Ahok yang fenomenal
Babo EJB
Kalaulah Ahok tenang saja di Kantor. Dia sudah dapat gaji besar sebegai preskom Pertamina. Dapat fasilitas kendaraan dan rumah. Belum lagi SPJ yang first class. Juga dilengkapi dengan sekretaris dan supir serta ajudan pribadi. Semua itu dibayar oleh Pertamina. Walau dia sadar bahwa dia bukan elite partai dan bukan orang yang dipilih karena partai.
Dia ditempatkan sebagai Preskom oleh seorang Jokowi, yang juga presiden RI. Namun dia tidak peduli karena aksinya membongkar kebobrokan Pertamina di hadapan Publik akan membuat gaduh politik. Setidaknya Ahok berhasil mengungkapkan bahwa BUMN itu istana gading. Indah dari jauh namun di dalam penuh retak.
Sebenarnya dibukanya borok sistem di Pertamina, Ahok sedang menelanjangi sistem BUMN kita. Bahwa ada yang salah dalam sistem sehingga membuat BUMN tidak efisien. Seperti bagaimana orang lebih memilih lobby ke menteri untuk dapatkan jabatan Direksi daripada ke komisaris atau tidak ada makanisme lelang jabatan semacam fit and proper test.
Sepertinya jabatan itu sebagai komoditas di antara elite politik. Tugas direksi itu membuat keputusan strategis. Nah anda bisa bayangkan. Apa yang akan dilakukan oleh direksi tersebut setelah menjabat. Dia akan jadi keledai elite Politik.
Belum lagi transaksi antar BUMN yang cenderung korup. Seperti kasus proyek Digitial signture yang diminta Peruri kontrak Rp 500 miliar kepada Pertamina. Ahok juga mengungkap modus transfer pricing dalam transaksi akuisisi blok minyak di luar negeri. Padahal blok minyak dalam negeri masih banyak. Kenapa engga focus ke investasi dalam negeri. Ahok juga prihatin dengan utang Pertamina mencapai USD 16 miliar. Itu akan menjadi sangat serius kalau tidak ada upaya efisiensi.
Ahok juga kesal karena ada investor Kilang yang dihambat. Semua jadi tahu bahwa niat bangun kilang itu memang ada habatan internal dan itu sangat politik. Karena ada pengusaha rente dibelakang bermain.
Tadinya ketika Garuda diobok obok Eric saya sangat berharap setelah itu Eric obok obok Pertamina. Tetapi justru Ahok yang buka itu. Padahal membuka borok itu seharusnya kapasitas Eric sebagai Meneg BUMN. Saya juga berharap, ada gaung positip dari Meneg BUMN atas statement Ahok. Tetapi justru meneg BUMN menjawab dengan nada sindirian menyalahkan sikap Ahok.
Saya yakin, setelah ini Ahok tidak akan diam. Dia akan terus bersuara lantang. Apalagi ada tekanan dari anggota DPR untuk minta Jokowi pecat Ahok.
Asset BUMN itu mencapai Rp 7000 triliun lebih. Itu sama saja dengan 50% PDB kita. Jadi kalau BUMN masih jadi ajang bancakan politik, maka sebenarnya demokrasi itu bullshit.
Kalau tidak segera dibenahi secara sistem makan ekspansi BUMN selama era Jokowi akan jadi ledakan corporate debt dan debt trap. Karena bukan tidak mungkin investasi dilakukan secara bubble cost, yang tak mungkin ditutupi dengan laba.
Pak Jokowi, segeralah restruktur sistem BUMN kita. Mimpi bapak membentuk Super Holding seyogianya di eksekusi. Jangan sampai terlambat.
====================================================
Beranikah Erick Thohir Pecat Ahok???
Jemima Mulyandari
Sep 17, 2020
Untuk kesekian kalinya bumi Indonesia dibuat gonjang ganjing oleh keberanian seorang anak negeri yang sangat mencintai tanah airnya. Ya… baru saja Ahok membongkar aib Pertamina secara blak-blakan lewat video berdurasi 6 menit yang diunggah akun YouTube POIN.
Saya senyum-senyum sendiri saat melihat video ini. Saya tahu pernyataan Ahok yang seperti itu cepat atau lambat pasti akan muncul dengan sendirinya. Sebab bagi Ahok pilihan hidup itu cuma ada dua. Benar atau salah. Hitam atau putih.
Di mata Ahok tak ada yang namanya abu-abu alias kompromi dengan ketidakbenaran. Benar katakan benar. Salah katakan salah. Titik. Itulah Ahok. Hal itu jugalah yang membuat saya suka dan mendukung Ahok.
Dari sini bisa kita simpulkan jika Ahok adalah sosok yang jujur dan pemberani. Sebenarnya selama ini sudah ada banyak yang tahu kebobrokan Pertamina. Sayangnya tak ada satupun yang berani bicara demi mengamankan posisi.
Beda dengan Ahok. Bagi Ahok kejujuran adalah yang utama semahal apapun harga yang harus dibayar. Hidup enak, mapan dan terjamin sebagai Komut Pertamina tak bisa menghalangi Ahok untuk menyuarakan kebenaran demi Indonesia yang lebih baik lagi ke depannya. Resikonya jelas dipecat dan disingkirkan dari Pertamina. Bikin gaduh kata orang-orang yang terusik kepentingan pribadi dan golongannya.
Jika Ahok cuma mementingkan dirinya sendiri, Ahok pasti akan diam seperti pejabat-pejabat sebelumnya. Tapi itu berarti Ahok mengingkari hati nuraninya. Karena itulah Ahok tetap lantang bersuara apapun resikonya.
Hal ini jadi menarik saat kejadiannya saya urut ke belakang. Pada pertengahan Agustus 2020 lalu, Pertamina diberitakan rugi 11T di semester pertama 2020. Di posisi ini Ahok sudah pasti tahu persis carut marut kebobrokan Pertamina. Di titik ini sebetulnya Ahok sangat bisa langsung membongkar semua aib Pertamina. Tapi saat itu Ahok memilih diam dan baru membongkar semuanya di pertengahan September 2020 ini.
Dari sini saya mengerti sebetulnya Ahok sedang memberi kesempatan pada semua pihak terkait untuk berubah demi membenahi BUMN sesegera mungkin. Tunggu punya tunggu ternyata yang ditunggu tak bisa ditunggu. Ya sudah. Bongkar saja semuanya biar terang benderang. Ini jelas seru. Serunya di mana??? Begini penjelasannya.
Dengan dibongkarnya kebobrokan Pertamina secara blak-blakan oleh Ahok, itu artinya Ahok sedang memberikan dua pilihan pada Erick. Cuma 2 pilihan yang diberikan yaitu membenahi BUMN kearah yang lebih baik atau memecat Ahok??? Benar atau salah!!! Hitam atau putih!!!
Ini jelas simalakama bagi Erick.
Membenahi BUMN berarti Erick sudah tak bisa bertindak semau gue lagi di Pertamina. Sebab salah satu point yang dibongkar Ahok adalah tentang direksi yang punya hobi melobi menteri, hingga direksi yang lebih suka berutang dan mendiamkan investor.
"Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya, saya sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan kementerian-kementerian," kata Ahok.
Sampai di bagian ini saya jadi teringat betapa gencarnya Adian Napitupulu “menyerang” Erick terkait kinerjanya sebagai Menteri BUMN.
Tapi tak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki. Jika Erick siap berbenah, Ahokpun siap mendampingi untuk menciptakan Pertamina, BUMN dan Indonesia yang semakin baik tak kalah dengan negara-negara besar lainnya di dunia.
Memecat Ahok jelas lebih parah lagi. Dengan memecat Ahok membuktikan Erick memang brengsek sebrengsek keadaan Pertamina pada khususnya dan BUMN pada umumnya saat ini. Bola api sudah digulirkan oleh Ahok dengan gagah berani. Keputusan ada di tangan Erick saat ini. Maukah Erick serius membenahi BUMN??? Atau beranikah Erick memecat Ahok???
Akhirnya saya bisa mengambil kesimpulan. Meremehkan Ahok adalah sesuatu yang sangat fatal. Erick seharusnya sudah tahu ini sejak detik pertama Ahok masuk bergabung di Pertamina. Ahok tak bisa dibungkam oleh apapun. Jangankan cuma dibungkam dengan jabatan dengan segala fasilitas mewahnya. Dibungkam dengan penjara bahkan kematianpun takkan bisa menghentikan Ahok menyuarakan kebenaran, keadilan dan perikemanusiaan. Itulah Basuki Tjahaja Purnama.
Silakan klik link berikut untuk bisa mendapatkan artikel-artikel saya yang lainnya.
https://seword.com/author/jemi/
Thank you so much guys. Peace on earth as in Heaven. Amen.
trending-realtime
WRITTEN BY
Jemima Mulyandari
If you work really hard and you are kind, amazing things will happen
[
======================================================
Pertamina itu Unik.
Pertamina dan Bulog itu uniq. Karena hanya dua BUMN itu yang sampai sekarang hanya presiden yang berhak menentukan direksi dan komisari. Sejak Kepres tahun 1975 sampai sekarang posisi pertamina dalam penentuan direksi dan komisaris tidak berubah. Tadinya bukan hanya Pertamina tetapi juga BULOG. Tentu dulu dasarnya adalah faktor politik dan strategis. Karena baik pertamina maupun Bulog adalah jantungnya Soeharto mempertahankan kekuasaannya.
Jadi direksi dan komisari di dua BUMN itu engga enak. Itu sama seperti duduk diatas bara. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Khususnya berhadapan dengan para elite politik yang ada dibalik pengusaha rente. Salah salah kalau engga bisa bermain cantik, bisa jadi korban politik. Karena pada akhirnya kalau presiden engga kuat nahan tekanan, ya direksi atau komisaris yang dikorbankan. Semua direksi dan komisaris sadar itu.
Saya bisa memaklumi sikap Ahok seperti gerah dengan Meneg BUMN. Walau soal direksi dan komisari Pertamina adalah hak Presiden, namun secara administrasi tetap di bawah Meneg BUMN. Rencana IPO anak perusahaan Pertamina yang tidak berjalan mulus karena tekanan politik ke Meneg BUMN. Padahal IPO itu jalan terbaik bagi pertamina bisa keluar dari beban hutang senior Bond nya. Selagi itu tidak di refinancing, selama itu Pertamina sulit mandiri. Jadi Pertamina itu seperti tersandera politik kepentingan. Antara Presiden dan elit Partai.
Sebagai pengusaha dan bergaul dengan beberapa direksi BUMN, saya sering dengar keluhan mereka yang profesional. Betapa waktu mereka kadang lebih banyak ngemong elite Partai dan Anggota DPR. Dulu zaman ibu Rini, para direksi BUMN dijamin penuh oleh IBu Rini. Kalau ada masalah dengan elite partai dan anggota DPR, serahkan ke Ibu Rini. Mereka focus aja kerja dan engga usah ladenin politisi. Walau begitu banyak suara miring kepada Ibu Rini, tetapi Jokowi tidak pernah tegor ibu Rini. Jokowi sangat percaya.
Nah saya berharap, kepercayaan yang besar pak Jokowi kepada Eric, harusnya Eric bersikap seperti Ibu Rini. Engga usah bermain aman, politik dua kaki antara presiden dan partai. Itu memang beresiko. Tetapi setiap loyalitas memang beresiko. Tirulah Ahok. Itu soal pilihan. Bermain aman , itu tidak akan menjadi apa apa dan bukan siapa siapa.
No comments:
Post a Comment