Latest News

Selengkapnya Diteruskan DI NEWS.TOPSEKALI.COM

Showing posts with label NKRI Harga Mati. Show all posts
Showing posts with label NKRI Harga Mati. Show all posts

Thursday, November 19, 2020

🎯 Deretan Daerah yang Menolak Kehadiran FPI 🎯

 

🎯 Deretan Daerah yang Menolak Kehadiran FPI

Bahkan, di Kalimantan, Suku Dayak pernah mendeklarasikan perang apabila Rizieq Shihab menginjakkan kaki di Bumi Borneo tersebut.

Berikut daerah-daerah yang pernah menolak kedatangan Rizieq Shihab dan FPI:
1. Banyumas
Warga Banyumas tetap menolak kedatangan Rizieq Shihab. Alasannya, Rizieq dengan FPI-nya kerap mengumbar kekerasan.

2. Purwakarta
Gara-gara memplesetkan sampurasun menjadi campur racun, ribuan warga Purwakarta, Jawa Barat, menggelar aksi menolak kehadiran Rizieq Shihab pada Kamis 17 Desember 2015.

Buntut Rizieq Shihab memplesetkan sampurasun meluas sampai se seluruh Jawa Barat. Sebanyak 16 organisasi massa dan lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat (AMSM) menolak Rizieq Shihab masuk ke tanaH Sunda itu.

Plesetan kata sampurasun menjadi campur racun oleh Rizieq Shihab dinilai telah menghina bangsa Indonesia terutama masyarakat Jawa Barat.

3. Demak
Rizieq Shihab ditolak Banser Demak dengan alasan salah satunya, Demak merupakan basis ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja) yang mayoritas masyarakatnya warga Nahdlatul Ulama (NU). Selain itu, Rizieq Shihab juga dianggap pernah menghina KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, salah satu tokoh sentral NU.

4. Tulungagung
Pada 28 Oktober 2014, ratusan demonstran bergerak mendekati lokasi seminar yang digelar Front Pembela Islam (FPI) Tulungagung di Gedung Balai Rakyat DPRD.

5. Padang
Padang pada 26 November 2013, puluhan warga dari Forum Anak Nagari (Forkan) Padang menggelar aksi penolakan kedatangan Rizieq Shihab, di Bandara Internasional Minangkabau. Rizieq Shihab dinilai hendak memprovakasi masyarakat Padang menolak investasi Lippo Group senilai Rp2 triliun di Padang.

6. Palangkaraya
Warga Dayak di Kalimantan menolak FPI beraktivitas di Kalteng dan menolak kehadiran Rizieq Shihab yang akan mengadakan tabligh akbar di Palangkaraya pada 11 Februari 2012. Dewan Adat Dayak Kalteng khawatir kehadiran FPI justru membuat masyarakat tak tenang.

7. Samarinda
Ditolak Gerakan Pemuda Kalimantan Timur Bersatu pada 25 Agustus 2014. GPKTB menyatakan kegiatan tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat Kaltim dan prinsip ke-Bhinneka Tunggal Ika yang dianut oleh NKRI.

8. Balikpapan
20 Februari 2012, sejumlah ormas kepemudaan juga menolak keberadaan Front Pembela Islam, FPI di kota itu, karena dianggap akan menganggu ketenangan antar umat beragama.

9. Medan
Akhir Desember 2016 lalu, muncul pula penolakan terhadap pimpinan FPI Rizieq Syihab di kota Medan, Sumatra UTara, oleh sebuah kelompok yang menamakan diri Forum Pemuda Indonesia. Mereka menolak kegiatan yang disebut sebagai road show Aksi Bela Islam Jilid III.

10. Tarakan, Kalimantan Utara
Ratusan pemuda Dayak Kota Tarakan, Kalimantan Utara, melakukan aksi blokade pintu kedatangan di Bandara Internasional Juwata, Tarakan, Kalaimantan Utara, Sabtu pagi, 14 Juli 2018. Mereka menolak kedatangan pimpinan FPI yang berencana meresmikan berdirinya FPI di Kalimantan Utara.

11. Semarang
13 April 2017 penolakan tersebut dilakukan oleh berbagai organisasi massa lainnya. Sekretaris persatuan Garda Nasional Jateng, Iwan Cahyono, yang menolak kehadiran FPI jauh dari nilai Pancasila.

12. Jayapura, Papua
Pemerintah Provinsi Papua menyatakan sikap resmi menolak kehadiran kelompok maupun organisasi kemasyarakatan (Ormas) radikal islam, seperti Forum Pembela Islam (FPI) maupun Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

13. Bali
Di Bali ada dua aksi anti-FPI yang terjadi pada awal tahun 2017. Pada awal Januari ormas lintas agama di Bali menggelar apel Kebhinekaan NKRI di Lapangan Niti Praja Lumintang, Denpasar, untuk menolak FPI. Mereka tak ingin keharmonisan antarumat beragama di Pulau Dewata diganggu.

14. Kediri
Ketua Gerakan Aksi Silat Muslim Indonesia (GASMI), Zainal Abidin, menolak keras keberadaan FPI di Kediri, Jawa Timur. Organisasi pesilat ini bahkan telah menggagalkan rencana pembentukan FPI di Kediri.

15. Kupang, NTT
Saat memperingati Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2013, puluhan mahasiswa di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), melakukan aksi menolak keberadaan FPI dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Menurut mereka kehadiran dua ormas Islam itu bertentangan dengan asas Bhineka Tunggal Ika.

16. Wonosobo
Sejumlah warga Wonosobo, Jawa Tengah, sempat mengadang Ketua FPI Jawa Tengah, Syihabudin, seusai berceramah pada pengajian di Desa Bowongso, Kalikajar. Mereka tersinggung dengan isi ceramah Syihabudin yang tak suka dengan aktivitas Banser - organisasi sayap Nahdlatul Ulama- yang menjaga gereja kala ada kegiatan keagaman.

17. Pontianak
15 Maret 2012 mereka menuntut agar FPI Kalimantan Barat dibubarkan.

18. Tegal
Sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) menolak rencana Front Pembela Islam (FPI) menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke-2 pada Senin (28/10) di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

19. Surabaya
Sebelumnya, sekitar 1.000 orang yang tergabung dalam Aliansi Kerukunan Umat dan Kebhinekaan berunjuk rasa ke Kepolisian Daerah Jawa Timur di Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Kamis, 26 Januari 2017. Mereka menolak kedatangan Rizieq Syihab di Surabaya. Massa mengancam bakal menghadang di Bandara Juanda bila yang bersangkutan nekat datang.

20. Lombok, NTB
Kedatangan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab untuk berdakwah ditolak di Nusa Tenggara Barat (NTB). Aksi penentangan ini dilakukan sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam di NTB yang tergabung dalam Aliansi Kebangsaan.

