"Boleh saya bantu, bang Denny ?"
Tanya seseorang yang saya kenal baik. Dia mengamati perkembangan kasus pembocoran data Telkomsel yang hanya berhenti pada tertangkapnya seorang CS, outsourcing pula.
Saya terbuka pada hal apapun. Karena di kasus Telkomsel ini, sebenarnya ada lubang besar tentang bagaimana perusahaan besar itu menjaga data kita yang seharusnya rahasia. Ini bukan hanya kasus saya pribadi, tapi sudah jadi masalah nasional, karena di Telkomsel itu ada 160 juta orang pelanggan.
Pertanyaan yang harus dijawab Telkomsel, apakah mungkin seorang outsourcing bisa membuka data pelanggan tanpa otoritas yang lebih tinggi ?
Dan dari sana, perjalanan menemukan saya dengan seorang pakar hukum perdata, seorang pengacara senior, Profesor DR Otto Hasibuan SH. Beliau bisa dibilang legend di kalangan pengacara. Juga Ketua Pembina Peradi, Perhimpunan Advokat Indonesia.
Berbincang dengan Prof Otto, membuka jalan pikiran saya. Saya banyak belajar tentang hukum dan seluk beluknya. Bahasa hukum yang sulit bisa diterjemahkan dengan sederhana olehnya.
Dan di akhir perbincangan, Prof Otto Hasibuan menjabat tangan saya.
"Saya bersedia mewakili anda sebagai kuasa hukum untuk menggugat Telkomsel. Kasus anda bisa menjadi pintu masuk untuk sesuatu yang lebih besar lagi.." katanya tersenyum.
Saya dan pengacara sekaligus sahabat saya, Muannas Al Aidid, tersenyum senang. Panglima besar sudah turun lapangan. Pertempuran kali ini bukan hanya terjadi antara Daud dan Goliath, karena Otto Hasibuan bisa dibilang Goliath juga di kalangan pengacara
Apapun hasilnya, ini bagus untuk pelajaran bahwa kita - selemah apapun - punya hak untuk menuntut keterbukaan informasi. Jangan sebuah masalah besar terus dikecil-kecilkan dengan perkara kriminal biasa.
Siapa tahu akhirnya bisa terungkap bahwa ada sindikat penjual data disana yang melibatkan otoritas tertinggi ? Belum bisa dibuktikan memang, dan kita akan cari tahu seterang-terangnya, sejelas-jelasnya
Saya jadi teringat perkataan pakde Jokowi waktu awal memimpin dan ingin membongkar mafia-mafia di negeri ini.
"Kita bikin rame !" Kata beliau.
Seruput kopinya dulu, kawan. Perjalanan masih panjang.
Denny Siregar
-------
-------
No comments:
Post a Comment