Mayjen TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI mulai dikenal publik setelah mempraktikkan metode cuci otak untuk menyembuhkan penderita stroke, bahkan telah menangani beberapa petinggi negeri ini.
Pria kelahiran, Yogyakarta, 5 Agustus 1964 ini setelah lulus sekolah menengah atas, lalu melanjutkan ke Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dan lulus sebagai dokter pada tahun 1990 saat usianya menginjak 26 tahun.
Lulus sebagai dokter, ia mengabdikan dirinya di intansi militer Angkatan Darat, yang saat itu ia ditugaskan ke beberapa daerah, di antaranya Bali, Lombok, dan Jakarta.
Untuk memperdalam ilmu kedokterannya, ia mengambil Spesialis Radiologi di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya. Ia merasa bahwa ilmu Radiologi di Indonesia belum banyak berkembang, sehingga ia pun terketuk hatinya untuk memperdalam radiologi intervensi, dan lulus pada usia 40 tahun.
Pentingnya ilmu yang dimilikinya tentu untuk membantu pasien agar lebih cepat sembuh dari penyakitnya. Tak cukup di sana, Terawan lagi-lagi untuk menunjang pelayanan dan menambah keilmuannya, ia menempuh program doktor di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar dan lulus pada 2013.
Terawan terbilang sosok yang sangat cerdas, hingga ia menemukan metode baru untuk penderita stroke, yang biasa disebut brain flushing yang juga tertuang dalam disertasinya bertajuk “Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis".
Disertasi tersebut ia sertakan dalam studi doktoratnya di Universitas Hassanuddin. Tentu saja, metode ini mengundang pro dan kontra di kalangan praktisi dan akademisi kedokteran. Namun Terawan mampu membuktikan bahwa pasien bisa sembuh dari stroke selang 4-5 jam pasca operasi. Metode pengobatan tersebut bahkan telah diterapkan di Jerman dengan nama paten ‘Terawan Theory’.
Kualitas sosok Terawan makin sempurna setelah diangkat menjadi Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto pada 2015. Ia tak hanya bergelut untuk ego pribadinya sebagai dokter, tapi ia juga mampu mengelola rumah sakit secara profesional.
Atas pengabdiannya, Terawan mendapatkan sejumlah penghargaan. Di antaranya penghargaan Hendropriyono Strategic Consulting (HSC) dan dua rekor MURI sekaligus sebagai penemu terapi cuci otak dan penerapan program Digital Substraction Angiogram (DSA) terbanyak.
Suami dari Ester Dahlia ini membuktikan kepada dunia medis, meski menjadi dokter militer, ia tetap bisa memberikan penemuan metode baru dan pelayanan cepat kepada pasien stroke agar cepat sembuh.
Salam Kesehatan untuk NKRI Gemilang 🇮🇩
No comments:
Post a Comment