Tuesday, December 31, 2019
Habis Nikel, Jokowi Mau Setop Ekspor Bauksit & Batu Bara!
Presiden Joko Widodo tengah gencar soal hilirisasi pertambangan. Usai kebijakannya untuk setop ekspor nikel raw material di tahun ini yang membuat turbulensi pasar luar biasa, ia berencana juga setop ekspor bauksit dan batu bara.
Ia mengatakan, selama ini komoditas-komoditas tambang tersebut diekspor mentah-mentah dan tidak menghasilkan nilai tambah untuk Indonesia. "Bauksit, batu bara kita ekspor berapa juta ton. Ekspor mentahan raw material semuanya," kata Jokowi, dalam membuka Musrembangnas di istana negara, Senin kemarin.
Ini, kata dia, yang akan dan harus diubah sebelum diekspor. Jokowi ingin agar komoditas ini diolah dulu jadi barang jadi atau setengah jadi.
"Target saya 3 tahun ini setop. Ini hal-hal yang harus saya sampaikan. Daerah tolong dibantu perizinan, kalau ini terjadi tidak ada defisit transaksi berjalan lagi. Gol kita ke sana," jelasnya.
Jokowi juga mengeluhkan lagi soal impor migas.
"Impor minyak kita kurang lebih sekarang ini 700 ribu-800 ribu barel. Betul Pak Menteri? Kurang lebih ya, per hari. Jangan mikir per tahun. Baik itu, minyak baik itu gas. Dan ada turunan Petrokimia," tutur Jokowi.
Jokowi mengatakan, kondisi ini membebani defisit neraca perdagangan Indonesia bertahun-tahun. Padahal, lanjut Jokowi, gas atau LPG yang diimpor oleh Indonesia bisa dihasilkan dari batu bara.
"Gas ini batu bara bisa disubstitusi menjadi gas, sehingga nggak perlu impor LPG. Karena bisa dibuat dari batu bara kita yang melimpah, kok kita impor," tegasnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial menerangkan, terkait gasifikasi batu bara prinsipnya melihat potensi batu bara yang jumlahnya melimpah terutama jenis kalori rendah, sementara gas jumlahnya terbatas.
"Batubara kita terutama yang jenis kalori rendah jumlannya sangat banyak tidak bisa dipakai juga untuk pembangkit. Nah salah satu tekhnologi itu gas yang berasal dari kalori rendah itu diconvert menjadi syngas yang nanti pada ahirnya menjadi dimethyl ether (DME) yang sama kayak liquid petroleum gas (LPG)," ungkap Ego saat peresmian SPBG, di kawasan KIIC Jl Permata Raya, Puseurjaya, Kecamatan Teluk Jambe, Kabupaten Karawang, Selasa (17/12/2019).
Ego belum bisa menerangkan terkait nilai keekonomiannya karena saat ini sedang dalam proses pilot project. "Ada dua pilot projek Pertamina dengan Bukit Asam mudah-mudahan mereka bisa mengengangkat dalam skala besar," terangnya.
Terkait gasifikasi PT. Pertamina (Persero) menjelaskan sampai saat ini masih mempertimbangkan lokasi untuk proyek gasifikasi batu bara dengan PT. Bukit Asam Tbk (PTBA).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pihaknya saat ini masih mempertimbangkan dua lokasi untuk gasifikasi yakni di Peranap dan Tanjung Enim,"Kita lakukan di dua tempat Peranap dan Tanjung Enim sejak awal dua lokasi. Belum kita putuskan mana yang paling baik,. Feasibility study (FS) sudah selesai, lagi itungan angka" terangnya di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kamis, (12/12/2019).
Nicke memastikan proyek gasifikasi ini akan terus berjalan bersama PTBA. Pihaknya juga sudah menghitung nilai keekonomian dari proyek ini. "Produk pertamina kan dimethyl ether (DME) kan buat subtitusi dari liquified petroleum gas (LPG). Nah kita sudah berhitung di keekonomian," imbuh Nicke.
Sumber Berita:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20191218115503-4-124038/habis-nikel-jokowi-mau-setop-ekspor-bauksit-batu-bara/2
https://www.cnbcindonesia.com/news/20191216161254-4-123479/konkret-jokowi-mau-setop-ekspor-bauksit-ngapain-takut
https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20191216134433-85-457381/usai-nikel-jokowi-akan-larang-ekspor-bauksit
https://duniatambang.co.id/Berita/read/502/Setelah-Nikel-Jokowi-Buka-Opsi-Pelarangan-Ekspor-Bauksit
Habis Nikel, Jokowi Mau Setop Ekspor Bauksit & Batu Bara!
Reviewed by JMG
on
December 31, 2019
Rating: 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment