Monday, January 6, 2020
BUKAN ANIES TAPI FIRLI BAHURI SOLUSI BANJIR JAKARTA
Penulis: Arifin Siregar
Firli Bahuri solusi banjir Jakarta. Hah? Kok bisa?
Yuk baca. Banjir besar. Pada ribut. Petisi digeber. Minta Jokowi pecat Anies Baswedan. Ya tidak bisa. Lah namanya Gubernur DKI Jakarta itu otonom. Ejekan Anies kepada Jokowi, dengan cara merusak dan mengubah semua tatanan yang dibangun Jokowi-Ahok, adalah sah menurut hukum.
Trus? Lah banjir saja bagi Anies bisa diatur-atur, disuruh masuk Bumi, merembes ke tanah. Dia membandingkan banjir Jakarta dengan banjir Nabi Nuh yang berlaku di seluruh Bumi. Bukan apple to apple.
Perbandingan ngawur khas ideologi Post Truth yang Anies sangat kuasai. Bagi Anies asal njeplak adalah keindahan tanpa batas, kebanggan Anies memraktikkan post truth dan neuro-science. Gak percaya? Tanya Ryu Hasan pakarnya.
Soal banjir dia pakai nama sunnatullah segala, cerdas, pintar, hebat. Namun, dia keblinger dan ugal-ugalan. Sangat berbahaya kecerdasan yang disalahgunakan. Dan, edannya lagi dia didukung oleh 98% anggota DPRD DKI Jakarta, jadi sah menurut hukum. Ini hasil didikan Bambang Widjojanto, kolaborasi dengan Novel Baswedan di KPK.
Ugal-ugalan Anies menghambur duit APBD DKI semacam Lem Aibon. Karena dia merasa bebas bergerak, ada Novel di KPK. Netizen, pahami benar kaitan antara dendam Anies yang dipecat Jokowi, posisi Anies, dan Novel sangat terkait. Baru paham cara menggiring Anies ke pameran buku Jerman.
Namun, netizen yang terhormat, posisi Novel di KPK ini sangat tidak oke. Gundah. Diam. Anteng. Tega membuang korps, keluar dari kepolisian, berbuah menjadi buah busuk. Kekuasaan yang maha dahsyat itu berakhir.
Kini praktis dia dicengeram Firli Bahuri. Pun bekas jubir KPK Febri Diansyah yang kelihatan santun namun juga provokator demo mahasiswa juga lengser keprabon. Ludes.
Firli Bahuri harus kembalikan marwah KPK yang normal. Di jalan yang benar. Bukan jalan model kerajaan yang dibangun Novel. Kini publik tengah menunggu Firli Bahuri memecat Novel, sesuai dengan UU KPK yang baru dia cacat fisik. Harus out.
Firli tentu tidak akan mau diajak kongkalikong oleh Novel. Harga yang harus dibayar terlalu mahal untuk berkolaborasi dengan manusia, yang disebut oleh tersangka penyiram Novel, RB, sebagai pengkhianat. Kompromi dengannya akan menghancurkan Firli.
Dalam politik, bermain-main dengan api panas sepanas Novel tidak akan menguntungkan sama sekali. Presiden Jokowi pun berharap banyak kepada Firli Bahuri.
“Pemberantasan korupsi bisa sistematis,” kata Jokowi usai melantik Firli Bahuri dan kawan-kawan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (20/12/2019).
Pilihan sulit. Jokowi atau Novel? Bahkan bagi Firli Bahuri sekali pun. Kenapa? Bangunan kerajaan Novel Baswedan di KPK telah menjangkau bukan hanya di KPK, di luar KPK, terkoneksi dengan duit yang bejibun banyaknya. Tak terbayangkan. Baik dalam bentuk prospek maupun kenyataan.
Sementara milih arahan Presiden Jokowi dipastikan tidak ada uangnya sama sekali. Nol. Kosong. Sangat sulit sekali.
Milih Jokowi, maka Firli secara tidak langsung menghantam Anies Baswedan. Firli akan buka kasus pameran buku di Jerman ketika menjabat Mendikbud. Meski bisa juga menyeret orang hebat guru politik, bahasa, sastra, logika yang sangat hebat Goenawan Soesatyo Mohamad alias GM.
Namun, kita yakin Firli Bahuri paham betul harapan rakyat. Harapan rakyat sama dengan harapan Jokowi. Legacy Firli dan karir politiknya ditentukan hanya oleh pilihan strategisnya sendiri. Tergantung dia sendiri.
Nah, Netizen yang baik. Hanya Firli Bahuri yang bisa menyelesaikan masalah banjir di Jakarta. Caranya adalah Firli Bahuri bongkar kasus Anies Baswedan, setelah membuang Novel dari Kerajaan KPK – yang Firli Bahuri sendiri paham sepaham-pahamnya.
Dan, ugal-ugalan Anies di Jakarta yang seolah mengejek Jokowi-Ahok bisa selesai secara permanen.
Jadi, Netizen yang baik hati dan tidak sombong, jika mau menurunkan Anies, caranya adalah mendorong Jokowi dan Firli Bahuri membersihkan KPK dari Kerajaan Novel. Kenapa? Agar kasus pameran buku Jerman dibuka lebar-lebar dan menjadi pintu masuk ke bui bagi penyebab banjir DKI Jakarta. Gitu lho Boss ....
(Shared by SIW: 03-01-2020) 👍🏼
==========================
ANIES BASWEDAN, SADARLAH!!!
@AniesBaswedan bersabda: "Air itu turun ke bumi bukan ke laut, Harusnya dimasukkan kedalam bumi, masukkan ke dalam tanah.
Diseluruh dunia air jatuh itu dimasukkan ke tanah, bukan dialirkan pake gorong-gorong raksaksa ke laut. Itu melanggar sunatullah!
Jakarta telah mengambil keputusan yang fatal!!!"
Baru tau sekarang kalau laut itu bukan bumi. Jadi air yang turun ke bumi tidak boleh dialirkan ke laut karena laut bukan bumi. Ya yaa yaaa... Sudah makan micin berapa bungkus atau hirup AiBon berapa kaleng nih ente setiap hari bung Anies Baswedan?
Saat anda jadi ketua BEM UGM saya salah satu ketua organisasi kemahasiswaan di UGM. Saya sempat berfikir anda orang pintar, ternyata setelah kuliah S2 dan S3 di Amerika, anda diajarin ngemil micin sehingga omongan kedengaran makin sedap tapi yang diomongin mabok melulu.
• https://www.instagram.com/p/B6073Ymp0bo/
• https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2319724748134064&id=570190983087458
• https://www.instagram.com/p/B6001uOJkj2/
• https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2319708804802325&id=570190983087458
Saya jelaskan biar akal dangkal jadi lempeng, nalar buyar jadi cemerlang, otak somplak jadi cespleng:
• Sungai itu terbentuk hakekatnya karena air hujan yang jatuh ke tanah dari jaman bumi terbentuk dan pertama hujan turun tidak semua bisa terserap ke dalam tanah.
• Danau, telaga, rawa itu terbentuk di dataran rendah di tengah daratan untuk menampung limpahan air hujan dari bukit, daratan dan sungai di sekitarnya.
• Laut itu terbentuk di bagian bumi yang rendah untuk menampung seluruh air yang ada di bumi ini yang akan berproses lagi jadi awan saat terjadi penguapan.
Soal managemen volume air, begini cara kalkulasinya: air yang diterima kota Jakarta dari jaman purba adalah volume air hujan ditambah volume air dari selatan. Solusi yang anda katakan gampang yaitu dengan buat lubang biopori, pertanyaannya berapa volume air yang bisa diserap biopori plus ruang terbuka hijau plus dasar sungai plus telaga dan danau?
Jika air yang input jauh lebih besar dari daya serap ke dalam tanah maka lebihnya harus dialirkan ke laut. Karena faktanya daratan Utara Jakarta sudah dibawah ketinggian permukaan laut maka dibutuhkan pompa. Masalahnya air yang masuk anda hanya bisa estimasi dan antisipasi dengan serapan dan pompa ke laut.
Kalau anda hanya bereaksi menyalahkan air kiriman, menyalahkan gorong-gorong raksasa dan pompa air, bahkan menyalahkan sampah, maka anda tidak pantas jadi gubernur. Saya bukan masalahkan banjirnya tapi masalahnya kerja anda sebagai gubernur yang sudah salah pemikiran secara mendasar.
