Film eks HTI memutar-balikkan fakta dan sejarah Islam di Nusantara.
Para simpatisan dan anggota eks HTI semakin menjadi2 dalam mengadu-domba umat Islam di Nusantara ini ( NKRI kita tercinta ),mereka mau menghilang sejarah kedatangan Islam di Indonesia yg sebenarnya dg versi mereka sendiri lewat film propaganda yg dibuat oleh mereka dan sasarannya adalah rakyat Indonesia ( umumnya ) dan umat Islam ( hususnya ).
Segala cara dan semua lini akan dimasuki oleh gerombolan pengasong khilafah tsb untuk memporak-porandakan NKRI dg selalu mengatasnamakan "AGAMA" sebagai kedok untuk tujuan yg ingin mereka raih,salah satunya lewat film propagandanya dg maksud dan tujuan untuk menghilangkan sejarah kedatangan Islam ke Indonesia.
Semoga aja anda sekalian enggak bosan membacanya, agar tahu dan mengerti bagaimana cara mereka yg dg culas dan licik sebagaimana halnya yg selalu mereka pertontonkan selama ini.Baik itu dg demo2 nya yg berjilid2,framing mereka dg Kalimat Tauhid yg dianggap sbg bendera Rosulullah SAW.
Sidoarjo,7/08/2020
___________________________
Penipuan-Penipuan HTI dalam Film ‘Jejak Khilafah’
http://harakatuna.com/penipuan-penipuan-hti-dalam-film-jejak-khilafah.html
“Khilafah terosss,” kata seorang rekan mengomentari tulisan-tulisan saya yang selalu membahas ancaman khilafah ala Hizbut Tahrir Indonesia. Komentar tersebut, satu sisi, merupakan ketidaktahuan dirinya, sebagai representasi milenial, terhadap fakta sejarah, juga merupakan kebodohan dirinya akan realitas lapangan: bahwa saya tidak sedang bercanda, hari ini, dan semakin hari, gerak-gerik para aktivis khilafah semakin keterlaluan. Kini, mereka sedang penggarapan film indoktrinasinya: Jejak Khilafah.
Polemik terbaru ini, bermula dari sebuah poster Talkshow Launching Film garapan Khilafah Channel, berjudul “Jejak Khilafah di Nusantara”. Dalam acara tersebut, beberapa dedengkot HTI menjadi pemateri: Nicko Pandawa, Ismail Yusanto, Rokhmat S. Labib, dan Felix Siauw. Sementara sebagai narasumber spesial, ada Tengku Zulkarnain, Mizuar Mahdi, Alwi Alatas, Moeflich Hasbullah, dan, ini yang menjadi polemik, Profesor Peter Carey, sejarawan otoritatif tentang Nusantara dari Oxford, dicatut.
Bakal hadirnya Prof Carey dalam talkshow tersebut, kemudian, diklarifikasi oleh asisten risetnya, Feureau Himawan Susanto, setelah bertanya kepada Prof Carey langsung. Dan hasilnya, ia mengatakan tidak pernah terlibat dalam agenda-agenda semacam itu dan, dengan demikian, apa yang tertera dalam poster di atas, murni adalah kelicikan, kebohongan, fitnah, dan keburukan intrik politik para agen khilafah itu. Prof Carey diedit sedemikian rupa, seakan dirinya mengafirmasi agenda licik mereka.
Jelas, ini merupakan intrik paling buruk, di mana para aktivis khilafah sudah bermain-main di pusaran otoritas akademik. Boleh jadi, itu karena mereka sadar, Felix Siauw dan Ismail Yusanto saja tidak cukup kuat, dan orang-orang menganggapnya sampah tak bermutu. Prof Carey sangat kecewa atas pencatutan nama dirinya. Melalui sang asisten, ia kemudian membuat siaran pers pada Senin (3/8) kemarin terkait beredarnya poster Talkshow Lauching Film Jejak Khilafah, sebagai berikut:
Pertama, walau Prof Carey pernah melakukan wawancara dengan yang membuat film Jejak Khilafah, namun itu ditujukan untuk meluruskan fakta tentang hubungan Turki Utsmani dengan Pangeran Diponegoro, yang ternyata nol besar. Kedua, Prof Carey tidak pernah diundang menjadi special guest, itu fitnah. Lagi pula, ia tidak hadir dalam acara launching tersebut. Video dirinya diedit seolah-olah menyetujui pandangan bahwa Islam di Nusantara, dulu, juga raja-rajanya, adalah bagian dari apa yang mereka anggap khilafah Islam yang berpusat di Turki. Sungguh kepalsuan yang menjijikkan.
Felix Dkk yang Membelokkan Sejarah
Memalukan, itu kata yang pas untuk para dedengkot khilafah, yang di antara aktor utamanya ialah Felix Siauw dan Ismail Yusanto itu. Mereka melakukan segala cara, menghalalkan segala bentuk fitnah, untuk mengelabui masyarakat. Seharusnya, itu membuat kita, semakin yakin, juga membuat pengikutnya sadar diri, bahwa segala yang para pengusung khilafah itu sampaikan, adalah kebohongan besar. Bagaimana bisa mereka mengatakan berpolitik sesuai ajaran Islam tetapi melakukan fitnah?
Film Jejak Khilafah sendiri dibuat oleh Felix dkk, untuk mengarahkan opini publik bahwa raja-raja Islam di Nusantara adalah bagian, atau setidaknya menjadi relasi, pemerintahan Turki Utsmani. Padahal, aslin, Prof Carey sudah menuturkan, Turki Utsmani sama sekali tidak peduli dengan Jawa, apalagi bermitra dengyaan raja Nusantara ketika itu. Islam juga masuk ke Indonesia tidak melalui jalur ekspansi politik, tidak melalui jajahan Turki Utsmani. Islam masuk melalui jalur penetrasi budaya, masuk secara damai.
Jejak Khilafah, konon, ada tiga episode. Episode pertamanya akan tayang 20 Agustus nanti, tiga haris setelah perayaan HUT RI ke-75. Felix dan Ismail membahas panjang film tersebut saat launching kemarin. Kesimpulannya, dirinya, tentu bersama rekan-rekan para pengusung khilafah, hendak membelokkan sejarah Nusantara. Umat akan semakin dibuat bingung dan membenci negara mereka sendiri, Indonesia yang demokratis. Semangat yang berusaha dibawa film tersebut ialah: “Ayo kita kembali ke pangkuan khilafah ala pendahulu kita!”
Penipuan demi penipuan terus dilakukan, sambil mengatakan kepada umat bahwa ada semacam pemutar-balikan sejarah di Indonesia. Padahal, merekalah yang justru memanipulasi sejarah, lalu kenapa malah menuduh balik? Para aktivis khilafah di Indonesia memang tidak punya rekam jejak yang jelas, dan kesemuanya adalah mantan politikus, politikus kadaluarsa yang tiba-tiba berlagak membela Islam. Tengku Zulkarnain, Yusuf Martak, dan sahabat Ismail-Felix lainnya, memangnya mereka benar-benar paham sejarah? Palsu!
Pada tataran yang lebih mendalam, mereka juga sebenarnya telah menipu ketika mengatakan bahwa Turki Utsmani itu menerapkan sistem khilafah. Khilafah itu, ini sudah saya ucapkan dalam banyak tulisan sebelumnya, berarti ‘pemerintahan’, bukan sistem spesifik. Ketika seseorang bilang, ‘khilafah Turki Utsmani’, maka ia sedang mengatakan ‘pemerintahan Turki Utsmani’. Lalu sistem pemerintahan seperti apa yang dimaksud? Monarki-absolut? Jika ia, maka apa yang dituturkan Tengku Zulkarnain bahwa tegaknya khilafah tidak berbahaya bagi NKRI, adalah tipuan berikutnya.
Tidak hanya mencatut, mereka menipu di atas penipuan lainnya. Termasuk film Jejak Khilafah ini. Apakah kita akan tetap menganggapnya aman-aman saja? Kita wajib memikirkan kembali anggapan tersebut, sebelum negeri ini runtuh di tangan mereka.
Jejak Khilafah Ancaman yang Nyata
Meski film Jejak Khilafah belum tayang dan menghipnotis umat, membutakan mereka dari sejarah Islam Jawa yang sebenarnya, langkah tegas harus segera diambil dari sekarang. Kesalahan fatal pemerintah dalam merespons pergerakan para aktivis khilafah ialah tiadanya tindakan tegas, dan hanya melakukan perang wacana tandingan. Itu jelas tidak efektif. Pemerintah akan kalah masif, secara pergerakan. Jika mereka sampai membuat film begini, itu artinya, mereka tidak kosong saku, untuk setiap agendanya.
Film Jejak Khilafah barangkali memang tidak akan membuat sistem politik berubah. Tetapi, film tersebut cukup untuk memengaruhi masyarakat agar tidak lagi simpati kepada pemerintah di satu sisi, dan menggiring umat Islam ke dalam sejarah palsu yang dibuat-buat oleh para simpatisan Hizbut Tahrir. HTI memang sudah habis, tetapi untuk mengatakan pergerakan mereka musnah, kita salah besar. Mereka belum mati, mereka bergerak terus dan, kini, mereka mulai membesar bahkan tanpa terakomodir dalam satu organisasi sekalipun.
Langkah yang bisa ditempuh ialah melarang film tersebut, atau mengedukasi umat bahwa film tersebut, seratus persen, adalah manipulasi sejarah. Umat harus diarahkan untuk keluar dari zona indoktrinasi, zona penipuan Felix dan aktivis khilafah lainnya, tentang delusi negara Islam. Indonesia tidak kurang Islami. Karenanya, film Jejak Khilafah sama sekali tidak penting, kecuali untuk membangkitkan emosi umat melalui pembelokan sejarah oleh aktivis khilafah itu sendiri.
Dan yang terpenting, Islam di Indonesia tak ada kaitannya dengan Turki Utsmani, bukan koalisi politik mereka. Turki Utsmani memang luas teritorinya dan lama memerintah, tetapi bukan di Nusantara. Diponegoro, kata Prof Peter Carey, memang kagum dengan Turki Utsmani, tetapi bukan bagian darinya. Jika ada yang mengatakan demikian, pasti, mutlak, orang itu adalah budak Felix dkk, atau korban penipuan-penipuan mereka.
Wallahu A’lam bi ash-Shawab…
Ahmad Khoiri
Sarjana Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir sekaligus pegiat kajian keislaman
#TolakHTI
#HubbuWathonMinalIman
-------------------------
https://redaksiindonesia.com/read/benarkah-rizieq-shihab-layak-menyandang-gelar-habaib.html
*KESIMPULAN*
*"HABIB" RIZIEQ SHIHAB BUKAN KETURUNAN NABI MUHAMMAD,KLAIM APAPUN MENGENAI HAL INI ADALAH SEBUAH BERITA BOHONG DENGAN MENCATUT IDENTITAS NAMA NABI MUHAMMAD SAW*
Wallahu 'alam bishawab
================
*Benarkah Rizieq Shihab Layak Menyandang Gelar Habaib?*
Oleh : Zulfikar Mahdanie
Habib, siapakah dia? Gambaran Habib bagi masyarakat Indonesia barangkali adalah seorang laki-laki berwajah Arab, berjanggut, bersorban, dan mengenakan gamis. Namun, di luar soal tampilan, biasanya seorang Habib memiliki banyak sekali jamaah yang rutin menghadiri kegiatan keagamaan yang dilakukan olehnya. Namun siapakah sebenarnya Habib itu? Sejarah mencatat, keberadaan para Habib di Indonesia sudah berlangsung lama sejak sebelum kemerdekaan.
Di antara nama Habib-habib di Indonesia yang mempunyai nama dalam lingkup nasional adalah Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi atau lebih populer dengan nama Habib Ali Kwitang, Pendiri Majelis Ta’lim Kwitang, Jakarta; Habib Ali Alatas, mantan Menteri Luar Negeri; dan yang belakangan banyak menghiasi berita media nasional, Habib Rizieq Shihab, pendiri dan ketua FPI (Front Pembela Islam). Selain nama-nama tersebut masih banyak Habib-habib lainnya yang mempunyai pengaruh besar.
“Habib” yang yang secara tekstual berarti “kekasih” adalah gelar kehormatan yang ditujukan kepada para keturunan Nabi Muhammad SAW yang tinggal di daerah Lembah Hadhramaut, Yaman; Asia Tenggara; dan Pesisir Swahili, Afrika Timur.[1] Lebih spesifik lagi, definisi “keturunan” ini mesti dari keturunan Husein, yakni putra Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra (putri Nabi Muhammad SAW).
Secara pemaknaan, Quraish Shihab memberikan penjelasan yang lebih detail mengenai Habib, “Habib itu orang yang mengasihi dan dikasihi. Jadi kalau ‘mengasihi’ dalam bahasa Arab itu artinya ‘muhib’. Kalau ‘yang dikasihi’ itu ‘mahbub’. Kalau ‘habib’, bisa berarti subjek bisa berarti objek. Jadi, ‘habib’ tidak boleh bertepuk sebelah tangan, hanya mau dicintai tapi tidak mencintai orang,” ujar Quraish Shihab dalam sebuah wawancara.
Asal muasal keberadaan para Habib dapat dilacak dari pendirinya, yaitu Ahmad bin Isa (wafat tahun 345 H). Pria yang lebih dikenal dengan nama Al-Imam Ahmad bin Isa atau al-Imam al-Muhajir ini adalah generasi ke-8 dari keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra. Secara berturut-turut garis keturunannya dapat dilihat dari diagram pada lampiran di bawah
Ahmad bin Isa diketahui melakukan hijrah dari Basra ke Hadhramaut (Yaman) bersama keluarganya pada tahun 317 H untuk menghindari Dinasti Abbasiyah yang sedang berkuasa pada saat itu. Sebelum ke Yaman, Ahmad bin Isa diketahui pernah melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah, dia kemudian tinggal di dekat kuburan buyutnya. Di Madinah, beredar isu bahwa para keturunan Rasul akan mengambil alih kekuasaan. Isu tersebut membuat pemerintah yang berkuasa saat itu cemas sehingga banyak keturunan Nabi yang diburu dan bahkan dibunuh. Karena hal itu lah, akhirnya Ahmad bin Isa dan keluarganya memutuskan untuk berhijrah.
Sementara, versi lain mengatakan bahwa Ahmad bin Isa adalah seorang yang ‘alim, ‘amil (mengamalkan ilmunya), hidupnya bersih dan wara’ (pantang bergelimang dalam soal keduniaan). Di Irak beliau hidup terhormat dan disegani, mempunyai kedudukan terpandang, dan mempunyai kekayaan cukup banyak. Mereka hijrah ke Hadhramaut bukan karena dimusuhi atau dikejar-kejar oleh penguasa, melainkan karena lebih mementingkan keselamatan akidah keluarga dan pengikutnya. Mereka hijrah dari Basrah ke Hadhramaut mengikuti contoh kakek buyutnya, yaitu Muhammad Rasulullah SAW yang hijrah dari Mekah ke Madinah.
Ahmad bin Isa wafat di Husaisah, salah satu desa di Hadhramaut, pada tahun 345 Hijriah. Beliau mempunyai dua orang putera yaitu Ubaidillah dan Muhammad. Ubaidillah hijrah bersama ayahnya ke Hadramaut dan mendapat tiga orang putera yaitu Alwi (Alawi), Jadid, dan Ismail.
Pada akhir abad ke-6 H keturunan Ismail dan Jadid dikatakan tidak mempunyai kelanjutan, sehingga mereka punah dalam sejarah, sedangkan keturunan Alwi tetap berlanjut.
Keturunan dari Alwi inilah yang kemudian dikenal dengan kaum Alawiyin. Maka, secara khusus, istilah “Habib” mengacu kepada keturunan Alwi bin Ubaidillah (wafat awal abad ke-5 H).
Ahmad bin Isa semasa hidupnya dikenal sebagai orang yang berilmu tinggi dan berbudi tinggi, selain itu, beliau adalah keturunan Nabi Muhammad SAW, sehingga banyak orang yang beranggapan bahwa beliaulah pewaris agama Islam serta Ahlul Bait yang sah.
Berdasarkan fakta tersebut, maka dalam perkembangannya, wilayah Hadhramaut menjadi semacam “sekolah” bagi orang-orang yang ingin menimba ilmu agama Islam, walaupun sebenarnya di sana tidak ada institusi formal. Hubungan antara murid dan guru di sana lebih diikat dalam bentuk ikatan spiritual. Di kemudian hari sekolah Hadhramaut dikenal memiliki aliran tersendiri yang disebut al-tariqa al-Alawiyya (Tarikat Alawiyin).
Dengan keberadaan Tarikat Alawiyin, maka istilah Habib di Hadhramaut menjadi lebih luas, tidak lagi dibatasi sebatas garis keturunan. Lulusan sekolah Tarikat Alawiyin yang ternama pun dapat dipanggil sebagai Habib.
Berdasarkan keterangan diatas mari kita coba menelusuri apakah Rizieq Shihab benar memiliki sanad sebagai satu keturunan rasulullah SAW ?
Berdasarkan silsilah diatas gelar habib bisa bermakna berbeda yaitu habib yang memiliki silsilah keturunan langsung dari Alwi bin Ubaidillah atau bisa juga disebut habib karena pernah menimba ilmu langsung sekolah tarikat alawiyin
Jika mengacu berbagai klaim beliau keturunan Rasulullah maka Rizieq Shihab harus memiliki jalur silsilah berdasarkan keturunan sampai kepada Alwi bin ubaidillah putra Ahmad bin Isa
Berdasarkan sumberhttps://id.m.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Rizieq_Shihab , ayah Rizeq shihab bernama Hussein Shihab dan berdasarkan sumber https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hussein_Shihab kakek rizieq bernama Muhammad bin Hussein Shihab selanjutnya kita harus menelusuri silsilah kakeknya Sampe ke Alwi bin Ubaidillah
Berdasarkan sumber https://kanzunqalam.com/2016/12/07/misteri-silsilah-habib-rizieq-shihab-dari-jalur-keluarga-raden-fattah-demak-dan-trah-prabu-siliwangi-pajajaran dari pihak ibunya Syarifah Sidah (Saidah) binti Alwi bin Zein Alattas ditemukan silsilah yang terputus dan atau tidak bisa di telusuri sehingga di abaikan dan sanad harus dari pihak laki laki (ayah kakek dst)
Bahkan klaim neneknya Rizieq shihab merupakah keponakan dari Raden Muhammad Ali Nitikusuma atau Salihun, kepala Pendekar kelompok Pituan Pitulung (populer dengan sebutansi Pitung) klaim HRS di media berikut :
https://youtu.be/h2FQK38di8M terbantahkan dan merupakan sebuah informasi yang tidak benar
Kita lanjutkan melalui jalur kakeknya Muhammad bib Hussein Shihab ternyata tidak benar dan sanad terputus untuk sampai pada Alwi bin Ubaidillah (lampiran silsilah terlampir pada diagram di bawah)
Literasi yang lebih mendekati adalah Muhammad bin Hussein Shihab dan leluhurnya adalah merupakan orang yang pernah bersekolah dan menjadi bagian dari komunitas sekolah tarikat Alawiyyin di Hadramaut (negara Yaman)
Gelar Habib yang di peroleh leluhur Habib Rizieq adalah gelar BUKAN dalam arti pihak yang memiliki hubungan silsilah / keturunan Nabi Muhammad SAW tetapi