21. Makassar, Sulawesi Selatan
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan meminta Pemerintah Kabupaten Bulukumba melarang pembentukan Front Pembela Islam di kabupaten itu. Alasannya, orang-orang yang bergabung dengan FPI sering melakukan tindakan anarkistis.

22. Manado, Sulawesi Utara
Penolakan turut dikumandangkan GP Anshor Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut). "Kami merasa tidak perlu ada imam besar di Republik ini, sehingga menolak dengan keras dan tegas berkaitan pengangkatan Rizieq Syihab," ujar Ketua GP Anshor Manado, Rusli Umar.

23. Serang, Banten
"Pokoknya MUI Banten secara tegas menolak pengangkatan imam besar ini, kami juga menghimbau kepada umat Islam agar jangan ikut-ikutan mengakui," kata Ketua MUI Banten, KH AM Romli.

24. Yogyakarta, DI Yogyakarta
Dua pondok pesantren di Yogyakarta, yaitu Pondok Pesantren Sunan Kalijogo Gesikan, Kabupaten Bantul dan Pesantren Assalaffiyah Mlangi, Nogotirto, Gamping Sleman juga ikut menolak

25. Banda Aceh, DI Aceh
Pengurus Masjid Agung Aceh beserta Satuan Pamong Praja Banda Aceh menutup pintu Masjid Agung Wilayatul Hisbah sebagai bukti bahwa Banda Aceh menolak kedatangan FPI di dearah mereka.

Ayoo kita lawan ormas radikal FPI jangan dikasih ruang gerak... ✊🏻🇮🇩✊🏻
===============================================


Rencana kedatangan imam besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Risieq Shihab ke Bali bulan depan mendapat penolakan keras dari tokoh masyakarat Bali. Pendiri Sandhi Murti, I Gusti Ngurah Harta yang dikonfirmasi Bali Tribune, Rabu (18/11) dengan tegas menolak kedatangan Habib Risieq ke Bali karena dinilai sering membuat keributan.
.
"Kami menolak kedatangannya ke Bali karena Habib Risieq selalu membuat keributan. Mau berlibur atau apapun itu alasannya, kami tetap menolak kedatangannya di Bali," tegasnya.
.
Dikatakan Ngurah Harta, kerukunan hidup antar umat beragama di Bali saat ini sudah sangat kondusif. Sehingga kedatangan Habib Risieq dikhawatirkan akan merusak hubungan persaudaraan antar umat beragama di Bali. Untuk itu, ia juga minta kepada pemerintah untuk bersikap terkait rencana kedatangannya Habib Risieq ini.
.
"Hubungan kami Hindu dengan saudara - saudara yang Muslim, Kristen dan Budha di Bali sudah sangat baik. Jangan sampai kedatangannya Habib Risieq merusak hubungan kita antar umat beraga di Bali. Apalagi, situasi pandemi Covid - 19 ini, kita butuh suasana yang kondusif. Kita akan melakukan penghadangan kalau Habib Risieq tetap mau ke Bali," ujarnya.
.
Sumber @bali.tribune
Baca selengkapnya di :
https://balitribune.co.id/content/bali-tolak-kedatangan-habib-risieq
.
#Denpasarviral #habibrizieq #bali
================================================
Kenapa HRS Tidak didukung Habaib Internasional?

Walaupun cukup jelas tetapi mungkin banyak yg tidak menyadari bahwa sikap para Habaib seperti Habib Umar Bin Hafidz, Habib Abubakar Adni Almasyhur, Habib Ali Al-Jufri, bahkan mayoritas Habaib sepuh yg di timur tengah tidak mendukung pergerakan HRS.

Selain Habaib Nasional seperti Habib Ja'far Alkaaf Kudus, Habib Luthfi bin Yahya, Habib Abubakar Al-Attas, Habib Zein Al-Hadi  dan ratusan para Habaib yg enggan masuk FPI,  Sudah bukan rahasia juga kalau saat berkunjung ke Indonesia pada 2019 lalu, Habib Umar bin Hafidz sebagai sepuh para Habib memberi arahan kepada umat dan murid2nya untuk tidak mendukung pihak yg memainkan Isu SARA sebagaimana beliau juga tidak membuat pernyataan apapun untuk mendukung HRS.

Hal itu karena ada beberapa hal penting yg membuat para Habaib sepuh itu bersikap acuh terhadap HRS, di antaranya karena 6 penilaian berikut:

1. ETIKA. Dalam banyak pidato dan ceramahnya, HRS  seringkali menghujat dan mengeluarkan kata2 kasar terhadap sosok2 yg disebut olehnya dan bahkan melecehkan budaya lokal. Hal itu dianggap sangat tidak Etis dalam tradisi dakwah Habaib.

2. HRS & FPI sempat membuat surat pernyataan mendukung gerakan ISIS di timur tengah yg notabene bersebrangan dengan visi para Habaib dan sesepuh Aswaja.

3. Dengan terjun ke dalam politik praktis dan bersikap provokatif, HRS dinilai telah keluar jalur Islam rahmah (Washota) dan jalur Tasawuf yg sepanjang sejarah sudah menjadi toriqoh para Habaib dan para wali.

4. Bahu membahu dalam pergerakan dengan kelompok garis keras Wahabi yg mana tidak pernah terjadi dalam sejarah Habaib semenjak awal masa. 

5. Visi misi amar ma'ruf yg dinilai bersifat tidak konsisten sesuai syarat syar'i dan cenderung tidak terarah.

6. Walau banyak amal yg terlihat positif, namun semenjak berdiri dan sampai saat ini HRS dan FPI dilihat tidak berhasil dalam Dakwah ke dalam maupun luar Islam. Bahkan semakin hari dianggap semakin mirip dengan Al-Qaedah dan Taliban yg berpotensi memantulkan rasa takut terhadap islam ketimbang simpati.

Catatan singkat ini tidak memuat rincian argumen, namun silahkan perhatikan dan pertanyakan, bahwa nyatanya Itu semua adalah garis besar penilaian Ulama dan Habaib manca negara yg cenderung abstain dan tidak mendukung HRS.

Habib Muhammad Al-Hasyimi
Independent Journalis
Juzur Alqomar 19-11-20


Tuesday, September 1, 2020

Lecehkan Lambang Negara ,Penghianat Bangsa.

https://seword.com/umum/lecehkan-lambang-negara-tempo-minta-dienyahkan-QZoQjgMB9B

*Lecehkan Lambang Negara, Tempo MINTA DIENYAHKAN Dari Bumi Indonesia*

Mora Sifudan

Sep 01, 2020

Tempo yang dulu dikenal dengan profesionalismenya, dengan suara nyaring nir tendensinya, yang menyuarakan apa yang ada dalam benak pembacanya, yang menjadi salah satu agen perubahan, kini sudah jadi pesakitan.

Insan pers memang menjadi hal penting dalam demokrasi. Media memang menjadi salah satu pengawas kekuasaan. Kekritisan media memang sangat diperlukan dalam alam demokrasi agar pemerintah dan kekuasaan tidak kehilangan jati dirinya. Tapi apalah jadinya kalau media seperti Tempo hanya ‘yang penting kontra pemerintah’ atau bahkan terkesan ingin menghantam pemerintah atau terkesan hanya untuk menimbulkan kegaduhan yang tidak penting.

Tempo sudah berkali-kali menciptakan kegaduhan yang tidak penting di negeri ini. Mulai dari berita yang tidak berimbang – sekelumit kesalahan pusat akan terlihat tapi semonas kesalahan pemkot DKI tak pernah diperhatikan, cover majalah yang menghinakan – seolah mereka bebas mengubah wajah orang sekehendak mereka sekalipun itu menyakiti sekumpulan orang, sampai membangun narasi seolah-olah memelihara buzzer untuk membungkam media - aneh bukan, masak iya sih pemerintah menggunakan buzzer untuk membungkam media? Sudah terlalu lemahkah media massa seperti tempo sampai mampu dibungkam buzzer?

Tempo sebenarnya sudah merasakan akibat dari tingkah laku medianya. Rating mereka terjun bebas dari bintang 4 menjadi bintang 1,7 di Playstore. Hujatan demi hujatan dari netizen sudah mereka terima. Belakangan, website mereka sampai diretas oleh akun anonim @xdigeembok, hanya karena Tempo dianggap media belagu yang bersembunyi di belakang kebebasan pers dan undang-undang pers.

Tidak jera, kali ini Tempo berulah lagi. Tidak cukup mereka mengolok-olok presiden dengan cover majalah, mereka malah melecehkan Garuda Pancasila di cover majalah mereka. Pelecehan bagaimana, silakan lihat gambar berikut ini dengan caption Tempo di Twitter:

Article

Caption: “Pandemi belum juga bisa ditangani. Tingkat positif sampel uji usap kembali meningkat. Ruang perawatan rumah sakit rujukan di berbagai kota pun kian padat. Ditengarai akibat aktivitas masyarakat yang mulai normal, termasuk ramainya masa liburan.” (@korantempo

Coba bandingkan dengan burung garuda Pancasila berikut ini:

Article

 Adakah yang aneh? Ada dua hal penting menurut saya, yaitu sayap tercabik dan kepala menoleh ke kiri. Meski posisi ngangkangnya juga perlu dikritisi, tapi yang terparah adalah yang dua hal tersebut. Entah apa narasi yang mau dibuat Tempo, itu tidak penting lagi ketika cover majalah sudah merusak lambang negara.

Dari sekian banyak gambar Garuda Pancasila yang tersebar di media sosial, belum saya temukan seperti yang dibuat Tempo tersebut. Kecuali anak didik saya yang kelas 2 SD pernah menggambar burung garuda yang kepalanya menoleh ke kiri. Tapi itukan anak SD, sementara Tempo dipenuhi dengan orang-orang pers loh. Mau kita sebut pembuat gambar itu selevel anak SD, pasti tidak juga bukan?

Berkreasi adalah hak setiap orang, tetapi bukan berarti semua hal bisa dikreasikan seenak jidat. Terutama hal yang berhubungan dengan kehormatan negara. Demikian juga Tempo seharusnya paham betul apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Bukankah pengisi Tempo itu adalah jurnalis? Bukankah pimpinan sampai bawahan Tempo itu selama ini sok paham peraturan dan perundang-undangan? Atau mereka mungkin hanya paham undang-undang pers yang membuat mereka bisa selamat dari kesalahan?

Menurut Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan Pasal 46, “Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.”

Dan menurut Pasal 57, bagian a, “setiap orang dilarang mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat rusak Lambang Negara dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Lambang Negara.”

Maka Tempo alias tempe dalam hal ini telah melanggar Pasal 57 bagian a. Tempo sudah membuat rusak Lambang Negara. Walau tidak ada pernyataan mereka tidak bermaksud menodai, tetapi dengan menggambar Lambang Negara secara salah, mereka secara sadar sudah menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Lambang Negara.

Kalau memang Tempe merasa sudah tidak menghormati negara ini, ya sudah minggat saja dari Indonesia. Kalau mau menghina Indonesia tapi masih cari makan di Indonesia, tidak ada jalan lain selain pembacalah yang harus mengenyahkan Tempo dari bumi Indonesia. Tidak ada tempat di Indonesia ini bagi media yang tidak menghormati negara ini.

Saya pernah bentak siswa yang menjadikan Garuda Pancasila sebagai objek lemparan dengan kertas. Saya marah dan memintanya untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. Saya maafkan, karena mereka masih anak SD yang mungkin tidak paham apa yang mereka perbuat. Tetapi untuk Tempo, tidak ada kata maaf, karena mereka tahu apa yang mereka perbuat dan mereka harus bertanggung jawab untuk itu.

Saya hanya meminta pembaca untuk memberi pelajaran kepada Tempo. Ada berbagai banyak cara. Salah satu cara adalah menyebarkan kesalahan Tempo ini sampai semua warga negara mengetahuinya – kecuali kadrun pengasong khilafah, karena mereka sedang tertawa menyaksikan ulah Tempo ini. Cara lain, walau sedikit terlihat jahat, pastikan rating Tempo di PlayStore dan AppStore tidak lebih dari 1 bintang.

_*Yang penting, enyahkan Tempo dari Bumi Indonesia.*_

Thursday, May 9, 2019

PILPRES DAN NKRI


Sy forward dr p Iman Taufik, senior sy dan komisaris pt gunanusa..

❇ PILPRES DAN NKRI ❇*

Tiga jam sepuluh menit waktu perjalanan Argo Parahyangan ( Gopar ) dari Bandung pagi itu serasa begitu cepat berlalu.

Awalnya saya agak ragu menyapa pria di sebelah saya yg tengah asyik dengan majalah "Time" yg dibacanya. Tapi rupanya dengan sikap yg santun ia merasa perlu untuk menyapa terlebih dahulu. Diawali dengan formalitas perkenalan, saya sempat bertanya : "Apakah sering pakai kereta-api Jakarta-Bandung seperti ini ?"

"Ya, kereta-api merupakan pilihan yg lebih baik saat ini untuk menghindari kemacetan di tol Cikampek. Selain tepat waktu, kondisi gerbong kereta yg baru ini juga nyaman."

Dari pembicaraan di awal perkenalan, saya kemudian tahu bahwa pria yg saya taksir berusia 50 an tersebut adalah seorang pejabat di Badan Siber & Sandi Negara ( BSSN ). Ia pun pernah bertugas sebelumnya di Badan Intelejen Negara ( BIN ).

"Bagaimana pendapat Anda tentang situasi politik menjelang pilpres sekarang ini ?" Saya mencoba masuk pada pembicaraan yg lebih "serius".

"Saya tidak ingin bicara soal politik praktis yg dimainkan oleh kedua kubu paslon ya Pak, karena itu bukan domain saya. Tetapi harus saya katakan bahwa apa yg terjadi sekarang ini sesungguhnya bukan hal yg "biasa" dan "normal" sebagaimana pilpres2 yg telah lalu."

"Maksud Anda ?" Saya mencoba menggali penjelasannya lebih lanjut.

"Situasi sekarang ini sesungguhnya bukanlah semata kontestasi politik antara kubu #01 dengan #02. Tetapi di balik itu, yg terjadi sebenarnya adalah pertarungan terselubung antara mereka yg ingin mempertahankan & merobohkan NKRI."

"Apa indikatornya kok bisa dikatakan seperti itu ?"

"Sejak lama kami telah mendeteksi terjadinya upaya sistematis dari kelompok radikal di dalam negeri yg dibantu oleh jaringan internasional untuk merobohkan NKRI ini. Mereka telah lama dibiarkan berkembang dan menyusup ke institusi pendidikan, elemen masyarakat, bahkan instansi Pemerintah dan TNI. Meskipun de jure sudah dibubarkan, tetapi de facto mereka masih ada. Dan momentum pilpres ini mereka gunakan dengan memanfaatkan salah satu kubu yg bisa diajak "berkolaborasi" untuk mencapai kepentingan kelompok mereka secara bertahap. Kelompok ini berafiliasi dan didukung oleh pihak luar menggunakan proxy war ~ memecah-belah & mengadu domba ~ melalui media sosial dan serangan siber. Pada tahun 2018 yg lalu saja tercatat ada 225 juta lebih serangan siber dalam kerangka proxy war tersebut."

"Mereka berupaya mempengaruhi & mendistorsi persepsi publik agar terjadi polarisasi pendapat dalam masyarakat. Mereka menyasar masyarakat Indonesia yg sebagian besar awam dan rata2 masih berpendidikan SMP ini, antara lain dengan memanfaatkan isu2 SARA, khususnya agama. Mereka masuk ke dalam masjid2 dan pengajian dengan memanfaatkan orang2 yg punya ambisi pribadi dan pandai berorasi untuk mempengaruhi jamaah yg awam tersebut. Mereka sengaja menebarkan rasa ketakutan seperti ancaman tenaga kerja dan investasi asing, hutang negara yg semakin besar, sampai ancaman kebangkrutan negara, ditambah dengan semburan ujaran kebencian yg menyerang pribadi dan kelompok tertentu. Isu2 negatif yg dibungkus dengan kemasan agama ini akan langsung masuk pada crock brain orang2 awam tersebut sehingga akal sehatnya tidak lagi dapat berfungsi. Ketika ini terjadi, maka fakta dan data riil yg disampaikan pada mereka akan menjadi sia-sia".

Mendengar penjelasannya, sejenak terlintas dalam benak saya kata2 ilmuwan muslim dari Andalusia, Ibnu Rushd :

"Kalau ingin menguasai orang bodoh, bungkuslah sesuatu yg batil dengan kemasan agama"

Ia kemudian meneruskan uraiannya :

"Itulah yg disebut dengan teknik hypnowriting yg biasa dipakai dalam dunia pemasaran. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari kepentingan asing dalam penguasaan ekonomi & bisnis terhadap negara kita".

"Apakah itu terjadi akibat pembubaran Petral, divestasi Freeport, pengambilalihan Blok Mahakam & Rokan, pemberantasan ilegal fishing, dan kebijakan Pemerintah RI lainnya yg merugikan banyak pihak di dalam maupun luar negeri ?"

"Ya, itu sebagian di antaranya. Di sini terjadi adanya "kolaborasi" berbagai kelompok kepentingan yg bersifat ideologis, politis, dan ekonomis. Mereka sekarang "bersinergi" dengan satu komitmen untuk meraih ambisi memenangi pilpres dalam jangka pendek dan pada gilirannya meruntuhkan NKRI dalam jangka menengah. Strategi yg populer dengan istilah propaganda Rusia atau firehouse of falsehood ini telah terbukti sukses dalam pilpres di USA dan Brasil, tetapi gagal di Swedia dan Perancis. Sedangkan proxy war yg dimainkan dengan jitu terbukti telah mampu membuat Suriah, Irak, dan Libya hancur berkeping-keping dan ekonominya dapat mereka kuasai."

"Apakah menurut Anda strategi yg sama akan bisa berhasil di Indonesia ?"

"Itu sangat tergantung pada kita sendiri. Jika kita tidak waspada dan menyadari situasi yg terjadi sekarang ini, strategi tersebut ada kemungkinan bisa berhasil. Kenyataannya, sekarang ini telah terjadi polarisasi dalam masyarakat Indonesia. Jika ini terus berlanjut setelah pilpres nanti, kita tidak tahu apa yg akan terjadi, karena cyber war memiliki beberapa tahapan sebelum akhirnya bisa menguasai sebuah negara ..."

Kemudian ia menguraikan rencana strategis yg biasa dipakai dalam cyber war sebelum meneruskan kata-katanya,

"Oleh karenanya, semua pihak sangat penting untuk menyadari situasi ini dan tidak mudah terpengaruh dengan isu2 hoaks yg diproduksi secara masif tersebut. Upaya pencegahan dan penyadaran, khususnya perlu kita lakukan pada mereka yg masih mampu memelihara akal sehatnya. Eksistensi NKRI sangat mahal untuk dipertaruhkan jika kita tidak mampu menyadari situasi ini."

Saya pun menimpali kata2 nya :

"Saya sangat setuju dengan apa yg Anda sampaikan. Betapa mahalnya ongkos yg harus ditebus untuk sebuah jabatan Presiden yg cuma 5 tahunan ini kalau harus mengorbankan persatuan & kesatuan bangsa. Semoga Tuhan masih berkenan melindungi Bangsa Indonesia dan NKRI ...."

Dari uraian dan diskusi panjang hampir 2.5 jam yg "mencerahkan" dan sekaligus mengundang kekhawatiran tersebut, pada akhirnya saya menutup pembicaraan itu dengan ucapan terima kasih dan selamat bertugas kepada pejabat BSSN tersebut.

Tanpa terasa, rangkaian kereta baru hasil produksi BUMN PT INKA ini akan segera memasuki Stasiun Besar Gambir ...

🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Thursday, January 10, 2019

PENCERAHAN : DANSESKO TNI LETJEND TNI AGOES SUTOMO

Dansesko Letjen TNI Agoes Sutomo/Foto: Dok. Imgrum

(" Masyarakat harus yakin. TNI tetap setia pada NKRI dan rakyat. TNI tahu kapan saatnya mengambil sikap kalau negara memang dalam keadaan genting.".
Letjend. TNI. Agoes Sutomo).

(RANGKUMAN MATERI GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGIK INDONESIA DALAM KACA MATA INTELLIGENT);

1. Kalau kita mendengar presentasi Panglima TNI ttg perspectif ancaman pada ILC yang lalu maka kita akan paham kenapa Indonesia menjadi sasaran target incaran negara maju di dunia.

2. Kekuatan asing yang mengincar Indonesia sangat berharap Indonesia rusuh, perang saudara seperti Suriah sekarang.

3. Untuk itu mereka telah melakukan skenario (ibarat lingkar obat nyamuk) secara sistematis melakukan proxy war pelemahan Ketahanan Nasional Indonesia dari masa ke masa secara bertahap dan halus

4. Pelemahan sistem pertahanan kita itu meliputi semua bidang. Mulai dari ekonomi, politik, hukum, peraturan perundangan, sejarah, media informasi, pergeseran watak prilaku bangsa, gaya hidup, institusi pemerintah, termasuk pelemahan TNI baik secara fungsi dab wewenang.

5. Pelemahan sistem pertahanan ini tentu melalui operasi inteligent masive dan terstruktur

6. Ada USER (State /non state (negara/kelompok elit), ada AGENT HANDLE, di bawahnya AGENT ACTION, di bawahnya lagi INFORMAN berlapis.

7. Tiap struktur dan bahagian ini bergerak menurut tupoksinya masing masing, dimana diantara sesama merekapun tidak saling mengenal. Yang tahu hanya SANG USER.

8. Mereka di bayar, di latih, untuk melakukan operasi operasi cipta kondisi bahkan sabotase dengan bantuan dana tanpa batas serta dukungan power politik yang kuat.

9. Masing agent ini masuk melebur kedalam sendi sendi kehidupan bernegara kita. Ada yang masuk dan menjadi tokoh negarawan, dosen, pengamat, pejabat publik, institusi pemerintahan (Eksecutive, legislatif, yudicative), dunia perbangkan, dunia perfilman,
Bahkan sampai ke istana dan tubuh TNI-POLRI sekalipun.

10. Agent handle sebagai pengendali, Agent action sebagai eksekutor, informan sebagai pengumpul informasi lapangan.

11. Masing agent ada yg bergerak sebagai pendukung, kontra, pihak ke tiga dari pemerintahan.

12. Semua bergerak dalam rangka mengamankan setiap kepentingan USER di Indonesia. Salah satu contoh yang marak sekarang adalah bagimana merekayasa terjadi gejolak kerusuhan di Indonesia.

13. Untuk menciptakan gejolak masing agent bergerak untuk menanamkan rasa saling benci, saling curiga, saling buruk sangka, diantara sesama anak bangsa. Baik antar suku, antar agama, antar ormas, antar ulama  antar pengamat, antar kampus, antar parpol, antar tokoh bangsa. Termasuk antar institusi

14. Kita semua seolah di paksa dan di giring kepada satu titik yaitu PERANG. sekecil apapun masalah akan di peruncing dan di provokasi. Timbal balik.

15. Tujuannya hanya satu : Menjadikan anak bangsa menjadi bangsa yang sinis, egois, ambisius, sadis, anti kebersamaan.

16. Kita di jauhkan dari sifat asli bangsa Indonesia seperti : Pejuang, militan, pemberani, kuat, kompak, suka bermusyawarah, gotong royong.

17. Jadi kalau ada kejadian disekitar kita yang diluar kewajaran itu adalah salah satu bentuk hasil kerja para agent tersebut.

18. Perang saudara adalah hal yang sangat di inginkan USER asing thd indonesia. Agar kita akhirnya terpecah belah, hancur lebur, lemah untuk kemudian mereka kuasai (Jajah).

SOLUSI :
1. Jadilah kita kembali menjadi jati dirinya orang Indonesia. Sebuah kesadaran kolektif senasib satu bangsa dan satu rasa cinta tanah air. Tak ada pandang SARA. Kita adalah sebuah bangsa yang kuat dan bersaudara.

2. Jangan mau terpancing untuk menjadi "Tidak Waras" (Sesuai keinginan USER) untuk punya keinginan saling bunuh, saling memerangi, saling menghabisi antar sesama anak bangsa. Persoalan politik diselesaikan dengan cara politik yang moderat.

3. Kalau Indonesia pecah perang saudara, banyak negara sekitar kita yang tepuk tanga  dan bahagia.

4. Secara politik konstitusional. Tidak ada sebaik kembali lagi kepada UUD 1945 dan Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Karena itu di buat oleh para Founding Father kita melalui sebuah perenungan, pemikiran, dan penghayatan yang sangat dalam sesuai dengan kondisi bangsa.

5. Ikat kembali rasa persatuan sesama anak bangsa. BUNUH segala bentuk skenario para USER tersebut dengan tidak mudah terpancing, dan justru merekat kembali rasa persaudaraan.

6. Bagi pemuda pemuda idealis dan nasionalis. Mari ikut berjuang mengambil peran dan posisi strategis negara untuk melakukan perbaikan moral dan cita cita bangsa.

7. Percayalah. TNI tetap solid dan setia terhadap NKRI. Bersama Rakyat TNI Kuat. TNI tahu kapan saat yang tepat untuk mengambil sebuah keputusan disaat negara genting.

NKRI HARGA MATI
https://nusantaranews.co/soal-user-asing-pemecah-belah-nkri-dansesko-tni-berikan-pencerahan/

Saturday, January 5, 2019

PENCERAHAN DARI DANSESKO TNI LETJEND. TNI. AGOES SUTOMO



Cara Kerja Intel

PENCERAHAN DARI DANSESKO TNI LETJEND. TNI. AGOES SUTOMO ;
...................
(" Masyarakat harus yakin. TNI tetap setia pada NKRI dan rakyat. TNI tahu kapan saatnya mengambil sikap kalau negara memang dalam keadaan genting....".

Letjend. TNI. Agoes Sutomo).
(Rangkuman materi Geopolitik dan Geostrategi Indonesia dalam kaca mata inteligent) ;
........................
1. Kalau kita mendengar presentasi Panglima TNI ttg perspectif ancaman pada ILC yang lalu maka kita akan paham kenapa Indonesia menjadi sasaran target incaran negara maju di dunia.

2. Kekuatan asing yang mengincar Indonesia sangat berharap Indonesia rusuh, perang saudara seperti Suriah sekarang.

3. Untuk itu mereka telah melakukan skenario (ibarat lingkar obat nyamuk) secara sistematis melakukan proxy war pelemahan Ketahanan Nasional Indonesia dari masa ke masa secara bertahap dan halus

4. Pelemahan sistem pertahanan kita itu meliputi semua bidang. Mulai dari ekonomi, politik, hukum, peraturan perundangan, sejarah, media informasi, pergeseran watak prilaku bangsa, gaya hidup, institusi pemerintah, termasuk pelemahan TNI baik secara fungsi dab wewenang.

5. Pelemahan sistem pertahanan ini tentu melalui operasi inteligent masive dan terstruktur

6. Ada USER (State /non state (negara/kelompok elit), ada AGENT HANDLE, di bawahnya AGENT ACTION, di bawahnya lagi INFORMAN berlapis.

7. Tiap struktur dan bahagian ini bergerak menurut tupoksinya masing masing, dimana diantara sesama merekapun tidak saling mengenal. Yang tahu hanya SANG USER.

8. Mereka di bayar, di latih, untuk melakukan operasi operasi cipta kondisi bahkan sabotase dengan bantuan dana tanpa batas serta dukungan power politik yang kuat.

9. Masing agent ini masuk melebur kedalam sendi sendi kehidupan bernegara kita. Ada yang masuk dan menjadi tokoh negarawan, dosen, pengamat, pejabat publik, institusi pemerintahan (Eksecutive, legislatif, yudicative), dunia perbangkan, dunia perfilman,
Bahkan sampai ke istana dan tubuh TNI-POLRI sekalipun.

10. Agent handle sebagai pengendali, Agent action sebagai eksekutor, informan sebagai pengumpul informasi lapangan.

11. Masing agent ada yg bergerak sebagai pendukung, kontra, pihak ke tiga dari pemerintahan.

12. Semua bergerak dalam rangka mengamankan setiap kepentingan USER di Indonesia. Salah satu contoh yang marak sekarang adalah bagimana merekayasa terjadi gejolak kerusuhan di Indonesia.

13. Untuk menciptakan gejolak masing agent bergerak untuk menanamkan rasa saling benci, saling curiga, saling buruk sangka, diantara sesama anak bangsa. Baik antar suku, antar agama, antar ormas, antar ulama  antar pengamat, antar kampus, antar parpol, antar tokoh bangsa. Termasuk antar institusi

14. Kita semua seolah di paksa dan di giring kepada satu titik yaitu PERANG. sekecil apapun masalah akan di peruncing dan di provokasi. Timbal balik.

15. Tujuannya hanya satu : Menjadikan anak bangsa menjadi bangsa yang sinis, egois, ambisius, sadis, anti kebersamaan.

16. Kita di jauhkan dari sifat asli bangsa Indonesia seperti : Pejuang, militan, pemberani, kuat, kompak, suka bermusyawarah, gotong royong.

17. Jadi kalau ada kejadian disekitar kita yang diluar kewajaran itu adalah salah satu bentuk hasil kerja para agent tersebut.

18. Perang saudara adalah hal yang sangat di inginkan USER asing thd indonesia. Agar kita akhirnya terpecah belah, hancur lebur, lemah untuk kemudian mereka kuasai (Jajah).
.................

SOLUSI :
1. Jadilah kita kembali menjadi jati dirinya orang Indonesia. Sebuah kesadaran kolektif senasib satu bangsa dan satu rasa cinta tanah air. Tak ada pandang SARA. Kita adalah sebuah bangsa yang kuat dan bersaudara.

2. Jangan mau terpancing untuk menjadi "Tidak Waras" (Sesuai keinginan USER) untuk punya keinginan saling bunuh, saling memerangi, saling menghabisi antar sesama anak bangsa. Persoalan politik diselesaikan dengan cara politik yang moderat.

3. Kalau Indonesia pecah perang saudara, banyak negara sekitar kita yang tepuk tanga  dan bahagia.

4. Secara politik konstitusional. Tidak ada sebaik kembali lagi kepada UUD 1945 dan Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Karena itu di buat oleh para Founding Father kita melalui sebuah perenungan, pemikiran, dan penghayatan yang sangat dalam sesuai dengan kondisi bangsa.

5. Ikat kembali rasa persatuan sesama anak bangsa. BUNUH segala bentuk skenario para USER tersebut dengan tidak mudah terpancing, dan justru merekat kembali rasa persaudaraan.

6. Bagi pemuda pemuda idealis dan nasionalis. Mari ikut berjuang mengambil peran dan posisi strategis negara untuk melakukan perbaikan moral dan cita cita bangsa.

7. Percayalah. TNI tetap solid dan setia terhadap NKRI. Bersama Rakyat TNI Kuat. TNI tahu kapan saat yang tepat untuk mengambil sebuah keputusan disaat negara genting......

Tags

Analisis Politik (275) Joko Widodo (150) Politik (106) Politik Baik (64) Berita Terkini (59) Jokowi (58) Pembangunan Jokowi (54) Lintas Agama (31) Renungan Politik (31) Perang Politik (29) Berita (27) Ekonomi (25) Anti Radikalisme (24) Pilpres 2019 (23) Jokowi Membangun (22) Perangi Radikalisme (22) Pembangunan Indonesia (21) Surat Terbuka (20) Partai Politik (19) Presiden Jokowi (19) Lawan Covid-19 (18) Politik Luar Negeri (18) Bravo Jokowi (17) Ahok BTP (14) Debat Politik (14) Radikalisme (13) Toleransi Agama (12) Caleg Melineal (11) Menteri Sri Mulyani (11) Perangi Korupsi (11) Berita Hoax (10) Berita Nasional (9) Education (9) Janji Jokowi (9) Keberhasilan Jokowi (9) Kepemimpinan (9) Politik Kebohongan (9) Tokoh Dunia (9) Denny Siregar (8) Hidup Jokowi (8) Anti Korupsi (7) Jokowi Hebat (7) Renungan (7) Sejarah Penting (7) Selingan (7) imlek (7) Ahok (6) Health (6) Perangi Mafia (6) Politik Dalam Negeri (6) Gubernur DKI (5) Jokowi Pemberani (5) KPK (5) Khilafah Makar (5) Kisah Nyata (5) Lawan Radikalisme (5) NKRI Harga Mati (5) Negara Hukum (5) Partai PSI (5) Pengamalan Pancasila (5) Pilkada (5) Refleksi Politik (5) Teknologi (5) hmki (5) kota tangsel (5) natal (5) pengurus (5) peresmian (5) relawan (5) Anti Teroris (4) Bahaya Khalifah (4) Berita Baru (4) Dugaan Korupsi (4) Indonesia Maju (4) Inspirasi (4) Kebudayaan Indonesia (4) Lagu Jokowi (4) Mahfud MD (4) Menteri Pilihan (4) Pancasila (4) Pendidikan (4) Pileg 2019 (4) Politik Identitas (4) Sejarah (4) Tokoh Masyarakat (4) Tokoh Nasional (4) Vaksin Covid (4) Adian Napitupulu (3) Adudomba Umat (3) Akal Sehat (3) Analisa Debat (3) Artikel Penting (3) Atikel Menarik (3) Biologi (3) Brantas Korupsi (3) Breaking News (3) Covid-19 (3) Demokrasi (3) Dewi Tanjung (3) Hukum Karma (3) Karisma Jokowi (3) Kelebihan Presiden (3) Kesaksian (3) King Of Infrastructur (3) Lagu Hiburan (3) Makar Politik (3) Melawan Radikalisme (3) Musibah Banjir (3) Nasib DKI (3) Nasihat Canggih (3) Negara Maju (3) Negara Makmur (3) Nikita Mirzani (3) PKN (3) Pembubaran Organisasi (3) Pemilu (3) Pendidikan Nasional (3) Pendukung Jokowi (3) Penegakan Hukum (3) Poleksos (3) Politik Adudomba (3) Rekayasa Kerusuhan (3) Rencana Busuk (3) Revisi UUKPK (3) Sederhana (3) Tanggung Jawab (3) Testimoni (3) Tokoh Revolusi (3) Waspada Selalu (3) barongsai (3) jakarta (3) Ada Perubahan (2) Agenda Politik (2) Akal Kebalik (2) Akal Miring (2) Anggaran Pemprov (2) Antusias Warga (2) Arsitektur Komputer (2) Basmi Mafia (2) Basmi Radikalisme (2) Beda Partai (2) Berita Internasional (2) Budiman PDIP (2) Capres Cawapres (2) Cinta Tanah Air (2) Dasar Negara (2) Denny JA (2) Erick Thohir (2) Etika Menulis (2) Filsafat (2) Fisika (2) Free Port (2) Gerakan Budaya (2) Gereja (2) Himbauan (2) Information System (2) Isu Sara (2) Jaga Presiden Jokowi (2) Jalan Toll (2) Jenderal Pendukung (2) Jihat Politik (2) Jokowi Commuter (2) Jokowi Guru (2) Jokowi Motion (2) Kabinet II Jokowi (2) Kasus Hukum (2) Kasus Korupsi (2) Kehebatan Jokowi (2) Kemajuan Indonesia (2) Kemanusiaan (2) Kerusuhan Mei (2) Komputer (2) Komunikasi (2) Kriminalisasi Ulama (2) Langkah DPRD-DPR (2) Lawam Penghianat Bangsa (2) Lawan Fitnah (2) Mafia Indonesia (2) Media Sosial (2) Menteri Susi (2) Merakyat (2) Miras (2) Motivasi (2) Nilai Rupiah (2) Olah Raga (2) Opini (2) Pembangunan Pasar (2) Pemimpin Pemberani (2) Pengadilan (2) Pengatur Strategi (2) Penjelasan TGB (2) Penyebar Hoax (2) Perangi Terroriis (2) Pidato Jokowi (2) Political Brief (2) Politik ORBA (2) Program Jokowi (2) Raja Hutang (2) Relawan Jokowi (2) Ruang Kesehatan (2) Sampah DKI (2) Selengkapnya (2) Sertifikat Tanah (2) Simpatisan Jokowi (2) Suka Duka (2) Sumber Kekuasaan (2) Survey Politik (2) Tegakkan NKRI (2) Tenaga Kerja (2) Tirta Memarahi DPR (2) Toll Udara (2) Transparan (2) Ucapan Selamat (2) Ulasan Permadi (2) Ultah Jokowi (2) Undang Undang (2) amandemen (2) jokowi 3p (2) jokpro (2) news (2) perjuangkan (2) Adek Mahasiswa (1) Aksi Gejayan (1) Aksi Makar (1) Alamiah Dasar (1) Ancaman Demokrasi (1) Andre Vincent Wenas (1) Anggarana Desa (1) Anies Dicopot (1) Ansor Banten (1) Antek HTI (1) Anti Cina (1) Anti Terrorris (1) Anti Vaksin (1) Anti Virus (1) Arti Corona (1) Aset BUMN (1) Atheis (1) BIN (1) BTP (1) Bahasa Indonesia (1) Bahaya Isis (1) Bangkitkan Nasionalisme (1) Bangsa China (1) Bank Data (1) Bantu Dishare (1) Basuki Tjahaya Purnama (1) Bawah Sadar (1) Bencana Alam (1) Berani Karena Jujur (1) Berani Melapor (1) Binekatunggal Ika (1) Bintang Mahaputera (1) Bisnis (1) Bongkar Gabeneer (1) Bravo Polri (1) Bravo TNI (1) Budiman Sujatmiko (1) Bumikan Pancasila (1) Bunuh Diri (1) Busana (1) Buya Syafii Maarif (1) Calon Menteri (1) Cari Panggung Politik (1) Cctvi Pantau (1) Cendekia (1) Croc Brain (1) Cudu Nabi Muhammad (1) Cybers Bots (1) Daftar Tokoh (1) Dagang Sapi (1) Danau Toba (1) Data Base (1) Demo Bingung (1) Demo Gagal (1) Demo Mahasiswa (1) Demo Nanonano (1) Demokrasi Indonesia (1) Deretan Jenderal (1) Dewan Keamanan PBB (1) Digital Divelovement (1) Dosa Kolektif (1) Dubes Indonesia (1) Ekologi (1) Extrimis (1) FBR Jokowi (1) Faham Khilafah (1) Filistinisme (1) Filosofi Jawa (1) Fund Manager (1) G30S/PKI (1) GPS Tiongkok (1) Gagal Faham (1) Gaji Direksi (1) Gaji Komisaris (1) Gaya Baru (1) Gelagat Mafia (1) Geografi (1) Gerakan (1) Gerakan Bawah Tanah (1) Gibran (1) Grace Natalie (1) Gubernur Jateng (1) Gus Nuril (1) Gusti Ora Sare (1) HTI Penunggang (1) Hadiah Tahun Baru (1) Hari Musik Nasional (1) Hiburan (1) Hukuman Mati (1) Hypnowriting (1) Identitas Nusantara (1) Illegal Bisnis (1) Ilmu Pengetahuan (1) Ilusi Identitas (1) Imperialisme Arab (1) Indonesia Berduka (1) Indonesia Damai (1) Indonesia Hebat (1) Injil Minang (1) Intermezzo (1) Internet (1) Intoleransi (1) Investor Asing (1) Islam Nusangtara (1) Istana Bogor (1) Isu Agama (1) Isu Politik (1) J Marsello Ginting (1) Jadi Menteri (1) Jalur Gaza (1) Jangan Surahkan Indonesia (1) Jembatan Udara (1) Jenderal Moeldoko (1) Jenderal Team Jkw (1) Jilid Milenial (1) Jiplak (1) Jokowi 3 Periode (1) Jokowi Peduli (1) Jualan Agama (1) Jurus Pemerintah (1) Jusuf Kalla (1) Kadrun (1) Kambing Hitam (1) Kampus Terpapar Radikalisme (1) Kasus BUMN (1) Kasus Keluarga (1) Kebusukan Hati (1) Kecelakaan (1) Kehilangan Tuhan (1) Kehilangan WNI (1) Kekuasaan (1) Kekuatan China (1) Kemengan Jokowi (1) Kena Efisensi (1) Kepribadian (1) Keputusan Pemerintah (1) Kerusuhan 22 Mei (1) Kesaksian Politikus (1) Keseahatan (1) Ketum PSI (1) Kitab Suci (1) Kode Etik (1) Komnas HAM (1) Komunis (1) Konglomerat Pendukung (1) Kopi (1) Kota Bunga (1) Kota Misteri (1) Kota Modern (1) Kota Zek (1) Kredit Macet (1) Kuliah Uamum (1) Kunjungan Jokowi (1) Kurang Etis (1) LPAI (1) Lagu Utk Jokowi (1) Lahan Basah (1) Larangan Berkampanye (1) Larangan Pakaian (1) Lawan Rasa Takut (1) Leadership (1) Legaci Jokowi (1) Lindungi Jokowi (1) Lintas Dinamika (1) Luar Biasa (1) MPG (1) Mabok Agama (1) Mafia Ekonomi (1) Mafia Tanah (1) Mahakarya (1) Mahkamah Agung (1) Manfaat Vaksin (1) Mari Tertawa (1) Masa Kampanye (1) Masalah BUMN (1) Matematika (1) Membunuh Sains (1) Mempengaruhi Musuh (1) Mempengaruhi Orang (1) Mendisplinkan Siswa (1) Mengharukan (1) Menghasut Pemerintah (1) Menghina Lambang Negara (1) Mengulas Fakta (1) Menjaga Indonesia (1) Menjaga Jokowi (1) Menjelang Pemilu (1) Menjlang Pelantikan (1) Menko Polhukam (1) Menteri (1) Menteri Agama (1) Menteri Sosial (1) Menydihkan (1) Mesin Pembantai (1) Minuman Keras (1) Model Tulisan (1) Muhamad Ginting (1) Mumanistik (1) Muslim Prancis (1) Musu RI (1) Musuh Dlm Selimut (1) Obat Tradisional (1) Oligarki (1) Omnibus Law (1) Oramas Terlarang (1) Orang Baik (1) Orang Beragama (1) Orang Bodoh (1) Orang Kaya (1) Ormas Islam (1) Otak Kebalik (1) Overdosis Haram (1) PHK dan Buruh (1) Palestina (1) Panduan (1) Pantau Jakarta (1) Para Makar (1) Parawisata (1) Partai Baru (1) Partai Komunis (1) Pasar Murah (1) Pelarian (1) Pembayaran Utang Negara (1) Pembela Rakyat (1) Pembumian Pancasila (1) Pemerintahan Jayabaya (1) Pemilihan Presiden (1) Pemprov DKI (1) Pencerahan (1) Pencucian Uang (1) Pendukung Lain (1) Penebaran Virus so (1) Pengacau Negara (1) Pengalaman (1) Pengangguran (1) Pengaruh (1) Pengertian Istilah (1) Pengertian Otoritas (1) Penggulingan Rezim (1) Penghianat Bangsa (1) Pengobatan (1) People Power (1) Perang Dunia III (1) Perangi Tetroriis (1) Peraturan (1) Perayaan Natal (1) Percobaan (1) Perguruan Tinggi (1) Peringatan Keras (1) Peristiwa Mei 1998 (1) Pernikahan (1) Pernyataan ISKA (1) Pertamina (1) Pertemuan Politik (1) Pesan Gus Nuril (1) Pesan Habib (1) Peta Politik (1) Pidato Prisiden RI (1) Pil Pahit Srilanka (1) Pilkada 2018 (1) Pilkada Solo (1) Pilpres Curang (1) Pimpinan MPR (1) Politik Agama (1) Politik Catur Jkw (1) Politik Kepentingan (1) Politik LN (1) Politik Uang (1) Politikus (1) Pollitik (1) Profesional (1) Propaganda (1) Propaganda Firehose (1) Psikoanalisa (1) Psikologi Praktis (1) Puisi (1) Pulau Terindah (1) Quick Count (1) RUU Kadrun (1) Raja Bonar (1) Raja Debat (1) Raksasa (1) Rakyat Kecil (1) Realita Politik (1) Rekam Jejak (1) Rekapitulasi DPS (1) Reklamasi Pulau (1) Remix Sunda (1) Rendah Hati (1) Reungan Politik (1) Rhenald Kasali (1) Risma (1) Ruhut P Sitompul (1) Saksi Yehuwa (1) Sangat Canggih (1) Scandal BLBI (1) Seharah Pers (1) Sehat Penting (1) Sejarah Politik (1) Sekilas Info (1) Selamat Imlek (1) Sembuhkan Jiwasraya (1) Seni (1) Seniman Bambu (1) Shanzhai (1) Sidak Harga (1) Sidang MPR (1) Sigmun Freud (1) Silaturahmi (1) Sistem Informasi (1) Skema Kerusuhan (1) Skenario 22 Mei (1) Skenario Demonstrans (1) Skripsi (1) Soekarno (1) Stasiun KA (1) Suku Minang (1) Sumber Inspirasi (1) Super Power (1) Superkarya (1) Syirianisasi (1) System Informasi (1) TKA Siapa Takut (1) Tahun Kampret (1) Taliban (1) Tanda Kehormatan (1) Tanda Zaman (1) Tanggapan Atas Pidato (1) Tanya Jawab (1) Tebang Pilih (1) Teori Kepribadian (1) Terkaya Indonesia (1) Terorisme (1) Terrorisme (1) Tidak Becus Kerja (1) Tindakan Makar (1) Tingkat Kemiskinan (1) Tinjauan Filsafat (1) Tips dan Trik (1) Toleransi Identitas (1) Travelling (1) Tuan Rumah (1) Tukang Kayu (1) UU Cipta Kerja (1) Ucapan Gong Xi Fat Choi (1) Ulama Bogor (1) Ulasan Berita (1) Ulasan Suriah (1) Ustadz Bangsa (1) Via Vallen (1) Virus Covid-15 (1) Wajib Baca (1) Wakil Tuhan (1) Wali Kota (1) Wanita Kartini (1) Wewenang (1) Yusril Blakblakan (1) breaing news (1) karo (1) kontemporer (1) tari (1)