*Modyarr! Borok AHY/SBY Dibongkar Senior*
*Demokrat, Bunuh Diri Politik Makin Nyata!*
https://news.iniok.com/2021/02/modyarr-borok-ahysby-dibongkar-senior.htmlKECELE! kecele!AHY/DEMOKRAT yg merengek,MULDOKO yg dapat SIMPATI PUBLIC
Kecele! AHY/*Demokrat Yang Merengek, Moeldoko Yang Dapat Simpati Publik!.*
*Dalam dunia politik, citra itu berperan besar untuk mengangkat nama seorang tokoh publik.* Mau dapat citra yang baik? Ikuti saja cara ampuh dari Presiden Jokowi : kerja, kerja dan kerja. Hasil tidak akan pernah mengkhianati kerja (keras). Hasil kerja Presiden Jokowi bisa dilihat dan dinikmati publik, bahkan sejak beliau jadi Wali Kota Solo. Tidak heran, rekor Presiden Jokowi dalam pemilu jadi tak terkalahkan, 5 kali menang berturut-turut. Siapa yang bisa? Tidak pernah ada dalam sejarah politik Indonesia.
*Tapi tulisan ini bukan tentang Presiden Jokowi. Melainkan tentang AHY dan Partai Demokrat.* Kalau emang punya niat untuk berprestasi, selalu ada jalan kok. Walaupun AHY pernah kalah dalam Pilkada DKI Jakarta, masih banyak kesempatan buat AHY untuk mengangkat namanya, citranya. Walau tudingan bahwa AHY hanya menerima tongkat estafet dari bapaknya tanpa capek-capek lari, AHY punya banyak cara untuk membuktikan kemampuannya sendiri. Misal, dengan membina UMKM. Atau bikin channel Youtube atau acara TV yang isinya lucu-lucu, buat menghibur publik yang penat dengan berbagai masalah. Bahkan channel Deddy Corbuzier yang kerap jadi ajang klarifikasi para tokoh publik pun menghasilkan 13,4 juta subscriber. Dan kerap jadi berita media pula. Menghibur publik itu sama dengan menarik simpati publik. Juga bisa untuk mengedukasi publik. Banyak jalan menuju Roma, namun AHY malah mengambil jalan yang salah, sangat salah.
*AHY maunya lompat kelas, tanpa melihat kemampuan diri sendiri.* Maunya dikasih jabatan sama Presiden Jokowi, tapi Demokrat sendiri terlihat berat jadi pendukung Jokowi. Padahal perolehan kursi Demokrat di Pileg juga makin sedikit, makin tidak berarti. Entah apa yang ada dalam pikiran SBY maupun AHY sebagai eks Ketum dan Ketum Demokrat. Terlalu pede? Atau terlalu sombong buat benar-benar bergabung dengan koalisi partai pendukung pemerintahan Presiden Jokowi?
*Akhirnya AHY ya nggak jadi apa-apa.* Padahal sudah terbebani dengan narasi akan nyapres di 2024. Mungkin bingung atau sudah mentok, sehingga terciptalah strategi politik terblunder di masa pandemi. Yakni menggelontorkan narasi bahwa ada percobaan kudeta di dalam Demokrat. Ada upaya rebut paksa partai oleh pihak lain. AHY pun menyebut ada orang-orang di pemerintahan Presiden Jokowi yang terlibat. Bahkan AHY mengirim surat ke Presiden Jokowi meminta beliau mengklarifikasi. Tidak berapa lama, disebut lah nama Moeldoko, yang menjabat sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP).
Memangnya apa yang diharapkan AHY dari narasi kudeta partai ini? Simpati publik? Oh iya, AHY memang berhasil bikin publik ngakak. Keberhasilan ini bisa-bisa melebihi kelucuan yang disajikan oleh para komedian. Betul-betul jadi hiburan buat publik di masa pandemi. Tapi, simpati? Jauuh lah, bro! Bahwa AHY mengirim surat ke Presiden Jokowi minta klarifikasi, itu sudah bikin ngakak. Apa hubungannya? Memangnya Demokrat itu siapa? Kok seperti berasa lebih tinggi dari presiden?
*Makin lama narasi kudeta ini pun makin membongkar kejelekan AHY (dan SBY)*. Para senior dan pendiri Partai Demokrat berkumpul dalam konferensi pers. Memaparkan borok-borok SBY/AHY. Ini sudah saya tulis sebelumnya : https://seword com/politik/borok-ahysby-dibongkar-senior-demokrat-bunuh-Ttwe7dAt3W
*Mereka juga menyinggung soal mekanisme Kongres Luar Biasa* (KLB) yang sesuai dengan AD/ART partai. Sementara pihak AHY menyamakan KLB dengan kudeta hehehe… Lalu terbongkar pula bahwa SBY bukanlah pendiri Partai Demokrat Sumber.
*Yang paling menohok tentunya adalah jawaban Moeldoko sebagai orang yang dituduh* AHY/Demokrat sebagai tokoh yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY, dengan tujuan nyapres. Moeldoko malah berbalik mengingatkan agar AHY/Demokrat jangan ganggu Presiden Jokowi. Lalu menceritakan soal beberapa orang yang mendatanginya buat curhat. Ya wajar kan sebagai pejabat yang selalu membuka pintu, menerima siapa saja yang hendak menyampaikan apa pun. Sumber Sumber
*Sebenarnya hanya dengan jawaban Moeldoko, AHY/Demokrat sudah “tertampar” dengan telak.* Publik pun makin ngakak. Tapi, namanya juga nasib apes. Musibah pun makin menerpa AHY/Demokrat. Pihak Istana Presiden dengan tegas menyatakan bahwa Presiden Jokowi tidak akan membalas surat AHY, karena itu urusan internal partai Sumber. Bagaimana dengan publik? Publik malah beramai-ramai mengirim karangan bunga dukungan terhadap Moeldoko. Bahkan tagar #MoeldokoDidukung jadi trending di media sosial. Pertanda bahwa publik menaruh simpati kepada Moeldoko, bukannya kepada AHY/Demokrat yang merengek dan mengeluh seakan dizolimi
*Bahkan narasi soal Moeldoko mau nyapres di 2024 pun malah mengundang dukungan.* Ya memang tidak ada salahnya kan kalau Pak Moeldoko mau nyapres? Justru AHY yang sudah terbebani dengan keharusan nyapres di 2024 atau menanggung malu, jadi makin jauh dari ambisinya itu. AHY makin disamakan bapernya dengan sang bapak sewaktu jadi presiden. Publik tidak pernah lupa dengan dosa-dosa korupsi para kader Demokrat di masa itu. Ini belum jadi pejabat publik saja sudah lempar narasi, tuding sana sini dan sepertinya nggak paham dengan AD/ART partai sendiri? Yang begini mau jadi presiden? Ya tambah ngakak lah .
*Berita Actual Dan Terpercaya,Perlu Anda Baca Segera Di *
No comments:
Post a Comment