Latest News

Selengkapnya Diteruskan DI NEWS.TOPSEKALI.COM

Showing posts with label Analisis Politik. Show all posts
Showing posts with label Analisis Politik. Show all posts

Friday, September 18, 2020

Ahok Ungkap Borok Direksi Pertamina

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membuka aib manajemen Pertamina dari mulai melobi menteri hingga persoalan gaji direksi.

Pernyataan tersebut Ahok ungkapkan dalam akun YouTube POIN pada Senin (14/9). Menurut Ahok, dirinya sebagai Komisaris Utama tidak mengetahui perubahan posisi direksi Pertamina. Pasalnya, direksi langsung melobi menteri untuk urusan pergantian posisi.

"Ganti direktur bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Direksi-direksi semua mainnya lobi ke menteri, karena yang menentukan itu menteri," ujarnya dikutip dari YouTube, Selasa (15/9).

Ahok mengungkap selain direksi, komisaris pun rata-rata titipan dari kementerian-kementerian terkait.

Selain itu, Ahok mempermasalahkan pula soal pencopotan jabatan, namun tidak ada perubahan gaji dari karyawan.

Dia memisalkan jabatan direktur utama anak perusahaan Pertamina dengan gaji Rp100 juta lebih dicopot.

"Masa dicopot gaji masi sama. Alasannya karena orang lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Tapi mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp75 juta. Dicopot, gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih," papar Ahok.

Ahok mengakui sistem tersebut yang akan dia ubah di Pertamina. Selain itu, dia pun akan memotong birokrasi soal pangkat. Menurutnya, nantinya sistem pangkat akan melalui jalur lelang terbuka.

Selain perkara gaji, Ahok pun sempat menyinggung soal utang perseroan.

"Udah utang US$16 miliar. Tiap kali otaknya minjem duit. Saya kesel nih," ujar Ahok.

Menurut Ahok, ada 12 cekungan yang bisa dieksplorasi dengan potensi minyak dan gas bumi.


"Ngapain di luar negeri. Jangan-jangan ada komisi beli-beli minyak," ungkapnya.

Ahok pun sempat menyinggung untuk membubarkan Kementerian BUMN dan mengganti seperti sistem di Singapura yang memiliki Temasek Holding.

"Kalau bisa Kementerian BUMN dibubarkan. Kita membangun semacam Temasek, semacam Indonesia Incorporation," pungkasnya.

CNNIndonesia sudah berupaya untuk meminta penjelasan ke Ahok atas pernyataannya tersebut. CNNIndonesia.com juga sudah berupaya meminta penjelasan ke Juru Bicara Pertamina Fajriah Usman untuk meminta penjelasan atas masalah itu/

Tapi sampai dengan berita diturunkan, yang bersangkutan belum menjawabnya.

Source : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200915180732-85-546851/ahok-ungkap-borok-direksi-pertamina

MENGAPA TIONGKOK CEPAT SEKALI MENJADI NEGARA MAJU SAMPAI BISA BERSAING DENGAN AMERIKA SERIKAT


TANYA: 
MENGAPA TIONGKOK CEPAT SEKALI MENJADI NEGARA MAJU SAMPAI BISA BERSAING DENGAN AMERIKA SERIKAT?

JAWAB:
(0leh DAVID WIDIHANDOJO, Ph.D)
Saya coba jawab pertanyaan ini. Untuk itu kita perlu mulai dari masa kepemimpinan Mao. Oleh karena Mao lah yang meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pembangunan Tiongkok, yaitu:

PERTAMA: 
Kemandirian dan Kepercayaaan Diri. Tiongkok membangun dibawah tekanan embargo Barat, 1949 - 1975. Ini adalah periode yang penting karena mereka memilih untuk tidak menyerah dan aktif membuat sendiri semua kebutuhannya. Pemerintah menempuh kebijakan Import Substitution Industry - industri dibangun untuk substitusi kebutuhan impor. Ini menjadi pengalaman nasional yang sangat baik untuk mandiri dalam teknologi dan ekonomi sehingga tidak tergantung pada negara lain.

Di bawah pemerintahan Mao, periode 1949 - 1975, pembangunan ekonomi dilakukan dalam visi dan perencanaan jangka panjang dengan meletakan dasar-dasar pembangunan terlebih dahulu, yaitu: 

1. Pertanian: difokuskan untuk kemandirian pangan. Pertumbuhan produktivitas pertanian sangat mengesankan sehingga Tiongkok sampai saat ini mampu menyediakan pangan yang cukup bagi 1,4 milyar orang rakyatnya. 

2. Pembangunan industri dasar untuk menopang industri manufaktur, misalnya baja, mesin industri, semen, bahan kimia, bahan baku plastik, dll. Sampai saat ini industri dasar Tiongkok mandiri dalam memasok kebutuhan industri manufaktur.

Embargo juga mendorong kemandirian dalam beberapa bidang teknologi lainnya. Sebagai contoh, Tiongkok satu-satunya negara yang di dunia, yang internetnya didominasi oleh perusahaan sendiri. Sekalipun WA, Google, Amazon, tetap dapat diakses dan ada konsumennya tapi sangat kecil. Rakyat Tiongkok lebih suka dengan Baidu, WeChat, Alipay, Alibaba, Youku dsb.

AS juga melarang Tiongkok untuk ikut memanfaatkan International Space Station (ISS). Tiongkok mengambil langkah sendiri untuk mandiri dibidang space exploration. Kini space exploration Tiongkok sangat berkembang dan handal. Bahkan NASA akan memakai China Spacecraft Chang'e 4 untuk misi ke bulan (lihat, SCMP, 16 Januari 2019). Kini Tiongkok termasuk dalam 3 negara di dunia yang memiliki program space exploration yang canggih.

Sementara ISS eksklusif hanya untuk AS dan sekutunya; China Space Station (CSS) terbuka untuk negara lain. United Nations Office for Outer Space Affairs pada tanggal 28 Mei 2018 mengundang mereka yang berminat melakukan eksperimen di China Space Station (CSS) dan sampai saat ini sudah 42 proposal riset masuk dari 27 negara yang mendaftar untuk mengirimkan tim saintisnya melakukan penelitian diluar angkasa. Selain Eropa, misal Austria; juga ada dari dunia ketiga, seperti Iran, Pakistan dsb. Kini space exploration terbuka lebar untuk negara-negara sedang berkembang, bukan hanya untuk AS, Russia dan Eropa.

Embargo ekonomi membuat Tiongkok mandiri, percaya diri dan bangkitnya nasionalisme. Inilah semangat nasional yang mendasari pembangunan Tiongkok selanjutnya.

KEDUA: 

Efektifnya Birokrasi Negara. Pada saat Tiongkok berada dibawah tekanan Barat yang jauh lebih kuat. Harapan rakyat Tiongkok terletak pada negara. Oleh karena hanya negara yang kuat dan efektif dapat melindungi dan menyelamatkan rakyatnya. Mao sangat menyadari hal ini sehingga rejimnya sibuk menata ulang dan memperbaiki birokrasi yang ada.

Martin Jacques, peneliti dari London School of Economics Asia Research Centre, mengemukakan bahwa negara Tiongkok adalah negara yang paling efektif, program apapun yang dikemuka kan presiden untuk jalan, pasti berhasil (lihat, Martin Jacques. When China Rules the World: The Rise of the Middle Kingdom and the End of the Western World. Penguin Books Ltd. London, 2009, bab 6 & 7).

Sebagai contoh, pada September tahun 2013 di Kazakhstan, Xi Jinping berkata proyek OBOR akan menghubungkan Tiongkok dan Eropa melalui darat. Pada bulan April 2015, kereta cargo pertama dari Chongqing, Tiongkok tiba di Duisburg, Jerman (corridors/2018/03/15/ince-regular-silk-road-train/?gdpr=accept) Dua tahun kemudian pada tanggal 18 Januari 2017, kereta cargo dari Yiwu, Tiongkok masuk kota London (business-38654176).

Keefektifan birokrasi negara Tiongkok adalah pilar utama yang menopang pembangunan Tiongkok. Inilah faktor utama yang menopang kecepatan Tiongkok dalam memberantas kemiskinan sehingga berhasil membebaskan 800 juta rakyatnya dari kemiskinan dalam waktu 30 tahun. Kemudian mentargetkan hapusnya kemiskinan di Tiongkok tahun 2020.

Program-program pembangunan Tiong kok tidaklah istimewa. Ada banyak negara sedang berkembang telah melakukan program yang sama. Namun dengan hasil yang jauh berbeda. Penyebabnya terletak pada keefektifan birokrasi negara dalam menjalankan program tsb. Tingkat efektifitas inilah yang menyebabkan perbedaan kedalaman dalam memahami permasalahan dan perbedaan dalam pengembangan teknik dan strategi untuk penyelesaian masalah. Semua faktor ini akan berujung pada perbedaan tingkat prestasi, yang diukur pada kecepatan penyelesaian masalah dan kualitas dari hasil yang diperoleh.

KETIGA: 

Hapusnya Diskriminasi Jender. Diskriminasi jender dihapuskan oleh Mao sehingga Tiongkok dapat memanfaatkan seluruh (100%) bakat/talenta rakyatnya. Bayangkan saja rata-rata jumlah wanita ditiap negara di dunia ini sekitar 55% dari total pemduduk. Jika negara membangun masih dalam konteks diskriminasi ter hadap wanita maka negara hanya me manfaatkan bakat/talenta dari 45% rakyat nya. Tentu akan tertinggal jauh oleh mereka yang mampu memanfaatkan 100% bakat/talenta rakyatnya.

Keberhasilan Tiongkok dalam penyetaraan jender ini nampak dari tingginya prosentase wanita di posisi manajemen senior. Berdasarkan data Grant Thornton, 51% posisi manajemen senior di Tiongkok dipegang oleh wanita. Ini adalah yang tertinggi di dunia karena di Amerika Utara hanya 21%, Eropa 25%, Turki 30%, India 19%, Latin Amerika, 23% ASEAN 32%, Australia 22% dan rata-rata dunia 24% (Grant Thornton International Business Report 2013, Women in Senior Management: Setting the Stage for Growth).

Keberhasilan pembangunan Tiongkok dapat dilihat sebagai keberhasilan negara melepas enerji seluruh rakyatnya, baik pria maupun wanita. Ini menjelaskan mengapa tiap hari muncul sekitar 12,000 startup baru, tiap minggu ada ribuan produk baru bermunculan di pasar-pasar dan menjamurnya industri rumahan yang memproduksi berbagai produk baru bagi pasar. Semua ini berujung pada kuatnya daya saing komersial Tiongkok di pasar global.

KEEMPAT: 

Meratanya pendidikan & pelatihan. Setiap sekolah, kursus, balai latihan kerja dan universitas terbuka bagi seluruh lapisan rakyatnya asal lolos tes. Biaya pendidikan ditanggung negara. Dengan demikian setiap orang, asalkan lolos tes, bisa menempuh pendidikan dan pelatihan. Dengan demikian baik dari segi ilmu pengetahuan yang menopang penelitian maupun ilmu terapan yang menopang pelatihan ketrampilan/skill terbuka penuh untuk dipelajari oleh mereka yang berminat.

Itulah sebabnya Tiongkok kini mendominasi publikasi jurnal ilmiah. Pada tahun 2016 Tiongkok mempublikasikan 426,000 studi atau 18.6% dari Elsevier's Corpus Database sedangkan AS 409,000. (articles/ d41586–018–00927–4). Ditahun yang sama, Tiongkok men dominasi patent 42.8% atau 1,338,503 sedangkan AS hanya 19.4% atau 605,571 patent (patents/).

Dari segi ketrampilan, para buruh Tiongkok memiliki tingkat ketrampilan yang sangat tinggi. Tingkat ketrampilan yang tinggi itu hanya mungkin didapatkan jika mereka (para buruh) juga memiliki ilmu (knowledge) yang matang. Apple membutuhkan 230,000 buruh dengan tingkat ketrampilan yang tinggi untuk merakit IPhone. Ketrampilan ini sangat spesifik, buruh harus memiliki pengetahu an cara kerja smartphone dan trampil me rakit komponennya. Apple hanya butuh " in overnight," untuk merekrut 230,000 buruh yang siap kerja. Mereka hanya butuh overview tentang IPhone dan langsung siap merakit sehingga sangat efisien karena tidak butuh persiapan/pelatihan yang lama. Hal semacam ini tidak mungkin terjadi di negara lain ataupun AS .().

Data di atas menunjukkan dengan jelas dalamnya penguasaan ilmu pengetahuan, ilmu terapan dan ketrampilan yang tinggi di kalangan rakyat Tiongkok. Ini semua hanya mungkin terwujud karena negara berperan aktif memberikan pendidikan dan pelatihan kepada semua warganya, baik kaya maupun miskin. Wajib sekolah ditingkat pendidikan dasar dan menengah, kesempatan untuk melanjut kan ke akademi untuk terapan maupun universitas hingga pelatihan-pelatihan kerja bagi buruh. Tentu dengan ditopang subsidi negara kepada kelompok miskin sehingga semua orang mendapatkan kesempatan. Semua ini tidak mungkin terjadi jika negara menyerahkan pendidikan & pelatihan ke pasar (liberalisasi pendidikan).

Dengan latar belakang semacam ini, pada tahun 1980, Deng Xiaoping meluncurkan reformasi. Deng memperkenalkan pragmatisme kepada rakyat Tiongkok. Semboyannya yang terkenal, "Tidak peduli kucing putih atau hitam, yang penting, efektif menangkap tikus (koruptor)." Selain itu juga Deng mengajak semua untuk fokus membangun ekonomi.

Itu sebabnya, pada saat negara sedang berkembang lainnya sibuk berpolitik, berdebat sosialisme vs kapitalisme, terjebak kedalam konflik antar ras dan agama. Tiongkok sibuk membangun karena mereka dengan pragmatis melihat bahwa saat ini yang perlu digarap adalah ekonomi supaya bebas dari kemiskinan.

Reformasi, keterbukaan, transformasi dan pertumbuhan produktivitas (lihat, Keyu Jin, Forty years after Deng. 18 Des 2018). Adalah 4 faktor yang mendorong lajunya pembangunan Tiongkok. Oleh karena Tiongkok telah memiliki dasar yang kokoh. Keterbukaan, reformasi diberbagai bidang, transformasi menuju ekonomi dengan teknologi yang lebih tinggi dan produktivitas menyebab kan ledakan enerji 1.4 milyar penduduk Tiongkok, mereka berbondong-bondong menjadi pengusaha untuk membanjiri pasar dunia sampai hari ini.

Tiongkok terus melaju dari negara miskin menjadi negara dengan pendapatan menengah dan berhasil melewati "middle income trap." Dari segi teknologi, The World Economic Forum melaporkan pada tahun 2016 Tiongkok memiliki 4.7 juta lulusan ( new graduates) STEM (Science, Technology, Engineering & Mathematics) ini yang tertinggi di dunia; bandingkan AS 568,000, dan Indonesia 206,000 ("Future Tech Dominance-China Outnumbered USA in STEM Grads 8 to 1 and by 2030 15 to 1"  2017/08/future-tech-dominance-china-outnumber-usa-stem-grads-8-to-1-and-by-2030–15-to-1.html) Lulusan STEM adalah mereka yang akan melahirkan terobosan teknologi. Itulah sebabnya lompatan teknologi Tiongkok sangat cepat, 5G, AI, kereta cepat, konstruksi, space exploration, renewable energy, dsb.

Di bawah kepemimpinan Xi Jinping Tiongkok lebih agresif di kancah global. Dengan BRICS, AIIB, dan yang paling berdampak adalah Belt & Road Initiative (BRI). BRI mencakup 70 negara di Asia, Russia, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa. Amerika Latin sedang dalam proses untuk bergabung, termasuk Selandia Baru.

Tujuan utama Tiongkok dengan BRI dan pembangunan Afrika - bukan seperti yang dikatakan media Barat kolonisasi ataupun debt trap karena negara yang terjebak hutang akan miskin. Mahathir Mohamad mengatakan dengan tegas, "Kami berdagang dengan Tiongkok selama 2000 tahun lebih dan mereka tidak menjajah atau memperbudak kami. Tapk baru satu tahun kami berdagang dengan Barat, mereka sudah menjajah dan memper budak kami." (Mahathir Mohamad, "I'd Side with Rich China over Fickle US," SCMP, 8 March 2019).

Tiongkok berpikir out-of-box, Tujuan utama Tiongkok adalah membangun pasar yang lucrative. Jadi Tiongkok lebih senang 1.2 milyar penduduk Afrika menjadu kaya raya sehingga akan ter bentuk 600 - 900 juta kelas menengah yang mengkonsumsi produk Tiongkok. 

Pada saat 1.4M pasar Tiongkok bergabung dengan 1.2 M pasar Afrika, terbentuklah 2.6 M pasar yang lucrative - bayangkan jika ditambah dengan BRI akan menjadi 5.5 M. Proyek BRI membangun inter-connectivity sehingga akan diperoleh sistem transport asi yang efektif dan efisien, yang me mungkinkan terjadi pengiriman produk secara murah.

Semua faktor diatas yi manufacturing yang efisien, pasar raksasa, sistem transportasi & komunikasi yang efisien, tenaga kerja dengan knowledge & skill yang prima. Semuanya akan berujung pada agglomerasi ekonomi dimana bisnis dan industri serta R&D Centers mengelompok di pusat ekonomi. Karena adanya efisiensi, stabilitas dan akses ke pasar yang besar serta lucrative. Inilah yang sedang dalam proses, inilah yang akan menjadikan Tiongkok sebagai pusat dunia melalui sebuah proses yang tanpa kekerasan.

Kekuatan Tiongkok terletak pada ekonomi nya yang kuat, efisien dan produktif sehingga bisa terus berkembang dengan batas yang belum nampak, seperti dikata kan Kevin Rudd, "Clearly, China is unstopable now," (Kevin Ruud, "China Rise and a New World Order" La Trobe UniversityInclusive Resource Development, Project No. 51713, 26 Oct 2017).
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=533291440542748&id=100015856903596

Taktik Jitu Mahfud MD Bungkam Rizieq dan FPI Terkait Isu PKI



Taktik Jitu Mahfud MD Bungkam Rizieq dan FPI Terkait Isu PKI
Ayyas

Dugaan saya benar. Kasus penusukan Syekh Ali Jaber menjadi bola liar. Beberapa pihak memanfaatkan kasus ini untuk menaikkan sebuah isu.

 Kebetulan kejadian ini terjadi di bulan September. Rizieq dan FPI sudah menyiapkan amunisi untuk melemparkan isu PKI bangkit.

Dari Arab Rizieq sudah memberikan komentar. Dia menuding aktor dibalik penusukan Syekh Ali Jaber adalah PKI. Tidak mau kalah, Munarman selaku juru bicara FPI bahkan sudah menabuh genderang perang. 

FPI siap mengusut aktor dibalik penusukan Syekh Ali Jaber bahkan mengancam akan memberlakukan hukum qishash. 


Menurutnya hukum tidak berlaku pada kejadian penusukan Syekh Ali Jaber sudah tidak berlaku karena sudah dianggap masuk kondisi perang.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kelompok yang dituding Neo PKI oleh Rizieq adalah PDI P yang sekarang menjadi partai penguasa. 

Presiden Jokowi dituding antek PKI. Tudingan bahwa ada Neo PKI dibalik penusukan Syekh Ali Jaber dari Rizieq dan FPI ditujukan ke pemerintah. Sudah menjadi rahasia umum juga bahwa FPI memang sedang berseteru dengan pemerintah.


 
Kasus penusukan Syekh Ali Jaber hingga detik ini masih memanas. 

Banyak tokoh yang memberikan komentar bahkan provokasi. Motif pelaku yang tidak masuk akal serta pengakuan orang tua pelaku yang menyebut mengalami gangguan jiwa semakin membuat kasus penusukan Syekh Ali Jaber semakin liar kemana-mana. Isu bangkitnya PKI kembali memanas.

Selain itu, Syekh Ali Jaber sendiri sepertinya membiarkan begitu saja kasus penusukannya dibahas seantero Indonesia. 

Beliau juga melontarkan pernyataan yang cukup memanaskan situasi, yaitu tidak terima jika pelaku dianggap mengalami gangguan jiwa.

Menkopolhukam Mahfud MD nampaknya paham situasi. Jika dibiarkan, kasus penusukan Syekh Ali Jaber akan terus memanas. 

Situasi ini tentu tidak baik di tengah fokus pemerintah memerangi covid-19. Mahfud MD tidak boleh membiarkan begitu saja tudingan PKI dari Rizieq dan FPI yang dialamatkan kepada pemerintah.

Menurut saya apa yang dilakukan Mahfud MD benar-benar sangat jitu untuk membungkam isu bangkitnya PKI yang digemborkan Rizieq dan FPI. 

Dengan cerdik, Mahfud MD berkunjung ke kediaman Syekh Ali Jaber.

Lewat akun Instagram, Mahfud MD menceritakan proses kunjungan ke kediaman Syekh Ali Jaber. Beliau merasa senang bisa menemui Syekh Ali Jaber di kediamannya. 

Beliau mengabarkan bahwa kondisi Syekh Ali Jaber ternyata sehat walafiat, kuat fisiknya, dan tetap semangat bercerita tentang kegiatan dakwahnya selama ini.


 
Dalam kunjungan tersebut, tak lupa Mahfud DM mewakili pemerintah menyampaikan rasa simpati atas musibah yang dialami Syekh Ali Jaber. Di samping itu, Mahfud menegaskan bahwa pemerintah akan mengusut tuntas atas kasus penusukan yang menimpa pendakwah kondang itu.

Kunjungan Mahfud MD disambut baik oleh Syekh Ali Jaber. Bahkan beliau menitip salam sungkem kepada presiden Jokowi serta untuk disampaikan kepada Presiden bahwa Syekh Ali Jaber baik-baik saja.

Saya kira apa yang dilakukan oleh Mahfud MD benar-benar keren. Dengan berkunjung ke kediaman Syekh Ali Jaber, artinya pemerintah ada di posisi beliau. Pemerintah siap mengusut pelaku penusukan hingga ke akar-akarnya.

Dari sikap Syekh Ali Jaber yang menerima dengan baik kunjungan dari Mahfud MD bahkan sampai menyampaikan salam sungkem ke Jokowi, ini menjadi simbol bahwa hubungan Syekh Ali Jaber dengan pemerintah, khususnya presiden Jokowi baik-baik saja dan harmonis.

Hal ini penting untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa sangat mustahil jika presiden Jokowi adalah antek PKI, mustahil jika ada PKI di pemerintah sebagaimana yang ditudingkan oleh Rizieq dan FPI. Sebab, hubungan Syekh Ali Jaber dan pemerintah baik-baik saja bahkan harmonis.

Kecuali jika ulama yang ditusuk adalah ulama yang kontra dan tidak punya hubungan baik dengan pemerintah seperti Rizieq dan Tengku Zulkarnain. Jika Rizieq dan Tengku Zul yang ditusuk, tudingan bahwa pelaku dibalik penusukan Rizieq dan Tengku Zul adalah pemerintah masih agak logis. Tudingan bahwa pemerintah itu PKI pun masih agak logis. Sebab, Rizieq dan Tengku termasuk orang yang suka melawan pemerintah.

Nyatanya yang ditusuk justru ulama yang dekat dengan Jokowi dan tak pernah menyerang pemerintah. 

Pakai nalar apapun tak akan ketemu jika Jokowi yang dianggap antek PKI oleh Rizieq dan FPI, dituding sebagai aktor dibalik penusukan.

Sepertinya saat ini Rizieq dan FPI harus kecele. Tudingan munculnya Neo PKI, tuduhan bahwa Jokowi antek PKI dengan menjual kasus penusukan Syekh Ali Jaber tidak akan laku sama sekali. Pakai nalar apapun tak akan ketemu.

Nampaknya kali ini Mahfud MD selangkah lebih cerdas dan maju dibanding Rizieq dan FPI

https://seword.com/umum/taktik-jitu-mahfud-md-bungkam-rizieq-dan-fpi-2vzGejzhRe

Ahok Menyebut Kementerian BUMN Harusnya Bubar, Ini Alasannya




Komut  BUMN Pertamina Ahok mengatakan bahwa kementerian BUMN harusnya bubar sebelum pak Jokowi turun dan pengelolaan perusahaan pelat merah diganti dengan sistem super holding seperti yang dilakukan Singapura melalui Temasek.
"Kementerian BUMN harusnya dibubarkan sebelum Pak Jokowi turun. Kita harus ada yang namanya Indonesia Incorporation semacam Temasuk karena presiden tak bisa mengontrol manajemen BUMN," kata Ahok dalam video yang diunggah di akun Youtube POIN seperti dikutip Rabu (16/9).

Pernyataan Ahok tersebut ia ungkapkan sambil membongkar borok direksi PT Pertamina (Persero). Borok salah satunya dilakukan direksi perusahaan minyak negara tersebut dalam pencopotan jabatan.

Ahok mengklaim menemukan kasus pencopotan jabatan direktur utama anak perusahaan Pertamina yang tidak disertai perubahan gaji dari karyawan.

"Masa dicopot gaji masih sama. Alasannya karena orang lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Tapi mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp75 juta. Dicopot, gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih," papar Ahok.

Staf Menteri BUMN Arya Sinulingga merespons gagasan Ahok itu dengan mengatakan ide super holding sejatinya memang akan dijalankan oleh kementerian. Bahkan, ini merupakan ide yang sudah berkembang sejak dulu sebelum kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir.

Hanya saja, Arya bilang merealisasikan ide ini bukan perkara mudah. Sebab, banyak persiapan yang harus dilakukan sebelum benar-benar membentuk super holding.

"Kementerian melihat bahwa saat ini yang sangat penting ialah bagaimana memastikan antar BUMN itu bisa saling in line (sejalan) artinya supply chain yang ada itu in line," ujar Arya kepada awak media, Rabu (16/9).

Untuk mewujudkan itu, sambungnya, kementerian pun membentuk kluster-kluster atau sub holding. Namun, Arya kembali menggarisbawahi bahwa pembentukan sub holding pun butuh proses dan pengujian. 

"Jadi kita uji semua, kita jangan buru-buru mau super holding, itu ide besar memang, tapi kita lihat dulu apakah ini efektif tidak. Sekarang ini kan masih sendiri-sendiri, jadi masih jauh pemikiran mengenai super holding, masih jauh sekali," katanya.

Bahkan, sambungnya, jangankan membentuk super holding dan sub holding, persoalan rantai pasok saja masih belum optimal antar sesama BUMN.

"Jadi bagaimana mau buat super holding kalau belum jalan dengan baik," imbuhnya.

Pernyataan tersebut menjadi viral karena terjadi perdebatan di antara para politisi dan juga para pakar karena banyak yang menilai hal itu tidak sewajarnya disampaikan oleh Ahok.(CNN Indonesia)

Source : https://duniaoberita.blogspot.com/2020/09/ahok-menyebut-kementerian-bumn-harusnya.html

Ahok yang fenomenal

Ahok yang fenomenal

Babo EJB

Kalaulah Ahok tenang saja di Kantor. Dia sudah dapat gaji besar sebegai preskom Pertamina. Dapat fasilitas kendaraan dan rumah. Belum lagi SPJ yang first class. Juga dilengkapi dengan sekretaris dan supir serta ajudan pribadi. Semua itu dibayar oleh Pertamina. Walau dia sadar bahwa dia bukan elite partai dan bukan orang yang dipilih karena partai. 

Dia ditempatkan sebagai Preskom oleh seorang Jokowi, yang juga presiden RI. Namun dia tidak peduli karena aksinya membongkar kebobrokan Pertamina di hadapan Publik akan membuat gaduh politik. Setidaknya Ahok berhasil mengungkapkan bahwa BUMN itu istana gading. Indah dari jauh namun di dalam penuh retak.

Sebenarnya dibukanya borok sistem di Pertamina, Ahok sedang menelanjangi sistem BUMN kita. Bahwa ada yang salah dalam sistem sehingga membuat BUMN tidak efisien. Seperti bagaimana orang lebih memilih lobby ke menteri untuk dapatkan jabatan Direksi daripada ke komisaris atau tidak ada makanisme lelang jabatan semacam fit and proper test. 

Sepertinya jabatan itu sebagai komoditas di antara elite politik. Tugas direksi itu membuat keputusan strategis. Nah anda bisa bayangkan. Apa yang akan dilakukan oleh direksi tersebut setelah menjabat. Dia akan jadi keledai elite Politik.

Belum lagi transaksi antar BUMN yang cenderung korup. Seperti kasus proyek Digitial signture yang diminta Peruri kontrak Rp 500 miliar kepada Pertamina.  Ahok juga mengungkap modus transfer pricing dalam transaksi akuisisi blok minyak di luar negeri. Padahal blok minyak dalam negeri masih banyak. Kenapa engga focus ke investasi dalam negeri. Ahok juga prihatin dengan utang Pertamina mencapai USD 16 miliar.  Itu akan menjadi sangat serius kalau tidak ada upaya efisiensi. 

Ahok juga kesal karena ada investor Kilang yang dihambat. Semua jadi tahu bahwa niat bangun kilang itu memang ada habatan internal dan itu sangat politik. Karena ada pengusaha rente dibelakang bermain.

Tadinya ketika Garuda diobok obok Eric saya sangat berharap setelah itu Eric obok obok Pertamina. Tetapi justru Ahok yang buka itu. Padahal membuka borok itu seharusnya kapasitas Eric sebagai Meneg BUMN. Saya juga berharap, ada gaung positip dari Meneg BUMN atas statement Ahok. Tetapi justru meneg BUMN menjawab dengan nada sindirian menyalahkan sikap Ahok.

Saya yakin, setelah ini Ahok tidak akan diam. Dia akan terus bersuara lantang. Apalagi ada tekanan dari anggota DPR untuk minta Jokowi pecat Ahok.

Asset BUMN itu mencapai Rp 7000 triliun lebih. Itu sama saja dengan 50% PDB kita. Jadi kalau BUMN masih jadi ajang bancakan politik, maka sebenarnya demokrasi itu bullshit. 

Kalau tidak segera dibenahi secara sistem makan ekspansi BUMN selama era Jokowi akan jadi ledakan corporate debt dan debt trap. Karena bukan tidak mungkin investasi dilakukan secara bubble cost, yang tak mungkin ditutupi dengan laba. 

Pak Jokowi, segeralah restruktur sistem BUMN kita. Mimpi bapak membentuk Super Holding seyogianya di eksekusi. Jangan sampai terlambat.
====================================================

Beranikah Erick Thohir Pecat Ahok???

Jemima Mulyandari 
Sep 17, 2020

Untuk kesekian kalinya bumi Indonesia dibuat gonjang ganjing oleh keberanian seorang anak negeri yang sangat mencintai tanah airnya. Ya… baru saja Ahok membongkar aib Pertamina secara blak-blakan lewat video berdurasi 6 menit yang diunggah akun YouTube POIN.
Saya senyum-senyum sendiri saat melihat video ini. Saya tahu pernyataan Ahok yang seperti itu cepat atau lambat pasti akan muncul dengan sendirinya. Sebab bagi Ahok pilihan hidup itu cuma ada dua. Benar atau salah. Hitam atau putih.
Di mata Ahok tak ada yang namanya abu-abu alias kompromi dengan ketidakbenaran. Benar katakan benar. Salah katakan salah. Titik. Itulah Ahok. Hal itu jugalah yang membuat saya suka dan mendukung Ahok.

Dari sini bisa kita simpulkan jika Ahok adalah sosok yang jujur dan pemberani. Sebenarnya selama ini sudah ada banyak yang tahu kebobrokan Pertamina. Sayangnya tak ada satupun yang berani bicara demi mengamankan posisi.
Beda dengan Ahok. Bagi Ahok kejujuran adalah yang utama semahal apapun harga yang harus dibayar. Hidup enak, mapan dan terjamin sebagai Komut Pertamina tak bisa menghalangi Ahok untuk menyuarakan kebenaran demi Indonesia yang lebih baik lagi ke depannya. Resikonya jelas dipecat dan disingkirkan dari Pertamina. Bikin gaduh kata orang-orang yang terusik kepentingan pribadi dan golongannya.
Jika Ahok cuma mementingkan dirinya sendiri, Ahok pasti akan diam seperti pejabat-pejabat sebelumnya. Tapi itu berarti Ahok mengingkari hati nuraninya. Karena itulah Ahok tetap lantang bersuara apapun resikonya.
Hal ini jadi menarik saat kejadiannya saya urut ke belakang. Pada pertengahan Agustus 2020 lalu, Pertamina diberitakan rugi 11T di semester pertama 2020. Di posisi ini Ahok sudah pasti tahu persis carut marut kebobrokan Pertamina. Di titik ini sebetulnya Ahok sangat bisa langsung membongkar semua aib Pertamina. Tapi saat itu Ahok memilih diam dan baru membongkar semuanya di pertengahan September 2020 ini.
Dari sini saya mengerti sebetulnya Ahok sedang memberi kesempatan pada semua pihak terkait untuk berubah demi membenahi BUMN sesegera mungkin. Tunggu punya tunggu ternyata yang ditunggu tak bisa ditunggu. Ya sudah. Bongkar saja semuanya biar terang benderang. Ini jelas seru. Serunya di mana??? Begini penjelasannya.
Dengan dibongkarnya kebobrokan Pertamina secara blak-blakan oleh Ahok, itu artinya Ahok sedang memberikan dua pilihan pada Erick. Cuma 2 pilihan yang diberikan yaitu membenahi BUMN kearah yang lebih baik atau memecat Ahok??? Benar atau salah!!! Hitam atau putih!!!

Ini jelas simalakama bagi Erick.
Membenahi BUMN berarti Erick sudah tak bisa bertindak semau gue lagi di Pertamina. Sebab salah satu point yang dibongkar Ahok adalah tentang direksi yang punya hobi melobi menteri, hingga direksi yang lebih suka berutang dan mendiamkan investor.
"Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya, saya sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan kementerian-kementerian," kata Ahok.
Sampai di bagian ini saya jadi teringat betapa gencarnya Adian Napitupulu “menyerang” Erick terkait kinerjanya sebagai Menteri BUMN.
Tapi tak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki. Jika Erick siap berbenah, Ahokpun siap mendampingi untuk menciptakan Pertamina, BUMN dan Indonesia yang semakin baik tak kalah dengan negara-negara besar lainnya di dunia.
Memecat Ahok jelas lebih parah lagi. Dengan memecat Ahok membuktikan Erick memang brengsek sebrengsek keadaan Pertamina pada khususnya dan BUMN pada umumnya saat ini. Bola api sudah digulirkan oleh Ahok dengan gagah berani. Keputusan ada di tangan Erick saat ini. Maukah Erick serius membenahi BUMN??? Atau beranikah Erick memecat Ahok???
Akhirnya saya bisa mengambil kesimpulan. Meremehkan Ahok adalah sesuatu yang sangat fatal. Erick seharusnya sudah tahu ini sejak detik pertama Ahok masuk bergabung di Pertamina. Ahok tak bisa dibungkam oleh apapun. Jangankan cuma dibungkam dengan jabatan dengan segala fasilitas mewahnya. Dibungkam dengan penjara bahkan kematianpun takkan bisa menghentikan Ahok menyuarakan kebenaran, keadilan dan perikemanusiaan. Itulah Basuki Tjahaja Purnama.

Silakan klik link berikut untuk bisa mendapatkan artikel-artikel saya yang lainnya.
https://seword.com/author/jemi/
Thank you so much guys. Peace on earth as in Heaven. Amen.

trending-realtime

WRITTEN BY

Jemima Mulyandari 

If you work really hard and you are kind, amazing things will happen
======================================================

Pertamina itu Unik.

Pertamina dan Bulog itu uniq. Karena hanya dua BUMN itu yang sampai sekarang hanya presiden yang berhak menentukan direksi dan komisari. Sejak Kepres tahun 1975 sampai sekarang posisi pertamina dalam penentuan direksi dan komisaris tidak berubah.  Tadinya bukan hanya Pertamina tetapi juga BULOG. Tentu dulu dasarnya adalah faktor politik dan strategis. Karena baik pertamina maupun Bulog adalah jantungnya Soeharto mempertahankan kekuasaannya. 

Jadi direksi dan komisari di dua BUMN itu engga enak. Itu sama seperti duduk diatas bara. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Khususnya berhadapan dengan para elite politik yang ada dibalik pengusaha rente. Salah salah kalau engga bisa bermain cantik, bisa jadi korban politik. Karena pada akhirnya kalau presiden engga kuat nahan tekanan, ya direksi atau komisaris yang dikorbankan. Semua direksi dan komisaris sadar itu. 

Saya bisa memaklumi  sikap Ahok seperti gerah dengan Meneg BUMN. Walau soal direksi dan komisari Pertamina adalah hak Presiden, namun secara administrasi tetap di bawah Meneg BUMN. Rencana IPO anak perusahaan Pertamina yang tidak berjalan mulus karena tekanan politik ke Meneg BUMN. Padahal IPO itu jalan terbaik bagi pertamina bisa keluar dari beban hutang senior Bond nya. Selagi itu tidak di refinancing, selama itu Pertamina sulit mandiri. Jadi Pertamina itu seperti tersandera politik kepentingan. Antara Presiden dan elit Partai.

Sebagai pengusaha dan bergaul dengan beberapa direksi BUMN, saya sering dengar keluhan mereka yang profesional. Betapa waktu mereka kadang lebih banyak ngemong elite Partai dan Anggota DPR.  Dulu zaman ibu Rini, para direksi BUMN dijamin penuh oleh IBu Rini. Kalau ada masalah dengan elite partai dan anggota DPR, serahkan ke Ibu Rini. Mereka focus aja kerja dan engga usah ladenin politisi. Walau begitu banyak suara miring kepada Ibu Rini, tetapi Jokowi tidak pernah tegor ibu Rini. Jokowi sangat percaya.

Nah saya berharap, kepercayaan yang besar pak Jokowi kepada Eric,  harusnya Eric bersikap seperti Ibu Rini. Engga usah bermain aman, politik dua kaki antara presiden dan partai. Itu memang beresiko. Tetapi setiap loyalitas memang beresiko. Tirulah Ahok. Itu soal pilihan. Bermain aman , itu tidak akan menjadi apa apa dan bukan siapa siapa.

Saturday, September 12, 2020

NIAT BAIK ANIES BASWEDAN, HILANGNYA 300 TRILYUN

gambar ilustrasi
NIAT BAIK ANIES BASWEDAN, HILANGNYA 300 TRILYUN, HARAPAN PEDAGANG WARTEG MUKRONI, DAN MENGAPA TAK MENERAPKAN PEMBATASAN SOSIAL SECARA SELEKTIF?

Denny JA

Judul esai pendek ini sangat panjang. Itu karena esai ini menggabungkan beberapa berita.

Membaca berita itu, kita pun mereka: akankah Anies merevisi rencana PSBB Totalnya? Rencana semula tetap Anies dilaksanakan tapi dengan modifikasi. Kritik terlalu kuat untuk Anies abaikan.

-000-

Menyusul rencana PSBB Total Jakarta dimulai tanggal 14 September 2020, berbagai respon mengemuka.

Respon pertama datang dari kolega sesama gubernur Ridwan Kamil. Ia menyarankan. Sebelum Anies benar benar mengambil kebijakan PSBB, sebaiknya Anies berkonsultasi dulu dengan pemerintahan pusat.

Bagaimanapun Jakarta adalah ibu kota negara. Berbeda dengan provinsi lain, efek Jakarta segera berskala nasional.

Ridwan Kamil menunjukkan bukti. Pernyataan mengejutkan Anies sudah membuat hampir 300 Trilyun dana menguap di bursa saham (1) Ekonomi Indonesia yang sudah terpuruk, semakin parah dengan berkurangnya kapitalisasi pasar  hampir 300 trilyun.

Padahal dinamika negatif itu bisa diatasi jika rencana kebijakan gubernur DKI itu lebih dikemas, didiskusikan dulu dengan pemerintah pusat, dan dilakukan dulu persiapan sebelumnya.

Walikota Bogor, Bima Arya, pun memberikan respon tidak positif. Kebijakan PSBB Total hanya efektif jika juga didukung oleh wilayah sekitar.

Tapi menurut Bima Arya, Anies perlu lebih memantabkan dulu apa konsep besarnya. Sama dengan Ridwan Kamil, saran Bima Arya, Anies sebaiknya koordinasi dulu dengan pemerintah pusat. (2)

Respon kedua datang dari Menko Ekonomi Airlangga Hartarto, dan para menteri Jokowi lainnya. Tidak main main, posisi Airlangga kini ditunjukkan presiden sebagai ketua Tim Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Airlangga memberikan informasi yang berbeda. Ia tidak menyatakan ketika PSBB diperketat di Jakarta 14 Sept 2020, semua harus work from home. Ujar Airlangga, 50 persen pekerja tetap boleh datang ke kantor. Terapkan flexible working hours, bukan 100 persen working from home. (3)

Airlangga pun membantah terbatasnya kapasitas rumah sakit. Apalagi hotel bintang dua dan tiga bisa dialihkan untuk merawat yang sakit.

Airlangga juga mengeritik kebijakan ganjil genap Kendaraan yang diterapkan Anies Baswedan yang ikut memperparah situasi. Gara gara kendaraannya tak bisa digunakan karena ganjil genap, publik lebih menumpuk menggunakan transportasi umum. Di area ini, penularan juga terjadi.

Respon ketiga datang dari para pengusaha. Menurut mereka, PSBB total jakarta yang pertama di bulan April 2020, usaha mereka sudah sangat terpuruk.

PSBB transisi yang diambil Anies sejak bulan Juni 2020 lumayan membuat mereka bisa bernafas kembali. Namun itu tetap memerlukan waktu untuk recovery.

Baru saja akan tumbuh, dengan sisa nafas terakhir, PSBB total berikutnya 14 September 2020 akan membuat sebagian usaha mereka mati. PHK lebih besar akan terjadi lagi.

Wakil ketua umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Fernando Repi, akan mengirim surat protes soal penutupan toko modern seperti mall. (4)

Bukankah akan lebih baik untuk semua jika toko dibolehkan buka dengan protokol kesehatan diperketat?

Respon keempat datang dari pedagang kecil. Mereka paling terkena dampak PSBB total. Usaha mereka misalnya belum tersentuh oleh  pembelian online. Mereka mendapat nafkah karena ada yang berkunjung fisik ke area mereka.

Mukroni, perdagang warteg, cukup mewakili kultur pedagang kecil. Ujar Mukroni, 90 persen penghasilannya itu Ia peroleh karena orang datang dan makan di wartegnya. (5)

Jika orang dilarang duduk untuk makan di wartegnya, 90 persen pendapatannya hilang.

Sementara Ia harus mencari nafkah menghidupi keluarga. Bansos pemerintah juga tak diterima semua yang membutuhkan. Siapa yang bersedia memberi nafkah keluarganya?

-000-

Anies Baswedan tentu memiliki alasan kuat untuk bertindak. Peningkatan virus corona di Jakarta sudah di batas yang membahayakan. Daya tampung rumah sakit sudah diambang yang kritis.

Ujar Anies: “Rem darurat harus kita tarik. Bukan lagi PSBB transisi. Tapi PSBB seperti di masa awal dulu. PSBB Total.

Antara lain: kembali work from home. Bukan bekerjanya yang dilarang. Tapi perkantoran yang non esensial yang ditiadakan. Tempat hiburan ditutup. Rumah makan boleh beroperasi tapi tidak makan di lokasi.

Pertanyaannya apakah PSBB total seperti ini satu satunya pilihan? Adakah pilihan lain yang dapat menahan laju penularan pandemik, tapi ekonomi masyarakat tetap berjalan?

Anies dapat mempertimbangkan model PSBB yang lebih moderat. Pengawasan protokol kesehatan diperketat. Tapi di lokasi yang kontrol protokol kesehatannya terjaga, bukankah sebaiknya publik dibolehkan mencari nafkah, berkantor? Bukankah ini lebih elegan?

Jokowi sendiri, melalui Juru Bicaranya, memilih pembatasan sosial yang lebih moderat. Itu adalah PSBM: Pembatasan Sosial Berskala Mikro. Ini pembatasan yang tidak total. Lebih selektif. Lebih berbasis komunitas. (6)

Apalagi Jokowi kini sudah memerintahkan Mendagri, Kapolri dan Panglima TNI untuk mengawal khusus pelaksanaan protokol
Kesehatan. (7)

Ibarat mengahalau nyamuk malaria, cukup targeting sarang nyamuknya. Tak perlu satu meriam besar memborbadir satu kota.

Targeting. Selecting. Itu kata kuncinya.

Kita mendukung tanggung jawab Anies Baswedan mengambil langkah yang perlu. Sekaligus menyarankan Anies mempertimbangkan PSBB, yang dimodifikasi.

PSBB yang dimodifikasi bisa kita sebut PSSS: Pembatasan Sosial Secara Selektif. Untuk tempat yang memenuhi standard protokol Kesehatan, sebaiknya publik dibolehkan mencari nafkah, berkantor, makan di lokasi dengan menjaga jarak, dan sebagainya.

Tapi harus dipastikan. Protokol kesehatan di area itu memang terpenuhi.

Dikabarkan Anies segera bertemu Airlangga Hartarto. Semoga perjumpaan dua pemimpin ini melahirkan paket kebijakan yang lebih sesuai .*

Sept 2020

CATATAN

1. Ridwan Kamil, Gubernur Jabar, meminta Anies berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Akibat statement PSBB, hampir 300 trilyun berkurangnya kapitalisasi pasar

https://www.google.co.id/amp/s/amp.kompas.com/bandung/read/2020/09/11/14370471/soal-psbb-jakarta-ini-saran-ridwan-kamil-kepada-anies-baswedan

2. Walikota Bogor Bima Arya tak menerapkan PSBB dan meminta Anies berkoordinasi dengan pemerintah pusat

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200911112342-4-186092/usai-rapat-bareng-anies-bima-arya-psbb-total-belum-jelas


3. Arahan berbeda dari Airlangga Hartarto selalu pimpinan penanganan covid 19 dan pemulihan ekonomi nasional: 50 persen tetap bisa bekerja di kantor dalam flexible working hours.

https://www.jawapos.com/ekonomi/11/09/2020/jakarta-psbb-airlangga-harap-50-persen-pekerja-kantor-tetap-masuk/

4. Pimpinan APRINDO melayangkan surat protes agar toko modern tetap boleh dibuka dengan mematuhi protokol kesehatan

https://www.cnbcindonesia.com/market/20200911083134-17-186034/reaksi-pengusaha-soal-psbb-total-anies-kaget-hingga-panik

5. Mukroni, pedagang warteg, menyatakan 90 persen penghasilannya hilang karena PSBB

https://m.liputan6.com/amp/4353532/jakarta-psbb-lagi-pedagang-warteg-menjerit

6. Jokowi lebih memilih PSBM, Pembatasan Sosial Berskala Mikro

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200911185501-4-186260/jokowi-tegaskan-pembatasan-sosial-skala-mikro-lebih-efektif

7. Jokowi mengerahkan Mendagri, Kapolri dan Panglima TNI untuk mengawal protokol kesehatan.

https://rmco.id/baca-berita/government-action/46489/masyarakat-masih-banyak-yang-abai-jokowi-kerahkan-tnipolri-kawal-protokol-kesehatan

Link: https://www.facebook.com/322283467867809/posts/3213154322114028/?extid=P4vnWdrOcNtf75VP&d=n

Tags

Analisis Politik (275) Joko Widodo (150) Politik (106) Politik Baik (64) Berita Terkini (59) Jokowi (58) Pembangunan Jokowi (54) Lintas Agama (31) Renungan Politik (31) Perang Politik (29) Berita (27) Ekonomi (25) Anti Radikalisme (24) Pilpres 2019 (23) Jokowi Membangun (22) Perangi Radikalisme (22) Pembangunan Indonesia (21) Surat Terbuka (20) Partai Politik (19) Presiden Jokowi (19) Lawan Covid-19 (18) Politik Luar Negeri (18) Bravo Jokowi (17) Ahok BTP (14) Debat Politik (14) Radikalisme (13) Toleransi Agama (12) Caleg Melineal (11) Menteri Sri Mulyani (11) Perangi Korupsi (11) Berita Hoax (10) Berita Nasional (9) Education (9) Janji Jokowi (9) Keberhasilan Jokowi (9) Kepemimpinan (9) Politik Kebohongan (9) Tokoh Dunia (9) Denny Siregar (8) Hidup Jokowi (8) Anti Korupsi (7) Jokowi Hebat (7) Renungan (7) Sejarah Penting (7) Selingan (7) imlek (7) Ahok (6) Health (6) Perangi Mafia (6) Politik Dalam Negeri (6) Gubernur DKI (5) Jokowi Pemberani (5) KPK (5) Khilafah Makar (5) Kisah Nyata (5) Lawan Radikalisme (5) NKRI Harga Mati (5) Negara Hukum (5) Partai PSI (5) Pengamalan Pancasila (5) Pilkada (5) Refleksi Politik (5) Teknologi (5) hmki (5) kota tangsel (5) natal (5) pengurus (5) peresmian (5) relawan (5) Anti Teroris (4) Bahaya Khalifah (4) Berita Baru (4) Dugaan Korupsi (4) Indonesia Maju (4) Inspirasi (4) Kebudayaan Indonesia (4) Lagu Jokowi (4) Mahfud MD (4) Menteri Pilihan (4) Pancasila (4) Pendidikan (4) Pileg 2019 (4) Politik Identitas (4) Sejarah (4) Tokoh Masyarakat (4) Tokoh Nasional (4) Vaksin Covid (4) Adian Napitupulu (3) Adudomba Umat (3) Akal Sehat (3) Analisa Debat (3) Artikel Penting (3) Atikel Menarik (3) Biologi (3) Brantas Korupsi (3) Breaking News (3) Covid-19 (3) Demokrasi (3) Dewi Tanjung (3) Hukum Karma (3) Karisma Jokowi (3) Kelebihan Presiden (3) Kesaksian (3) King Of Infrastructur (3) Lagu Hiburan (3) Makar Politik (3) Melawan Radikalisme (3) Musibah Banjir (3) Nasib DKI (3) Nasihat Canggih (3) Negara Maju (3) Negara Makmur (3) Nikita Mirzani (3) PKN (3) Pembubaran Organisasi (3) Pemilu (3) Pendidikan Nasional (3) Pendukung Jokowi (3) Penegakan Hukum (3) Poleksos (3) Politik Adudomba (3) Rekayasa Kerusuhan (3) Rencana Busuk (3) Revisi UUKPK (3) Sederhana (3) Tanggung Jawab (3) Testimoni (3) Tokoh Revolusi (3) Waspada Selalu (3) barongsai (3) jakarta (3) Ada Perubahan (2) Agenda Politik (2) Akal Kebalik (2) Akal Miring (2) Anggaran Pemprov (2) Antusias Warga (2) Arsitektur Komputer (2) Basmi Mafia (2) Basmi Radikalisme (2) Beda Partai (2) Berita Internasional (2) Budiman PDIP (2) Capres Cawapres (2) Cinta Tanah Air (2) Dasar Negara (2) Denny JA (2) Erick Thohir (2) Etika Menulis (2) Filsafat (2) Fisika (2) Free Port (2) Gerakan Budaya (2) Gereja (2) Himbauan (2) Information System (2) Isu Sara (2) Jaga Presiden Jokowi (2) Jalan Toll (2) Jenderal Pendukung (2) Jihat Politik (2) Jokowi Commuter (2) Jokowi Guru (2) Jokowi Motion (2) Kabinet II Jokowi (2) Kasus Hukum (2) Kasus Korupsi (2) Kehebatan Jokowi (2) Kemajuan Indonesia (2) Kemanusiaan (2) Kerusuhan Mei (2) Komputer (2) Komunikasi (2) Kriminalisasi Ulama (2) Langkah DPRD-DPR (2) Lawam Penghianat Bangsa (2) Lawan Fitnah (2) Mafia Indonesia (2) Media Sosial (2) Menteri Susi (2) Merakyat (2) Miras (2) Motivasi (2) Nilai Rupiah (2) Olah Raga (2) Opini (2) Pembangunan Pasar (2) Pemimpin Pemberani (2) Pengadilan (2) Pengatur Strategi (2) Penjelasan TGB (2) Penyebar Hoax (2) Perangi Terroriis (2) Pidato Jokowi (2) Political Brief (2) Politik ORBA (2) Program Jokowi (2) Raja Hutang (2) Relawan Jokowi (2) Ruang Kesehatan (2) Sampah DKI (2) Selengkapnya (2) Sertifikat Tanah (2) Simpatisan Jokowi (2) Suka Duka (2) Sumber Kekuasaan (2) Survey Politik (2) Tegakkan NKRI (2) Tenaga Kerja (2) Tirta Memarahi DPR (2) Toll Udara (2) Transparan (2) Ucapan Selamat (2) Ulasan Permadi (2) Ultah Jokowi (2) Undang Undang (2) amandemen (2) jokowi 3p (2) jokpro (2) news (2) perjuangkan (2) Adek Mahasiswa (1) Aksi Gejayan (1) Aksi Makar (1) Alamiah Dasar (1) Ancaman Demokrasi (1) Andre Vincent Wenas (1) Anggarana Desa (1) Anies Dicopot (1) Ansor Banten (1) Antek HTI (1) Anti Cina (1) Anti Terrorris (1) Anti Vaksin (1) Anti Virus (1) Arti Corona (1) Aset BUMN (1) Atheis (1) BIN (1) BTP (1) Bahasa Indonesia (1) Bahaya Isis (1) Bangkitkan Nasionalisme (1) Bangsa China (1) Bank Data (1) Bantu Dishare (1) Basuki Tjahaya Purnama (1) Bawah Sadar (1) Bencana Alam (1) Berani Karena Jujur (1) Berani Melapor (1) Binekatunggal Ika (1) Bintang Mahaputera (1) Bisnis (1) Bongkar Gabeneer (1) Bravo Polri (1) Bravo TNI (1) Budiman Sujatmiko (1) Bumikan Pancasila (1) Bunuh Diri (1) Busana (1) Buya Syafii Maarif (1) Calon Menteri (1) Cari Panggung Politik (1) Cctvi Pantau (1) Cendekia (1) Croc Brain (1) Cudu Nabi Muhammad (1) Cybers Bots (1) Daftar Tokoh (1) Dagang Sapi (1) Danau Toba (1) Data Base (1) Demo Bingung (1) Demo Gagal (1) Demo Mahasiswa (1) Demo Nanonano (1) Demokrasi Indonesia (1) Deretan Jenderal (1) Dewan Keamanan PBB (1) Digital Divelovement (1) Dosa Kolektif (1) Dubes Indonesia (1) Ekologi (1) Extrimis (1) FBR Jokowi (1) Faham Khilafah (1) Filistinisme (1) Filosofi Jawa (1) Fund Manager (1) G30S/PKI (1) GPS Tiongkok (1) Gagal Faham (1) Gaji Direksi (1) Gaji Komisaris (1) Gaya Baru (1) Gelagat Mafia (1) Geografi (1) Gerakan (1) Gerakan Bawah Tanah (1) Gibran (1) Grace Natalie (1) Gubernur Jateng (1) Gus Nuril (1) Gusti Ora Sare (1) HTI Penunggang (1) Hadiah Tahun Baru (1) Hari Musik Nasional (1) Hiburan (1) Hukuman Mati (1) Hypnowriting (1) Identitas Nusantara (1) Illegal Bisnis (1) Ilmu Pengetahuan (1) Ilusi Identitas (1) Imperialisme Arab (1) Indonesia Berduka (1) Indonesia Damai (1) Indonesia Hebat (1) Injil Minang (1) Intermezzo (1) Internet (1) Intoleransi (1) Investor Asing (1) Islam Nusangtara (1) Istana Bogor (1) Isu Agama (1) Isu Politik (1) J Marsello Ginting (1) Jadi Menteri (1) Jalur Gaza (1) Jangan Surahkan Indonesia (1) Jembatan Udara (1) Jenderal Moeldoko (1) Jenderal Team Jkw (1) Jilid Milenial (1) Jiplak (1) Jokowi 3 Periode (1) Jokowi Peduli (1) Jualan Agama (1) Jurus Pemerintah (1) Jusuf Kalla (1) Kadrun (1) Kambing Hitam (1) Kampus Terpapar Radikalisme (1) Kasus BUMN (1) Kasus Keluarga (1) Kebusukan Hati (1) Kecelakaan (1) Kehilangan Tuhan (1) Kehilangan WNI (1) Kekuasaan (1) Kekuatan China (1) Kemengan Jokowi (1) Kena Efisensi (1) Kepribadian (1) Keputusan Pemerintah (1) Kerusuhan 22 Mei (1) Kesaksian Politikus (1) Keseahatan (1) Ketum PSI (1) Kitab Suci (1) Kode Etik (1) Komnas HAM (1) Komunis (1) Konglomerat Pendukung (1) Kopi (1) Kota Bunga (1) Kota Misteri (1) Kota Modern (1) Kota Zek (1) Kredit Macet (1) Kuliah Uamum (1) Kunjungan Jokowi (1) Kurang Etis (1) LPAI (1) Lagu Utk Jokowi (1) Lahan Basah (1) Larangan Berkampanye (1) Larangan Pakaian (1) Lawan Rasa Takut (1) Leadership (1) Legaci Jokowi (1) Lindungi Jokowi (1) Lintas Dinamika (1) Luar Biasa (1) MPG (1) Mabok Agama (1) Mafia Ekonomi (1) Mafia Tanah (1) Mahakarya (1) Mahkamah Agung (1) Manfaat Vaksin (1) Mari Tertawa (1) Masa Kampanye (1) Masalah BUMN (1) Matematika (1) Membunuh Sains (1) Mempengaruhi Musuh (1) Mempengaruhi Orang (1) Mendisplinkan Siswa (1) Mengharukan (1) Menghasut Pemerintah (1) Menghina Lambang Negara (1) Mengulas Fakta (1) Menjaga Indonesia (1) Menjaga Jokowi (1) Menjelang Pemilu (1) Menjlang Pelantikan (1) Menko Polhukam (1) Menteri (1) Menteri Agama (1) Menteri Sosial (1) Menydihkan (1) Mesin Pembantai (1) Minuman Keras (1) Model Tulisan (1) Muhamad Ginting (1) Mumanistik (1) Muslim Prancis (1) Musu RI (1) Musuh Dlm Selimut (1) Obat Tradisional (1) Oligarki (1) Omnibus Law (1) Oramas Terlarang (1) Orang Baik (1) Orang Beragama (1) Orang Bodoh (1) Orang Kaya (1) Ormas Islam (1) Otak Kebalik (1) Overdosis Haram (1) PHK dan Buruh (1) Palestina (1) Panduan (1) Pantau Jakarta (1) Para Makar (1) Parawisata (1) Partai Baru (1) Partai Komunis (1) Pasar Murah (1) Pelarian (1) Pembayaran Utang Negara (1) Pembela Rakyat (1) Pembumian Pancasila (1) Pemerintahan Jayabaya (1) Pemilihan Presiden (1) Pemprov DKI (1) Pencerahan (1) Pencucian Uang (1) Pendukung Lain (1) Penebaran Virus so (1) Pengacau Negara (1) Pengalaman (1) Pengangguran (1) Pengaruh (1) Pengertian Istilah (1) Pengertian Otoritas (1) Penggulingan Rezim (1) Penghianat Bangsa (1) Pengobatan (1) People Power (1) Perang Dunia III (1) Perangi Tetroriis (1) Peraturan (1) Perayaan Natal (1) Percobaan (1) Perguruan Tinggi (1) Peringatan Keras (1) Peristiwa Mei 1998 (1) Pernikahan (1) Pernyataan ISKA (1) Pertamina (1) Pertemuan Politik (1) Pesan Gus Nuril (1) Pesan Habib (1) Peta Politik (1) Pidato Prisiden RI (1) Pil Pahit Srilanka (1) Pilkada 2018 (1) Pilkada Solo (1) Pilpres Curang (1) Pimpinan MPR (1) Politik Agama (1) Politik Catur Jkw (1) Politik Kepentingan (1) Politik LN (1) Politik Uang (1) Politikus (1) Pollitik (1) Profesional (1) Propaganda (1) Propaganda Firehose (1) Psikoanalisa (1) Psikologi Praktis (1) Puisi (1) Pulau Terindah (1) Quick Count (1) RUU Kadrun (1) Raja Bonar (1) Raja Debat (1) Raksasa (1) Rakyat Kecil (1) Realita Politik (1) Rekam Jejak (1) Rekapitulasi DPS (1) Reklamasi Pulau (1) Remix Sunda (1) Rendah Hati (1) Reungan Politik (1) Rhenald Kasali (1) Risma (1) Ruhut P Sitompul (1) Saksi Yehuwa (1) Sangat Canggih (1) Scandal BLBI (1) Seharah Pers (1) Sehat Penting (1) Sejarah Politik (1) Sekilas Info (1) Selamat Imlek (1) Sembuhkan Jiwasraya (1) Seni (1) Seniman Bambu (1) Shanzhai (1) Sidak Harga (1) Sidang MPR (1) Sigmun Freud (1) Silaturahmi (1) Sistem Informasi (1) Skema Kerusuhan (1) Skenario 22 Mei (1) Skenario Demonstrans (1) Skripsi (1) Soekarno (1) Stasiun KA (1) Suku Minang (1) Sumber Inspirasi (1) Super Power (1) Superkarya (1) Syirianisasi (1) System Informasi (1) TKA Siapa Takut (1) Tahun Kampret (1) Taliban (1) Tanda Kehormatan (1) Tanda Zaman (1) Tanggapan Atas Pidato (1) Tanya Jawab (1) Tebang Pilih (1) Teori Kepribadian (1) Terkaya Indonesia (1) Terorisme (1) Terrorisme (1) Tidak Becus Kerja (1) Tindakan Makar (1) Tingkat Kemiskinan (1) Tinjauan Filsafat (1) Tips dan Trik (1) Toleransi Identitas (1) Travelling (1) Tuan Rumah (1) Tukang Kayu (1) UU Cipta Kerja (1) Ucapan Gong Xi Fat Choi (1) Ulama Bogor (1) Ulasan Berita (1) Ulasan Suriah (1) Ustadz Bangsa (1) Via Vallen (1) Virus Covid-15 (1) Wajib Baca (1) Wakil Tuhan (1) Wali Kota (1) Wanita Kartini (1) Wewenang (1) Yusril Blakblakan (1) breaing news (1) karo (1) kontemporer (1) tari (1)