Wednesday, January 15, 2020
LIGA KORUPSI INDONESIA (Klasemen Sementara)
1. Jiwasraya: 13.7 Triliun
2. Asabri: 10 Triliun
3. Bank Century: 8 Triliun
4. Pelindo II: 6 Triliun
5. Kota Waringin Timur: 5.8 Triliun
6. BLBI: 4.5 Triliun
7. E-KTP: 2.3 Triliun
8. Hambalang: 700 Miliar
(Posisi teratas Jiwasaraya di LKI bisa saja tergeser oleh klub-klub baru yang mungkin jauh lebih dahsyat. Babak penyisihan masih akan terbuka dengan kejutan-kejutan berikutnya).
======
KRISIS INTEGRITAS
Integritas berarti satunya kata dan perbuatan. Kini, dengan terungkapnya malapetaka di lingkungan beberapa BUMN, dapat dikatakan bahwa kita sedang mengalami krisis integritas. Betapa pentingnya integritas sebagai investasi untuk keberlanjutan organisasi dapat dilukiskan lewat penuturan di bawah ini, yang diadaptasi dari status seorang rekan FB.
Konon, seorang pimpinan puncak sebuah perusahaan besar telah memasuki usia senjanya dan merencanakan akan pensiun. Ia memikirkan siapakah yang tepat akan menggantikannya. Pada hari yang ditentukan ia mengumpulkan para karyawan milenialnya yang potensial dapat menggantikannya setahun kemudian. Kepada mereka diberikan sejumlah bibit tanaman, yang harus ditanamnya, dan dilihat hasilnya setahun kemudian. Dari hasil yang dipanen akan ditetapkan siapakah yang akan menggantikan dirinya. Ini sebuah gagasan yang inovatif dan memotivasi para karyawan milenial untuk menggapai cita-citanya. Semuanya bergairah, termasuk si Polan.
Setiba di rumahnya, si Polan menceritakan gagasan atasannya kepada isterinya. Polan dan isterinya bergairah, menanam bibit yang diperolehnya di sebuah pot, memupuk dan menyiramnya sewaktu-waktu dengan tekun. Usaha mereka sia-sia. Tidak ada benih yang menguncup. Tetapi, mereka terus berusaha dengan setia. Setahun kemudian, hasilnya tetap nihil. Yang ada tidak lain adalah sebuah pot berisi pupuk dan tanah yang basah, karena disiram. Itulah yang dapat dibawa si Polan ke perusahaannya pada hari yang sudah ditetapkan.
Pada hari yang sudah ditetapkan itu, semua karyawan milenial datang ke kantor pusat perusahaannya, masing-masing membawa hasil yang sudah dipanen, disertai hati yang berbunga-bunga. Hati Polan sangat kecut, tanpa bunga, dan ia tidak berani menatap mata pimpinannya. Ia heran alang-kepalang ketika ialah yang ditetapkan sebagai pengganti pimpinannya. Mengapa?
Ternyata, bibit yang diterimakan kepada mereka setahun yang lalu adalah bibit yang sudah dimasak dan dikeringkan, sehingga tidak mungkin tumbuh betapa pun dirawat sepenuh hati. Setelah ternyata bibit yang ditanamnya tidak tumbuh, dengan licik rekan-rekan si Polan menggantikannya dengan bibit yang mudah diperolehnya di toko bibit unggul. Kreatif, tetapi koruptif. Mereka merasa berhasil menipu atasannya. Hasil akhir ialah: malu alang-kepalang, kecuali jika urat malunya sudah putus.
Renungan: Tanpa integritas, kepintaran dan kegairahan para pelaku dengan teknologi canggihnya akan membuahkan malapetaka di dalam organisasi dan lingkungannya. Pengalaman lain dari lingkungan organisasiku?
Sumber: Prof. Wim Poli (Guru Besar Unhas Makassar)
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2549636678591579&id=100006358147174
LIGA KORUPSI INDONESIA (Klasemen Sementara)
Reviewed by JMG
on
January 15, 2020
Rating: 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment