Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyiapkan siswa taman kanak-kanak (TK) menjadi Satria Bela Negara sebagai upaya pembumian Pancasila yang dilakukan sejak dini.
"Kami sedang siapkan anak TK, namanya Satria Bela Negara," kata Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan Kemendagri Prabawa Eka Soesanta di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (24/10) seperti dilansir Antara.
Anak-anak TK itu, kata Prabawa, akan menjadi agen-agen kecil pembumian Pancasila yang dibekali dengan semangat bela negara dan wawasan kebangsaan.
"Mereka juga akan memastikan papa-mamanya hapal Pancasila, opa-omanya bisa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya," katanya.
Strategi itu, kata dia, sesuai dengan peribahasa Jawa yakni kebo nusu gudel yang berarti kerbau menyusu kepada anak kerbau sehingga orang tua perlu belajar kepada anaknya.
Untuk menyiapkan anak-anak TK sebagai Satria Bela Negara, kata dia, pihaknya tengah melatih guru-guru TK di Bali yang dipilih sebagai proyek percontohan.
"Di Bali, kami sedang meng-'create', melakukan ToT (training of trainer) bagi 50 guru TK. Pada hari terakhir, mereka akan peer teaching, praktik," kata Prabawa.
Menurutnya para guru TK itu diberikan kesempatan praktik mengajar pendidikan bela negara secara langsung dengan metode permainan.https://politikandalan.blogspot.com
Prabawa mengatakan, pendidikan bela negara harus dimulai sejak dini, bahkan negara-negara lain pun menanamkannya sejak anak berada dalam kandungan.
"Bali jadi pilot project, setelah keberhasilan Bali, akan diseminasikan ke seluruh Indonesia. Ya, nanti dievaluasi dulu, dicari kelemahan, kekuatan, tantangan, dan hambatannya," katanya.
Apabila hasil evaluasi sukses, kata Prabawa, kemungkinan tahun depan akan diimplementasikan di provinsi-provinsi lain secara bertahap.
Sementara itu, Direktur Hubungan Antara Lembaga dan Kerja Sama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Elfrida Herawati Siregar menyebutkan setidaknya ada lima isu strategis dalam upaya pembumian Pancasila.
"Lima isu strategis itu, yakni pemahaman Pancasila, eksklusivisme sosial, kesenjangan sosial, pelembagaan Pancasila, dan keteladanan Pancasila," katanya.
https://politikandalan.blogspot.com
(Antara/kid)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment