JOKOWI GAGAL DIJEBAK LEWAT 2 STRATEGI CAPLIN HANCURKAN INDONESIA
Satu-satunya yang abadi di dalam politik kita adalah kepentingan. Persahabatan pun bisa pecah. Tidak ada loyalitas di dalam dunia politik. Apalagi politik di Indonesia, dengan segala kepentingan yang ada, tidak pernah akan ada pertemuan yang bisa mempersatukan.
Setiap pertemuan itu memang kelihatannya merupakan pertemuan yang mempersatukan. Namun jika dilihat dari sejarah, tidak begitu. Di dunia politik, hyang abadi bukan lagi persahabatan dan loyalitas. NKRI adalah negara kesatuan republik Indonesia, yang memiliki prinsip demokrasi.
Apa yang membuat saya menulis artikel ini, adalah kegelisahan rakyat yang dirasakan. Banyak orang merasa tertipu dengan karantina 8 bulan pandemi ini berada di Indonesia. Selama ada di Indonesia, 2020 menjadi tahun yang murung.
Mengapa saya katakan tertipu? Karena ketakutan demi ketakutan yang memang sepertinya secara terstruktur, sistematis dan masif disebarkan oleh para SJW dan politisi busuk yang ada di pemerintahan daerah maupun pusat. (teruskan baca narasi menarik di bawah ini... 👇👇👇)
Banyak sekali strategi-strategi membuat takut, yang diduga menjadi agenda untuk mendompleng pemerintahan Joko Widodo. Kendati demikian, pemerintah mendadak mengizinkan kerumunan besar-besaran selama beberapa hari ini. Dan didiamkan. Mengapa?
Untuk menjawab ini, izinkan saya untuk memberikan sebuah hipotesis yang bagi saya cukup masuk akal. Nggak tahu deh bagi yang sudah sakit hati sama Jokowi, apakah masih bisa menerima atau tidak. Tapi saya tidak akan mundur untuk memberitahu apa yang menjadi pembacaan saya.
Kalau mau bicara Jokowi sedang main catur, saya sepertinya harus menduga hal ini bisa terjadi. Kenapa? Karena memang pada dasarnya, Jokowi sedang melawan para pecatur andal di belakang layar. Mereka mengirimkan pion-pionnya untuk maju menyerang benteng pertahanan Jokowi.
Pion itu sudah ada di depan, sudah siap jadi ratu, dan memang di belakang itu, ada konspirasi elit jahanam yang menutup strategi itu dengan sangat cantik. Jokowi tahu apa yang terjadi. Sebagai orang nomor satu dalam pemerintahan Indonesia, Jokowi paham betul keadaan.
Telinganya banyak. Istana itu jadi telinga yang besar. Semua terpantau oleh Polri, TNI dan BIN. Mungkin saja Jokowi juga terkadang merasa tersendiri. Tidak mudah menjadi Jokowi. Tapi strategi yang dikerjakan selama 6 tahun memimpin Indonesia, semua sukses.
Teriakan demi teriakan rakyat didengar, ditelannya dan diproses. Tapi tidak semudah itu. Dia melawan para pemilik kekuasaan. Para sultan-sultan yang berbisnis kekuasaan, tidak tinggal diam. Bahkan dana besar itu pun sudah disiapkan.
Kubu Caplin sudah semakin sulit. Politik kekuasaan sudah tidak bisa dimainkan lagi, karena memang dia bukan siapa-siapa lagi sekarang. Bukan lagi jadi simbol negara. Tapi uangnya banyak. Bisnis yang ia kerjakan sekeluarga, merupakan bisnis kekuasaan.
Tanpa kekuasaan, bisnis tersebut tidak ada apa-apanya. Tentu hal ini merugikan. Maka dia yang adalah dalang, mulai memainkan wayang-wayangnya, para boneka yang ia bisa kendalikan, untuk membuat Jokowi kesulitan.
Setidaknya per hari ini, sudah ada dua skenario yang saya baca.
Skenario satu, mengerubungi objek vital negara. Bandara dipenuhi, dengan akses pintu belakang yang dibuka namun tak ketahuan, Bandara pun dipenuhi. Negara ini ditertawakan. Bahkan oleh Media Australia dengan sebutan Forn Pugitive. Wkwkwk. Kekacauan sedang dipersiapkan. Jokowi diam. Jokowi menang satu langkah.
Skenario dua, acara meramaikan jalanan di tengah-tengah pandemi. Setelah gagal menjebak Jokowi di skenario pertama, Caplin mulai menjebak masyarakat.
Masyarakat dipancing emosinya. 8 bulan diam di rumah pengeluaran besar gaji sedikit, dipertontonkan dengan kerumunan yang katanya dibacain surat, langsung diam itu Korona.
Apalagi gugus tugas Covid pun berikan 20 ribu masker untuk melindungi mereka. Wah. Gila betul. Kok dokter spesialis disuruh sapu jalan karena tak pakai masker, yang ini malah diberikan masker gratis. Kalau kata bos, ini bangsat banget. Hahaha.
Rakyat pun marah. Mudah memancing rakyat, tapi… Sekali lagi rakyat tidak terpancing. Orang waras mah tahu kapan untuk bertindak. Mereka memiliki pengendalian diri. Marah tapi tidak menyerbu lokasi kerumunan.
Karena mereka masih waras. Mereka itu orang kerja. Jadi mereka diam saja di rumah. Coba jebak rakyat, Caplin gagal lagi. Jokowi pun tersenyum lepas. Diamnya Jokowi bukan tanpa maksud. Dengar-dengar, targetnya 3 minggu untuk membuat keonaran. Lewat dari sana, sudah gak ada yang sponsorin.
Manuel Mawengkang
Semoga Indonesia baik-baik saja... 🇲🇨🙏🙏🙏
No comments:
Post a Comment