*Peter F Gontha menyebutkan Beban Hutang Negara Era Jokowi Hanya 16 T Bukan 5.000 T*
Jokowi berutang Rp1.644 T, tetapi mampu membayar utang Rp 1.628 T. Artinya, utang Jokowi sejatinya cuma Rp16 T dalam 4 tahun kepemimpinannya.
Bandingkan dengan utang tinggalan SBY selama 10 tahun yang mencapai Rp2.608.8 Triliun.
Mengapa Era SBY utangnya demikian besar? Karena untuk menyubsidi BBM Rp300 Triliun/tahun. Belum lagi rente yang dicatut broker minyak Petral di Singapura. Kedua kanker tersebut telah dipotong Jokowi
_
Kalau ada yg permasalahlan utang siapa yg paling besar,.maka kirimkan artikel ini.
# Paham ya zeyenkkkk🤣
Wabilkhusus para pembenci agar tak termakan isu HOAX
UTANG JOKOWI HANYA 16T,BUKAN 5000 T
Salah satu tuduhan haters yg tersebar di media sosial adalah Jokowi membuat Indonesia ketiban utang raksasa. Bayangkan, utang Indonesia hampir mencapai Rp 5.000 Triliun (lima ribu trilyun). Demikian komentar orang² yg notabene tidak suka sama Jokowi dan termakan isu bodoh dan hoax.
Salah satu yg termakan isu ini adalah sopir Grabcar di Bekasi. Ia memaki² Jokowi melalui media sosial. Seorang advokat di Cikampek, Elyasa SH, mengumbar kebencian terhadap Jokowi dg menulis utang negara 5.000 T tadi. Tohir, seorang da’i di Lampung – teman Elyasa di Yogya – melakukan hal sama. Indonesia, menurutnya, akan bangkrut di tangan Jokowi karena utang yg sundul langit.
Benarkah demikian?
Peter F. Gontha, pengusaha sukses – pendiri RCTI, SCTV, Berita Satu, Indovision, dan First Media – menyodorkan data dan fakta bahwa Indonesia di era Jokowi tidak akan bangkrut bahkan akan melejit perekonomiannya, karena Jokowi bukan penumpuk utang. Malah, dialah Presiden yg menurunkan utang Indonesia.
Gontha, di awal tulisannya, menyebutkan: Di dunia ini, ada tiga negara yg terancam bangkrut pada 2018 karena krisis moneter, yaitu: Turki, Venezuela, dan Malaysia.
Seperti dilansir Reuters, Menteri Keuangan Malaysia Lim Guang Eng menjelaskan, total utang Malaysia mencapai 1.087 triliun ringgit (sekitar Rp3.500 T) pada 31 Desember 2017. Konon, utang tersebut berhilir pada kasus mega korupsi mantan Perdana Menterinya (PM) Najib Razak beserta istrinya.
Betul. Utang Indonesia lebih besar dari Malaysia. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, pada akhir April 2018, jumlah utang luar negeri (ULN) berada di angka 356,9 Miliar USD. Sekitar Rp5.000 T.
Pertanyaannya: Kenapa Malaysia terancam bangkrut, sementara Indonesia tidak?
Demikian pertanyaan Gontha. Pria yg mendapat julukan “Rupert Murdoch” Indonesia (karena memiliki media massa) itu, menjawab sendiri pertanyaannya.
Menurut Gontha – hal itu terjelaskan dari rasio utang negara terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Utang Malaysia memang hanya Rp3.500 triliun. Tapi rasionya terhadap PDB lebih dari 60%.
Sebaliknya Indonesia, meski berutang hingga Rp5.000 T, namun rasio utangnya terhadap PDB hanya 29%.
Tulis Gontha: Ada yg salah dari kritik oposisi terhadap utang pemerintah. Mengapa?
Karena cerita balutan utang yg dikritik oposisi hanya menekankan kata “utangnya saja” tanpa penjelasan komprehensif.
Oposisi hanya mengkritik sisi kritisnya, sedangkan sisi prospeknya disembunyikan.
Soal utang negara, tulis Gontha, sepanjang pemerintahan Jokowi tercatat sekitar Rp1.644,22 T. Bila utang Era Jokowi tadi ditambah dg utang Era SBY (sampai tahun 2014 sebesar Rp2.608,8 T), memang jumlahnya besar sekali. Per-Juli 2018, tercatat Rp4.253,02 T.
Jadi, utang Jokowi hanya Rp 1.644,22 T.
Tapi oposisi mengangkatnya menjadi Rp5.000 T.
Padahal, jika cermat hitung²annya, utang Jokowi jauh lebih kecil dibanding utang SBY.
Pertanyaan berikutnya – tulis Gontha – manfaat apa yg dirasakan rakyat dari utang Era Jokowi? Ini Jawabannya, Silahkan Baca! ⬇️
https://palangkanews.co.id/peter-f-gontha-menyebutkan-beban-hutang-negara-era-jokowi-hanya-16-t-bukan-5-000-t/
Terima kasih Analisisnya Mr. Gonta, saya suka..👏
Zainal Abidin.
Reposting HariMerdeka Drecpecs ✊🇮🇩
=========================================
Pertanyaan berikutnya – tulis Gontha – manfaat apa yang dirasakan rakyat dari utang Era Jokowi?
Ini Jawabannya
Pembangunan infrastruktur secara massif di seluruh Indonesia! mulai infrastruktur air, pertanian, listrik, BBM (satu harga), dan jalan raya. Semua wilayah terisolasi dibuka. Jokowi membuka gerbang konektivitas seluruh nusantara. Mulai dari wilayah terpencil, termasuk perbatasan (dengan negara lain), dan wilayah terdepan di pulau-pulau kecil di tengah Samudera Hindia dan Pasifik.
Tak hanya itu. Ada yang luput dari perhatian publik. Jokowi selain menambah utang, juga membayar utang yang jumlahnya cukup besar.
Total utang jatuh tempo dari 2014 (Era SBY) hingga 2018 (Era Jokowi) yang dibayar pemerintah mencapai Rp1.628 T. Utang yang dibayar ini merupakan pinjaman dan surat berharga negara (SBN).
Pada tahun 2014 Pemerintahan Jokowi membayar utang jatuh tempo Rp237 T. Tahun 2015 sebesar Rp226,26 T. Tahun 2016 sejumlah Rp322,55 T. Tahun 2017 sebesar Rp350,22 T. Bahkan tahun 2018 di tengah isu miring, Jokowi membayar utang senilai Rp492,29 T.
Jokowi berutang Rp1.644 T, tetapi mampu membayar utang Rp 1.628 T. Artinya, utang Jokowi sejatinya cuma Rp16 T dalam 4 tahun kepemimpinannya.
Bandingkan dengan utang tinggalan SBY selama 10 tahun yang mencapai Rp2.608.8 Triliun.
Mengapa Era SBY utangnya demikian besar? Karena untuk menyubsidi BBM Rp300 Triliun/tahun. Belum lagi rente yang dicatut broker minyak Petral di Singapura.
Kedua kanker tersebut telah dipotong Jokowi.
Gontha – akuntan handal lulusan Praehap Institute di Belanda itu bertanya, apakah hal itu bisa disebut gali lubang tutup lubang? Tidak. Hanya pebisnis anak papi dan mami yang menyatakan pemerintah berutang untuk gali lubang tutup lubang – tulis mantan Vice Presiden American Express Bank Asia yang mulai berbisnis dari bawah itu.
Jokowi, sebelum jadi presiden adalah pengusaha handal. Ia bukan pengusaha rente. Bukan pengusaha papa minta saham.
Hidup dalam berbisnis, tulis Gontha, perlu modal. Dan modal didapat dari utang. Dengan berutang, pelaku bisnis bisa membeli aset, atau alat penggerak usaha. Hasilnya bisa untuk membayar utang.
Lihat driver gojek. Awalnya berutang untuk beli motor. Motor itu untuk ojek online (ojol). Pendapatannya dari ojol bersih, katakan antara Rp5 – 8 juta sebulan. Ia bisa menghidupi anak istrinya dan melunasi cicilannya. Motor pun kemudian jadi aset sang driver.
Itu pula yang dilakukan negara. Asal kalkulasinya cermat, utang itu akan terbayar dan negara punya aset. Hebatnya lagi, tidak seperti motor yang nilai intrinsiknya terus turun dari tahun ke tahun.
Jalan tol, pelabuhan, bendungan, dan bandara nilai intrinsiknya makin lama makin mahal. Negara pun berlimpah aset berharga. Kaya!
Jokowi selama 4 tahun mampu membayar utang Rp1.628 Triliun. Jokowi berjanji tidak akan menambah utang lagi, khususnya utang luar negeri berbasis USD. Jokowi juga menginginkan semua pembangunan infrastruktur rampung secepatnya. Artinya, infrastruktur tersebut segera menghasilkan uang.
Kalau dalam 4 tahun Jokowi bisa membayar Rp1.628 triliun. Lalu setiap tahunnya pendapatan negara meningkat karena infrastruktur yang dibangunnya telah menghasilkan uang, maka besar kemungkinan Indonesia bisa membayar utang lebih besar dari angka jatuh tempo sebelumnya.
Bila itu terjadi, tulis Gontha (akuntan kaliber internasional), sekitar 10 tahun lagi, Indonesia akan bebas utang. Wow..!! Bila tercapai, Indonesia akan tumbuh menjadi negara kuat dan makmur. (Sumber: KAGAMA)
Pewarta : Leny, Kabiro Barut.
No comments:
Post a Comment