat masyhur dengan ide-ide pemikiran plurasisasi agamanya dan segudang ide-ide pemikiran Islam Moderatnya.
Gila !
Firasat saya jadi terbukti, Anies selama ini bertopeng !

Apa yang saya kemukakan di atas itu baru soal bahaya pragmatisme dan oportunismenya Anies, belum lagi menyangkut soal kasus-kasus hukum yang menjeratnya seperti:
kasus yang pernah dilaporkan ke KPK soal gratifikasi yang diterimah Anies dalam penerbitan IMB pulau reklamasi, kasus penyimpangan Pameran Buku Frankfurt (Frankfurt Book Fair) 2015 yang diduga menyelewengkan dana sebesar Rp. 23 miliar, kasus over budgeting guru sebesar Rp. 23 Triliun, kasus Swastanisasi Air Minum Prov. DKI Jakarta dengan kerugian negara sekitar Rp. 1,2 Triliun dll.nya.
Bahkan untuk kasus tersebut sampai KPK telah menyuratinya sebagaimana yang pernah dinyatakan oleh jubir KPK Febri Diansyah.
Kalau kasus-kasus Anies ini benar-benar didalami dan ditindaklanjuti secara serius oleh KPK, saya pastikan Anies akan kena !
Tunggu saja aksi KPK dalam kepemimpinan Firli Bahuri di masa depan...?

Inkonsistensi pemikiran, pragmatisme dan oportunisme politik Anies yang diperberat dengan persoalan kasus-kasus korupsi yang telah membelitnya, tidak bisa lagi dibantah bahwa Anies bukanlah figur politisi yg tdk bermasalah.
Ini bermasalah, sangat bermasalah, dan menjadi super bermasalah ketika Anies diduga banyak memprovokasi orang dan menggunakan dana-dana APBD DKI untuk menyuburkan dan mengembang biakkan ORMAS-ORMAS yang melawan ideologi negara, siapa yang bisa bantah?
Maka jangan heran jika kemudian saya katakan, bahwa Anies tak ubahnya Krikil Dalam Sepatu Negara !
Ia kecil namun sangat mengganggu perjalanan bangsa ini dalam merajut kebhinekaannya !
Ia kecil namun sangat mengganggu perjalanan bangsa ini dalam usaha mewujudkan Indonesia yang adil, sejahtera, makmur, damai sentosa !
Ini negeri Garuda bukan negeri Kadal Gurun, kami tak suka Indonesia terus dibuat gaduh dan dipecah belah !
(SHE).

26 September 2019.

Saiful Huda Ems (SHE).
Advokat dan Penulis.


Friday, July 19, 2019

CERITA TENTANG SIMPANG LINGKAR SEMANGGI DAN INSTALASI GETAH-GETIH



CERITA TENTANG SIMPANG LINGKAR SEMANGGI DAN INSTALASI GETAH-GETIH

Oleh :
Rudi S Kamri

Pernahkah Anda melewati jalan simpang lingkar Semanggi Jakarta ? Jalan itu dibangun oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dengan melingkari jembatan Semanggi untuk mengurai kemacetan lalulintas di seputar jalan Gatot Subroto dan Jalan Sudirman-Thamrin yang telah terjadi puluhan tahun tanpa solusi. Dan dengan cerdik BTP membuat terobosan untuk memberikan solusi dengan membangun jalan yang melingkari jembatan Semanggi tanpa mengurangi keindahan jembatan Semanggi sebagai landmark atau ikon kota Jakarta. Bahkan kehadiran Simpang Lingkar Semanggi terlihat semakin menambah keindahan ikonik penampilan jembatan Semanggi.

Dan lebih keren lagi biaya pembangunan Simpang Lingkar Semanggi tanpa sepeserpun menggunakan dana APBD atau BUMD DKI Jakarta. Dana pembangunan proyek tersebut didapat dari CSR sebuah perusahaan swasta yang mempunyai kaitan kegiatan usaha di Jakarta. Proyek ikonik tersebut akhirnya diresmikan dengan bangga oleh Presiden Jokowi yang didampingi oleh Gubernur Djarot pengganti BTP. Sejarah telah mencatat BTP telah meninggalkan warisan ikonik di Jakarta yang akan bertahan dan dinikmati masyarakat Jakarta pada kurun puluhan tahun ke depan.

Bagaimana dengan seni instalasi bambu karya seniman Jogja Joko Avianto yang diberi nama "Getah-Getih" ? Seni instalasi bambu ini pernah dibanggakan oleh Gubernur Anies Baswedan sebagai karya monumental anak bangsa. Makanya dengan bangga dan penuh aroma kebodohan dia memasang seni instalasi itu di bundaran Hotel Indonesia Jakarta. Pada waktu itu Anies membanggakan bahwa seni instalasi tersebut sebagai karya anak bangsa yang akan menjadi ikon kota Jakarta. Hasilnya ?

Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada seniman pembuatnya, menurut saya seniman kelahiran Jogja tahun 1976 itu telah gagal total menyampaikan pesan kepada publik melalui karyanya. Makna getah-getih yang berarti merah putih terlalu absurd untuk ditampilkan dari bentuk seni instalasi tersebut. Akhirnya publik mempunyai kesan beragam tentang karya seni itu. Ada yang bilang bentuknya seperti orang senggama dalam posisi miring dan banyak yang bilang bilang bentuknya seperti lengkuas raksasa. Dlsb
.
Disamping itu penempatan seni instalasi tersebut menurut saya sangat tidak tepat. Pada saat ditempatkan di bundaran Hotel Indonesia yang merupakan ikon kota megapolitan dan apalagi di bawahnya terdapat stasiun sentral MRT, seni instalasi getah-getih tersebut nampak udik, kumuh dan terasing dari lingkungan sekitarnya. Sehingga penempatan seni instalasi bambu tersebut gagal total menambah keindahan ibukota negara. Mungkin kalau seni instalasi tersebut dipasang di Kebon Binatang Ragunan atau di halaman belakang rumah Anies mungkin lain hal.

Belum lagi anggaran Rp 550 juta yang didapat dari saweran BUMD DKI Jakarta terasa sangat mubazir untuk membuat sebuah karya yang ternyata hanya bertahan 11 bulan. Melalui "getah-getih" Anies telah menunjukkan dengan jelas ketidakmampuan dalam memberikan keindahan ikonik kota Jakarta. Disamping itu dia juga dengan sangat gamblang melakukan pemborosan anggaran yang sangat parah.

Pada saat tadi malam saya melihat pegawai sub dinas kebersihan DKI Jakarta melakukan pembongkaran seni instalasi tersebut kemudian membuang tumpukan bambu yang sudah rusak dan berjamur ke Srengseng, saya melihat seharusnya yang perlu dibongkar dan dibersihkan adalah nalar dan cara berpikir Anies Baswedan. Dia terlalu lama menjadi manusia pongah yang bekerja dan berbuat seenaknya.

Akhirnya membandingkan Simpang Lingkar Semanggi dan seni instalasi "getah-getih" seakan kita dengan jelas bisa membandingkan kualitas nalar dan kapabilitas antara BTP dan Anies. Sesuatu yang pada dasarnya memang tidak sebanding. Jauh..seperti bumi dan langit.

Selamat tinggal "getah-getih",
Terimakasih, karena engkau telah membantu kami menunjukkan dengan jelas betapa salahnya 58% rakyat DKI Jakarta dalam melakukan sebuah pilihan.

Salam SATU Indonesia
18072019

ANIES HARUS DIKIKIS.

Menyimak pidato Jokowi tentang keefisienan pengelolaan negara harusnya sebuah hal biasa, hal itu menjadi luar biasa karena saat ini menemukan yg bisa melakukannya sebuah hal yg langka.

Tahun ini kita melihat masih banyaknya OTT yg dilakukan KPK, anggota DPRD Malang, Medan, yg nyaris tak tersisa digiring ke penjara, Ketua DPRD Riau yg nyerocos enteng saat budget keluyurannya 43 m sampai menguras kas daerah dan depisit. Serta yg fenomenal adalah Gubernur yg mewakili kaum sorban DKI  berprilaku seperti gali. Dia telah menjadikan Ibu Kota bak neraka.

Anies bukan saja tak layak dan jauh dari kata bijak, Gubernur hasil dari hasutan agama dan menyingkirkan manusia emas Ahok ini, skrg Jakarta bak dapat tikus curut yg membuat carut cemarut, didepan mata, dia membuat onggokan bambu dibentuk orang sengggama dgn biaya 550 jt, dia merekrut tim 73 org utk membantunya tanpa hasil kerja, menghilangkan potensi pendapatan APBD dari reklamsi 150-170 triliun yg dirancang Ahok, ini bukan saja tidak effisien, tapi sudah melakukan perampokan dgn kedahsyatan yg keterlaluan. Bacot DPRD nya cuma kiasan, basa basi busuk, karena sudah disumpal budget ngelencer 108m, yg pd zaman Ahok hanya diberi 8m.

Dari inti pidato Pak Jokowi semalam, makin tegas kita harus menumpas musuh-musuh perusak bangsa yg berkeliaran di depan mata, sebuah kewajiban kita memberantasnya karena kalau kita diamkan dan manakala Tuhan menurunkan azabNya, kita juga akan terkena imbasnya, contoh kecil, ketidak becusan mengelola banjir saja, begitu air bah datang, air tidak mendatangi rumah gubernur yg zolim duluan, tapi air akan menggerus rumah warga yg dilewatinya. Ini akibat kita membiarkan manusia berhati binatang petentengan, jalan-jalan ngukur jalan tanpa menghasilkan kerjaan yg bisa dirasakan.

Kita, dan warga Jakarta khususnya, harus segera tanpa membuang waktu menyikat Anies utk tidak terus pringas pringis menghancurkan Jakarta sbg ikon Indonesia. Jangan lagi kita diperdaya dgn bahasa yg membawa-bawa agama seolah mewakili sebuah agama, padahal  isinya semua buaya. INGAT JAKARTA TELAH DIHANCURKAN DGN JUALAN AGAMA YG SALAH JALAN.

JAKARTA HARUS DIKEMBALIKAN KEARAH YG BENAR DGN CARA MENGENYAHKAN MANUSIA SILUMAN YG CENGENGESAN.

#INDONESIAHARUSBERKEADABANUNTUKMASADEPAN

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2585488548141863&id=100000422280327

Saturday, May 4, 2019

Nasip Anies setelah pemilu



Tulisan Erizeli Jely Bandaro

Nasip Anies setelah pemilu
( politik )

Kalau kita baca peta politik paska pemilu 2019, ada enam kekuatan di DKI. Berdasarkan real count Yaitu PDIP: 19,33 persen suara. PKS: 17.55 persen suara, Gerindra: 16.37 persen suara, PAN: 6.42 persen suara, Demokrat: 6.27 persen suara dan PSI: 5.85 persen suara. Dari empat ini ada tiga yang punya kepentingan besar di DKI, yaitu PDIP, PKS dan Gerindra. Kemungkinan akan ada koalisi untuk memperebutkan korsi DKI-2 yang kosong. PDIP jelas tidak mungkin dapat jatah wagub dki. Pilihan hanya dari Gerindra dan PKS. Yang jadi masalah adalah Gerindra sudah ada calon sendiri, yang pasti bukan dari PKS, yaitu kemungkinan kader yang baru masuk, Erwin Aksa. Bagaimanapun Gerindra akan berjuang agar Erwin aksa terpilih. Mengapa ? Karena sudah ada sinyal Gerindra akan menarik dukungannya kepada Anies. Itu sebabnya Anies berharap calon wagub dari PKS, yang mana PKS memang berambisi untuk dapatkan jatah dan Anies sudah disetujui.

Anies berada ditengah pertarungan politik besar di dki. Yang berbahaya adalah Anies bukan kader partai manapun. Dia hanya orang yang ngekos di partai untuk terpilih sebagai gubernur. Ini akan menjadi bulan bulanan partai besar. Deal antar partai besar bisa saja terjadi. Skenario melengserkan Anies dari DKI-1 akan mudah sekali. Mengapa? Gerindra ingin menaikkan kadernya dan PKS juga sama. Sementara jabatan hanya tersedia satu. Nah agar semua kebagian maka jabatwnn DKI-1 juga harus digusur. Gimana caranya menggusur? Saya teringat omongan teman” menjatuhkan Anies itu jauh lebih mudah. Karena dia bukan siapa siapa. Dia hanya ayam kampung diantara ayam Merak. Semua partai sudah menyadari bahwa dia tidak seperti apa yang diomongkannya. Banyak sekali cara untuk menjatuhkan Anies. Dalam politik semua hal bisa saja mungkin, kalau Deal sudah terjadi diantara pimpinan partai.

Apalagi PDIP merasa programnya di era Ahok digusur oleh Anies. Posisi PDIP bersama koalisi sangat signifikan di DKI. Mengusai suara diatas 50%. Tentu PDIP akan menggunakan pertarungan dua kubu PKS dan Gerindra ini agar punya posisi tawar melanjutkan program Jokowi dan Ahok di DKI. Belum lagi, semua partai besar Ingin mendapatkan peluang bagi kadernya menggantikan Jokowi tahun 2024. Keberadaan Anies memang ancaman serius bagi kader partai lainnya. Jadi singkatnya kemungkinan karir Anies memang akan dihabisi sebelum berakhir masa jabatannya. Yang bisa menyelamatkan Anies hanyalah JK. Namun JK jelas lebih mengutamakan Erwin aksa yang ponakannya. Anies emang siapa?

Seandainya Anies jatuh, maka itu mudah ditebak. Itulah nasip anak kos. Anak bedeng. Yang kapanpun bisa disepak kalau engga menguntungkan. Politik memang kejam.




Anies Baswedan, Kecelakaan Sejarah Kepemimpinan DKI Jakarta

 By: Manuel Mawengkang .

Wahai warga Jakarta. Bersedihlah. Merataplah dan menyesallah terhadap apa yang sudah terjadi saat ini.

Pemilihan gubernur sudah lewat. Semua sudah termaktub dalam kitab kehidupan sejarah bangsa ini. Sudah terpilih seorang pemimpin kota, yang benar-benar merusak kota.

Bukannya memperbaiki kota ini, malah merusak dan menghancurkan tatanan yang sudah baik. Sekarang, seorang gubernur yang sudah terpilih 2 tahun lalu, menjadi kecelakaan sejarah bagi kepemimpinan DKI Jakarta. Apa-apa saja yang ia lakukan?

Kalau kata orang India, Anies ini adalah bevakooph atau dalam bahasa aslinya बेवकूफ. Orang ini adalah pemimpin yang bodoh.

Dia tidak bisa memimpin, tapi haus dengan kekuasaan.

Dendamnya membuat dirinya ingin melampaui musuh besarnya. Basuki Tjahaja Purnama.

Sosok Anies ini tidak bisa diam melihat apa yang menjadi kelebihan orang. Ia senantiasa iri kepada siapapun yang mencoba menghalang-halanginya. Padahal tidak ada yang menghalanginya.

Manusia ini adalah sampah politik dalam sejarah peradaban manusia. Di dalam dirinya, tidak pernah ada rasa bersalah. Tidak pernah ada rasa self reflection. Semua harus melayani dirinya. Ia merasa semua orang harus melayani dirinya.

Bahkan ketika Jakarta banjir, dia bukan melihat kepada dirinya dengan TGUPP yang tidak terbatas “bodohnya” itu. Melainkan ia melihat dan mempersalahkan Bogor dan sampah. Anies adalah noda hitam sejarah kepemimpinan DKI Jakarta.

Bayangkan saja, dia bisa-bisanya mengatakan sampah yang ada di Sungai dan mampet itu, bukan sampah yang dihasilkan oleh warga Jakarta. Hanya sampah yang bisa mengenali sampah.

Setelah dia berhasil menumbangkan Ahok dengan isu SARA, sekarang Anies sedang mengincar kepala Ridwan Kamil yang merupakan gubernur Jawa Barat. Ridwan Kamil diserang habis-habisan kali ini oleh si manusia produk gagal sejarah ini.

Dia adalah sampah politik bangsa Indonesia. Apa yang dikerjakannya, selalu membawa petaka bagi rakyat, yang memilihnya bahkan.

Rakyat yang memilihnya berasal dari kalangan menengah dan menengah ke bawah. Baik secara pendidikan maupun secara ekonomi.

Mereka mudah dikibuli dan dikerjain oleh manusia bergelar Ph. D. yang didapatkan dari Amerika itu. Benar-benar mentalitas penguasa ada di dalam diri Anies. Dia ketika kampanye, menjual kebodohan dan menjual janji-janji palsu.

Kita tidak usah bicara jauh-jauh mengenai kebodohannya. Tapi mari kita lihat bagaimana cara manusia ini mengurus banjir. Bayangkan saja. Banjir bukan datang dari hujan yang tumpah di atas Jakarta. Banjir datang karena kiriman.

Selama ini Anies berkoar-koar mengenai naturalisasi kali. Tapi ketika bicara mulutnya tidak sampai kepada aplikasi, di sana dia bisa dipandang sebagai produk gagal dari sejarah bangsa ini. Anies adalah produk gagal kepemimpinan DKI Jakarta.

Kepemimpinan tidak akan bisa berjalan hanya dengan moncong bibirnya. Kepemimpinan bisa terjadi, jika ada niat dan kuasa untuk melakukan perbaikan itu.

Contoh saja Ahok. Dia hanya dalam waktu kurang dari 3 tahun kepemimpinan di DKI Jakarta bersama Djarot Saiful Hidayat, bisa menyelesaikan banyak permasalahan.

Semuanya tergantung niat. Maka sekali lagi, izinkan penulis untuk berbelasungkawa kepada warga Jakarta. Warga yang sudah memilih Anies, kecelakaan sejarah kepemimpinan DKI Jakarta sebagia pemimpin kalian.

Pada esensinya, Anies itu adalah manusia yang tidak bisa bekerja. Apa yang ia katakan, hanya mentok di sana.

Tidak ada hal baik sedikitpun dari Anies, mengenai kepemimpinan di DKI Jakarta. Seorang pemimpin seyogyanya memiliki sifat reflektif. Tapi orang ini, sampah politik SARA DKI ini, menjadi sosok yang menyalah-nyalahkan orang lain.

Bayangkan saja, Ridwan Kamil bisa disalahkan karena mengirimkan hujan dari Bogor. Yang kirimkan hujan dari Bogor itu Tuhan. Bukan Ridwan. Kalau Tuhan kirimkan, ya artinya ada pelajaran yang bisa didapatkan.

Baru saja Anies berkoar-koar mengenai banjir kiriman dari Bogor, Tuhan langsung malam ini, kabarnya mencurahkan hujan di atas langit Jakarta dengan deras. Penulis mendapatkan kabar dari saudara di Jakarta, bahwa sebentar lagi Jakarta akan tenggelam.

Di mana koar AA Gym sekarang?

Solusinya apa? Rahasia? Anies masih merahasiakan solusi banjir, ketika sudah ada ratusan, bahkan ribuan korban yang mengungsi? Anies masih merahasiakan solusi banjir, ketika sudah ada korban jiwa karena banjir? Memang benar-benar Anies ini sampah politik bagi kepemimpinan di DKI Jakarta.

Selamat ya warga Jakarta. Izinkan saya untuk…

menertawakan kalian. Hahahahaha!

Begitulah sampah-sampah.

#JokowiLagi














Tags

Analisis Politik (275) Joko Widodo (150) Politik (106) Politik Baik (64) Berita Terkini (59) Jokowi (58) Pembangunan Jokowi (54) Lintas Agama (31) Renungan Politik (31) Perang Politik (29) Berita (27) Ekonomi (25) Anti Radikalisme (24) Pilpres 2019 (23) Jokowi Membangun (22) Perangi Radikalisme (22) Pembangunan Indonesia (21) Surat Terbuka (20) Partai Politik (19) Presiden Jokowi (19) Lawan Covid-19 (18) Politik Luar Negeri (18) Bravo Jokowi (17) Ahok BTP (14) Debat Politik (14) Radikalisme (13) Toleransi Agama (12) Caleg Melineal (11) Menteri Sri Mulyani (11) Perangi Korupsi (11) Berita Hoax (10) Berita Nasional (9) Education (9) Janji Jokowi (9) Keberhasilan Jokowi (9) Kepemimpinan (9) Politik Kebohongan (9) Tokoh Dunia (9) Denny Siregar (8) Hidup Jokowi (8) Anti Korupsi (7) Jokowi Hebat (7) Renungan (7) Sejarah Penting (7) Selingan (7) imlek (7) Ahok (6) Health (6) Perangi Mafia (6) Politik Dalam Negeri (6) Gubernur DKI (5) Jokowi Pemberani (5) KPK (5) Khilafah Makar (5) Kisah Nyata (5) Lawan Radikalisme (5) NKRI Harga Mati (5) Negara Hukum (5) Partai PSI (5) Pengamalan Pancasila (5) Pilkada (5) Refleksi Politik (5) Teknologi (5) hmki (5) kota tangsel (5) natal (5) pengurus (5) peresmian (5) relawan (5) Anti Teroris (4) Bahaya Khalifah (4) Berita Baru (4) Dugaan Korupsi (4) Indonesia Maju (4) Inspirasi (4) Kebudayaan Indonesia (4) Lagu Jokowi (4) Mahfud MD (4) Menteri Pilihan (4) Pancasila (4) Pendidikan (4) Pileg 2019 (4) Politik Identitas (4) Sejarah (4) Tokoh Masyarakat (4) Tokoh Nasional (4) Vaksin Covid (4) Adian Napitupulu (3) Adudomba Umat (3) Akal Sehat (3) Analisa Debat (3) Artikel Penting (3) Atikel Menarik (3) Biologi (3) Brantas Korupsi (3) Breaking News (3) Covid-19 (3) Demokrasi (3) Dewi Tanjung (3) Hukum Karma (3) Karisma Jokowi (3) Kelebihan Presiden (3) Kesaksian (3) King Of Infrastructur (3) Lagu Hiburan (3) Makar Politik (3) Melawan Radikalisme (3) Musibah Banjir (3) Nasib DKI (3) Nasihat Canggih (3) Negara Maju (3) Negara Makmur (3) Nikita Mirzani (3) PKN (3) Pembubaran Organisasi (3) Pemilu (3) Pendidikan Nasional (3) Pendukung Jokowi (3) Penegakan Hukum (3) Poleksos (3) Politik Adudomba (3) Rekayasa Kerusuhan (3) Rencana Busuk (3) Revisi UUKPK (3) Sederhana (3) Tanggung Jawab (3) Testimoni (3) Tokoh Revolusi (3) Waspada Selalu (3) barongsai (3) jakarta (3) Ada Perubahan (2) Agenda Politik (2) Akal Kebalik (2) Akal Miring (2) Anggaran Pemprov (2) Antusias Warga (2) Arsitektur Komputer (2) Basmi Mafia (2) Basmi Radikalisme (2) Beda Partai (2) Berita Internasional (2) Budiman PDIP (2) Capres Cawapres (2) Cinta Tanah Air (2) Dasar Negara (2) Denny JA (2) Erick Thohir (2) Etika Menulis (2) Filsafat (2) Fisika (2) Free Port (2) Gerakan Budaya (2) Gereja (2) Himbauan (2) Information System (2) Isu Sara (2) Jaga Presiden Jokowi (2) Jalan Toll (2) Jenderal Pendukung (2) Jihat Politik (2) Jokowi Commuter (2) Jokowi Guru (2) Jokowi Motion (2) Kabinet II Jokowi (2) Kasus Hukum (2) Kasus Korupsi (2) Kehebatan Jokowi (2) Kemajuan Indonesia (2) Kemanusiaan (2) Kerusuhan Mei (2) Komputer (2) Komunikasi (2) Kriminalisasi Ulama (2) Langkah DPRD-DPR (2) Lawam Penghianat Bangsa (2) Lawan Fitnah (2) Mafia Indonesia (2) Media Sosial (2) Menteri Susi (2) Merakyat (2) Miras (2) Motivasi (2) Nilai Rupiah (2) Olah Raga (2) Opini (2) Pembangunan Pasar (2) Pemimpin Pemberani (2) Pengadilan (2) Pengatur Strategi (2) Penjelasan TGB (2) Penyebar Hoax (2) Perangi Terroriis (2) Pidato Jokowi (2) Political Brief (2) Politik ORBA (2) Program Jokowi (2) Raja Hutang (2) Relawan Jokowi (2) Ruang Kesehatan (2) Sampah DKI (2) Selengkapnya (2) Sertifikat Tanah (2) Simpatisan Jokowi (2) Suka Duka (2) Sumber Kekuasaan (2) Survey Politik (2) Tegakkan NKRI (2) Tenaga Kerja (2) Tirta Memarahi DPR (2) Toll Udara (2) Transparan (2) Ucapan Selamat (2) Ulasan Permadi (2) Ultah Jokowi (2) Undang Undang (2) amandemen (2) jokowi 3p (2) jokpro (2) news (2) perjuangkan (2) Adek Mahasiswa (1) Aksi Gejayan (1) Aksi Makar (1) Alamiah Dasar (1) Ancaman Demokrasi (1) Andre Vincent Wenas (1) Anggarana Desa (1) Anies Dicopot (1) Ansor Banten (1) Antek HTI (1) Anti Cina (1) Anti Terrorris (1) Anti Vaksin (1) Anti Virus (1) Arti Corona (1) Aset BUMN (1) Atheis (1) BIN (1) BTP (1) Bahasa Indonesia (1) Bahaya Isis (1) Bangkitkan Nasionalisme (1) Bangsa China (1) Bank Data (1) Bantu Dishare (1) Basuki Tjahaya Purnama (1) Bawah Sadar (1) Bencana Alam (1) Berani Karena Jujur (1) Berani Melapor (1) Binekatunggal Ika (1) Bintang Mahaputera (1) Bisnis (1) Bongkar Gabeneer (1) Bravo Polri (1) Bravo TNI (1) Budiman Sujatmiko (1) Bumikan Pancasila (1) Bunuh Diri (1) Busana (1) Buya Syafii Maarif (1) Calon Menteri (1) Cari Panggung Politik (1) Cctvi Pantau (1) Cendekia (1) Croc Brain (1) Cudu Nabi Muhammad (1) Cybers Bots (1) Daftar Tokoh (1) Dagang Sapi (1) Danau Toba (1) Data Base (1) Demo Bingung (1) Demo Gagal (1) Demo Mahasiswa (1) Demo Nanonano (1) Demokrasi Indonesia (1) Deretan Jenderal (1) Dewan Keamanan PBB (1) Digital Divelovement (1) Dosa Kolektif (1) Dubes Indonesia (1) Ekologi (1) Extrimis (1) FBR Jokowi (1) Faham Khilafah (1) Filistinisme (1) Filosofi Jawa (1) Fund Manager (1) G30S/PKI (1) GPS Tiongkok (1) Gagal Faham (1) Gaji Direksi (1) Gaji Komisaris (1) Gaya Baru (1) Gelagat Mafia (1) Geografi (1) Gerakan (1) Gerakan Bawah Tanah (1) Gibran (1) Grace Natalie (1) Gubernur Jateng (1) Gus Nuril (1) Gusti Ora Sare (1) HTI Penunggang (1) Hadiah Tahun Baru (1) Hari Musik Nasional (1) Hiburan (1) Hukuman Mati (1) Hypnowriting (1) Identitas Nusantara (1) Illegal Bisnis (1) Ilmu Pengetahuan (1) Ilusi Identitas (1) Imperialisme Arab (1) Indonesia Berduka (1) Indonesia Damai (1) Indonesia Hebat (1) Injil Minang (1) Intermezzo (1) Internet (1) Intoleransi (1) Investor Asing (1) Islam Nusangtara (1) Istana Bogor (1) Isu Agama (1) Isu Politik (1) J Marsello Ginting (1) Jadi Menteri (1) Jalur Gaza (1) Jangan Surahkan Indonesia (1) Jembatan Udara (1) Jenderal Moeldoko (1) Jenderal Team Jkw (1) Jilid Milenial (1) Jiplak (1) Jokowi 3 Periode (1) Jokowi Peduli (1) Jualan Agama (1) Jurus Pemerintah (1) Jusuf Kalla (1) Kadrun (1) Kambing Hitam (1) Kampus Terpapar Radikalisme (1) Kasus BUMN (1) Kasus Keluarga (1) Kebusukan Hati (1) Kecelakaan (1) Kehilangan Tuhan (1) Kehilangan WNI (1) Kekuasaan (1) Kekuatan China (1) Kemengan Jokowi (1) Kena Efisensi (1) Kepribadian (1) Keputusan Pemerintah (1) Kerusuhan 22 Mei (1) Kesaksian Politikus (1) Keseahatan (1) Ketum PSI (1) Kitab Suci (1) Kode Etik (1) Komnas HAM (1) Komunis (1) Konglomerat Pendukung (1) Kopi (1) Kota Bunga (1) Kota Misteri (1) Kota Modern (1) Kota Zek (1) Kredit Macet (1) Kuliah Uamum (1) Kunjungan Jokowi (1) Kurang Etis (1) LPAI (1) Lagu Utk Jokowi (1) Lahan Basah (1) Larangan Berkampanye (1) Larangan Pakaian (1) Lawan Rasa Takut (1) Leadership (1) Legaci Jokowi (1) Lindungi Jokowi (1) Lintas Dinamika (1) Luar Biasa (1) MPG (1) Mabok Agama (1) Mafia Ekonomi (1) Mafia Tanah (1) Mahakarya (1) Mahkamah Agung (1) Manfaat Vaksin (1) Mari Tertawa (1) Masa Kampanye (1) Masalah BUMN (1) Matematika (1) Membunuh Sains (1) Mempengaruhi Musuh (1) Mempengaruhi Orang (1) Mendisplinkan Siswa (1) Mengharukan (1) Menghasut Pemerintah (1) Menghina Lambang Negara (1) Mengulas Fakta (1) Menjaga Indonesia (1) Menjaga Jokowi (1) Menjelang Pemilu (1) Menjlang Pelantikan (1) Menko Polhukam (1) Menteri (1) Menteri Agama (1) Menteri Sosial (1) Menydihkan (1) Mesin Pembantai (1) Minuman Keras (1) Model Tulisan (1) Muhamad Ginting (1) Mumanistik (1) Muslim Prancis (1) Musu RI (1) Musuh Dlm Selimut (1) Obat Tradisional (1) Oligarki (1) Omnibus Law (1) Oramas Terlarang (1) Orang Baik (1) Orang Beragama (1) Orang Bodoh (1) Orang Kaya (1) Ormas Islam (1) Otak Kebalik (1) Overdosis Haram (1) PHK dan Buruh (1) Palestina (1) Panduan (1) Pantau Jakarta (1) Para Makar (1) Parawisata (1) Partai Baru (1) Partai Komunis (1) Pasar Murah (1) Pelarian (1) Pembayaran Utang Negara (1) Pembela Rakyat (1) Pembumian Pancasila (1) Pemerintahan Jayabaya (1) Pemilihan Presiden (1) Pemprov DKI (1) Pencerahan (1) Pencucian Uang (1) Pendukung Lain (1) Penebaran Virus so (1) Pengacau Negara (1) Pengalaman (1) Pengangguran (1) Pengaruh (1) Pengertian Istilah (1) Pengertian Otoritas (1) Penggulingan Rezim (1) Penghianat Bangsa (1) Pengobatan (1) People Power (1) Perang Dunia III (1) Perangi Tetroriis (1) Peraturan (1) Perayaan Natal (1) Percobaan (1) Perguruan Tinggi (1) Peringatan Keras (1) Peristiwa Mei 1998 (1) Pernikahan (1) Pernyataan ISKA (1) Pertamina (1) Pertemuan Politik (1) Pesan Gus Nuril (1) Pesan Habib (1) Peta Politik (1) Pidato Prisiden RI (1) Pil Pahit Srilanka (1) Pilkada 2018 (1) Pilkada Solo (1) Pilpres Curang (1) Pimpinan MPR (1) Politik Agama (1) Politik Catur Jkw (1) Politik Kepentingan (1) Politik LN (1) Politik Uang (1) Politikus (1) Pollitik (1) Profesional (1) Propaganda (1) Propaganda Firehose (1) Psikoanalisa (1) Psikologi Praktis (1) Puisi (1) Pulau Terindah (1) Quick Count (1) RUU Kadrun (1) Raja Bonar (1) Raja Debat (1) Raksasa (1) Rakyat Kecil (1) Realita Politik (1) Rekam Jejak (1) Rekapitulasi DPS (1) Reklamasi Pulau (1) Remix Sunda (1) Rendah Hati (1) Reungan Politik (1) Rhenald Kasali (1) Risma (1) Ruhut P Sitompul (1) Saksi Yehuwa (1) Sangat Canggih (1) Scandal BLBI (1) Seharah Pers (1) Sehat Penting (1) Sejarah Politik (1) Sekilas Info (1) Selamat Imlek (1) Sembuhkan Jiwasraya (1) Seni (1) Seniman Bambu (1) Shanzhai (1) Sidak Harga (1) Sidang MPR (1) Sigmun Freud (1) Silaturahmi (1) Sistem Informasi (1) Skema Kerusuhan (1) Skenario 22 Mei (1) Skenario Demonstrans (1) Skripsi (1) Soekarno (1) Stasiun KA (1) Suku Minang (1) Sumber Inspirasi (1) Super Power (1) Superkarya (1) Syirianisasi (1) System Informasi (1) TKA Siapa Takut (1) Tahun Kampret (1) Taliban (1) Tanda Kehormatan (1) Tanda Zaman (1) Tanggapan Atas Pidato (1) Tanya Jawab (1) Tebang Pilih (1) Teori Kepribadian (1) Terkaya Indonesia (1) Terorisme (1) Terrorisme (1) Tidak Becus Kerja (1) Tindakan Makar (1) Tingkat Kemiskinan (1) Tinjauan Filsafat (1) Tips dan Trik (1) Toleransi Identitas (1) Travelling (1) Tuan Rumah (1) Tukang Kayu (1) UU Cipta Kerja (1) Ucapan Gong Xi Fat Choi (1) Ulama Bogor (1) Ulasan Berita (1) Ulasan Suriah (1) Ustadz Bangsa (1) Via Vallen (1) Virus Covid-15 (1) Wajib Baca (1) Wakil Tuhan (1) Wali Kota (1) Wanita Kartini (1) Wewenang (1) Yusril Blakblakan (1) breaing news (1) karo (1) kontemporer (1) tari (1)