Art 1
*Catet: _Sepanjang Video Ini Tidak Ada Instrupsi Iklan._*
*Celaka Kritik Di Ruang Demokrasi,*
*Rocky Gerung Kebablasan*
Art 2
*MENGATASI KRITIKAN YANG PEDAS*
Ada seorang ibu yang sangat hebat di bidang keuangan. Karena keahliannya itu, sebuah perusahaan besar merekrutnya dengan mempercayakan seluruh urusan finansial kepadanya. Pekerjaannya sangat bagus sehingga bosnya senantiasa memberikan kepadanya beberapa kepercayaan lainnya.
Pada suatu hari ibu itu menelefon saya dengan sesenggukan karena berusaha menahan air matanya : “Romo, saya telah berhenti dari perusahaan di mana saya bekerja sekarang ini ?” Ibu itu kelihatan sangat terpukul. Saya pun bertanya : “Mengapa bu ?”. Ia menjawab : “Bekerja di perusaaan ini tidak nyaman. Saya tidak tahan menghadapi banyak kritikan yang tak beralasan dan isu-isu yang tidak mendasar dari rekan-rekan kerja saya. Mereka iri hati dengan saya sehingga sering menuduh saya mencuri hati bos saya. Apapun yang saya lakukan adalah salah bagi mereka. Apa yang dikatakan mereka di depan saya akan berbeda di belakang saya”. Saya hanya dapat menasihatinya : “Bu, bekerja di mana saja dan bergabung dalam komunitas apa saja pasti ada orang-orang iri hati di sana”.
Selama kita hidup dan bersosialisasi pasti senantiasa ada krititikan terhadap kita. Kritikan itu kadang-kadang adil, tetapi kebanyakan tidak adil. Kritikan yang tidak adil dan tidak proporsional akan menciptakan stres dalam hati dan pikiran kita.
Kritikan yang tak mendasar itu juga akan menciptakan ketegangan dalam relasi yang mungkin sudah lama kita bangun. Di tempat kerja atau di dalam relasi dengan sesama pasti senantiasa ada yang berbicara negatif tentang diri kita atau menyalahkan kita untuk sesuatu yang tidak kita buat. Ia juga sering membangkitkan isu yang tidak benar. Tujuannya adalah membuat kita kelihatan jelek di mata orang. Kebanyakan kritikan tidak akan banyak membantu kita untuk maju. Kritikan-kritikan itu dimaksudkan untuk membuat kita terpuruk.
Kritikan yang konstruktif tentu akan membantu kita untuk melihat beberapa area yang perlu kita kembangkan. Namun demikian, kebanyakan dari kritikan tidak dimaksudkan untuk membangun Kepribadian kita. Kebanyakan kritikan tidak menjadi berkat bagi kita. Kebanyakan krititikan ditujukan untuk menyerang kita.
Kritikan yang tidak beralasan itu sebenarnya berasal dari keirihatian. Kritikan tersebut berasal dari roh persaingan. Kita mempunyai sesuatu yang istimewa yang tidak orang lain punyai. Mereka yang iri hati tidak akan bahagia dengan kelebihan kita. Mereka mencoba menutupi ketidakamanan mereka dengan menjadi suka mengkritik, pedas, sinis, dan congkak kepada kita.
Untuk tidak menjadi terpuruk karena banyaknya kritik yang tidak beralasan, kita harus menyadari bahwa kritikan tersebut akan mengiringi keberhasilan kita. Semakin kita berhasil, semakin banyak kritikan yang kita hadapi. Tidak semua orang akan merayakan kemenangan kita. Banyak orang tidak akan menyanyikan pujian atas kesuksesan kita. Sebaliknya, keberhasilan kita justru membangkitkan keirihatian. Lebih banyak kritikan daripada apresiasi yang akan kita terima. Selain itu, kita harus menyadari bahwa kritikan-kritikan yang pedas itu sebenarnya tidak selalu ditujukan kepada kita, tetapi kepada orang-orang yang dekat dengan kita ataupun yang mempunyai relasi dengan kita. Karena itu, jangan terlalu memasukkan ke dalam hati kritikan-kritikan yang pedas dan tak beralasan. Kita hendaknya terus melangkah maju walaupun kritikan-kritikan tersebut terus menyerang sehingga kita tetap mencapai sesuatu yang lebih tinggi, lebih baik, dan lebih bermanfaat.
Salam Tangguh
Romo Felix Supranto, SS.CC
No comments:
Post a Comment