-sebenernya ya gak sekarang banget, udah dibahas sejak awal tahun, ributnya aja sekarang-
Nah, ini tulisan saya buat ngejawab emak-emak yang pada tanya “kenapa sih harus bikin begituan di masa pandemi ini? Gak bisa ditunda apa?”
Di awal tahun pernah dengar gak kalau Amerika ribut sama China dan Perusahaan-perusahaan Amerika pada hengkang dari China dan nyari lahan usaha baru? Dan salah satu calon lokasinya adalah Indonesia! Masih inget kan?
Ini salah satu linknya, cuma pake English ya ibu-ibu, tar kalau pakai media lokal dibilangnya hoaks?
https://www.cekindo.com/blog/trade-war-us-china-moving-factories-indonesia
Nah, tidak hanya Indonesia yang mau menangkap peluang ini, Malaysia, Thailand dan bahkan Vietnam yang komunis sudah siap baik lahan, regulasi dan tenaga kerja untuk mengundang investasi tersebut. Filipina juga sudah siap dengan Omnibus Law namun sayang Presidennya berseberangan dengan Donald Trump jadi pastinya peluangnya sangat kecil.
Lalu, pertanyaannya lagi, kenapa sih kita harus butuh banget ya perusahaan asing itu invest ke Negara kita? Emang kita gak bisa mengelola kekayaan kita sendiri?
Nah ini menarik! Ibu-ibu, memang Negara kita ini kaya, namun kekayaannya bukan Riil, melainkan kekayaan potensi. Apa maksudnya?
Negara kita itu kaya SDM dan kaya Bahan Baku. Namun, antara SDM dan Bahan Baku ini tidak ada artinya jika tidak dijembatani dengan Modal dan Teknologi. Itu tuh belakang rumah anda ada batu bara, anaknya sampean seratus orang. Trus mau ngapain? Dipandangi aja sambil bilang “wahhh kita kaya ya..” Batu Bara itu gak bakalan jadi uang untuk memenuhi kebutuhan 100 anak anda jika tidak dikelola dan dipasarkan.
Nah, soal modal! Negara ini tidak punya modal mandiri. Pilihannya dua yaitu utang atau investasi dari luar. Mau berharap modal dari investasi lokal? Sampai lebaran kuda juga gak bakalan datang itu Modal! Sudah datengin Keluarga Saudi pakai pesta pora, juga gak ada juntrungnya mau investasi di Indonesia even ini negara mayoritas seagama sama mereka, ternyata faktor kesamaan agama gagal menjadi potensi investasi. Pakai investasi dengan China juga anda teriakin Cukong! Heboh demo berjilid-jilid! Nah kalau Utang lagi nanti sampean teriaki? Utang dari zaman Pak Harto aja belum dibayar-bayar kok hutang lagi? Nah gak mungkin kan?
Pilihan berikutnya adalah investasi! Yang setali tiga uang anda akan mendatangkan teknologi canggih dari negara maju ke negara kita ini. Jadi bentuknya bukan kita minta uangnya, tapi suruh perusahaannya pindah kesini sekalian. Setali tiga uang teknologinya juga akan pindah ke negeri ini. Tuh anak anda yang 100 tadi yang dulunya cuma bisa cungkil-cungkil batubara akan sekalian belajar mesin dan komputer dari perusahaan tersebut.
Begini runutannya. Jika anda tidak punya modal dan teknologi, anda cuma bisa nyuruh 100 anak anda itu menggali batu bara belakang rumah, lalu dijual murah karena bentuknya adalah mentah. Anda jual 1000, ditambah biaya kirim, pajak, cukai, belum lagi makelar dan lain-lain akhirnya Perusahaan di luar negeri itu bayar 10.000, padahal yang anda terima sebagai pemilik bahan baku cuma 1000, 9000 nya kemana? Nah kenapa nggak sampean suruh perusahaannya aja pindah sini? Anda jual 9000 pun perusahaan itu mau beli kan? Daripada bayar 10.000? Nah dijual dalam bentuk mentah pun nilainya naik.
Apalagi kalau anda bikin perjanjian investasi sama Perusahaan itu. “Wes gini Donal Trump! Aku kan punya batubara dan 100 anak, kamu pindahin aja perusahaanmu kesini, jadiin 100 anaku jadi pegawaimu, aku jual batu baraku ke kamu 5000 aja deh, tapi hasilnya kita jual sama-sama keluar negeri. Keuntungan penjualan aku 30 persen kamu 70 persen gapapa. Aku punya lahan kamu sewa murah deh. Deal?”
Apa untungnya buat anda?
1. Anak anda kerja dan dapat gaji bukan dari anda
2. Batubara mentah anda jadi seharga 5000
3. Anda dapat uang sewa lahan
4. Anda dapat keuntungan 30% tiap penjualan
Ngerti ibu-ibu?
Nah Donald Trump nya protes, “saranmu bagus, tapi regulasi di negaramu itu sulit, UU nya macem-macem dan saling tabrakan. Aku pernah mau bangun pabrik disini 1000 tahun gak jadi-jadi karena ijin nya rumit! Ini Thailand udah siap regulasi dan tenaga, aku tak bikin pabrik disana aja, di kamu aku beli bahan baku aja”
Nah inilah masalahnya kenapa investor gak mau masuk ke negara kita. Makanya Negara merancang Omnibus Law yang isinya adalah semua UU terkait investasi itu dijadikan dalam satu UU yang terintegrasi.
Kenapa harus sekarang? Lha ini peluang besar ibu-ibu, kalau nggak ditangkap sekarang ya perusahaan-perusahaan itu lari ke Thailand dan Vietnam. Malaysia aja sudah ancang-ancang Upah Minimumnya diturunkan untuk menarik Investor masuk ke negaranya.
Kenapa harus pas pandemi gini? Lha mau kapan? Memang ada yang bisa mastiin pandemi ini berakhir kapan? Bagi Negara ya memang buah simalakama, peluang ini harus ditangkap cepat! Apalagi after penanganan pandemi ini apa iya perusahaan-perusahaan yang sudah ada di Indonesia masih kuat beroperasi? Lha kalau gulung tikar? Makin banyak pengangguran dan hasil dari pengangguran itu apa? Kejahatan orang lapar!
Negara kita ini bisa colaps ibu-ibu!
Nah gimana? Sudah paham gak kenapa Omnibus Law ini harus disahkan sekarang banget?
Kalau belum paham itu tanya baik-baik ya, bukannya demo marah-maah bakar toko!
Oke ibu-ibu?
Sekian dan terimakasih!
----------------------------------------------------------------------
Maaf sy tdk tahu penulisnya, sy dari seorang rekan yg menforward artikel di bawah ini:
WAJAH BARU INDONESIA
Kenapa demo? Karena rakyat tidak trust sama pemerintah. Kenapa tidak trust? Karena rakyat tak tahu apa yang sedang dikerjakan pemerintah.
Nah, saya akan menulis panjang!
Gambaran dengan bahasa yang sederhana, agar yang katanya bukan orang pintar, bisa paham 😚
NIKEL DAN MOBIL LISTRIK
Anda tahu apa yang diam-diam dikerjakan oleh Pak Jokowi? Saat Arab Saudi lagi sadar bahwa minyak mau habis sehingga Putra Mahkotanya diperintah untuk diplomasi kemana-mana membangun investasi di negara lain, Pemerintah kita sadar bahwa masa depan dunia ini bukan lagi Minyak Bumi, tapi Nikel.
China sudah memiliki teknologi dan secara masive memproduksi Mobil Listrik. Uni Eropa tak mau kalah, mereka telah lebih dulu memproduksi Mobil Listrik dan memperkenalkn ke ujung dunia. Namun mendadak Uni Eropa marah! Karena Jokowi melalui PERMEN No 11 tahun 2019 melakukan stop ekspor bahan mentah Bijih Nikel ke Eropa. Uni Eropa menggugat Jokowi ke WTO karena larangan ekspor ini. Dan jokowi menjawab “indonesia tidak lagi ekspor bijih Nikel, Indonesia akan membangun sendiri pabrik baterai untuk bahan bakar mobil listrik”. Apakah anda tahu cerita ini? Nggak kan?
Apakah Jokowi cuma membual?
Tidak!
PT Vale Indonesia adalah Perusahaan Pertama yang melaksanakan Kontrak Karya di tahun 2014, artinya perusahaan tambang yang 58 % sahamnya adalah milik perusahaan yang ditunjuk oleh Pemerintah, artinya apa? Perusahaan Nikel terbesar ini dikelola oleh bangsa sendiri. Masih banyak lagi perusahaan Nikel lain yang berkonsep Kontrak Karya tersebar di Sulawesi. Dan pembangunan perusahaan Nikel ini masive di periode pertama pemerintahan Jokowi. Apa anda tahu?
Dahulu Indonesia selalu mengekspor Bijih Nikel Mentah ke Uni Eropa, dan Eropa sangat senang karena bisa membeli bahan baku baterai dengan sangat murah dari Indonesia. Apa gunanya Eropa mampu memproduksi Mobil Listrik jika tidak punya bahan baterainya? Gigi ompong! Nah sekarang bayangkan juga konglomerat yang udah makan enak hasil ekspor Nikel ke Eropa? Gigit jari kawan karena sudah dilarang sama Jokowi. Apakah mereka diam? Pastinya tidak dan sudah pasti melawan dengan berbagai cara!
Kini Jokowi menghentikan tabiat buruk itu! Jokowi membangun perusahaan Nikel dari hulu ke hilir sehingga kita tidak akan menjual Nikel dalam bentuk bahan mentah yang murah, tapi dalam bentuk baterai yang mahal. Di satu sisi kita mendapat keuntungan yang melimpah, disisi lain Eropa akan sangat bergantung pada kita 😂
Apa ini jalan mulus? Kita orang awam melihatnya mulus dan lancar, tapi apa anda paham perlawanan besar dunia sedang menghantam Jokowi saat ini? Even presiden yang anda bilang plonga plongo itu, dibalik layar sedang perang melawan Uni Eropa. Apa anda gak nyadar? Seberapa kuat Jokowi mampu memenangkan perang ini? Wong didalam negeri aja anda kerjaannya cuma dema-demo!
Jokowi kemudian membangun perusahaan Baterai Electroc Vehicle (EV) yang sekalipun banyak diprakarsai perusahaan China namun tetap prinsipnya adalah Kontrak Karya. Kenapa China? China adalah negara dunia ketiga yang hari ini juga gencar memproduksi Mobil Listrik selain Uni Eropa bahkan melewati prestasi Amerika. Uni Eropa hanya ingin membeli bahan baku Nikel dari kita, dan enggan melakukan kerjasama. China sadar bahwa mereka memiliki teknologi dan SDM Ahli tapi tidak memiliki bahan baku baterai, sementara Indonesia memiliki bahan baku tapi tidak dengan teknologi. Mutualisme ini melahirkan investasi yang saling menguntungkan.
Inilah asal muasal anda pada heboh TKA China. Anda menolak karena belum tahu latar belakang ceritanya bukan? Jika bukan China, masa depan cerah Indonesia akan terlewatkan, Arab Saudi sudah diundang tapi tidak mau invest karena jelas Arab Saudi tidak punya teknologi itu. China tidak merampas kesempatan pekerja, karena dalam perjanjiannya China hanya akan mendatangkan tenaga terkait mesin dan alat produksi yang berkaitan dengan teknologi mereka. Ibarat anda beli AC apa iya anak anda sendiri yang anda suruh pasang blowernya? Pasti anda akan bawa sekalian teknisi dari toko untuk memasang instalasinya ke rumah bukan?
Begitu juga soal TKA China yang di sulawesi, mereka bertugas mengaplikasikan instalasi alat-alat dari perusahaan China ke Indonesia untuk mendirikan pabrik Nikel sampai pada produksi Baterainya.
Apa wajah masa depan Indonesia? Minyak Bumi akan habis, anda gak baca gerak gerik Arab Saudi yang sudah kebingungan nanam investasi kemana-mana? Mereka sadar bahwa minyak buni mau habis! Eropa terutama Jerman dan juga Jepang, sedang banting setir dari otomotif emisi menuju otomotif listrik, tapi mereka tidak punya baterainya. Hanya Indonesia yang punya bahan baku, lahan, sdm, dan pasar.
Nah gimana untuk memperlancar itu semua?
Indonesia harus siap insfratruktur karena bentuk geografis kita adalah pulau dengan jangkauan yang sangat luas. Lalu regulasi, Omnibus Law hari ini adalah senjata jitu untuk memuluskan transisi berpindahnya banyak sekali perusahaan asing ke negeri ini. Lantas apa gak takut nanti negara kita dijajah bangsa asing?
Jangan samakan era sekarang dengan jaman Pak Harto kawan! Sekarang kita sudah memiliki UU Kontrak Karya, apapun bentuk usaha asing yang masuk ke Negeri kita, minimal 51% sahamnya harus milik perusahaan yang ditunjuk oleh Pemerintah. Kalau sudah menguasai 51% saham maka anda adalah pengelola aktif, saham yang lain itu hanya menyokong dana dan saran.
Apa Jokowi bisa menjamin pelaksanaan UU tersebut? Buktinya sudah nyata yaitu Freeport! Dahulu kita cuma menikmati 9% keuntungan, sekarang kita sudah memiliki 51% keuntungan Freeport. Apa anda tahu perjuangan Jokowi untuk merebut 51% itu? Ya sudah pasti enggak wong kerjaan sampean cuma mainan hoaks dan demo kemana-mana kok!
Pada 2030 sudah ditargetkan seluruh armada Trans Jakarta adalah Bus Listrik, dan setelah pabrik baterai, plan berikutnya adalah pabrik Mobil Listrik. Apakah rencana? Indonesia sudah memulai pembangunan kalau gak percaya silahkan googling Mobil Listrik Indonesia. Kalau masih belum percaya lagi? Lihat Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Belum percaya lagi? Lihat produk-produk kebijakan apalagi yang sudah dilandaskan pada Perpres tersebut!
Apa gak mungkin kita akan menjuarai otomotif dunia? Orang bahan bakunya kita yang punya? Apa gak mungkin kita akan semakmur Arab Saudi di masa mendatang? Jokowi tinggal 4 tahun menjabat kawan! Itupun masih anda recoki dengan isu-isu hoaks!
Nikel dan Baterai EV serta Mobil Listrik adalah masa depan Indonesia!
Fikirkan dan resapi!
Jangan percaya saya, carilah informasinya dan bentuklah prinsip kewarganegaraan anda!
Bangga atau tidak masa depan itu nyata!
No comments:
Post a Comment