Malam mendekati demo "Mujahid 212", beberapa orang kumpul di rumah seorang dosen di Institut Pertanian di Bogor.
Dosen ini kemudian memberikan arahan ingin membuat kerusuhan seperti 1998. Caranya adalah dengan membakar ruko-ruko "Cina" disepanjang Grogol sampai Roxy dengan bom molotov.
Sesudah itu, puluhan orang bayaran akan dikoordinir untuk membuat kerusuhan dan diarahkan untuk menciptakan korban jiwa supaya masyarakat makin terbakar dan menimbulkan demo lebih besar.
Tujuannya, supaya Jokowi mundur seperti mundurnya Soeharto.
Untung saja, Densus 88 mengetahui rencana ini dan menangkap para pelaku, sehingga demo Sabtu kemarin berjalan dengan aman. Dengan ditangkapnya jaringan teroris ini, maka terputuslah rantai mereka antara pimpinan dan pendemo bayaran.
Siapa para pelaku yang ditangkap Densus 88 itu ? Jangan kaget. Mereka adalah para relawan Prabowo. Mereka dibayar 300 ribu rupiah untuk membuat kerusuhan. Bayangkan, 300 ribu rupiah saja...
Saya sebelumnya juga mendengar, triliunan rupiah uang disiapkan untuk membuat "Indonesia terbakar". Miliaran rupiah sudah ada ditangan beberapa elit dan sudah disalurkan ke beberapa tangan di lapangan.
Kerusuhan sudah disusun sedemikian rupa sesudah gagal aksi 22 Mei saat pengumuman MK yang menimbulkan beberapa korban jiwa.
Aura Pilpres 2019 sebenarnya belum selesai. Jadi jangan dikira bahwa lawan politik sudah pasrah dengan situasi yang ada. Mereka terus membangun situasi supaya negeri ini rusuh dan mereka mengambil alih kekuasaan.
Para pendukung khilafah juga mengambil momentum ini sebagai aksi dengan pengerahan massa. Sayangnya, karena pendana lapangan dan penyedia senjata ditangkap Densus 88, mereka yang dilapangan pun bingung dan pulang ke rumah karena logistik tidak ada.
Padahal sebelumnya, dengan jaringan mereka di kelompok pengajian dan BEM mahasiswa yang merupakan kader mereka, bara apinya sudah dipanaskan. Ditambah dengan jaringan mereka melalui para guru di sekolah menengah, para pelajar sudah mengipas api supaya baranya tetap menyala.
Dan puncaknya di acara Mujahid 212, mereka berencana akan membakar Jakarta dengan bom molotov yang sudah disiapkan..
Tapi Tuhan tidak ingin negeri indah ini kembali memerah. Melalui Densus 88 yang menyusup di berbagai kantung mereka, puncak kerusuhan berhasil diredam.
Terimakasih Densus 88. Terimakasih TNI dan Polri..
Percayalah. Kami juga tidak tinggal diam. Narasi jahat mereka di media sosial, biar netizen yang melawan. Karena ini perang jihad. Mereka "jihad" untuk menghancurkan negeri ini, kami jihad untuk mempertahankannya.
Ini bukan tentang Jokowi. Ini tentang NKRI..
Seruput kopinya...
Denny Siregar
https://politikandalan.blogspot.com/2019/09/mereka-mau-membakar-indonesia.html
politikandalan.blogspot.com
Denny Siregar: SAYA BERSAMA JOKOWI
Denny Siregar: Seujung Rambut Lagi, Indonesia Perang Saudara
Denny Siregar berbicara tentang faktor- faktor yang membuat radikalisme berkembang di Indonesia. Denny dalam video ini juga menuturkan pendapatnya, apa yang akan dilakukan oleh Joko Widodo lima tahun ke depan setelah Pilpres 2019. Tulisan menarik dari Denny dapat dilihat melalui tautan ini https://www.tagar.id/tag/dennysiregar disajikan di Tagar.
Video ke2 :
https://youtu.be/a2gqbYAJXQU
No comments:
Post a Comment