Friday, May 1, 2020
Harapan Yang Terbaik
*Prepared For The Worst But Hope For The Best*
Buka puasa kali ini tidak seperti puasa yang lalu, sepertinya kurang terasa gregetnya. Mungkin saya belum termasuk golongan manusia yang pandai bersyukur, tapi yang jelas puasa kali ini sangat berbeda, gema Illahi sebelum buka puasa dari masjid-masjid kampung sayup terdengar bahkan raungan sirine pertanda buka , lemah nyaris tak terdengar. Sepertinya ada yang kurang, ada yang hilang.
Dua hari yang lalu temanku Juragan Craft & Souvenir datang kerumah hendak mengambil pesanan wedang uwuh dan mencoba sambal, barang daganganku yang sekarang. Dengan tetap menjaga jarak kami ngobrol tentang keadaan dan dia mengutarakan ingin mengajak peluang bisnis ternak untuk menghadapi lebaran haji mendatang.
Sebenarnya dari semua strategi maupun langkah dan _business plan_ yang dikemukakan menurutku masih agak mentah, tapi aku mengiyakan dan menimpali sesaat, karena aku hanya ingin tetap menjaga asa dia agar tetap optimis menghadapi keadaan. Kelihatan dia tidak “familiar” dengan bau kotoran kandang sekalipun.
Selepas dia pulang aku menceritakan maksud dan kedatangan dia kepada istriku, malah kemudian istrikupun menimpali, bahwa temannya yang juragan mobil rental yang punya 18 armada pun sekarang _keluar kandang_, jualan beras pakai motor kelilingan. Padahal dia sebelum ada wabah hanya mau keluar “keliling’ kalau ada acara jeep touring.
Mungkin banyak sekali cerita-cerita semacam ini mampir di medsos kalian, ada juragan minyak sekarang tiap hari blasting jualan masker dan desinfektan, juragan property sekarang jualan lontong sayur teri dan lain sebagainya.
Keadaan wabah covid 19 seperti sekarang ini ibarat gempa bumi, ini baru getarannya, baru goncangan yang mengakibatkan tembok retak, bangunan miring atau kompor dapur _nggoling_, tapi sesungguhnya ada akibat terusan yang lebih dahsyat yakni “Tsunami Corona”.
Yah, kalau vaksin tidak segera ditemukan dan wabah ini tidak segera ditanggulangi maka dampak dari corona ini akan semakin membesar dan berskala luas, multidimensi baik itu dimensi sosial, dimensi ekonomi, dimensi politik maupun dampak dimensi yang lainnya. Semua bisa-bisa lenyap peradaban di sapu oleh tsunami korona.
Kita yang bergerak di dunia pariwisata mungkin baru mengerti arti “tiarap wisata” yang sebenarnya pada saat sekarang ini. Hampir semua bandara tidak ada pesawat yang mengudara, stasiun dan terminal di tutup, bepergian dilarang, otomatis tidak ada celah sedikitpun berkegiatan wisata, kecuali wisata _surfing_ di dunia maya.
Saya prediksikan recovery sektor pariwisata akan berlangsung lama, paling tidak sektor ini akan menjadi gelombang terakhir yang bangkit, yakni setelah sektor-sektor yang lain telah siuman, bangkit dan menata diri. Logikanya simple saja, sebagai contoh bagaimana mau berwisata kalau sektor ekonomi, sektor perhubungan, transportasi masih tiarap?
Kemarin saya melihat wajah pemimpin kita dilayar kaca, membacakan larangan mudik tahun ini dengan mata berkaca-kaca. Sebagai orang jawa yang selama ini tinggal di jawa saya dapat memahami betapa sulit dan dilemma sekali atas keputusan yang beliau ambil. Namun dari tutur katanya yang lembut saya melihat keoptimisan bahwa wabah ini akan segera dapat ditanggulangi.
Seperti kata beliau dalam wawancara di TV, bahwa"Kalau ditanya ke saya, saya ingin optimis Juli sudah masuk pada posisi ringan. Sehingga puncaknya kita harapkan pada bulan Mei, kemudian turun, tapi dengan catatan masyarakat memiliki kedisiplinan yang kuat,"
Untuk itu, guna meredam dari datangnya gelombang Tsunami Korona, tugas kita adalah mendengar dan mentaati atas himbauan, ajakan dan perintah dari pemerintah, karena hal itu termasuk kewajiban bagi seluruh rakyat. Tak lupa juga di bulan suci mari kita perbanyak amalan dan doa agar bencana ini segera berakhir atas pertolongan Tuhan, sekaligus juga mendoakan kebaikan pada pemimpin kita agar selalu diberikan kekuatan untuk mengambil kebijakan dalam mengatasi wabah korona ini
Aamiin…
Wahyu I Widodo
Kasongan 24/04/20
Harapan Yang Terbaik
Reviewed by JMG
on
May 01, 2020
Rating: 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment