Oleh: Aven Jaman
Tidak tanpa alasan bila antara omongan di ruang legislatif dari unsur Demokrat dan di parlemen jalanan terlihat kontras.
Terekam bahwa di Senayan kader Demokrat macam BKH itu mendukung UU Ciptaker. Sebagai salah satu anggota DPR, kalau UU itu pumya kelemahan, dia dibenarkan utk bikin semacam nota kepada pemerintah ttg UU tsb. Tapi faktanya lolos bgitu saja kan?
Drama berlanjut pada seruan dr istana Cikeas supaya seluruh anggota DPR/D dr unsur Demokrat utk standby di kota masing2 utk terima perwakilan pendemo.
Jadi pertanyaan, mengapa diloloskan UU itu jika dinilai bermasalah oleh Demokrat? Mengapa pula Cikeas bertitah supaya seluruh kadernya yg jdi anggota legislatif kudu standby di tempat buat terima perwakilan pendemo?
Pertanyaan ini hanya bisa punya jawaban masuk di akal kalau Demokrat tahu bakal kayak apa demonya. Intinya, demonstran akan lakukan apa saja, Demokrat tahu.
Seseorang bisa tahu A sampe Z nya sesuatu yg baru akan terjadi di esok hari, itu hanya mungkin apabila yang bersangkutanlah yg rencanakan. Jadi? Teka teki kenapa Demokrat ikut loloskan UU-nya tapi Demokrat juga terlihat mewarnai demo terjawab di sini.
Sekarang gali, itu Demokrat lakukan dg tujuan apa?
Begini, Demokrat kini nyungsep senyungsep2nya di jagad perpolitikan tanah air. Partai ini butuh semacam batu ungkit utk bisa terkerek lagi.
2024 adalah panggung di mana Putra Mahkota diharapkan menang Pilpres. Namun, bila kendaraannya adalah partai, jelas kecil sekali kemungkinannya utk terwujud itu mimpi.
Maka, partai harus dibesarkan lagi. Partai harus jdi idola lagi. Caranya?
Media2 yg berafiliasi ke Demokrat macam Detik, CNN, CNBC ditugasi utk ihat RUU yg digodok dan akan disahkan, sorot titik celahnya, spinkan!
Dari sekian UU Ciptaker adalah strategis karena kesannya UU itu beri proteksi ke investor. Mainkan saja framing seolah itu UU akan kebirikan nasib buruh. Di sisi lain, ketua organisasi buruh dibohirin utk pancing kegelisahan buruh.
Seluruh skenario ini bermasa waktu hingga Desember mendatang. Lho kok Desember?
PD ga akan naik2 juga kalau PD tak menang Pilkada. Rencana besar utk 2024 bakal kandas jika pada 2020 saja keok.
Jadi, Pilkada 2020 sangat sexy utk Demokrat nan sekarat.
Untuk itu momentum pengesahan UU Ciptaker pun dimanfaatkan semaksimal mungkin demi datangkan simpati rakyat. Masalahnya adalah apakah rakyat pada terkecoh semua oleh strategi ini?
Rencana ini bisa saja mulus mendatangkan simpati rakyat apabila dilakukan pada masa normal. Sebaliknya, karena demo dilakukan pada masa pandemi, rakyat ga bego2 amat utk terkecoh.
Rakyat kepancing utk cari tahu, "Mengapa di masa genting ini, sampai ada hal gila dilakukan yakni unras dg tdk perhatikan lagi protokol kesehatan?"
Hasil dari cari tahu itulah jadi banyak rakyat yang mengetahui ketidakberesan di balik aksi demo.
1. Setelah ditelusuri, bunyi UU Ciptaker tidak benar2 sebengis yg dituduhkan.
2. Ada fakta di mana Demokrat mewarnai aksi demo namun di lembaga legislatif berlagak pilon seolah pahlawan pemihak rakyat tertindas.
Ujungnya apa? Bukan simpati yg didapat malah antipati dari rakyat.
Dan bagi saya pribadi, tak ada kesimpulan lain selain bilang, "Demokrat Tega Gadaikan Nyawa Rakyat Demi si Pungguk yang Rindukan Bulan".
Bagaimana menurut teman2 SPARTAN? Bahas yuk!
No comments:
Post a Comment