• https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4845003/basuki-naturalisasi-atau-normalisasi-sungai-harus-dilebarkan
• https://www.cnbcindonesia.com/news/20200102144755-4-127131/pupr-banjir-jakarta-bukan-karena-kiriman
• https://news.detik.com/berita/d-4844728/tak-hanya-dengan-basuki-anies-juga-silang-pendapat-dengan-jokowi
•
https://properti.kompas.com/read/2019/03/22/153341221/kementerian-pupr-undang-anies-dua-kali-tapi-tak-pernah-datang
Soal naturalisasi dan normalisasi mari saya bantu jelaskan, sifat natural sungai dibentuk oleh alam itu mengalir dari hulu sampai bermuara ke laut. Dalam aliran itu ada sedimen alami berupa pasir tanah lumpur dan prilaku sampah buangan warga mempercepat pendangkalan dan menyebabkan arus air terhambat mengalir hingga meluap.
Kalau normalisasi, aliran sungai dan danau yang mulai dangkal karena sedimen dikerok lagi biar normal. Jika sampah-sampah mengotori sungai dan danau, turunkan PPSU atau pasukan orange untuk bersihkan, bukan malah anda pecat sampai ribuan orang. Jaman anda Nies, pasukan orange yang dulu sigap bekerja sudah jarang terlihat.
Kalau banyak rumah liar di bantaran kali, dinormalkan dengan pindahkan mereka ke rusunawa, bukan digeser ke rumah DP0 yang kamu subsidi buat orang berduit. Mau bantaran kalinya di-cor beton atau ditanami beton biji nangka terserah, yang penting normalisasi kali itu harus mendapatkan luasan penampang yang cukup untuk alirkan debit air yang lewat.
Air dari kali maupun waduk yang mau mengalir ke laut tapi tidak bisa karena permukaan air laut lebih tinggi dari daratan pemukiman warga, harus dinormalkan kembali dengan pasang pompa yang cukup. Kok malah anda naturalkan dengan tidak memfungsikan lagi pompa-pompa air itu secara optimal?
Naturalisasi adalah membiarkan saja pendangkalan dan meluapnya air secara alami sehingga terbentuk kawasan rawa yang baru. Masalahnya ketika disitu ada warga yang bermukim dan bayar pajak, mau ngak pemukimannya kelelep?
Itu sih program kamu, ngajak warga semua ikut tenggelam. Bahkan sebusuk-busuknya Fir'aun konon katanya dia hanya ngajak pasukannya tenggelam, tapi ngak ngajak warganya. Nah kamu ini kalau mengemban amanah malah menenggelamkan wargamu itu artinya apa?
Tau ngak Nies kalo semua air hujan terserap ke dalam bumi dan tidak ada yang mengalir ke sungai lalu dikirim dari hulu ke hilir? Tidak ada air sungai yang dialirkan ke laut karena semua air hujannya takut melanggar sunatullah?
Semua tanah akan jenuh dengan air, tekstur tanah akan menjadi lumpur. Di dataran rata tanah menjadi labil tidak mampu menopang fondasi bangunan. Di daerah bukit dan gunung tanah akan longsor dan likuifaksi.
Lautan semua akan kering dan saat panas penguapan air sangat minim karena air berada dalam tanah. Udara akan panas dan jarang atau tidak akan ada hujan lagi di seluruh bumi ini. Dan jika itu terjadi maka anda wahai Anies Baswedan akan berkuasa melebihi Tuhan pencipta segenap alam ini.
Saya mengerti kekonyolan pernyataan anda itu karena anda tidak mengerti ilmu alam dan hidrologi. Anda lulusan fakultas ekonomi dan pasca sarjana ilmu micin dari USA. Tapi setidaknya anda harus sadar pembisik anda di TGUPP itu isinya orang-orang bodoh dan penjilat yang tidak mengerti cara mengatasi banjir.
Sadarlah sahabat lamaku @AniesBaswedan, kritikan keras saya bukan karena saya membenci pribadi anda. Ini adalah tamparan seorang sahabat yang anda sudah tidak kenal, atas kekonyolan anda selama ini dan menurut saya masih bisa anda perbaiki kalau anda berniat memperbaikinya.
Gesang saja tau Bengawan Solo itu airnya dari ribuan gunung harus mengalir sampai laut, kamu itu doktor dari Forrest Gump University kok malah bilang melanggar sunatullah?
Hentikan semua kebodohan ini dan...
.
Mari Berpikir Cerdas dengan Akal Sehat
@EdyMASran 02.01.2020
InstaGram FBpage LINE: @catatanemas
#aniesmisme #banjirjakarta #jakarta #banjir #gabener #aniesbaswedan #mabokmicin #ngemilmicin #okoce #catatanemas #edymasran
=========================
BUKAN ANIES TAPI FIRLI BAHURI SOLUSI BANJIR JAKARTA
Reviewed by JMG
on
January 06, 2020
Rating: 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment