Latest News

Selengkapnya Diteruskan DI NEWS.TOPSEKALI.COM

Showing posts with label Analisis Politik. Show all posts
Showing posts with label Analisis Politik. Show all posts

Thursday, November 5, 2020

KUNJUNGAN MENLU AS DAN PULANGNYA SANG PELARIAN

KUNJUNGAN MENLU AS DAN PULANGNYA SANG PELARIAN - Menjelang pulangnya sang pelarian dari Arab Saudi, beredar info bahwa operasi intelejen Amerika ikut memberikan dukungan.  Dukungan yang diberikan tentu saja dengan misi. 

Misi yang diemban sang pelarian nantinya adalah mengobarkan isu anti China, anti Komunis dan  ekonomi Indonesia yang dikuasai dan "dijajah aseng".  Seperti yang sebelumnya. 

Menu tambahan : "rezim anti ulama" - 
"rezim pro komunis". Hapalan lama! 

Amerika memang makin keteter menghadapi kedigdayaan China yang berjaya di ekonomi dunia saat ini - sementara negeri mereka masih dirongrong Covid 19 dan krisis ekonomi. Di sisi lain,  AS adalah Satpam Kerajaan Arab Saudi.  "Tanpa perlindungan kita, Arab hanya bertahan dua minggu (dari serangan asing), "  kata Donald Trump!

Maka tak sulit mencomot satu keluarga warga asing yang bermasalah dengan imigrasi. Cuma kesulitan bayar visa. Sekoper dollar beres.

Sementara dari dalam negeri, Pak Kumis konon menyiapkan berkoper kopor uang lainnya untuk jemputan dan penyambutan dan diplot dukung Wan Abud sebagai RI 1 berikutnya.

Jangan heran bila isu SARA  berkobar lagi. Toa di masjid masjid dan majelis taklim dioptimalkan lagi. Pakai gaya Tunisia lagi.  

"Jika ingin menguasai orang bodoh bungkuslah kebathilan dengan agama". Begitulah dalil/adagium Ibnu Rusyd, filsuf Andalusia, yang masih ampuh. Lihat saja Aqua dan susu SGM jadi sasaran. 

Kemaren dengan ayat dan mayat sukses menendang Ahok BTP dari Balaikota DKI Jakarta. Kali ini sasarannya Istana Negara. 

Ada simbiosis mutualisme. Amerika akhirnya menemukan juga siapa kubu lokal yang anti istana berikut sumber logistiknya. Kartu "truft" tengah dimainkan. Ada banyak yang ngambek karena tidak diajak di kabinet. Mending rusuh saja! 

Benar juga pak mantan panglima itu : ada proxy lagi main di sini. 

Ngapain ngirim kapal induk Armada VII ke Lautan Hindia, buat gertak-gertak  -  kalau dengan teriakan ayat, mayat dan nasi bungkus ormas bisa turun dan kerahkan massa berjuta juta? 

PEKAN LALU Menlu Amerika Serikat Mike Pompeo mengingatkan betapa bahayanya Komunis China bagi Indonesia.  Dia menyatakannya saat berpidato di depan Gerakan Pemuda Ansor, organisasi sayap kepemudaan Nahdlatul Ulama, ormas terbesar di Indonesia.  

Peringatan yang terdengar sangat "Orba sekali" -  tapi masih mempan di benak kaum puritan radikal. Faksi Militer kubu pro Cendana. 

"Ancaman terbesar bagi masa depan kebebasan beragama adalah perang Partai Komunis China terhadap orang-orang dari umat manapun, Muslim, Buddha, Kristen, juga praktisi Falun Gong," kata Mike Pompeo dalam acara yang dipandu oleh Yahya Cholil Staquf, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) -  organisasi Islam dan induk GP Ansor seperti dilansir dari Antara, Kamis, 29 Oktober 2020.

Jurus pamungkas dilontarkan. Agitasi dan provokasi dikobarkan. Teriak bahaya "Komunas-komunis". Asing - aseng digaungkan lagi. ( lanjutkan baca di bawah ini....)

Nggambleh. 

LAWATAN Menlu Amerika Serikat  ke Indonesia, merupakan bagian dari rangkaian kunjungan yang dijadwalkan  ke sejumlah negara yakni India, Sri Lanka, dan Maladewa, pada 25-30 Oktober 2020 ini. 

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Morgan Ortagus mengatakan dalam kunjungan ke Indonesia, Menteri Pompeo ingin menegaskan visi mengenai wilayah Indo-Pacific yang bebas dan terbuka.

Pengamat Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana mengatakan kunjungan Pompeo ke Indonesia di tengah pandemi Covid-19 menjelang Pilpres AS mengundang banyak pertanyaan.

Dia menilai kunjungan tersebut kemungkinan besar berkaitan dengan kekhawatiran AS terhadap Indonesia yang dianggap terlalu dekat dengan China.

Apalagi, kata dia, belakangan ini China sangat agresif di Laut China Selatan. "Bahkan China dengan kekuatan ekonomi dan penemuan vaksin telah mengembangkan pengaruh ke negara-negara kawasan," jelas Hikmahanto di Jakarta .

Agresivitas ekonomi China,  menurut buku putih Departemen Pertahanan AS,  memungkinkan Negara Tirai Bambu itu meminta sejumlah negara untuk membangun pangkalan militer, termasuk Indonesia. Mengimbangi AS. 

AS berharap Indonesia berada di belakang Washington. "Permintaan AS untuk mendaratkan pesawat tempur mata- mata beberapa waktu lalu dapat dikatakan demikian," kata Hikmahanto.

Karena inilah, pengambil kebijakan di Indonesia harus bisa menjaga politik luar negeri bebas aktif terhadap China, Amerika Serikat, maupun negara mana pun, kata Hikmahanto.

"Indonesia jangan  terseret oleh kepentingan tertentu Amerika Serikat lantaran kunjungan menteri luar negerinya, " ujar anggota Komisi I DPR Willy Aditya, mengamini. 

Pandangan yang sama disampaikan pengamat hubungan internasional Dewi Fortuna Anwar. 

Selain menjaga hubungan kemitraan strategis dengan Indonesia, kunjungan Menteri Pompeo berkaitan rivalitas mereka dengan China saat ini.

"Hubungan dengan China kan lebih banyak ke ekonomi, terutama bidang investasi infrastruktur. Jadi seandainya ada kekhawatiran dari AS bahwa Indonesia dekat dengan China, tentu harus ada upaya Amerika Serikat untuk memperluas pengaruhnya pada bidang ekonomi," tambah dia.

Menurut Dewi,  eskalasi di Laut Cina Selatan harus disudahi dengan perdamaian dan hubungan yang lebih produktif. 

Tapi Amerika, kita sama sama tahu,  selalu datang dengan pendekatan  wortel dan tongkat ("carrot and stick approach"). 

"You bantu Amerika atau I (ai) turunkan Pak Kumis? " gertaknya kali ini.

Jadi,  berhenti dah ngomong komunas komunis!! 

Kayak keluarga Cendana aja.

Nggambleh.  *

======================


Dubes Agus Jelaskan Bayan Safar soal Kepulangan Habib Rizieq: Itu Deportasi

Jumat, 30 Okt 2020 12:58 WIB


Jakarta - Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menjelaskan izin keluar atau bayan safar untuk Habib Rizieq Syihab (HRS) dari Arab Saudi. Agus mengatakan hingga saat ini, KBRI belum mengetahui perkembangan status keimigrasian HRS.

"Belum ada update lagi dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi terkait dengan status keimigrasian MRS (Muhammad Rizieq Syihab), apakah statusnya masih red blinking atau sudah green blinking," kata Agus kepada detikcom, Jumat (29/10/2020).

Agus juga menjelaskan soal bayan safar Rizieq. Dia menyebut hingga saat ini KBRI belum mengetahui apakah Rizieq sudah mengantongi surat izin keluar Saudi itu.

"Kami di KBRI Riyadh belum bisa memastikan terkait bayan safar tersebut karena surat tersebut diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi yang ditangani langsung oleh kantor 'syu'bah wafidin' (divisi orang asing) atau yang lebih dikenal dengan divisi deportasi (tarhil) Direktorat Jenderal Keimigrasian (Al-Mudiriyah al-Amah lil Jawazat). 

Selanjutnya surat tersebut diberikan kepada yang bersangkutan," katanya.

Agus menjelaskan bayar safar adalah izin keluar dari kerjaan Saudi terhadap warga negara asing. Surat itu diartikan sebagai perintah deportasi karena melakukan pelanggaran di Saudi.

"Bayan safar adalah merupakan izin keluar atau exit permit yang sebenarnya merupakan surat perintah untuk mendeportasi warga negara asing yang melakukan pelanggaran imigrasi atau pelanggaran hukum di Arab Saudi," tuturnya.

Selain itu, Agus juga menjelaskan rupa dari bayan safar itu. 

Agus menjelaskan bayan safar berupa secarik kertas dengan kop Direktorat Umum Imigrasi Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi dan dicetak landscape. Surat ini berisi tujuh kolom seperti nomor urut, nomor pelanggar undang-undang, nama pelanggar, nomor iqomah/KTP (jika ada), nomor dokumen (paspor), jenis kelamin dan jenis pelanggaran.

"Di halaman bagian bawah ada tulisan dalam Bahasa Arab yang artinya: 'Yth Direktur Keimigrasian (Mudir al-Jawazat), Kami kirimkan nama-nama berikut untuk dideportasi ke negara masing-masing dan penyelesaian prosedur kepulangan'. Di background kertas tersebut ada watermark pengaman berlambang Direktorat Imigrasi Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi," tuturnya.

"Legalisasi dokumen tersebut ditandatangani oleh Kepala Tarhil/deportasi dan ada stempel Direktorat Keimigrasian Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi. Dalam proses deportasi Pemerintah Saudi juga mewajibkan untuk menggunakan penerbangan yang 'direct' (langsung) ke negara asal tanpa transit di negara lain. 

Biasanya para WNA deportan melewati gate khusus. KBRI Riyadh sudah membantu puluhan ribu WNI untuk pengurusan bayan safar atau exit permit," jelasnya.

Apakah semua WNI yang memiliki bayan safar ini harus berhubungan langsung dengan KBRI? Agus mengatakan, KBRI hanya membantu WNI yang tidak memiliki paspor serta komunikasi dengan pihak Saudi.

"KBRI hanya membantu WNI yang tidak memiliki dokumen paspor dengan menerbitkan SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor) untuk pengurusan proses deportasi (tarhil) dan KBRI akan membantu komunikasi dengan otoritas Saudi. 

Banyak sekali WNI yang paspornya masih berlaku bisa langsung mengurus proses tarhil secara mandiri dan masuk ke detensi imigrasi untuk kemudian menunggu jadwal kepulangan tanpa harus lewat pengaduan ke KBRI atau KJRI," sebut Agus.

Meski demikian, Agus mengatakan pengalaman KBRI Riyadh pernah menjumpai WNI yang tidak bisa melewati gerbang keimigrasian.

Salah satu alasan karena yang bersangkutan memiliki masalah pidana.

"WN Asing yang sudah mengantongi bayan safar (exit permit) akan diperbolehkan meninggalkan wilayah Kerajaan Arab Saudi.

Namun demikian pengalaman KBRI Riyadh, terkadang menemukan WNI yang sudah memiliki bayan safar ternyata tidak bisa melewati gate keimigrasian karena ada beberapa alasan, misalnya biometrik tidak terbaca, ada masalah hukum baru dan ada masalah pidana atau perdata yang baru saja dilaporkan ke pihak berwajib," katanya.

Sebelumnya, bayan safar Rizieq ini dibicarakan oleh Sekretaris Umum FPI, Munarman. Dia menyebut Rizieq memiliki dokumen yang bisa membebaskan dirinya dari pencekalan di Arab Saudi yaitu bayan safar. Surat itu dikeluarkan oleh Saudi dan tidak berkaitan dengan KBRI.

"Sejauh ini saya kira persoalan Habib Rizieq soal dokumen tinggal lagi mengurus dokumen bayan safar, jadi soal daftar yang disebutkan Kedutaan Indonesia di Saudi itu karena dia memang tidak mengerti apa-apa, jadi selama ini itu tidak pernah dikeluarkan sama dia, dan justru sebagai duta besar, sebagai otoritas Indonesia yang mewakili Indonesia secara resmi, dan secara formal di luar negeri, keberadaan Dubes itu di mana-mana itu harusnya berusaha untuk memulangkan bukan justru menyatakan Habib Rizieq nggak bisa pulang, Habib Rizieq nggak bisa pulang ini bukan tugas duta besar yang tidak membantu sedikitpun, malah justru mempersulit kepulangan dari seorang warga negaranya, yang dengan itikad baik mau pulang ke negaranya sendiri.

Karena itu Habib Rizieq yang tadinya berkoordinasi, akhirnya kemudian ikhtiar sendiri," kata Munarman dalam sebuah tayangan video yang disiarkan di channel YouTube Front TV, Minggu (18/10/2020).
https://news.detik.com/berita/d-5234720/dubes-agus-jelaskan-bayan-safar-soal-kepulangan-habib-rizieq-itu-deportasi?single=1

HATI-HATI, INDONESIA DI TENGAH PERANG AMERIKA VS CHINA (DS)

HATI-HATI, INDONESIA DI TENGAH PERANG AMERIKA VS CHINA

Wednesday, November 4, 2020

Prancis, Islam, dan Terorisme (Syefudin Simeon) Dan Artikel Terakhir Tulisan Rizal Ramli

Syaefudin Simon
Wartawan Senior

La France est un grand pays, les citoyens musulmans ne sont pas persécutés, ils construisent librement leurs mosquées et pratiquent librement leur culte", a déclaré à l'AFP Mohammed Moussaoui, le président du CFCM (Perancis adalah negara besar. Warga muslimnya tidak ditindas. Mereka bisa membangun masjid dan menjalankan ibadah dengan sebebas bebasnya).

Di atas adalah pernyataan Mohammed Moussaoui, Presiden French Council of Moslem Cult. Mohammed menyatakan hal itu, sehubungan dengan maraknya demo anti-Perancis setelah viralnya pidato Presiden Immanuel Macron. Padahal pidato Macron -- kata Jean Couteau -- muslim bule asli Prancis  (kolumnis Kompas) yang tinggal di  Bali --  tidak ada yang salah. Macron berpidato secara umum tanpa ada pernyataan khusus yang merendahkan Islam. 

Sansulung John Sun, seorang netizen yang lancar bahasa Perancis, memviralkan terjemahan pidato Macron yang menghebohkan umat Islam tersebut.  Pidato ini dilakukan  Presiden Macron, 25 Oktober 2020, setelah kasus pemenggalan kepala Samuel Patty, seorang guru sejarah di sebuah sekolah menengah  16 Oktober 2020 oleh  Abdoullakh Anzorof (18 tahun) asal Chechnya di Paris. Patty dipenggal kepalanya setelah  menunjukkan gambar kartun Nabi Muhammad yang memegang senjata di depan kelas untuk menunjukkan kebebasan ekspresi dalam masyarakat  demokrasi.

Pidato  Macron, merespon kasus Patty: Rien ne nous fera reculer, jamais (Tak ada yang membuat kita mundur, tak akan pernah). La liberté, nous la chérissons; l’égalité, nous la garantissons; la fraternité, nous la vivons avec intensité (Kebebasan kita rayakan, kesetaraan kita jamin, persaudaraan kita jalani dgn sepenuhnya). Notre histoire est celle de la lutte contre les tyrannies et les fanatismes (Sejarah kita itu sejarah perjuangan melawan tirani dan fanatisme). Nous respectons toutes les différences dans un esprit de paix (Kita menghormati semua perbedaan dalam satu semangat perdamaian). Nous n'acceptons pas les discours de haine et défendons le débat raisonnable (Kita tidak terima pidato-pidato/ujaran-ujaran kebencian dan membela/mempertahankan debat yang masuk akal).  Nous nous tiendrons toujours du côté de la dignité humaine et des valeurs universelles (Kita akan selalu berpegang teguh di sisi kemuliaan kemanusiaan dan nilai-nilai universal.) 

Sedangkan yg disalahpahami sehingga jadi masalah adalah bagian pidato tanggal 2 Oktober 2020, sebelum munculnya kasus pemenggalan kepala Patty. Judul pidato itu Laïcité & Islam des Lumières (Keawaman & Islam Mencerahkan/Penuh Cahaya).

Macron mengatakan, "Kita harus memastikan bahwa prinsip laïcité/lay-ite/keawaman dihormati dengan tegas dan tepat. Tanpa ditarik ke dalam perangkap jebakan betmen yang dibuat oleh para tukang polemik dan oleh hal-hal ekstrim yang akan mengakibatkan stigmatisasi bagi semua muslim" (Il faut donc faire respecter la laïcité fermement, justement. Sans se laisser entraîner dans le piège de l'amalgame tendu par les polémistes et par les extrêmes qui consisterait à stigmatiser tous les musulmans.) 

Perhatikan kata "muslim" dalam bahasa Prancis adalah "musulman". Islam tetap Islam. Sedangkan Islamiste, menurut Prof Ayang Utriza, adalah kelompok radikal-politis Salafis Wahabi dan Ikhwanul Muslimin. Kita singkat saja SWIM.

Macron menegaskan, "Masalahnya bukan pada laïcité-nya. Karena prinsip ini menjamin kebebasan untuk beragama atau tidak, kesempatan menjalankan ibadah tatkala ketertiban umum terjamin." (Le problème n’est pas la laïcité. La laïcité, c'est la liberté de croire ou de ne pas croire, la possibilité d'exercer son culte à partir du moment où l'ordre public est assuré.) 

Namun, “Masalahnya adalah separatisme Islamiste (SWIM). Proyek yang disadari, berteori, berpolitik-agama ini, yang diwujudkan secara berulang-ulang menjauhkan dari nilai-nilai Republik." (Le problème, c’est le séparatisme islamiste. Ce projet conscient, théorisé, politico-religieux, qui se concrétise par des écarts répétés avec les valeurs de la République.) 

Selanjutnya Macron menyatakan, "Saya tidak meminta warga kita untuk percaya atau tidak percaya, percaya sedikit atau secukupnya. Karena itu bukan urusan Republik. Tapi saya meminta semua warga negara, yang beragama apapun atau tidak beragama, untuk menghormati secara mutlak semua hukum Republik." (Je ne demande à aucun de nos citoyens de croire ou de ne pas croire, de croire un peu ou modérément, ça n’est pas l'affaire de la République. Mais je demande à tout citoyen, quelle que soit sa religion ou pas, de respecter absolument toutes les lois de la République.) 

Macron pun menegaskan, "Saya percaya kepada warga Muslim Prancis dan kepada kemampuan mereka untuk memobilisasi kontribusi dalam upaya warga melawan separatisme Islamiste (SWIM), kepada niat mereka untuk membangun Islam Mencerahkan." (J’ai confiance dans les Français de confession musulmane et dans leur capacité à se mobiliser pour contribuer à cette bataille républicaine contre le séparatisme islamiste, dans leur volonté de s’organiser aussi, pour bâtir un islam des Lumières.)

Perhatikan ketika menyebut agama Islam, Macron bukan menggunakan kata Islamiste.

"Tentu saja bukan tugas Negara untuk melakukan strukturisasi Islam, tapi kita harus mengizinkannya, mendukungnya, dan itulah mengapa saya banyak berbicara dengan perwakilan Islam di negara kita." (Ce n’est bien sûr pas le travail de l’État que de structurer l’Islam, mais nous devons le permettre, l’accompagner, et c’est pourquoi j’ai beaucoup dialogué avec les représentants de l’Islam dans notre pays.)

Jadi, inilah tujuan Macron... "Ambisi untuk melatih dan mempromosikan di Perancis generasi iman dan intelektual yang membela Islam sepenuhnya selaras dengan nilai-nilai Republik." (L’ambition de former et promouvoir en France une génération d’imams et d’intellectuels qui défendent un Islam pleinement compatible avec les valeurs de la République.) 

Apakah ada yang salah dengan pidato tersebut? -- ungkap Sansulung. Mestinya, para pejabat Indonesia memeriksa pidato Presiden Macron dengan teliti sebelum berkomentar,  tambah Sansulung.

Di medsos bertebaran narasi yang memojokkan Macron. Konon  Macron menyatakan diri sebagai Presiden Katholik dan sering menampakkan kebenciannya kepada Islam. Tuduhan ini jauh dari fakta karena dalam UU Prancis seorang presiden terlarang mengatasnamakan presiden suatu agama tertentu.  Dan bersikap rasis terhadap agama tertentu. 

Di medsos muncul tuduhan bahwa Macron menyatakan Islam adalah agama bencana. Padahal, kata budayawan Jean Couteau,  Macron hanya menyatakan "l'islam est en crise", yang artinya Islam dalam situasi krisis, bukan pembawa bencana. 

Di Prancis, jelas Jean Couteau -- seperti dipublikasikan Nazrina Zuryani, Dosen Unud, istri budayawan Prancis itu -- kebebasan berekspresi  adalah mutlak dan tidak bisa digugat. Di Prancis agama bebas dikritik -- tapi sekaligus agama apa pun bisa hidup di sana, termasuk atheis. Itulah sebabnya orang Islam bisa masuk di Prancis dan bisa menjadi warga negara Negeri Eiffel itu, lanjut Jean.

Di Prancis, tambah Jean, negara netral. Agama tidak dipandang sebagai penentu kebijakan. Karenanya hak-hak khusus Katholik (agama terbesar di Prancis) dihapuskan. 

Catat, Katholik hadir sebagai lembaga swasta. Itulah sebabnya sekolah-sekolah Katholik memakai kurikulum nasional. Tak ada pelajaran khusus agama Katholik, sama seperti sekolah-sekolah Islam.  

Orang Islam boleh mendirikan masjiid, tapi tidak boleh meminta pemerintah kota menyediakan jam khusus wanita di kolam renang, karena kota adalah lembaga negara. Itulah sebabnya pemakaian jilbab dilarang di kantor atau lembaga negara. Ini karena pegawai negeri tidak boleh memperlihatkan tanda perbedaan antarwarga. Sebelum tahun 1990,  Indonesia juga begitu. Tapi sekarang berbeda. Hal yang harus dicatat, di Prancis hukum negara  di atas hukum agama. Karena agama dianggap sebagai sesuatu yg pribadi -- tulis Jean.

Novelis Wuwun Wiati Hely yang suaminya berasal dari Prancis dan telah menetap di Paris sejak tahun 2006 menyayangkan reaksi orang Indonesia atas kasus terorisme dan majalah Charlie Hebdo yang memuat kartun Nabi Muhammad itu.

Tulis Wuwun,  buat orang yg shock terhadap kartun Nabi Muhammad di majalah Charlie Hebdo (CH),   seharusnya melihat  tabloid ini  lebih jauh  lagi. CH jauh lebih kurang ajar terhadap Tuhan dan nabi agama lain. Termasuk Katholik, agama mayoritas penduduk Prancis.  Kartun Nabi Muhamad hanya berupa gambar orang menggengam senjata. Itu saja. Bayangkan Jesus pernah dikartunkan sedang pesta seks. 

Memang satir CH seenaknya. Tapi di Prancis tidak dilarang. Istilahnya kalau tidak suka, ya sudah. Nggak usah beli. Nggak usah pusing. Tapi janganlah membunuh apalagi memenggal. Sampai di sini cuma yang radikal yang tidak sependapat.

Lalu mengapa tabloid itu tidak ditindak dan ditutup? Ketahuilah Prancis mendukung prinsip negara Liberté - kebebasan;  Fraternité - persaudaraan;  Egalite - persamaan. Dari sudut pandang ini  Charlie Hebdo tidak melanggar apa pun dalam aturan negara. 

Bagaimanapun Prancis itu negara Laïque. Sekuler, di mana agama adalah ranah pribadi -- bukan umum. Prancis sudah 
menderita dan hancur akibat perang antaragama   (Protestan versus Katholik). Ingat negara Prancis pernah di bawah "kekuasaan" gereja. 

Lalu bagaimana kehidupan agama di Prancis? Kalian bisa datang dan lihat sendiri, tantang Wuwun.  Di sekolah, tidak ada pelajaran agama. 

Agama Islam -- meski relatif baru -- cukup eksis;  9% penduduk Prancis adalah muslim. Islam agama nomer dua dan  masjid ada di mana-mana. Menariknya Prancis menerima 27.000 pengungsi Syria yang sudah ditolak di mana-mana. 

Di sekolah publik, kantinnya menyediakan  pilihan makanan halal. Kalau muslim pendatang ditanya -- apakah hendak meninggalkan Prancis? Jawabnya, pasti tidak. 

Muslim -- kata Wuwun, penulis novel Segenggam Daun di Tepi La Seine   --  diperlakukan sangat baik di Prancis. Bahkan orang-orang dalam list S (yaitu orang yang potensial melakukan tindakan terorisme karena pernah bersinggungan  dengan  ISIS) misalnya, masih boleh hidup di Prancis.  Jumlah mereka 25.000-an. Keluarga mereka pun kebanyakan dapat tunjangan  hidup seperti warga negara biasa. 

Miris ya? Atau blo'on pemerintahnya. Secara  pribadi, saya bilang iya,  kata Wuwun. Makanya aksi-aksi  terorisme sebetulnya merugikan komunitas muslim Prancis  sendiri karena partai keras antiimigran seperti Front Nasional pimpinan Marine Le Pen  yang rasis menyerang dari sisi ini. 

Aksi terorisme  dua minggu lalu, saat guru Samuel Patty dipenggal kepalanya oleh remaja muslim umur 18 tahun asal Checnya  sungguh memprihatinkan. Guru sejarah ini hanya mengajarkan tentang Liberty press. Sebagai pengajar, beliau menunjukkkan kartun Nabi Muhammad.  Patty sebetulnya berbaik hati kepada murid yg tidak  ingin lihat kartun  untuk keluar kelas. Ternyata ada satu murid yang keluarganya list S. Ia bercerita di sosmed.  Ramailah ajakan bunuh di sosmed mereka. Lalu muncul Abdoullakh Anzorof, si pembunuh usia 18 tahun,  menculik Patty.  Dan sempat-sempatnya Abdoullakh berfoto dengan  penggalan kepala Patty. 

Bisa dibayangkan  betapa shocknya masyarakat Prancis. Seolah-olah dasar negara mereka hilang. Liberte terenggut. Seperti jika Pancasila kita diinjak-injak. Bila di sekolah yang seharusnya tempat pendidikan sudah tidak aman lagi, lalu bagaimana pendidikan generasi penerus Prancis? Semisal pelajaran Biologi tidak boleh lagi menunjukkan alat reproduksi karena dianggap pornografi. Itu mungkin bisa terjadi.

Lalu, Macron berpidato. Ini yg dimanfaatkan negara tertentu untuk menyerang dan memboikot Prancis. Tetapi apakah betul penafsiran mereka? Patutkah dipertanyakan Turki punya agenda atau tidak? Saya mendengar cuplikan pidato Macron berulang-ulang. Tidak ada kata yang mendeskriditkan Islam. Isinya begini: 

Islam sekarang sedang krisis. Tidak hanya di Prancis tetapi di seluruh dunia. Radikalisme dan separatisme dalam Islam menciptakan ketegangan. Mereka muncul dengan agenda dan politiknya. Eksistensi mereka semakin lama semakin menciptakan suasana yg keras (redoucir). Ini juga ada di negara-negara yg mayoritas Islam. Contohnya Tunisia. 30 tahun lalu suasananya berbeda dari sekarang. Kondisi dalam Islam ini juga terjadi di sini (Prancis), di negara yg dikatakan sudah maju.

Sayang sekali bila masalah pidato itu jadi besar. Tanpa berusaha mengerti persepsi dan kehidupan dari point of view yg berbeda. 

Boikot? Silahkan boikot Prancis. Just info, salah satu ekspor terbesar Prancis adalah barang-barang  lux. Bagi yg punya Louis Vitton, Dior, Hermes, silahkan buang atau bakar.  Jangan cuma ditaruh di lemari,   tapi besok-besok dipakai lagi -- gelitik Wuwun.
=======================

Memprediksi Sikap Perancis ke Depan
(Sorry kutulis panjang)

Perancis itu bukan kita, Indonesia. Kita negara agamis; 95%-99% masyarakat kita menganggap agama itu penting. Perancis anggap agama sama sekali tidak ada holly-nya. Jadi, bagi masyarakat mereka, agama adalah obyek belaka. Namanya obyek yah tetap aja obyek meskipun si obyek bisa jadi pelaku, tapi dia bukan subyek. Kadang malah agama cuma dijadikan penyerta pembicaraan belaka. Kadang dijadikan obyek pesakitan. 
 
Buat masyarakat Perancis semua itu biasa aja. Mereka tidak sedang menghina agama tapi memang mereka ndak anggap agama perlu ditempatkan secara terhormat. Sejak Aufklärung dan/atau Renaissance, agama itu sudah tamat buat masyarakat Perancis. Sesungguhnya hal  itu berlaku di Eropa, terutama Eropa Utara; tapi Perancis lebih ekstrim dari pada negara-negara Eropa Utara. 
 
Baik ku-share sedikit  pengalamanku saat di Eropa,  belasan tahun lalu saat masih jadi  mahasiswa praktikum di kota Saarbrücken. 

Saat jalan-jalan di kota, aku diberi sebuah buku yang bagus dalam sebuah stand di trotoar. Saat kubuka ternyata itu Bible. Nah, saat yang sama ada orang Jerman dikasih buku yang sama. Begitu dia lihat itu Bibble, enteng aja di depan yang memberi itu Bibble dimasukin ke tempat sampah yang ada beberapa meter di depannya. 

Wah, klo aku ra sanggup seperti itu. Bibble yang ada padaku, kubawa pulang. Lalu ada kotak tempat donasi buku, maka Bibble tersebut kumasukkan ke kotak Donasi. 
 
Beberapa waktu yang lalu di Hamburg, sekelompok orang Islam (kalau dari atributnya Salafy), imigran Arab kasih-kasih Quran di pinggir jalan. Aku sudah tahu itu Quran. Seorang Jerman, entah dia sudah tahu atau belum, bisa jadi dia tidak tahu karena memang ndak pernah lihat Quran. Wajar kadang orang ndak tahu Quran akibat ndak perduli, maka dia terima aja itu pemberian sambil jalan. Saat jalan dia buka itu Quran, sepintas, lalu itu Quran langsung dia buang ke tempat sampah dengan acuh. 
 
Si imigran Salafy lihat lalu marah dan amat ngamuk. Dia sempat memaki karena kitab sucinya dibuang ke tempat sampah. Saat makian keluar, justru orang2 yang dengar  “menyalahkan” (dalam bentuk ekspresi ndak senang) ke si muslim yang memaki. 

Bagi mindset orang Jerman,  selama membuang “sampah” pada tempatnya tidak salah. Tapi memaki orang di depan umum dengan bahasa makian itu bisa masalah. Bagiku yang tahu mindset Jerman dan tahu mindset Islam, segera itu Quran dari tempat sampah kuambil, kumasukin tasku, lalu kubawa pergi meninggalkan tempat insiden. Aku ndak mau terlihat terlibat dalam insiden perang mulut tersebut, malu ah. 
 
Jadi disini ada 2 mindset yang amat bertentangan.  Yang Eropa sekularis, mereka ndak anggap agama penting sama sekali sehingga saat buang ke tempat sampah yah santai aja. Jelas itu berangkat dari mindset bahwa agama bukan sesuatu yang penting. Sementara yang Islam anggap agama segala-galanya dan bahkan satu-satunya yang terpenting. 
 
Hanya bagiku sederhana saja: dimana bumi di pijak, disana langit dijunjung. Jika di Indonesia atau di Arab misalkan, yah orang Eropa Sekular Liberal itu harus beri hormat dan beri respect pada nilai local wisdom yang ada dimana dia berada. Tapi saat di Eropa maka orang agama yang menyesuaikan dengan value mereka yang anggap agama tidak penting. Jadi, misalkan mereka buang Bibble atau Quran ke tempat sampah yo ojo diamuk toh. Dimaklumi wae, lalu diambil aja kitab suci tersebut  untuk kita simpan dan pastikan jangan jatuh lagi ke tangan seperti mereka: iso sakit hati nantinya. 
 
Nah, masalahnya bagaimana jika umat Islam ndak terima dengan apa yang dilakukan oleh Perancis. Klo menurutku Perancis ra bakal merubah value-nya. Dia akan tetap seperti itu di negaranya. Bagi mereka, itu negaranya, maka mereka ndak akan merubahnya. Mereka ra perduli umat Islam marah-marah. Itu feeling-ku tentang Perancis. 
 
Terus bagaimana jika Umat Islam melakukan teror diulangi lagi seperti pemenggalan kemarin. Ini kejadian yang ke-3 kalinya.   Yang  pertama saat serangan langsung ke kantor Charlie Hebdo. Lalu yang kedua saat guru dipenggal. Dan  lalu yang ketiga,  kemarin saat gereja diserang dan ada yang dipenggal.

 Menurutku,  Perancis akan membalasnya:  menekan imigran muslim yang dia anggap radikal. Amat mungkin mesjid-mesjid akan makin diawasi. Para pengkotbah agama akan diawasi, dll. Perancis ndak akan mengalah menurutku. 

Bagaimana dengan Eropa lain, jika serangan teror seperti pemenggalan TIDAK terulang lagi di Perancis? Atau jika TIDAK ada serangan mematikan lagi, maka Eropa yang lain akan diam saja terhadap apa yang dilakukan Perancis. Tapi jika ada serangan mematikan terjadi lagi, maka Eropa lain akan di belakang Perancis menjadikan Islam sebagai "common enemy". 
 
Nah, itu situasinya. Sekarang tinggal kita lihat bagaimana reaksi Umat Islam dalam menyikapi ini. Apakah ke depankan (1) dialog persahabatan dengan Perancis dan Barat, atau kah (2) lawan Perancis dfengan Boykott misalkan sehingga Perancis mau rubah sikapnya, atau (3) ajak Perancis dan Barat adu diskursus dan dialektika tentang agama, atau (4) terror dibalas terror, atau (5) malah umat Islam diam saja dan anggap selama di Perancis itu akan jadi urusan Perancis. 
 
No (1), (2) dan (3) itu yang elegant untuk membentuk “kompromi social” baru. Meskipun aku ndak yakin Perancis yang begitu PeDe tunduk mau kompromi, atau malah Perancis yang mendominasi. No. (4) kayaknya ini yang bakal terjadi. (5) Kayaknya ini yang menjadi akhir cerita. Pada akhirnya, umat Islam dunia akan menerima sikap Perancis seperti agama Kristen juga menerima sikap Perancis.
 
Bagaimana jika no (4) terjadi? Jika ini terjadi, tampaknya Umat Islam akan menderita. 
 
Kita lihat fakta telanjang, terhadap Israel (yang kecil mungil liliput) saja umat Islam tidak berdaya. Negara-negara Islam Arab sekarang mulai memilih untuk duduk bersama dengan Israel. Kita di Indonesia bisa ndak paham kenapa kok mau2nya negara-negara Arab yang kita bela saat bermusuhan dengan Israel, justru mereka duluan yang memutuskan berteman dengan Israel. Hanya persoalan seperti ini memang tidak mudah diterima secara hati. Ini ada itung-itungan rasionalnya. 
 
Jika umat Islam konflik dengan Perancis, maka harus diingat saat ini umat Islam itu tidak cuma bermasalah dengan Perancis. Di Eropa secara umum punya masalah. Di Amerika juga punya masalah. Di India juga punya masalah. Di Cina juga punya masalah. Di Indo-China (Asia Tenggara termasuk Phipilina) juga punya masalah. Di Rusia (Chechnya) dulu pernah punya masalah. Ini situasi yang amat tidak nyaman buat umat Islam.  Cilakanya justru di Timteng tempat Host-nya umat Islam justru disana pula masalah besar berada. 
 
Berangkat dari itu lah maka Perancis yang PeDe dengan tradisi Renaissance dan Aufklärung-nya, akan tetap PeDe mempertahankan itu. Feelingku, Perancis tidak akan mengubah sikapnya tentang Kebebasan Sekularis. Yang dilakukan Perancis dalam waktu dekat akan meng-ekspos secara terbuka proses pengadilan pada para keluarga atau mereka yang terlibat membantu pemenggalan. 
 
Lalu media-media Perancis dan Barat akan memberitakan secara detail. Di-blejeti secara detail kehidupan value imigran yang notabene muslim dan attitude keagamaan keluarga dan pihak2 yang mendukung si pemenggal, dari sisi dark side. Lalu akan terbangun ToMA (Top of Mind Awarness) di seluruh dunia tentang kebarbaran dan kebiadaban itu.  Saat yang sama Cina misalkan akan gunakan momentum ini untuk memberikan pukulan akhir Uighur untuk dieliminasi. 
 
Bagaimana dengan Turki? Jika Erdogan turun dari jabatan (dan peluang turunnya amat tinggi), lalu yang naik ke pemerintahan misalkan oposisi saat ini, maka Turki akan ke barat. Turki dan Eropa akan  ngekek-ngekek berakrab ria. Itu akan sama dengan saat ini Arab ngekek-ngekek dengan Israel. Perancis dan Eropa amat sangat tahu itu. Saat sama mereka amat PeDe dengan value Sekular dan Liberti-nya. 

Jadi, yah kita nikmati saja;  mungkin ke depannya akan lebih panas. Buka hati seluas samudera sehingga jenengan tetap tenang terhadap hal ini. Semoga semua akan berakhir baik...
 #dariTepianLembahSungaiRheinRuhr
Ferizal Ramli

Apa untung Indonesia kalau boikot Produk Perancis?

Secara politik  International, Perancis itu sangat kuat. Dia anggota NATO. Anggota tetap Dewan keamanan PBB. Bersanding sejajar dengan Tiongkok, AS, Rusia, Inggris. Apa artinya? Apapun keputusan PBB tergantung 5 negara itu. Salah satu anggota dewan keamanan menolak, batal keputusan PBB. Jadi kalau mau lawan Perancis mikir dulu dech. Artinya kalau sampai ada lagi serangan teroris di perancis, itu akan di hadapi dengan tindakan keras dan pasti seluruh Eropa termasuk AS akan bantu. Mereka punya konsesus, tidak akan pernah mau diancam oleh negara lain, apalagi oleh teroris.

Secara ekonomi, Walau penduduk perancis 66 juta orang. Namun Perancis adalah kekuatan ekonomi nomor 8 terbesar dunia. Perancis anggota G8 dan sangat menentukan arah kebijakan IMF dan Worldbank. PDB Perancis USD 2,5 triliun atau dua kali dari PDB Indonesia yang berpenduduk 260 juta. Pendapatan per penduduk USD 41,896.57 per tahun (2019) atau nomor 6 terbesar di dunia. Bandingkan dengan Indonesia USD 4,175 ( 2019). Bagaimana dengan keadilan sosial? rasio GINI Perancis hanya 0,30. Bandingkan dengan Indonesia 0,38. Artinya secara ekonomi dengan PDB perkapita 10 kali dari Indonesia, tingkat keadilan sosial Perancis lebih tinggi. Padahal mereka negara sekular.

Apakah ada pengaruh terhadap ekonomi Perancis bila kita boikot? Kalau kita boikot seperti Aqua dan susu SGM, yang pasti rugi kita. Karena 90% karyawannya adalah orang Indonesia termasuk supply chain. Apa MUI mau tanggung jawab terhadap karyawan yang kena PHK. Mikirlah sebelum bertindak. Hitung untung ruginya. Jangan amarah diperturutkan.  Sementara produk lain, kalau diboikot engga efektif. Karena itu produk high grade dan mahal. Orang kaya ogah untuk ikutan boikot. Karena engga ada produk substitusi barang Perancis yang bisa kita buat sendiri. Orang miskin pasti engga mampu dech. 

Perancis sudah masuk ke level industri high tech. Mau tahu? dukungan Perancis dibidang tekhnology itu besar sekali. Ambil contoh, dalam rangka transformasi digital pemerintah, diperlukan infrastruktur Government Cloud. Dua unit data center sebagai bagian dari Government Cloud akan dibangun. Biaya didapat dari hibah atau pinjaman lunak dari Korea dan Perancis. Pemeritah Prancis melalui Electricité de France (EDF) dan Agence Française de Développement (AFD) memberikan dukungan tekhologi untuk pembangunan sektor kelistrikan yang tangguh dan menghasilkan emisi karbon yang rendah di Indonesia. Program pembiayaan ditanggung oleh Perancis dalam bentuk hibah. Tiga IPP asal Prancis , Pace Energy, Equis Energy Indonesia, dan Akuo Energy Indonesia, terlibat dalam pembangunan pembangkit listrik dari energi terbarukan senilai USD 336,9 juta.

Saat ini, lebih dari 200 perusahaan Prancis yang beroperasi di Indonesia. Bagi Prancis, hubungan kedua negara tidak hanya sebatas perdagangan tetapi juga kerja sama transfer teknologi. Banyak perusahaan Prancis yang beroperasi di sini tidak hanya menjual produk tetapi juga membangun, menciptakan produk di sini, menjadi pusat produksi untuk pasar regional. 

Apakah kita rugi kalau boikot Perancis? banyak sekali ruginya. Contoh sederhana saja, Tahun 2019, Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama dengan Atase Pendidikan Perancis mulai melakukan pemetaan kebutuhan riset kolaboratif bidang sains dan teknologi. Program ini antara lain adalah short course untuk calon guru besar, penelitian kolaboratif internasional, dan studi lanjut S-3 melalui Program 5000 Doktor. Semua atas biaya Pemerintah Perancis. Belum lagi yang lain. Jadi itu sebabnya pemerintah ogah ikutin kemauan MUI boikot produk perancis. 

Mengapa perlakuan kepada Yahudi berbeda dengan islam di Perancis dan negara Eropa lainnya? Yahudi dapat perlakuan istimewa.  Siapa penguasa dunia sebenarnya?

Mungkin kalau anda lihat di daftar orang terkaya di dunia nama orang ini tidak ada. Siapa? Gerald Hassell,  Brahmins, Frederick William McNabb III, Edward Johnson III, Joseph L. Hooley, Laurence Fink. David I. Fisher. Tetapi tahukah anda? Mereka adalah pemilik dari Mellon Bank. Apa itu Mellon bank? ia adalah operator bank central AS atau the Fed. Yang menjadi mesin uang AS dan tempat terakhir AS berhutang. Nah Mellon bank itu terhubung dengan  the fed system. Apa itu? Clearstream dan Euroclear. Kedua lembaga clearing pasar uang ini ada di Eropa. Ia pensuplai modal ke seluruh dunia. Penggerak pasar 144A. Nah, siapa mereka itu semua? mereka adalah dinasti keluarga Yahudi.

Nah mari kita lihat kehebatan mereka. Semua tahu kan apa itu Goldman Sachs, Chase Jp Morgan, Citigroup, UBS. itu lembaga keuangan terbesar di dunia. SBN kita di-underwrite oleh mereka agar bisa laku di pasar uang global. Goldman dimiliki oleh Brahmins. Chase Jp Morgan, Citigroup dimiliki oleh Frederick William McNabb III. Dia juga pemegang saham dari Goldman. Ada juga Laurence Fink, dia pemegang saham pengedali dari Wells Fargo. Mungkin anda semua kenal Warren Buffet. Nah boss nya warren buffet itu adalah Laurence Fink. Warren buffet hanya proxy. Sementara raksasa Facebook dan Microsoft sahamnya dikendalikan oleh Warren buffet. Kebayangkan kayanya Yahudi.

Kehebatan Laurence Fink, bukan hanya dibidang financial dan investment banker. 90 % tambang emas dan berlian di seluruh  dunia, termasuk Freeport McMoran  pasti terhubung dengan BlackRock. Itu sebabnya engga sulit bagi Inalum masuk ke pasar  uang global 144A untuk akuisisi Freeport. Karena Laurence Fink adalah salah satu pendiri dari pasar dan clearing 144A. Kalau anda seorang trader dan member dari portal 144 A Euroclear dan Clearstream, maka anda akan tahu. Putaran aset yang mereka drive itu 3 kali dari PDB AS. Jadi China, Inggris dan apalagi Indonesia, nothing. 

Dan ketika para korporat itu stress engga bisa bayar utang, the fed bailout. Ketika AS butuh uang the fed kasih pinjam. Ketika Rupiah dihajar oleh pasar, hampir mencapai Rp 17.000. Siapa yang bantu? the fed lewat fasilitas repo line sebesar USD 60 miliar.  Nah siapa sebetulnya penguasa dunia.? Ya yahudi. Walau kaya raya, tapi tidak ingin dikenal orang kaya. Hidup mereka sederhana. Jauh dari publikasi. Jadi daripada ngiri dengan Yahudi yang diperlakukan istimewa daripada islam, mengapa tidak tiru cara kerja mereka.

Oleh Babo

Tuesday, November 3, 2020

Tanda-Tanda Tenggelamnya PKS Di Depok (Dan Nasional?)

 
gambar islustrasi saja
Ninanoor, Nov 02, 2020
Kota Depok sering disebut sebagai kandangnya PKS. Basis PKS sangat kuat di sana. Selama 15 tahun PKS bercokol di Depok, menguasai pemerintahan. Tidak heran kalau Depok juga sampai disebut sebagai ibu kotanya PKS. Berbagai analisa menyebut banhwa langgengnya kekuasaan PKS di Depok disebabkan oleh militansi para kadernya. Kaderisasi dilakukan sejak dini, baik di wilayah kampus maupun di forum pengajian. Sehingga juga tidak heran kalau politik identitas pun terasa kental di Depok.

Di lain pihak, keluhan warga Kota Depok juga kerap terdengar. Soal jalanan yang macet, kondisi jalan yang rusak, trotoar yang kurang layak, dan sebagainya Sumber. Keluhan ini dijawab oleh pemerintah Depok dengan kebijakan aneh, macam pemutaran lagu ciptaan Wali kota Depok di lampu merah hehehe…https://politikandalan.blogspot.com/2020/11/tanda-tanda-tenggelamnya-pks-di-depok.html

Nah, sebentar lagi Pilwakot Depok digelar. Ada 2 pasangan yang akan bertarung. Pasangan Pradi Supriatna - Afifah Alia yang diusung oleh Koalisi Depok Bangkit. Koalisi ini terdiri dari Gerindra, PDIP, Golkar, PSI, PKB dan PAN. Satu lagi pasangan Mohammad Idris - Imam Budi Hartono yang diusung oleh Koalisi Tertata, Adil, Sejahtera. Terdiri dari PKS, Demokrat dan PPP. Pertarungan ini akan jadi sangat menarik. Karena jika pasangan Pradi - Afifah menang, mereka akan mengakhiri hegemoni PKS di Depok dan pastinya, akan menampar PKS secara nasional. Seakan kalah di kandang sendiri. Dari berbagai hal yang terjadi, ada beberapa indikasi yang menunjang bakal kalahnya PKS di Depok.

Pertama, banyaknya warga yang golput di Pilkada 2015. Waktu itu Gerindra dan PKS masih mesra. Yang bertarung adalah pasangan Mohammad Idris - Pradi Supriatna yang diusung PKS, Gerindra, Demokrat dan PBB. Lawannya adalah pasangan Dimas Oky Nugroho - Babai Suhaimi, diusung PDIP, PAN, PKB dan Nasdem. Popularitas Dimas sempat menanjak, tapi melorot drastis mendekati hari pemilihan. Pasalnya politik identitas dimainkan dengan maraknya pemasangan spanduk berisi fitnah, bertuliskan “Haleluya… Puji Tuhan… Ayo Sukseskan Satu Kelurahan, Satu Gereja” dengan gambar pasangan Dimas - Babai. Hasilnya mereka kalah telak. Pilkada dimenangkan PKS dengan hampir 62% perolehan suara. Tapi di balik itu semua, ternyata angka golput sangat tinggi, mencapai 557.576. Sementara warga yang memberikan suaranya sebanyak 664.453. Hampir sama ya jumlahnya. Bahkan dalam sebuah survei dari Klinik Digital Vokasi Universitas Indonesia, penyanyi Iwan Fals menjadi tokoh yang paling diingkan warga Depok untuk jadi wali kotanya. 

Kedua, pecah kongsinya PKS dan Gerindra. Pradi yang diusung Gerindra merupakan Wakil Wali kota Depok, sedangkan M. Idris adalah Wali kotanya. Dulu mereka bersatu di 2015, sekarang mereka saling bersaing di 2020. Pradi mengklaim bahwa dirinya tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan-kebijakan buat Kota Depok oleh Idris. Ini jadi “senjata” buat Pradi dalam pertarungannya melawan Idris di pilkada. Kemudian dalam hal logistik, dilansir kompas.com, menurut pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, dulu Gerindra lah yang berperan besar dalam membantu PKS menyediakan logistik di ajang Pilkada. Sekarang, lawan PKS yang merupakan kombinasi Gerindra dan PDIP punya kemampuan logistik raksasa dibanding PKS. Tinggal apakah mesin politik PKS masih kuat dan solid untuk bertahan dengan logistik yang terbatas. 

Ketiga, PKS berhadapan dengan koalisi gemuk. Koalisi Depok Bangkit yang mengusung Pradi - Afifah, memiliki 33 kursi di DPRD Kota Depok. Mereka juga mendapat dukungan dari partai-partai di luar parlemen seperti Perindo, Nasdem, PBB, dan Hanura serta ormas-ormas seperti Forum Komunikasi Anak Betawi (FORKABI), Pemuda Pancasila (PP), dan Forum Betawi Rempug (FBR). Sementara koalisi partai pengusung Idris - Imam hanya memiliki 17 kursi di DPRD Depok. Di luar parlemen, hanya mendapat dukungan dari Partai Berkarya. Sanggup kah PKS melawan koalisi raksasa ini? 

Keempat, friksi di internal PKS dengan adanya Partai Gelora. Yup, Partai Gelora Jawa Barat sudah secara resmi menyatakan dukungannya pada pasangan Pradi - Afifah. Partai Gelora yang sering juga disebut sebagai pecahan dari PKS mulai bergerak di depan publik. Salah satunya ya di Depok, mereka sudah menegaskan dukungannya terhadap lawan dari PKS.

Ketua Bidang Teritorial Partai Gelora Kota Depok, Bramastyo Bontas (Bram), yang juga merupakan mantan Humas DPD PKS Kota Depok, mengungkap perpecahan di antara para kader dan simpatisan PKS di sana. "Sudah dipastikan banyak kader dan simpatisan PKS yang tidak sepaham dengan keputusan DPD PKS Kota Depok (mencalonkan kembali Mohammad Idris). Mereka tetap berada digerbong PKS, namun diam-diam memilih Pradi-Afifah," kata Bram. Lantaran mereka menilai pembangunan Depok berjalan stagnan dan dipimpin oleh orang yang kurang inovasi.

Seru ya. Itulah kenapa Adi Prayitno menyebut pilkada Depok akan menjadi pertandingan akbar, karena sangat mencerminkan peta politik secara nasional. Masing-masing kubu sudah mengetahui dapur lawan. Tinggal bagaimana membuat strategi yang ampuh untuk memikat para pemilih. Kubu Gerindra-PDIP berpeluang untuk mengambil hati para pemilik suara golput. Mereka juga berpeluang menawarkan hal baru buat warga Depok yang sudah belasan tahun merasa tidak puas dengan kepemimpinan PKS. PKS alamat nyungsep nih. Kita tunggu hasilnya di Desember ya. 
Selalu dari kura-kura!

Monday, November 2, 2020

Haidar Alwi Bongkar Kongkalikong Anies Di Balik Penghargaan STA Buat Jakarta!

Para pemuja Anies hari ini pasti sedang hepi banget. Karena hari ini ada berita soal Jakarta mendapatkan penghargaan tingkat dunia, Sustainable Transport Award (STA) tahun 2021.

Ketika saya baru saja menyelesaikan tulisan itu , ada netizen yang menginformasikan sebuah artikel berita yang isinya dugaan soal adanya kongkalikong antara Anies dengan ITDP (Institute for Transportation and Development Policy), lembaga nirlaba dari Amerika Serikat, yang berperan besar dalam pemberian penghargaan STA tersebut. Dilansir threechannel.co, adalah Haidar Alwi, sama seperti om Anies Om Haidar ini juga masih peranakan arab.Direktur Eksekutif Haidar Alwi Institute (HAI) yang mengungkap kecurigaan itu. Dia meragukan independensi ITDP. Ada kedekatan antara Anies dengan ITDP. Dua pihak yang terlibat dalam sebuah kerjasama kemudian satu di antaranya memberikan penghargaan kepada pihak lainnya. “Jadi ini semacam simbiosis mutualisme. ITDP dapat proyek dari Pemprov DKI melalui kerjasamanya, Anies Baswedan dapat pencitraan lewat penghargaan yang diberikan ITDP. Satu butuh makan, satunya lagi butuh pencitraan, ketemulah itu barang,” ujar Haidar Alwi kepada Threechannel.

Alasan lain yang diungkap Haidar terkait diangkatnya mantan Direktur ITDP, Yoga Adiwinarto oleh Anies sebagai Direktur Teknik dan Fasilitas BUMD Transjakarta pada Agustus 2019 lalu. “Yoga Adiwinarto diangkat Anies Baswedan menjadi Direktur Teknik dan Fasilitas BUMD Transjakarta persis setelah ITDP memberikan hadiah kepada Pemprov DKI melalui penobatan Jakarta Kota Terbaik Dunia Peringkat 2,” tutur Haidar Alwi Sumber

Tentunya saya harus mengecek informasi di atas agar bisa disebut sebagai fakta ya. Dan inilah yang saya temukan. Betul, bahwa pada tahun 2019, Jakarta masuk dalam 3 besar untuk penghargaan yang sama, STA. Ini diumumkan oleh Anies lewat laman Facebook miliknya pada Kamis 27 Juni 2019. Jakarta masuk 3 besar bersama Pune (India) dan Kigali (Rwanda). Menurut Anies, penghargaan ini didapatkan atas konsep dan eksekusi integrasi antarmoda transportasi publik, peningkatan akses pejalan kaki menuju stasiun dan halte, serta keberhasilan meningkatkan jumlah penumpang TransJakarta sebanyak dua kali lipat dalam waktu dua tahun Sumber.

Nama Yoga Adiwinarto mencuat di media ketika ditunjuk sebagai Plt Dirut TransJakarta, menggantikan Donny Andy Saragih karena ternyata Donny adalah tersangka kasus penipuan. Ini terjadi pada bulan Januari 2020 lalu. Dilansir detik.com, terungkap riwayat Yoga dan ITDP. Sebelum bergabung di TransJakarta sebagai Direktur Teknik dan Fasilitas, Yoga bekerja di ITDP selama 10 tahun. Di ITDP, dia pernah menjabat jadi Direktur Asia Tenggara. Yoga kemudian bergabung dengan TransJakarta pada Agustus 2019. Disebut pula bahwa ITDP pernah menjadi konsultan untuk TransJakarta Sumber Sumber. Sebagai catatan, pada bulan Mei 2020, Anies menunjuk Sardjono Jhony Tjitrokusumo sebagai Dirut TransJakarta, dan tentunya Yoga kembali ke jabatan .

Jadi dasar dugaan yang diungkap Haidar Alwi itu benar ya. Dan ada satu hal lagi yang saya temukan terkait ITDP ketika saya menggali berbagai informasi di atas. Dari berita lama yang dilansir detik.com pada tahun 2015. Kali ini sumbernya dari Ahok yang waktu itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Waktu itu ITDP memberikan penghargaan pada 6 koridor TransJakarta atas kualitas infrastruktur yang sudah memenuhi kualitas internasional. Namun, Ahok justru mencurigai adanya permainan alias kongkalikong. "(Penghargaan) Perunggu, enggak tahu. Makanya gue lagi selidikin nih ada permainan apa lagi dirutnya," ujar Ahok, tanpa basa basi khas Ahok yang dulu.

Bagi Ahok, selama masih banyak penumpang mengantre panjang belum layak mendapat penghargaan seperti itu. Sebab, itu artinya jadwal perjalanan bus belum teratur. Ahok juga menyatakan pentingnya pengadaan toilet di setiap halte TransJakarta. Buat penumpang dan pegawainya. Siapa yang mewakili ITDP memberikan penghargaan? Siapa lagi kalau bukan Yoga, yang waktu itu disebut sebagai Country Director ITDP Sumber. Pihak ITDP kemudian membantah dugaan Ahok itu. "Ini tidak ada hubungannya dengan Pak Kosasih (Dirut PT TransJakarta). Intinya bukan kongkalikong atau permainan seperti yang dipikirkan Gubernur (Ahok)," kata Yoga waktu itu Sumber.

Hmmm… fakta-fakta yang saya temukan itu memang bisa dibilang jadi meng-amini apa yang dicurigai oleh Haidar Alwi. Tentu saja, untuk membuktikannya secara hukum, itu sudah di luar kemampuan saya. Namun, kecurigaan ini perlu diungkap karena apa yang diungkap Haidar Alwi itu tampak sangat logis.

Tags

Analisis Politik (275) Joko Widodo (150) Politik (106) Politik Baik (64) Berita Terkini (59) Jokowi (58) Pembangunan Jokowi (54) Lintas Agama (31) Renungan Politik (31) Perang Politik (29) Berita (27) Ekonomi (25) Anti Radikalisme (24) Pilpres 2019 (23) Jokowi Membangun (22) Perangi Radikalisme (22) Pembangunan Indonesia (21) Surat Terbuka (20) Partai Politik (19) Presiden Jokowi (19) Lawan Covid-19 (18) Politik Luar Negeri (18) Bravo Jokowi (17) Ahok BTP (14) Debat Politik (14) Radikalisme (13) Toleransi Agama (12) Caleg Melineal (11) Menteri Sri Mulyani (11) Perangi Korupsi (11) Berita Hoax (10) Berita Nasional (9) Education (9) Janji Jokowi (9) Keberhasilan Jokowi (9) Kepemimpinan (9) Politik Kebohongan (9) Tokoh Dunia (9) Denny Siregar (8) Hidup Jokowi (8) Anti Korupsi (7) Jokowi Hebat (7) Renungan (7) Sejarah Penting (7) Selingan (7) imlek (7) Ahok (6) Health (6) Perangi Mafia (6) Politik Dalam Negeri (6) Gubernur DKI (5) Jokowi Pemberani (5) KPK (5) Khilafah Makar (5) Kisah Nyata (5) Lawan Radikalisme (5) NKRI Harga Mati (5) Negara Hukum (5) Partai PSI (5) Pengamalan Pancasila (5) Pilkada (5) Refleksi Politik (5) Teknologi (5) hmki (5) kota tangsel (5) natal (5) pengurus (5) peresmian (5) relawan (5) Anti Teroris (4) Bahaya Khalifah (4) Berita Baru (4) Dugaan Korupsi (4) Indonesia Maju (4) Inspirasi (4) Kebudayaan Indonesia (4) Lagu Jokowi (4) Mahfud MD (4) Menteri Pilihan (4) Pancasila (4) Pendidikan (4) Pileg 2019 (4) Politik Identitas (4) Sejarah (4) Tokoh Masyarakat (4) Tokoh Nasional (4) Vaksin Covid (4) Adian Napitupulu (3) Adudomba Umat (3) Akal Sehat (3) Analisa Debat (3) Artikel Penting (3) Atikel Menarik (3) Biologi (3) Brantas Korupsi (3) Breaking News (3) Covid-19 (3) Demokrasi (3) Dewi Tanjung (3) Hukum Karma (3) Karisma Jokowi (3) Kelebihan Presiden (3) Kesaksian (3) King Of Infrastructur (3) Lagu Hiburan (3) Makar Politik (3) Melawan Radikalisme (3) Musibah Banjir (3) Nasib DKI (3) Nasihat Canggih (3) Negara Maju (3) Negara Makmur (3) Nikita Mirzani (3) PKN (3) Pembubaran Organisasi (3) Pemilu (3) Pendidikan Nasional (3) Pendukung Jokowi (3) Penegakan Hukum (3) Poleksos (3) Politik Adudomba (3) Rekayasa Kerusuhan (3) Rencana Busuk (3) Revisi UUKPK (3) Sederhana (3) Tanggung Jawab (3) Testimoni (3) Tokoh Revolusi (3) Waspada Selalu (3) barongsai (3) jakarta (3) Ada Perubahan (2) Agenda Politik (2) Akal Kebalik (2) Akal Miring (2) Anggaran Pemprov (2) Antusias Warga (2) Arsitektur Komputer (2) Basmi Mafia (2) Basmi Radikalisme (2) Beda Partai (2) Berita Internasional (2) Budiman PDIP (2) Capres Cawapres (2) Cinta Tanah Air (2) Dasar Negara (2) Denny JA (2) Erick Thohir (2) Etika Menulis (2) Filsafat (2) Fisika (2) Free Port (2) Gerakan Budaya (2) Gereja (2) Himbauan (2) Information System (2) Isu Sara (2) Jaga Presiden Jokowi (2) Jalan Toll (2) Jenderal Pendukung (2) Jihat Politik (2) Jokowi Commuter (2) Jokowi Guru (2) Jokowi Motion (2) Kabinet II Jokowi (2) Kasus Hukum (2) Kasus Korupsi (2) Kehebatan Jokowi (2) Kemajuan Indonesia (2) Kemanusiaan (2) Kerusuhan Mei (2) Komputer (2) Komunikasi (2) Kriminalisasi Ulama (2) Langkah DPRD-DPR (2) Lawam Penghianat Bangsa (2) Lawan Fitnah (2) Mafia Indonesia (2) Media Sosial (2) Menteri Susi (2) Merakyat (2) Miras (2) Motivasi (2) Nilai Rupiah (2) Olah Raga (2) Opini (2) Pembangunan Pasar (2) Pemimpin Pemberani (2) Pengadilan (2) Pengatur Strategi (2) Penjelasan TGB (2) Penyebar Hoax (2) Perangi Terroriis (2) Pidato Jokowi (2) Political Brief (2) Politik ORBA (2) Program Jokowi (2) Raja Hutang (2) Relawan Jokowi (2) Ruang Kesehatan (2) Sampah DKI (2) Selengkapnya (2) Sertifikat Tanah (2) Simpatisan Jokowi (2) Suka Duka (2) Sumber Kekuasaan (2) Survey Politik (2) Tegakkan NKRI (2) Tenaga Kerja (2) Tirta Memarahi DPR (2) Toll Udara (2) Transparan (2) Ucapan Selamat (2) Ulasan Permadi (2) Ultah Jokowi (2) Undang Undang (2) amandemen (2) jokowi 3p (2) jokpro (2) news (2) perjuangkan (2) Adek Mahasiswa (1) Aksi Gejayan (1) Aksi Makar (1) Alamiah Dasar (1) Ancaman Demokrasi (1) Andre Vincent Wenas (1) Anggarana Desa (1) Anies Dicopot (1) Ansor Banten (1) Antek HTI (1) Anti Cina (1) Anti Terrorris (1) Anti Vaksin (1) Anti Virus (1) Arti Corona (1) Aset BUMN (1) Atheis (1) BIN (1) BTP (1) Bahasa Indonesia (1) Bahaya Isis (1) Bangkitkan Nasionalisme (1) Bangsa China (1) Bank Data (1) Bantu Dishare (1) Basuki Tjahaya Purnama (1) Bawah Sadar (1) Bencana Alam (1) Berani Karena Jujur (1) Berani Melapor (1) Binekatunggal Ika (1) Bintang Mahaputera (1) Bisnis (1) Bongkar Gabeneer (1) Bravo Polri (1) Bravo TNI (1) Budiman Sujatmiko (1) Bumikan Pancasila (1) Bunuh Diri (1) Busana (1) Buya Syafii Maarif (1) Calon Menteri (1) Cari Panggung Politik (1) Cctvi Pantau (1) Cendekia (1) Croc Brain (1) Cudu Nabi Muhammad (1) Cybers Bots (1) Daftar Tokoh (1) Dagang Sapi (1) Danau Toba (1) Data Base (1) Demo Bingung (1) Demo Gagal (1) Demo Mahasiswa (1) Demo Nanonano (1) Demokrasi Indonesia (1) Deretan Jenderal (1) Dewan Keamanan PBB (1) Digital Divelovement (1) Dosa Kolektif (1) Dubes Indonesia (1) Ekologi (1) Extrimis (1) FBR Jokowi (1) Faham Khilafah (1) Filistinisme (1) Filosofi Jawa (1) Fund Manager (1) G30S/PKI (1) GPS Tiongkok (1) Gagal Faham (1) Gaji Direksi (1) Gaji Komisaris (1) Gaya Baru (1) Gelagat Mafia (1) Geografi (1) Gerakan (1) Gerakan Bawah Tanah (1) Gibran (1) Grace Natalie (1) Gubernur Jateng (1) Gus Nuril (1) Gusti Ora Sare (1) HTI Penunggang (1) Hadiah Tahun Baru (1) Hari Musik Nasional (1) Hiburan (1) Hukuman Mati (1) Hypnowriting (1) Identitas Nusantara (1) Illegal Bisnis (1) Ilmu Pengetahuan (1) Ilusi Identitas (1) Imperialisme Arab (1) Indonesia Berduka (1) Indonesia Damai (1) Indonesia Hebat (1) Injil Minang (1) Intermezzo (1) Internet (1) Intoleransi (1) Investor Asing (1) Islam Nusangtara (1) Istana Bogor (1) Isu Agama (1) Isu Politik (1) J Marsello Ginting (1) Jadi Menteri (1) Jalur Gaza (1) Jangan Surahkan Indonesia (1) Jembatan Udara (1) Jenderal Moeldoko (1) Jenderal Team Jkw (1) Jilid Milenial (1) Jiplak (1) Jokowi 3 Periode (1) Jokowi Peduli (1) Jualan Agama (1) Jurus Pemerintah (1) Jusuf Kalla (1) Kadrun (1) Kambing Hitam (1) Kampus Terpapar Radikalisme (1) Kasus BUMN (1) Kasus Keluarga (1) Kebusukan Hati (1) Kecelakaan (1) Kehilangan Tuhan (1) Kehilangan WNI (1) Kekuasaan (1) Kekuatan China (1) Kemengan Jokowi (1) Kena Efisensi (1) Kepribadian (1) Keputusan Pemerintah (1) Kerusuhan 22 Mei (1) Kesaksian Politikus (1) Keseahatan (1) Ketum PSI (1) Kitab Suci (1) Kode Etik (1) Komnas HAM (1) Komunis (1) Konglomerat Pendukung (1) Kopi (1) Kota Bunga (1) Kota Misteri (1) Kota Modern (1) Kota Zek (1) Kredit Macet (1) Kuliah Uamum (1) Kunjungan Jokowi (1) Kurang Etis (1) LPAI (1) Lagu Utk Jokowi (1) Lahan Basah (1) Larangan Berkampanye (1) Larangan Pakaian (1) Lawan Rasa Takut (1) Leadership (1) Legaci Jokowi (1) Lindungi Jokowi (1) Lintas Dinamika (1) Luar Biasa (1) MPG (1) Mabok Agama (1) Mafia Ekonomi (1) Mafia Tanah (1) Mahakarya (1) Mahkamah Agung (1) Manfaat Vaksin (1) Mari Tertawa (1) Masa Kampanye (1) Masalah BUMN (1) Matematika (1) Membunuh Sains (1) Mempengaruhi Musuh (1) Mempengaruhi Orang (1) Mendisplinkan Siswa (1) Mengharukan (1) Menghasut Pemerintah (1) Menghina Lambang Negara (1) Mengulas Fakta (1) Menjaga Indonesia (1) Menjaga Jokowi (1) Menjelang Pemilu (1) Menjlang Pelantikan (1) Menko Polhukam (1) Menteri (1) Menteri Agama (1) Menteri Sosial (1) Menydihkan (1) Mesin Pembantai (1) Minuman Keras (1) Model Tulisan (1) Muhamad Ginting (1) Mumanistik (1) Muslim Prancis (1) Musu RI (1) Musuh Dlm Selimut (1) Obat Tradisional (1) Oligarki (1) Omnibus Law (1) Oramas Terlarang (1) Orang Baik (1) Orang Beragama (1) Orang Bodoh (1) Orang Kaya (1) Ormas Islam (1) Otak Kebalik (1) Overdosis Haram (1) PHK dan Buruh (1) Palestina (1) Panduan (1) Pantau Jakarta (1) Para Makar (1) Parawisata (1) Partai Baru (1) Partai Komunis (1) Pasar Murah (1) Pelarian (1) Pembayaran Utang Negara (1) Pembela Rakyat (1) Pembumian Pancasila (1) Pemerintahan Jayabaya (1) Pemilihan Presiden (1) Pemprov DKI (1) Pencerahan (1) Pencucian Uang (1) Pendukung Lain (1) Penebaran Virus so (1) Pengacau Negara (1) Pengalaman (1) Pengangguran (1) Pengaruh (1) Pengertian Istilah (1) Pengertian Otoritas (1) Penggulingan Rezim (1) Penghianat Bangsa (1) Pengobatan (1) People Power (1) Perang Dunia III (1) Perangi Tetroriis (1) Peraturan (1) Perayaan Natal (1) Percobaan (1) Perguruan Tinggi (1) Peringatan Keras (1) Peristiwa Mei 1998 (1) Pernikahan (1) Pernyataan ISKA (1) Pertamina (1) Pertemuan Politik (1) Pesan Gus Nuril (1) Pesan Habib (1) Peta Politik (1) Pidato Prisiden RI (1) Pil Pahit Srilanka (1) Pilkada 2018 (1) Pilkada Solo (1) Pilpres Curang (1) Pimpinan MPR (1) Politik Agama (1) Politik Catur Jkw (1) Politik Kepentingan (1) Politik LN (1) Politik Uang (1) Politikus (1) Pollitik (1) Profesional (1) Propaganda (1) Propaganda Firehose (1) Psikoanalisa (1) Psikologi Praktis (1) Puisi (1) Pulau Terindah (1) Quick Count (1) RUU Kadrun (1) Raja Bonar (1) Raja Debat (1) Raksasa (1) Rakyat Kecil (1) Realita Politik (1) Rekam Jejak (1) Rekapitulasi DPS (1) Reklamasi Pulau (1) Remix Sunda (1) Rendah Hati (1) Reungan Politik (1) Rhenald Kasali (1) Risma (1) Ruhut P Sitompul (1) Saksi Yehuwa (1) Sangat Canggih (1) Scandal BLBI (1) Seharah Pers (1) Sehat Penting (1) Sejarah Politik (1) Sekilas Info (1) Selamat Imlek (1) Sembuhkan Jiwasraya (1) Seni (1) Seniman Bambu (1) Shanzhai (1) Sidak Harga (1) Sidang MPR (1) Sigmun Freud (1) Silaturahmi (1) Sistem Informasi (1) Skema Kerusuhan (1) Skenario 22 Mei (1) Skenario Demonstrans (1) Skripsi (1) Soekarno (1) Stasiun KA (1) Suku Minang (1) Sumber Inspirasi (1) Super Power (1) Superkarya (1) Syirianisasi (1) System Informasi (1) TKA Siapa Takut (1) Tahun Kampret (1) Taliban (1) Tanda Kehormatan (1) Tanda Zaman (1) Tanggapan Atas Pidato (1) Tanya Jawab (1) Tebang Pilih (1) Teori Kepribadian (1) Terkaya Indonesia (1) Terorisme (1) Terrorisme (1) Tidak Becus Kerja (1) Tindakan Makar (1) Tingkat Kemiskinan (1) Tinjauan Filsafat (1) Tips dan Trik (1) Toleransi Identitas (1) Travelling (1) Tuan Rumah (1) Tukang Kayu (1) UU Cipta Kerja (1) Ucapan Gong Xi Fat Choi (1) Ulama Bogor (1) Ulasan Berita (1) Ulasan Suriah (1) Ustadz Bangsa (1) Via Vallen (1) Virus Covid-15 (1) Wajib Baca (1) Wakil Tuhan (1) Wali Kota (1) Wanita Kartini (1) Wewenang (1) Yusril Blakblakan (1) breaing news (1) karo (1) kontemporer (1) tari (1)