Jokowi Jangan Diremehkan
Benang merahnya mulai terlihat. 6 Laskar FPI meninggal, smelter untuk biji nikel dibakar
Jerman datang ke markas FPI yang merupakan organisasi terorist.
Intinya karena ekspor biji nikel ke UE dihentikan yang mengakibatkan banyak pabrik di Eropa yang tutup, sekitar 260 ribu pekerja hilang pekerjaan.
Tidak mengherankan kalau meninggalnya 6 laskar FPI, dijadikan moment untuk menekan Pemerintah,
Bahkan lebih jauh lagi katanya masalah ini akan dibawa ke Mahkamah HAM Internasional, sanksi politik internasional embargo pun bisa terjadi.
Tujuannya jelas untuk menjatuhkan Jokowi, muncul pemimpin baru, merevisi kebijakan penghentian ekspor biji nikel, biji nikel kembali di ekspor, pabrikan di UE kembali beroperasi, dst.
Dalam negeri bisa jadi ormas radikal kembali hidup berkat kerjasama simbiosis mutualisme.
Antara FPI dan Jerman, HAM internasional termasuk Komnas HAM dan politikus proxy luar maupun dalam negeri dan negara negara UE.
Tujuan FPI untuk mendirikan negara khilafah tercapai, tujuan negara asing untuk mendapatkan biji nikel terpenuhi, kontrak eksplorasi biji nikel berkelanjutan
Kembali SDA Indonesia dikuasai asing sebagaimana yang terjadi sebelum pemerintahan Jokowi.
Rakyatpun Gigit Jari dan proxypun pesta pora.
Tapi ingat ...bukan Jokowi namanya kalau tidak mampu dan berani menghadapi aggresor asing.
Bukan Jokowi namanya kalau tidak mampu mengatasi masalah ini.
Sudah ada contohnya bagaimana Jokowi tegas ambil alih SDA kembali ke Indonesia.
Freeport, Blok Mahakam dll sampai pada pembangunan Pelabuhan Laut Internasional yang pastinya mengurangi market Singapura.
Bahkan Jokowipun berani dan siap menghadapi UE yang akan membawa masalah penghentian ekspor biji nikel ke WTO.
Lihat juga bagaimana mantan PM Malaysia Najib Razak galau karena Tesla dll investasi ke Indonesia dan masih banyak lagi prestasi Jokowi untuk rakyat Indonesia.
Coba hitung; (teruskan baca berita menarik di bawah ini .....👳👇👇 )
Berapa trilyun potensi pendapatan negara yang hilang akibat selama berpuluh tahun di Indonesia tidak dibangun kilang minyak?
Berapa trilyun potensi pendapatan negara yang hilang akibat selama berpuluh tahun di Indonesia tidak dibangun smelter untuk eksplorasi tambang emas
Akankah kita akan mengulang kesalahan yang sama ???
Malaysiapun saat ini galau, karena investor pada masuk ke Indonesia.
Artinya ketika investor masuk dan investasi berjalan lancar, yang terjadi adalah kesempatan kerja meningkat, penggangguran berkurang, angka kemiskinan turun, pertimbuhan ekonomipun meningkat, pendapatan negarapun meningkat dan pembangunanpun akan lebih lancar, rakyat bisa lebih banyak menikmati hasil pembangunan, rakyat makin sejahtera.
Kegalauan Mantan PM Malaysia Najib Razak mengindikasikan bahwa langkah kebijakan yang diambil Jokowi sudah jauh lebih maju dari Malaysia sendiri.
Jadi dalam kondisi ekonomi terbuka, setiap negara pasti berusaha menarik investor guna mendorong pertumbuhan ekonomi, mendorong terciptanya kesempatan kerja dsb,
Apalagi APBN Indonesia sebelum Pandemi Covid-19 juga terbatas hanya sekitar Rp.4.500 trilliun dengan penduduk lebih 270 juta
Dan tersebar dalam berbagai pulau. Disaat pandemi covid-19. Jelas investor sangat dibutuhkan.
Salah satu faktor terciptanya iklim yang kondusif bagi investor adalah terciptanya kepastian kelangsungan usaha di negara dimana investor menginvestasikan dananya.
Kepastian kelangsungan usaha juga dipengaruhi kestabilan politik. Jokowipun mampu meredam aksi FPI, agar tercipta kestabilan politik.
Lalu terbersit dibenak saya apakah meninggalnya 6 orang laskar FPI bagian dari skenario?
Bagaimana mungkin negara negara UE yang selama ini anti radikalisme justru dubes Jerman - mungkin sebagai proxy UE - mengunjungi markas FPI?
Sejak 2015, Jerman, Inggris, Perancis, Denmark, Belgia, Swedia dan Rusia pernah diteror oleh ISIS dan Al Qaedah yang notabenenya organisasi teroris yang berbalut agama.
Korban di Jerman tercatat 12 orang tewas.
Terkait dengan aksi terorisme, negara negara UE menyatakan " Perang melawan terorisme kepada kelompok fanatik dan ekstremisme kekerasan".
Pernyataan ini merupakan gabungan menlu-menlu UE, dilansir dari laman Yeni Safak pada Sabtu, 14 November 2020.
Dengan memperhatikan wibsite tracking terorist yang mengatakan organisasi FPI adalah organisasi terorisme, maka sungguh aneh kalau Jerman yang anggota UE justru bersimpati pada FPI,
Bertolak belakang dengan pernyataan yang telah disampaikan oleh gabungan menlu menlu UE diatas.
Kecuali kalau Jerman sendiri adalah negara dengan produk terorisme.
Jadi apapun argumentasi Dubes Jerman tidak lebih dan tidak kurang karena suplay chain biji nikel yang dihentikan oleh Jokowi.
Akhirnya ketika Jokowi berusaha keras membangun negeri ini, ketika Jokowi berusaha keras mengambil SDA Indonesia dari tangan tangan asing dan ketika para proxy dan pionnya mencoba memporak porandakan upaya Jokowi untuk membangun bangsa ini...
Sudah menjadi kewajiban kita semua melindungi dan mensupport Jokowi agar pembangunan dapat berjalan dan kelanjutan demi masa depan anak cucu kita yang lebih baik.
Habibi Irawan
No comments:
Post a Comment