*Luar Biasa! RI Kebanjiran Investasi*,
*Sudah 16 Perusahaan Relokasi Pabrik*
Luar Biasa! RI Kebanjiran Investasi, Sudah 16 Perusahaan Relokasi Pabrik Senilai Rp100 Triliun, Bahlil: Masih Ada USD 40,5 Miliar Lagi yang Akan Masuk
- Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan 16 perusahaan merelokasi usaha mereka ke Indonesia sepanjang 2020. Total investasi dari relokasi tersebut sebesar 7,15 miliar dolar AS atau Rp100,11 triliun.
"Pada 2018, 2019, itu tidak ada yang relokasi ke Indonesia. Pada 2020 meski ada pandemi tetapi ada relokasi 16 perusahaan," ucap Bahlil dalam 11th Kompas100 CEO Forum "Let's Collaborate; Rising in Pandemic Era", dikutip Sabtu (23/1/2021).
Bahlil menyatakan sebagian perusahaan yang melakukan relokasi sudah mulai memproduksi barang. Kegiatan bisnis dari 16 perusahaan itu telah menyerap tenaga kerja sebanyak 68.600 orang.
Selain 16 itu, Bahlil menyatakan masih terdapat 14 perusahaan yang memiliki minat untuk merelokasi usaha mereka ke Indonesia. Nilai investasinya diperkirakan mencapai 19,68 miliar dolar AS dan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 59.750 orang.
Dikutip CNN Indonesia, Bahlil menambahkan ada juga 122 perusahaan yang potensial untuk merelokasi bisnisnya ke Indonesia.
Total investasi yang akan ditanamkan mencapai 40,5 miliar dolar AS dan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 156.430 orang.
Sebagai informasi, BKPM mencatat mencatat realisasi investasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp611,6 triliun hingga kuartal III 2020. Realisasi itu mencapai 74,8 persen dari target investasi tahun ini yang sebesar Rp817,2 triliun.
Realisasi investasi itu terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Rinciannya, PMDN sebesar sebesar Rp309,9 triliun atau 50,7 persen dari total investasi dan PMA sebesar Rp301,7 triliun atau 49,3 persen dari total investasi.
Berdasarkan sektornya, aliran investasi periode Januari-September, terbesar mengalir pada sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi mencapai Rp108,4 triliun.
Kemudian, investasi mengalir ke sektor listrik, gas, dan air sebesar Rp72,9 triliun. Lalu, ke industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya Rp69,8 triliun.
Disusul dengan sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp55,2 triliun. Berdasarkan negara asal, aliran modal mayoritas berasal dari Singapura mencapai US$7,1 miliar.
Lalu, China sebesar 3,5 miliar dolar AS, Hong Kong 2,5 miliar dolar AS, Jepang 2,1 miliar dolar AS, dan Korea Selatan 1,1 miliar dolar AS.
No comments:
Post a Comment