istilah Habib dalam makna spiritual yang lebih luas yaitu sebagai lulusan atau pengurus atau anggota komunitas sekolah Tarikat Alawiyin di negara Yaman
Analisa dan kesimpulan diatas sesuai dengan penuturan buku Cahaya, Cinta dan Canda karya Quraish Shihab terbitan Lentera Hati yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dan kawan-kawan, dijelaskan soal urusan habib dan kiai tersebut. Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) ini hanya mau dipanggil habib oleh cucunya saja, karena lebih cocok berdasarkan artinya (bukan karena keturunannya)
Di kalangan Arab-Indonesia, habib menjadi gelar bangsawan Timur Tengah yang merupakan kerabat Nabi Muhammad SAW (Bani Hasyim). Khususnya yang silsilahnga dinisbatkan terhadap keturunan Nabi Muhammad melalui Sayyidatina Fatimah Az-Zahra yang menikah dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
ATAU
Panggilan habib JUGA berarti bukan orang yang memiliki hubungan keturunan / silsilah langsung kepada nabi Muhammad SAW tetapi sebagai identitas khusus keturunan Arab-Indonesia yang memiliki Moyang yang berasal dari Negeri Yaman, khususnya Hadhramaut. Kakek Prof Quraish Shihab, Habib Ali bin Abdurrahman Shihab berasal dari Hadhramaut.
Dan Prof Quraish Shihab memilih tidak memakai/melepaskan gelar Habibnya baca berita lengkapnya di link berikut :
https://kumparan.com/@kumparannews/quraish-shihab-sekeluarga-memilih-melepas-gelar-habib
Namun demikian berdasarkan berbagai sumber baik berita online maupun video saya belum/tidak berhasil menemukan pernyataan langsung Rizieq Shihab yang menyatakan dirinya adalah keturunan Nabi, berita atau klaim hanya di sampaikan oleh bebetapa oknum pengurus FPI,simpatisan seperti Eggy Sujana dan informasi informasi oral yang disampaikan oleh pihak yang tidak memiliki validitas,legal standing maupun kompetensi terhadap materi informasi tersebut
Ada pula satu sumber lain yang mencoba meakukan penyesatan informasi yaitu melalui sumber situs dakwahmediadotco dan akhirnya situs yang bersangkutan telah menghapus berita tersebut karena ketakutan akan dosa besar akibat mencatut nama nabi,sungguhnya jarang situs situs partisan meminta maaf serta membuat pengakuan menyebarkan hoax dan meminta maaf secara resmi
Serta pernyataan tanpa fakta RS cucu nabi,visa unlimited dsb nya oleh Eggy Sudjana yang terkenal sangat sering menyebarkan berita bohong (pernah divonis bersalah pada bulan Agustus 2011 dalam kasus fitnah kepada SBY yang tanpa dasar dituduh menerima Mobil Jaguar)
KESIMPULAN
"HABIB" RIZIEQ SHIHAB BUKAN KETURUNAN NABI MUHAMMAD,KLAIM APAPUN MENGENAI HAL INI ADALAH SEBUAH BERITA BOHONG DENGAN MENCATUT IDENTITAS NAMA NABI MUHAMMAD SAW
Wallahu 'alam bishawab
Sumber :
1. https://ganaislamika.com/melacak-asal-usul-habib-di-indonesia-1-siapakah-habib
2. http://www.sarkub.com/asal-usul-para-habaib-di-nusantara/
3. Ismail Fajrie Alatas, Habaib in Southeast Asia, The Encyclopaedia Of Islam Three (Leiden: Brill, 2018), hlm 56.
4. https://tirto.id/keluarga-shihab-dan-kesalahpahaman-kesalahpahaman-lainnya-chkU
5. http://www.nu.or.id/post/read/74166/kenapa-quraish-shihab-enggan-dipanggil-habib-dan-kiai
Sumber : Status Facebook Zulfikar Mahdanie
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment