Modyar! William PSI Bongkar 3,2 T APBD DKI Tak Digunakan Anies untuk Corona!
Nasib Anies rupanya sudah di ujung tanduk. Ambisi menjadi RI 1 hanya akan menjadi angan-angan belaka. Apalagi ada kabar backingannya kini jadi saksi meringankan tersangka korupsi. Anies yang berjuang melawan corona harus terpojok lantaran ulahnya sendiri. Setelah kejanggalan dana bansos DKI dibongkar 3 menteri, kini giliran William membongkar kejanggalan peruntukan APBD yang ternyata tak dimaksimalkan oleh Anies.
Sebelumnya juga heboh permintaan uang 700 milyar oleh Anies untuk pembelian lahan RTH. Padahal DKI sendiri mengaku kalau tak memiliki dana untuk jutaan warga miskin yang terdampak corona, makanya meminta bantuan pusat. Tapi anehnya masih ada permintaan ratusan milyar untuk hal lain.
Seperti dilansir tribunnews.com, William Aditya Sarana PSI bongkar cara janggal Anies Baswedan potong APBD atasi Virus Corona.
Politikus Partai Solidaritas Indonesia atau PSI, William Aditya Sarana kembali mengomentari APBD DKI Jakarta. Kali ini, William Aditya Sarana mengkiritisi alokasi APBD untuk penanganan Virus Corona atau covid-19.
Menurut dia, ada sejumlah kejanggalan dari pemotongan anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk penanganan pandemi.( teruskan baca berita penting di bawah... 👇)
Hal itu ia sampaikan dalam kanal YouTube William Aditya Sarana, diunggah Sabtu (16/5/2020).
"Saya mau blak-blakan," ungkap William Aditya Sarana.
Ia menuturkan besarnya anggaran yang dibutuhkan Pemprov DKI Jakarta untuk penanganan covid-19.
"Jadi sebenarnya berdasarkan Pergub terbaru yang diberikan Pak Anies ke DPRD, Pak Anies membutuhkan uang sebesar Rp 2,8 triliun untuk penanganan covid-19," jelasnya.
Biaya triliunan rupiah itu didapat dari pemotongan anggaran belanja lainnya.
"Uangnya dari mana? Uangnya adalah hasil dari potongan-potongan anggaran yang harusnya dibelanjakan untuk sesuatu yang lain, lalu dibelanjakan untuk covid-19," kata William.
Hal yang menjadi janggal bagi William adalah anggaran pembelian ruang terbuka hijau (RTH) yang tidak banyak dipotong.
Sebelumnya, pembelian RTH dianggarkan sebesar Rp 1,5 triliun.
Namun dari jumlah yang banyak itu hanya dipotong Rp 24 miliar.
"Pertanyaannya, uang Rp 300 miliar RTH itu seperti apa?" ungkap William.
"Sebenarnya uangnya itu bukan Rp 300 miliar, tetapi ada Rp 1,5 triliun untuk belanja ruang terbuka hijau," lanjut dia.
"Hanya dipotong sebesar Rp 24 miliar dari Rp 1,5 triliun itu untuk dimasukkan dalam penanganan covid-19," papar William.
Selain itu, Anies Baswedan masih tetap menjalankan program Formula E yang menuai polemik.
"Yang menjadi ironi adalah Pak Anies membayarkan commitment fee Formula-E Rp 500 miliar," kata William.
Selain itu tunjangan kerja daerah (TKD) aparatur sipil negara (ASN) turut dipotong untuk membantu penanganan covid-19.
"Lalu rencana untuk memotong TKD ASN sebesar 50 persen," ungkapnya.
"Seharusnya kita bisa terlebih dulu memotong anggaran Rp 1,5 triliun untuk RTH," kata William.
William Aditya Sarana menyebutkan masih ada anggaran untuk pembuatan trotoar dengan jumlah besar yang dapat dipotong.
Menurut dia, anggaran tersebut dapat lebih dulu dipotong daripada mengorbankan biaya TKD.
"Lalu ada juga Rp 1,2 triliun untuk trotoar," kata William Aditya Sarana.
"Jadi tidak perlu memotong anggaran dari TKD ASN kita," jelasnya.
"Mengapa Pak Gubernur terlebih dulu mengorbankan ASN-nya?" tanya dia.
William Aditya Sarana menilai banyak proyek yang dapat diundur sehingga dianggarkan kembali tahun depan.
Padahal banyak proyek yang seharusnya bisa dipotong, kita tunda tahun depan.
"Kita fokus dulu untuk penanganan covid-19," tegas dia.
"Ada RTH Rp 1,5 triliun, lalu ada trotoar Rp 1,2 triliun, ada Formula-E Rp 500 miliar.
"Ini yang seharusnya difokuskan Pak Gubernur," papar William.
Penjelasan William ini sekaligus membongkar kenyataan bahwa Anies tak benar-benar serius menangani corona di Ibukota. Pernyataannya tentang permintaan rapid test sejak Januari yang ditolak pusat atau adanya perbedaan data kematian akibat corona yang berbeda dengan pusat nyatanya cuma sandiwara.
Anieslah yang paling tahu hatinya sendiri. Para media cuma dibayar untuk memberitakan pernyataannya. Tapi Tuhan tidak tidur, lambat laun kebusukan DKI 1 akan terbongkar satu persatu.
Setelah kejanggalan bansos yang tak tepat sasaran dan adanya permintaan tak masuk akal DKI kepada pemerintah pusat terbongkar, kini giliran peruntukan APBD. Uang triliunan yang harusnya bisa digunakan mengatasi dampak corona termasuk menstimulus usaha mikro malah digunakan hal yang tidak penting.
Anies hanya ingin semua orang mengakui dirinya paling prihatin dengan adanya corona. Lagu lama rezim SBY yang mengaku didzolimi Mega ia putar kembali. Seolah-olah dirinya dijegal Jokowi dan menterinya. Padahal dirinya sendiri yang tak becus kerja. Saat Jateng dan Jabar bisa mengganggarkan APBD untuk corona lebih besar dari DKI dan tak mengemis ke pusat, harusnya kita tahu kalau Anies hanya main sandiwara.
Dana yang ada tak ia maksimalkan karena tujuan jahatnya hanya menyalahkan pusat untuk setiap kegagalan di DKI. Semoga saja Jokowi dan jajarannya diberikan jalan mengatasi corona di negeri ini serta dilindungi dari fitnah Gubernur dzolim yang ngaku paling sholeh.
Begitulah kura-kura.
Referensi:
https://kaltim.tribunnews.com/2020/05/18/blak-blakan-william-aditya-psi-bongkar-cara-janggal-anies-baswedan-potong-apbd-atasi-virus-corona
https://www.google.com/amp/s/amp.suara.com/news/2020/05/16/021000/anies-minta-anggaran-rp-700-miliar-untuk-beli-lahan-di-tengah-corona
No comments:
Post a Comment