Wednesday, February 19, 2020
SEMOGA YANG MULIA BAPAK PRESIDEN JOKOWI MEMBACA TULISAN INI
"SEHARUSNYA INI URUSAN SAYA.."
Kritikan buat Presiden Joko Widodo.
[https://politikandalan.blogspot.com/2020/02/semoga-yang-mulia-bapak-presiden-jokowi.html]
“Tuanku, madu yang Tuan makan tumpah di lantai,” kata penasihat raja.
Raja tidak menggubrisnya. Madu itu dimakan lalat. Lalu lalat dimakan cicak, seekor kucing datang dan memakan cicak itu, lalu kucing itu dikejar-kejar oleh anjing.
Raja hanya berkata, “Itu bukan urusan saya...”
Pemilik kucing emosi melihat kucingnya dikejar anjing lalu memukul anjing itu. Pemilik anjing marah dan bertengkar dengan pemilik kucing, masing-masing dibela oleh temannya.
Lalu, lewatlah sepasukan tentara. Setelah mendengarkan penjelasan mereka, sebagian tentara membela pemilik kucing dan sebagian lagi membela pemilik anjing.
Terjadilah pertempuran hebat.
Beberapa jam kemudian, sang raja dan penasihatnya berdiri di atas puing-puing kota yang hancur karena pertempuran itu.
Penasihat raja hanya tertunduk lesu kala sang raja berkata, “Seharusnya ini urusan saya”....
"Bukan urusan saya", nampaknya menjadi kalimat populer sejak Presiden Jokowi sering menjawab pertanyaan insan media perihal problem Indonesia. Menurutnya, persoalan daerah menjadi domain pimpinan daerah, bukan Presiden.
Sebagaimana yang pernah ia sampaikan dalam forum Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) tahun 2017, Jokowi meminta setiap permasalahan daerah tak diadukan kepadanya. “Jangan sampai persoalan-persoalan daerah dibawa ke saya, dikit-dikit saya, enggak lah,” ujar Jokowi seperti dilansir media-media nasional. “Nanti gubernur kerjanya apa, bupati, menteri, kerjanya apa? Ooh, ini ke menteri ya sudah selesaikan ke menteri, bupati selesaikan ke bupati, tidak semua di saya,” ucap Jokowi.
Menurut saya, apa yang diucapkan presiden Jokowi ada benarnya. Jangan semua urusan daerah harus diselesaikan oleh presiden...
Memang seharusnya presiden hanya fokus memikirkan dan melaksanakan hal-hal yang berskala nasional, yang berdampak pada kepentingan nasional ...
Namun tindakan Jokowi sendiri sering bertolakbelakang dengan apa yang diucapkannya.
Pernahkah anda mendengar nama waduk Godang ?
Saya yakin tak ada netizen yang tahu kecuali rumahnya di daerah situ..
Waduk Godang adalah waduk sangat kecil yang terletak di kabupaten Karanganyar. Luasnya tak sampai 100 ha. Bandingkan dengan waduk Gajah Mungkur yang luasnya 8.800 ha atau waduk Jatiluhur yang luasnya 8.300 ha.
Peresmian waduk Godang ini dilakukan oleh Presiden Jokowi sendiri ! 😊
Suharto adalah presiden yang terbanyak membangun waduk. Namun beliau hanya meresmikan waduk-waduk besar saja. Waduk kecil diserahkan pada Gubernur atau bupati setempat. Ga diborong semua..
Indonesia sudah punya puluhan jalan underpass. Tapi Jokowi masih sangat ingin meresmikan setiap underpass. Underpass di Kabupaten Kulonprogo diresmikan presiden. Demikian juga underpass Kentungan, Jogja.
Belum lagi setiap ruas jalan tol yang rata-rata panjangnya kurleb 15 km, wajib diresmikan sendiri oleh presiden. Jadi pak Jokowi sibuk ke sana ke mari hanya untuk meresmikan setiap RUAS jalan tol. Pernahkan anda baca ada Menteri atau Gubernur yang pernah meresmikan sepenggal jalan tol di era Jokowi ? Kalau ada tolong saya diinformasikan.
Bolehkah presiden membagi-bagikan sertifikat tanah untuk rakyatnya ?
Sangat boleh...
Tapi kalau setiap kali ada pembagian sertifikat tanah kudu dilakukan sendiri oleh presiden, rasanya jadi aneh ...
Harusnya presiden cukup 1 atau 2 x membagikan sertifikat tanah secara simbolis saja. Selebihnya bisa dilakukan oleh Gubernur atau Bupati di masing-masing daerah. Sejak menjabat jadi presiden, sudah berapa puluh kali beliau keliling daerah untuk bagi-bagi sertifikat tanah ?
Wasting time banget kan...
Sementara kasus intoleransi agama yang sudah merebak kemana-mana malah dicuekin saja, beliau malah menyuruh pemdanya yang menyelesaikan padahal beliau sudah tahu, pemdanya sangat memihak pada kaum intoleran..
Bila ada 1 atau 2 kasus intoleransi agama di daerah, memang kepala daerahnya yang wajib menyelesaikannya. Namun kalau kasus intoleran ini sudah menjalar ke puluhan daerah, jelas pemerintah pusat kudu waspada dan harus bergerak cepat...
Jangan tutup mata dan bilang, "ini bukan urusan saya".
Gereja GKI Yasmin, Bogor dan HKBP Filadelfia, Bekasi sudah puluhan tahun punya izin yang lengkap. Bahkan gugatan sudah inkrach di tingkat Mahkamah Agung dan dimenangkan mereka. Namun mereka tetap dilarang ibadah oleh pemdanya yang ketakutan karena ancaman kekerasan oleh kaum beringas. Akhirnya selama bertahun-tahun mereka setiap minggu beribadah di trotoar depan istana negara. Masa panjenengan cuekin terus, pakdhe... padahal panjenengan dibekali 450 ribu polisi dan 500 ribu tentara bersenjata lengkap untuk menegakkan keadilan dan ketertiban. Belum lagi dukungan dari puluhan juta umat NU yang sangat toleran. Masa panjenengan masih keder terhadap sekelompok kecil kaum beringas..??
Karena pemerintah melakukan pembiaran inilah, kaum beringas jadi semakin kalap melakukan persekusi terhadap rumah-rumah ibadah di banyak daerah..
Puluhan kasus intoleransi agama di Indonesia Barat kini mulai dibalas dengan intoleransi juga di Indonesia Timur. Bila terus dibiarkan tanpa solusi yang adil dan tegas, akan terjadi baku balas dan bukan hanya kota yang bakal luluh lantak.. negeri ini bisa hangus terbakar, pakdhe...
Jangan nanti setelah semuanya hancur lebur, baru panjenengan menyesal dan berkata,"Seharusnya ini urusan saya.."
Yahh... terlambat sudah ..
"Pakdhe, kritikan akan menguatkan panjenengan...
Puja-puji hanya akan menghancurkan panjenengan.."
Percayalah..
[https://politikandalan.blogspot.com/2020/02/semoga-yang-mulia-bapak-presiden-jokowi.html]
#agoes_ibram
SEMOGA YANG MULIA BAPAK PRESIDEN JOKOWI MEMBACA TULISAN INI
Reviewed by JMG
on
February 19, 2020
Rating: 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment