SBY Dan Segenap Kadroen!*
Ada waktunya kelakuan jelek para lawan politik Presiden Jokowi dibalas oleh Presiden Jokowi. Ya secara simbolik saja, cara Jokowi. Kebetulan kali ini melewati “tangan” Gibran. Bukan karena Gibran anak Pak Jokowi ya. Kebetulan saja yang jadi Wali Kota Solo adalah Gibran. Kejadiannya berlangsung hari ini. Yakni acara groundbreaking Masjid Agung Sheikh Zayed di Solo.
Masjid ini merupakan hadiah dari Pangerang Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed Al Nahyan dari Uni Emirat Arab (UEA) buat Presiden Jokowi. Tahu kan kalau di Abu Dhabi ada juga jalan yang diberi nama Presiden Jokowi. Saking besarnya rasa terima kasih pemerintah UEA terhadap Presiden Jokowi, maka selain dijadikan nama jalan, Presiden Jokowi juga diberi hadiah masjid dengan desain sama persis dengan Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi. Ditambah sebuah Islamic Center.
Kedua bangunan ini berlokasi di Solo. Semua biaya pembangunannya ditanggung oleh pemerintah UEA. Hebat ya, Pak Jokowi.
Biaya pembangunan masjid tersebut diperkirakan mencapai 40 juta dolar AS atau sekitar Rp 570 miliar. "Kalau kita kan tinggal ekesekusi saja, Pemkot Solo hanya menyediakan lahan. Bangun masjidnya semua dari sana (UEA)," ujar Gibran ketika meninjau lokasi pembangunan masjid seluas 2,9 hektare di Gilingan, Banjarsari Rabu lalu (3/3). Sedangkan untuk Islamic Center akan dibangun di lokasi terpisah, di Kentingan, dekat kampus Universitas Sebelas Maret (UNS), seluas 2 - 3 hektare. Masjid tersebut akan memiliki luas 10.000 meter persegi dan bisa menampung 12.000 jamaah. Direncanakan akan selesai dalam waktu 16 bulan. Masjid memiliki desain yang mewah dan dilengkapi fasillitas tempat parkir yang dapat menampung kendaraan para jamaah
Acara groundbreaking hari ini juga dihadiri oleh Menteri Energi dan Industri UEA Suhail Mohammed Fahran Al Mazroui bersama delegasi lain dari UEA. Juga hadir Menteri BUMN Erick Thohir, Menag Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, dan perwakilan Duta Besar Indonesia untuk UEA. Menteri Suhail Mohammed Fahran Al Mazroui menyatakan bahwa selain sebagai tempat ibadah, diharapkan masjid ini juga sebagai tempat wisata religi yang membanggakan. “Kami sangat bangga dengan bangsa indonesia, dan sangat optimis dengan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo bahwa bangsa indonesia dapat menjadi bangsa kompetitif di bidang ekonomi dan pengetahuan… Kita berharap indonesia menjadi model dunai islam secara umum yang berwibawa,” ujarnya dalam kata sambutannya Sumber Sumber. Wow, begitu besar penghormatan yang diberikan pemerintah UEA terhadap Presiden Jokowi. Bangga dong kita.
Nah, sampai lah kita ke bagian politisnya. Mengapa saya sebut bahwa pembangunan Masjid Sheikh Zayed dan Islamic Center ini merupakan cara Presiden Jokowi “men-sleding”JK, SBY dan para kadrun? Pertama, ada kah orang lain yang pernah menerima sekaligus 3 hadiah dari sebuah negara di Arab sana, seperti Presiden Jokowi? Boro-boro dikasih hadiah, dari tanah Arab saja dideportasi kan? Kedua, dengan sendirinya pembangunan masjid dan Islamic Center ini juga secara telak menohok pembangunam Museum SBY di Pacitan. Sama-sama di daerah asal, tapi yang satu ini hadiah, tidak membebani siapa pun apalagi rakyat. Malah kalau sudah jadi akan sangat bermanfaat buat rakyat di sana, dunia akhirat lho.
Ketiga, masih ingat dengan rencana Anies membangun museum Nabi Muhammad dan masjid apung di area reklamasi Ancol? Yang waktu ketahuan sempat jadi polemik. Juga menimbulkan pertanyaan, kenapa museum Nabi yang awalnya akan dibangun di Depok kok tiba-tiba pindah ke lahan reklamasi Ancol? Kalau bukan buat Anies, buat apa/siapa lagi? Ada peran JK di balik pembangunan museum ini. Sampai JK mau jauh-jauh datang ke Arab Saudi di masa pandemi untuk menghadiri penandatanganan naskah perjanjian kerja sama pembanguan museum ini, dengan pihak Liga Dunia Islam. Padahal yang tanda tangan ternyata bukan JK, melainkan Komjen Pol (Purn) H. Syafruddin selaku Ketua Yayasan Sejarah Nabi Muhammad SAW. Jadi secara virtual pun sebenarnya cukup, karena Anies pun mengikuti acara ini secara online Sumber. Ngapain JK jauh-jauh ke sana kan?
Kita pun paham bahwa pembangunan museum Nabi ini sebenarnya adalah sebuah proyek legacy atau warisan Anies. Agar namanya terus ada di Jakarta. Ya gimana, dianya nggak bikin apa-apa. Akhirnya nyari-nyari proyek buat dibangun, agar ada. Sama halnya dengan balapan Formula E yang rencananya dulu sampai 5 tahun digelar di Jakarta, tapi gagal. Makanya museum yang awalnya di Depok tiba-tiba pindah ke lahan reklamasi Ancol. Tapi apa yang terjadi?
Ternyata pembangunan museum itu disalip oleh pembangunan Masjid Sheikh Zayed di Solo. Yang sudah groundbreaking dan mulai dibangun. Sementara museum Nabi punya Anies yang katanya terbesar di dunia belum juga dibangun. Padahal groundbreaking-nya sudah setahun yang lalu, pada Februari 2020. Mungkin terkendala biaya? Karena menurut JK, biaya pembangunan museum itu menelan biaya lebih dari Rp 600 miliar dengan dukungan berbagai pihak Sumber. Tapi, saya tidak menemukan keterangan JK atau siapa pun soal sumber dana pasti pembangunan museum Nabi ini.
Apakah ada hibah dari APBD DKI Jakarta? Sumbangan dari siapa? Gede lho itu. Entah lah, bagaimana awalnya sumber biaya ini ditetapkan. Nampaknya terkendala imbas pandemi Covid. Kalau memang biayanya dari lembaga terkait di Arab Saudi, pasti museum itu sudah dibangun kan. Hayooo, apa dulu rencananya? Apakah ngarep bisa ngambil dari APBD DKI Jakarta? Tapi keburu ada pandemi dan APBD pun tekor, nggak bisa diapa-apain?
Yang pasti, SBY dan JK/Anies bagai kena “tampol” oleh pembangunan Masjid Sheikh Zayed Solo. Nggak pake koar-koar, nggak pake merepotkan siapa-siapa apalagi merepotkan rakyat, tahu-tahu sudah mulai dibangun aja. Bahkan jika disinggung biaya, yang nanya akan malu. Wong hadiah kok. Biaya is no problem, kata Pak Jokowi sambil senyum kali ya… Selalu dari kura-kura!🤣
NEWS.IniOK.com
No comments:
Post a Comment