Sujiatmi
"Anakku, siapa kini yang akan menjagamu? Ibu harus pergi. Waktuku telah tiba. Siapa lagi yang akan menguatkanmu saat kau dicerca dan dihina? Ibu takkan lupa fitnah yang sungguh brutal kepada keluarga kita. Sangat menyakitkan. Alhamdulillah Gusti Allah menjaga kita anakku. Jangan pikirkan ibumu ini. Kuhabiskan usiaku dalam kemiskinan dan kulahirkan engkau dalam kesederhanaan. Ibu kuat. Tak pernah kubermimpi kau akan menjadi Presiden. Tak cukup langit dan bumi bagiku untuk menyatakan kesyukuranku untuk itu. Ibu bahkan tak paham apa pekerjaan seorang Presiden itu. Pasti berat. Begitu banyak orang yang harus kau urusi.
Tak usah kau pedulikan Ibu ini anakku. Cukup sudah kebahagiaanku melihatmu tak berubah menjadi manusia sombong. Mungkin kamu tahu begitu banyak orang datang padaku dengan maksud menjadikanku Ibu yang bisa mengaturmu untuk kepentingannya. Ibu memohon maaf sebab Ibu tetap menerima mereka. Tak mungkin Ibu tolak mereka yang sudah bersusah payah datang ke Solo dari berbagai tempat yang jauh. Itu bukan karakter keluarga kita. Tapi tak pernah kusampaikan kepadamu keinginan mereka itu sebab Ibu paham itu sangat tak layak. Ibu tak mau mengganggumu. Lagipula Ibu tak paham maksud mereka. Bagi Ibu, kamu sehat dan bisa menjadi Presiden yang baik saja sudah lebih dari cukup.
Jaga dirimu anakku. Masih tersisa waktu empat tahun bagimu untuk menyelesaikan masa tugasmu. Masih lama. Itu kesedihan Ibu. Ibu tak bisa menemanimu lagi anakku. Gusti Allah telah memanggilku. Tapi Ibu telah memohon kepada Gusti Allah untuk menjagamu lebih baik dari Ibu. Percayalah Anakku. Gusti Allah tahu bagaimana keluarga kita menjaga hati kita. Kutuliskan kesederhanaan dengan baik dalam hatimu, jantungmu. Kuminumkan air susu terbaik kepadamu selama kau kusapih. Air susu dari seorang Ibu yang tak meminta banyak kepada Gusti Allah kecuali kebaikan alam kepadamu, keluarga kita.
Anakku, menunduklah ke bumi ketika kau dihina. Lalu menengadahlah. Tak ada lagi Ibumu yang mencium keningmu kini. Tapi Ibu ada disitu memegang pundakmu, mengusap kepalamu.
Ibu yakin kau bersedih sebab kamu mencintai Ibumu.
Kamu harus tahu betapa Ibu merasa terhormat dipilih oleh Gusti Allah melahirkanmu dan merawatmu. Melihatmu menjadi Presiden hanya pelengkap bagiku. Sungguh. Terkadang ingin kutarik kau dalam dekapan Ibu saat kamu dihinakan. Ibu tak peduli mereka menuding sekasar apapun kepada Ibu. Keselamatanmu yang utama bagi Ibu. Gusti Allah telah memberiku demikian banyak kebaikan, pada keluarga kita. Dan kamu, Joko Widodo, adalah bentuk kebaikan itu.
Ibu pamit anakku".
‐-------
Bambu Apus, Jakarta, 26 Maret 2020
Akbar Faizal
+++++++++++++++++++
Ditengah situasi bangsa yang sangat2 sulit kau harus meninggalkan semua urusan pribadi bahkan sampai ibu kandungmu mungkin saja semntara sakit engkau rela tinggalkan. Tidak ada satupun media yang memberitakannya. Kami seluruh rakyat tak tau jika ibumu sementara dalam keadaan sakit. Kami hanya tahu ibumu telah tiada. Itulah kehebatanmu menaruh kepentingan bangsa dan negara diatas segalanya.
Mungkin kamu tidak ingin konsentrasi bangsa ini terbagi membicarakan ibumu yang sementara sakit dan lebih fokus menangani virus corona yg menimpa seluruh rakyatmu. Kau diperhadapkan dengan situasi yang sangat amat sulit "Peristiwa dukacita".
Kamu memikirkan nasib 200jutaan rakyat indonesi. akan keselamatan mereka, akan makan minum mereka, akan utang mereka dll. Disaat yg bersamaan ibu kandungmu pergi untuk selamnya. Kau kehilangan orang yang melahirkanmu, membesarkanmu, dan menyekolahkanmu tapi kau juga tidak ingin kehilangan rakyatmu. Kau sungguh luar biasa. Jiwamu seperti terbuat dari baja sangat kokoh.
Mungkin saat ini kau menangis, tapi kau tak ingin rakyatmu tahu jika kamu dalam masalah. Kau berupaya menyembunyikan itu semua dari rakyatmu.
Kau tokoh Inspirasi. Ir. JOKO WIDODO.
Selamat Jalan Ibunda Presiden Joko Widodo.
R. I. P. 🙏
++++++++++++++++++++++
TERIMA KASIH TELAH MEMBERIKAN PUTRAMU BAGI BANGSA INI
(Selamat Jalan Ibu Yang Mulia)
Ibunda presiden Jokowi - ibu Sudjiatmi Notomihardjo - meninggal dunia. Kita kehilangan seorang "ibu bangsa" yang berhati mulia.
Dia mulia, karena dia bagai samudra yang mampu dan rela menampung selaksa sampah hinaan, makian, fitnah terhadap putra yang dikasihinya.
Bahkan ketika fitnah dan hinaan itu menyambar dirinya, dia hanya tersenyum tipis dan hening.
Dia hening, masuk dalam doa-doanya.
Itu sebabnya sang putra tetap tegak bagai batu karang.
Selamat jalan ibu..doa terbaik kami untukmu. Hormat terdalam kami untukmu.
Terima kasih telah memberikan putramu bagi bangsa ini.
(Pak Jokowi, tetap tegar dan tegak bagai batu karang ya. Kami bersamamu).
By : HT
++++++++++++++++++
Ditengah situasi bangsa yang sangat2 sulit kau harus meninggalkan semua urusan pribadi bahkan sampai ibu kandungmu mungkin saja semntara sakit engkau rela tinggalkan. Tidak ada satupun media yang memberitakannya. Kami seluruh rakyat tak tau jika ibumu sementara dalam keadaan sakit. Kami hanya tahu ibumu telah tiada. Itulah kehebatanmu menaruh kepentingan bangsa dan negara diatas segalanya.
Mungkin kamu tidak ingin konsentrasi bangsa ini terbagi membicarakan ibumu yang sementara sakit dan lebih fokus menangani virus corona yg menimpa seluruh rakyatmu. Kau diperhadapkan dengan situasi yang sangat amat sulit "Peristiwa dukacita".
Kamu memikirkan nasib 200 jutaan rakyat indonesia akan keselamatan mereka, akan makan minum mereka, akan utang mereka dll. Disaat yg bersamaan ibu kandungmu pergi untuk selamanya. Kau kehilangan orang yang melahirkanmu, membesarkanmu, dan menyekolahkanmu tapi kau juga tidak ingin kehilangan rakyatmu. Kau sungguh luar biasa. Jiwamu seperti terbuat dari baja sangat kokoh.
Mungkin saat ini kau menangis, tapi kau tak ingin rakyatmu tahu jika kamu dalam masalah. Kau berupaya menyembunyikan itu semua dari rakyatmu.
Kau tokoh Inspirasi. Ir. JOKO WIDODO.
Selamat Jalan Ibunda Presiden Joko Widodo.
++++++++++++++++++
Jokowi: Ibu Meninggal karena Sakit Kanker yang Diderita 4 Tahun Ini
Ibu Presiden Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo, meninggal dunia. Jokowi menyampaikan langsung kabar tersebut pada Rabu (25/3/2020) malam.
Jokowi mengatakan, sang ibunda meninggal lantaran sakit kanker yang sudah dideritanya lama.
"Sakit kanker yang sudah diderita sejak 4 tahun ini," ujar Jokowi di rumah duka, Sumber, Surakarta, Rabu.
Menurut dia, berbagai pengobatan sudah dilakukan. Terakhir, Sujiatmi menjalani pengobatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta.
"Ternyata Allah berkehendak lain," lanjut Jokowi.
Jokowi menyampaikan kabar itu didampingi kakak Sujiatmi, Miyono. Adik-adik Jokowi juga turut hadir. Jokowi yang mengenakan kemeja putih dan sarung kotak-kotak itu pun didampingi putra pertamanya, Gibran Rakabumingraka.
++++++++++++++++
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment