Latest News

Selengkapnya Diteruskan DI NEWS.TOPSEKALI.COM

Showing posts with label Politik. Show all posts
Showing posts with label Politik. Show all posts

Monday, November 18, 2019

Presiden Jokowi Blakblakan, Gampang Tertidur Termasuk di Helikopter



Presiden Joko Widodo mengaku mudah tertidur saat perjalanan dinas. Bahkan, orang nomor satu di Indonesia itu pernah tertidur di dalam helikopter. “Saya tidur sering, di mobil dari Jakarta ke Bogor atau dari Bogor ke Jakarta saya bisa tidur. Di pesawat saya bisa tidur 20 sampai 30 menit. Di helikopter juga (bisa tidur),” ujar Jokowi di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Jokowi mengatakan, dirinya mudah tidur di mana saja karena saat malam hari jam tidurnya sedikit. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku kerap bekerja hingga larut malam. 

“Kalau malam saya tidur lebih sedikit dari yang lain. Alhamdulillah saya diberi kenikmatan itu, gampang tidur di mana pun dengan suara apapun,” kata Presiden. 

Bahkan, Jokowi mengaku sering menelepon menteri-menterinya di malam hari. Hal itu dia lakukan jika ada permasalahan yang harus diselsaikan sesegara mungkin. 

“Kalau tengah malam saya telepon (para menteri), bisa jam 10 malam, 12 malam, jam 1 malam, 1.30 dan 2.30 malam. Kalau menterinya sulit (dihubungi) ajudannya saya telepon suruh bangunin. Kalau (lagi situasi) penting begitu,” ucap dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketika Jokowi Mengaku Bisa Tertidur di Helikopter...", https://money.kompas.com/read/2019/11/14/151742426/ketika-jokowi-mengaku-bisa-tertidur-di-helikopter.
Penulis : Akhdi Martin Pratama
Editor : Erlangga Djumena

Tuesday, September 24, 2019

SURAT UNTUK ADEK MAHASISWA YANG SUKA MAEN SEMPRITAN..


Adek2 mahasiswa tersayang,

Apakah adek2 mahasiswa tahu, bahwa pada tahun 2015, seorang Effendy Simbolon pernah berkata, “Kalau seorang Jokowi bisa membubarkan Petral, saya akan botak..”.

Dan pada tahun yang sama juga, Jokowi membubarkan Petral yang sudah beroperasi puluhan tahun - yang disebut Faisal Basri dilindungi langit ketujuh - sehingga semua transaksi migas langsung ditangani Pertamina.

Apakah adek2 mahasiswa tahu itu ?

Coba tanya senior kalian dulu, betapa kenaikan harga BBM seribu saja dulu bisa memicu antrian di pom bensin begitu panjang di seluruh Indonesia dan menaikkan harga2 barang ?

Adek2 mahasiswa tahu itu ?

Dan siapa yang bisa menyelesaikan semua masalah itu tanpa bertele2 dan tegas terhadap bisnis yang diperkirakan meraup uang negara 250 triliun per tahun ? Jokowi bukan ? Pernahkan kalian memberi kartu hijau buat beliau untuk itu ?

Dan adik2 mahasiswa tahu, jika isi laut kita dirampok dan negara rugi ribuan triliun rupiah selama puluhan tahun ?

Siapa yang bisa menyelamatkan situasi itu dengan menenggelamkan ratusan kapal asing yag selama ini menikmati kekayaan laut kita ? Jokowi, bukan ? Apakah dia mendapat kartu hijau sebagai tanda penghormatan dari kalian ?

Adik2 mahasiswa tahu, selama puluhan tahun kita merdeka masih banyak wilayah di Papua sana gelap gulita dan tidak ada akses jalan menuju kesana.

Menurut adek2, siapa yang kemudian berjibaku mengucurkan dana ratusan triliun rupiah dan mengerahkan TNI AD untuk membangun ribuan kilometer jalan disana di medan yang berat dan penuh kontak senjata ? Jokowi, kah ?

Kapan ya kita memberi dia kartu hijau untuk itu ?

Adek2 mahasiswa mungkin sudah terlalu nyaman kuliah di kota, dengan semua fasilitas yang ada sehingga tampak gemuk dan lembek tubuhnya.

Tambun dan sulit bergerak dari tempat duduknya sehingga tidak tahu bahwa Jokowi dalam setahun mengunjungi ratusan tempat di seluruh Indonesia guna memastikan bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia masih ada.

Pernahkah adek2 memberinya kartu hijau untuk itu sekedar menghormati apa yang dia kerjakan untuk bangsa Indonesia ?

Kalau Jokowi mau, adek2, ngapain dia bubarkan Petral ? Kan dia bisa minta 10 persen setiap tahun untuk menumpuk kekayaan keluarganya ?

Ngapain juga Jokowi capek2 bangun Papua, toh lebih enak bangun Jawa dimana banyak media yang meliput disana untuk pencitraan dirinya ?

Atau ngapain sih ledakin kapal asing perompak ikan kita, jika dia bisa minta komisi sebagai kepala negara yang tidak akan mengusiknya ?

Sulit ya memberinya kartu hijau ? Karena adek2 hanya memandangnya sebelah mata dengan kedengkian luar biasa tanpa tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi diluar sana..

Mahasiwa itu bukan hanya harus pintar dalam pelajaran, adek2, tapi juga harus luaskan wawasan.. Jadi mulailah membaca, jangan hanya sibuk protes saja. Apalagi pake share status Jonru yang jelas2 fitnahnya..

Adek2 mahasiswa yang suka nyemprit dan kasih kartu kuning, jadilah mahasiswa berprestasi Internasional jika ingin terkenal. Sensasi itu murahan adek2, seperti beberapa anggota DPR itu yang sibuk berkata tapi minim bekerja.

Sekali2 minum kopilah sama abang sini, biar abang cerahkan. Jadikan dirimu sebagai ahli di jurusanmu, itulah yang terpenting. Jangan seperti beberapa kakak yang dulu kuliah di jurusan pertanian tapi malah tersesat jadi ahli bekam..

Setuju, adek2 mahasiswa ? Angkat kopinya. Seruputtt...eh tolong dikurangi micinnya ya. Tidak baik untuk kesehatan jiwa..

www.dennysiregar.com

JOKOWI PAHAM AGENDA TALIBAN DI REVISI KUHP


Top. Presiden Jokowi. Pesan pendek ke Presiden Jokowi 15 September 2019 bersambut. Pesan itu adalah tentang revisi KUHP. RUU KUHP adalah pintu kaum Taliban menghancurkan Indonesia. Istilah Taliban tepat menggambarkan kongkalikong politik, Ikhwanul Muslimin, ISIS, koruptor, HTI, khilafah, Salafi Wahabi, teroris, bandar narkoba di Indonesia.

Tujuan Revisi KUHP untuk Ciptakan Kerusuhan di Masyarakat

Akibat Revisi KUHP Australia telah memeringatkan warganya untuk tidak pergi ke Indonesia. Akan banyak negara yang akan ketakutan datang ke Indonesia. Karena faktor konservatisme bebal ala Taliban diterapkan di Indonesia.

Bisa dibayangkan. Jika seorang WNA yang tinggal di Indonesia tiba-tiba dilaporkan oleh Lurah tempat mereka tinggal, dituduh kumpul kebo di rumah yang dia sewa. Atau dua perempuan menginap sebuah kost dituduh lesbi, atau tamu lelaki homo oleh lurah, dengan tekanan ormas keagamaan radikal.

Partai agama PKS senang. Maka Nasir Djamil mendorong agar secepatnya RUU KUHP segera disahkan. Ada apa? Mari kita lihat.

Pasal tentang ternak. Sudah umum di pedesaan, ayam berkeliaran di pekarangan tetangga. Di bawah RUU KUHP, pemilik ayam yang berkeliaran di pekarangan orang lain didenda atau dipenjara. Demikian berlaku pula untuk kambing, kerbau, babi, kucing, monyet, sapi, kerbau, kuda, dll.

Belum lagi soal perempuan di luar rumah di atas pukul 22.00 akan dipenjara,didenda. Diskriminasi. Bagaimana dengan pekerja perempuan di mall, atau lembur, pulang dari hang out, perempuan pekerja pabrik, atau penyanyi kafe tutup jam 02.00? Ditangkap dan dipenjarakan.

Jelas merusak kearifan lokal – komunal. Kebersamaan. Gotong-royong. Toleransi. Kemajuan. Modernitas. Kesamaan jender.

Ini agenda Taliban menjadikan Indonesia sebagai negara tanpa nilai-nilai kebangsaan. Dengan digantikan hukum agama ala Taliban: konservatisme, jumud, bodoh, kemunduran.

Taliban Kecoh Jokowi dan Netizen

Untuk itu secara strategis, masif, semua kelompok anti NKRI bergerak. Mereka berbagi peran untuk meloloskan KUHP versi Taliban ini. Caranya?

Mereka melakukan demo-demo bergelombang ke DPR, KPK, dan kota-kota Indonesia. Topik yang diusung adalah UU KPK yang baru. Itu dilakukan bersamaan dengan membuat Papua bergolak. Konspirasi barisan sakit hati eks Kampret, Kadal Gurun, Onta Bego, dan Taliban yang membakar hutan secara sengaja. Bukti ada ditangkap TNI.

Berdemo, bakar hutan, menenteng topik UU KPK, sebagai cara mengalihkan publik dari agenda besar: loloskan revisi KUHP yang menjadi alat sangat strategis untuk menghancurkan Indonesia.

Karena dengan UU KUHP itu maka mereka berkesempatan merusak sendi ekonomi – lewat wisata halal, wisata syariah, hotel syariah, rumah sakit syariah, perumahan syariah, yang mengotak-kotakkan antara calon penghuni surga dan neraka.

Surga dan neraka dijadikan alat menentukan kebijakan kehidupan bernegara. Kisruh dan ketidaknyamanan , kerusuhan dan konflik, saling curiga, adalah cara pertama untuk menanamkan radikalisme yang ditawarkan sebagai alat masuk surga.

Dan, salah satu agenda Taliban dan kelompok teroris, intoleran, koruptor adalah meloloskan revisi KUHP. Karena hanya di negara yang aman dan damai maka khilafah tidak akan laku. Khilafah, teroris, ISIS, Taliban akan bisa hidup subur di negara gagal Timur Tengah sana. Maka Jokowi pun berusaha menyetop pengesahan RUU KUHP. (Penulis: Ninoy N Karundeng).


---------------------------------------------------------------------

Dari FB bang Gatot...

NASIB_WAN_ABUD_DAN_KADALBOTAK_TALIBAN_KINI_BERADA_DI_UJUNG_TANDUK ...

* KADAL BOTAK TALIBAN mencoba membangun opini kepada masyarakat bahwa Jokowi Pro Korupsi. Ini dilakukan karena ketakutannya KADAL BOTAK TALIBAN atas eksistensinya di KPK akan terancam jika sampai revisi UU KPK itu disetujui oleh Presiden ...

* Kekuasaan yang dibangunnya di KPK selama 12 tahun akan musnah, sistem yang sudah dibangun untuk menguasai KPK dari hulu hingga hilir akan di sikat habis oleh Irjen Firli ...

* KADAL BOTAK TALIBAN memanfaatkan KPK sebagai mesin politik pencetak uang bagi dirinya dan kelompoknya yang terkenal dgn julukan POLISI TALIBAN. Di samping itu KADAL BOTAK TALIBAN juga membangun jaringan dgn kelompok radikal HTI, FPI, PKS untuk menguasai Indonesia melalui tangan KPK ...

* Kolaborasi kelompok radikal HTI, FPI, PKS dgn KADAL BOTAK TALIBAN akan menjadi amunisi yang bombastis di 2024 untuk bisa menjadikan WAN ABUD sebagai RI-1.

* Melalui KPK, nantinya KADAL BOTAK TALIBAN bisa menyadap dan mentargetkan lawan2 politik WAN ABUD untuk dijadikan target KPK dan juga membongkar rahasia lawan2 politik WAN ABUD untuk dikerdilkan elektabilitasnya melalui penyadapan ...

* KADAL BOTAK TALIBAN juga akan mengamankan WAN ABUD dalam menggarong APBD untuk biaya politiknya maju dalam pilkada DKI 2022 dan selanjutnya maju sebagai capres 2024. Biaya politik tsb tidaklah sedikit, membutuhkan ratusan milyar bahkan triliunan. Untuk maju di Pilkada DKI 2022 saja bisa menghabiskan 500 miliar, kemudian jika 2024 maju lagi sebagai capres bisa membutuhkan biaya 2-3 triliun lebih ...

* Pertanyaannya WAN ABUD apakah memiliki uang sebanyak itu..???!!!! WAN ABUD bukan dari keluarga kaya raya, dia hanyalah wong kere yg nasibnya bisa beruntung karena Sandi mengangkatkanya sebagai Gubernur untuk mendampinginya dan semua modal Sandi yang mengeluarkannya. Artinya WAN ABUD hanya modal MOKONDO aja..!!!!

* Benang merahnya semua sudah jelas kan, mengapa kelompok radikal HTI, FPI, PKS ingin menguasai KPK melalui tangan KADAL BOTAK TALIBAN. Karena KPK adalah mesin politik yang sangat ampuh digunakan untuk mengumpulkan pundi2 uang haram hasil sitaan koruptor, dan bekerja sama dgn pelaku koruptor untuk memendamkan kasus dgn imbalan yang fantastis hingga ratusan miliar. Disisi lain melalui KADAL BOTAK TALIBAN akan mengamankan kepala daerah dari partai oposisi spt GERINDRA DAN PKS agar bisa mulus menggarong APBD untuk biaya operasional politik partai tsb, juga untuk membiayai kelompok radikal HTI, FPI dari dana hasil curian tsb ...

** WAN ABUD alias  ARAB EMPRUT akan manfaatkan dgn sebaik-baiknya posisinya yang strategis sebagai Gubernur menggarong APBD yang nilainya hingga triliunan itu. Lampu hijau yang diberikan KADAL BOTAK TALIBAN kepada WAN ABUD, akan dimanfaatkan dgn sebaik-baiknya oleh WAN ABUD untuk menjarah APBD untuk persiapan membiayai karir politiknya yang nilainya tidak sedikit ...

* Dengan kolaborasi kelompok radikal HTI, FPI, PKS, KADAL BOTAK TALIBAN, dan WAN ABUD maka rencana jahat menggarong uang negara akan berjalan mulus dan ambisi untuk bisa berkuasa di 2024 akan terbuka lebar ... WAN ABUD akan dijadikan icon oleh kelompok radikal HTI, FPI sebagai pemimpin umat Islam. Kelompok radikal HTI, FPI akan memoles citra WAN ABUD dgn membentuk opini melalui media dan buzzer2 di medsos. Strategi ini sebagai langkah menggalang dukungan rakyat dan simpati umat Islam ...

* Mereka boleh saja membangun mimpi itu, tapi itu hanyalah mimpi dan belum terealisasi. Apakah Pemerintah tidak tahu dgn kondisi itu..??? Tentu saja Pemerintah sudah membaca semua itu, apalagi Pemerintah memiliki BIN, BAIS yang bisa membaca kondisi politik di tanah air ...

* Untuk memutus mata rantai mereka, maka DPR sebagai perwakilan partai politik mengamputasi kekuasan KPK yang hanya dimanfaatkan untuk disalahgunakan oleh KADAL BOTAK TALIBAN untuk kepentingan politik dgn merevisi UU KPK dan mengangkat Irjen Firli sebagai Ketua KPK. Dgn diangkatnya Irjen Firli menjadi Ketua KPK, nantinya akan mengamputasi kekuatan POLISI TALIBAN yang selama ini sudah menggurita menguasai KPK dan menghapuskan WADAH PEGAWAI KPK yang juga sebagai tempat bersarangnya para kelompok radikal HTI di sana ...

Dgn strategi ini, maka KPK akan bersih dari POLISI TALIBAN dan KADAL BOTAK TALIBAN akan habis dan musnah dari KPK. Maka dgn musnahnya mesin politik kelompok radikal HTI di KPK, akan membuat kelompok radikal HTI semakin kesulitan membangun jaringan dan mengumpulkan dana untuk melakukan aksinya ...

* Jika mesin pencetak uang yang ada di KPK sudah lumpuh, maka WAN ABUD nasibnya pun akan berada di ujung tanduk, karena tdk ada lagi yang mengamankan atau membekingi dirinya dalam merampok APBD ...

Semoga saja Irjen Firli bisa menghabiskan BANDIT2 BUSUK TALIBAN yang ada di KPK, agar kelompok radikal HTI tidak bisa menguasai KPK dan merusak NKRI. Kita tunggu sepak terjangnya Irjen Firli .... Merdekaaaaaa 🤺🤺🤺🤺🤺🤺🤺🤺🤺🤺



POLITIK CATUR JOKOWI, SEMAK DIPUKUL ULAR KELUAR


Luar biasa politik di Indonesia. Nafsu mengesahkan revisi KUHP begitu kental. Ini memecah pendukung Jokowi. Juga revisi UU KPK. Pro-kontra tercipta. Lalu bidak catur apa yang Jokowi mainkan? Benar, langkah politiknya memunyai fatsun. Punya aturan. Punya pakem. Itu untuk hal-hal yang prinsip. Misalnya tentang hubungannya dengan parpol di koalisi.

Yang jelas. Dia tidak mau diatur-atur, meskipun mendengarkan parpol tentu. Karena tanpa dukungan parpol langkah pembangunan Jokowi bakal tersendat. Dalam batas tertentu, semua keputusan ada di tangannya. Presiden RI. Yang menguatkan salah duanya: Relawan dan relawan netizen (bukan hanya buzzer resmi Jokowi). Ini benar.

Dari Internal Jokowi

Posisi politik yang belum jelas membutuhkan petunjuk. Orang, menteri, pejabat, politikus sedang wait and see. Bahkan oposisi pun menimbang – dan menantang. Tawar-menawar posisi. Orang awam banyak bingung – termasuk relawan yang tulus.

Jokowi melihatnya berbeda. Kisruh Papua, pembakar hutan, revisi UU KPK, revisi KUHP, dan goro-goro lain dirancang oleh pihak tertentu tampil ke permukaan. Dasarnya adalah untuk kepentingan masing-masing. Bukan kepentingan negara. Dan, lagi-lagi dia paham.

Banyak yang keluar dari semak politik. JK tampil. Ma’ruf Amin muncul. Dia berbeda pendapat dengan Jokowi. Malah dia mengritik soal impor dan ekspor pangan. Secara ngawur Amin menampilkan data soal nilai ekspor Indonesia dibanding impor. Tujuan Amin apa? Ngerek nama MUI. Another bargaining position.

Menteri saling-silang. BUMN. Lembaga. Mengatur posisi. Antara tetap menjadi menteri. Atau tersingkir. Yang pasti tersingkir pasti, bersikap lucu. Kalau bisa, membangkang. Misalnya, Jokowi melarang perubahan pejabat di kementerian dan lembaga. Nekat mengganti pejabat ini-itu. Jokowi diam. Cukup mencatat. Hanya soal waktu. Out.

Oposisi Menari

Politikus oposan menggeliat, sehabis keok Pilpres 2019. Kebakaran hutan – yang secara sengaja dibakar oleh oposan Jokowi – didemo oleh Kadal Gurun. Satu per satu muncul. Fadli Zon soal kebakaran hutan. Dahnil Simandjuntak, dan lainnya. Yang dikomentari termasuk tentu Revisi UU KPK. Semua salah Jokowi. Tentu.

Di berbagai kota, muncul lagi emak-emak jumud bin bahlul demo. Di Bogor, anak-anak SMP dengan simbol khilafah berkeliaran di jalanan: mengecam Jokowi. Soal KPK, soal kebakaran hutan. Mereka mengedarkan sumbangan. Seolah terjadi tragedi kemanusiaan.

Otak mereka disusupi kebencian ala Onta Bahlul, Kadal Gurun, Taliban. Bahkan demo di lokasi kebakaran dengan bendera khilafah – bukan memadamkan api. Soal sholat minta hujan pun Jokowi disalahkan. Ini memang khas dari para eks Kampret yang kini bergelar mentereng: Kadal Gurun, Taliban.

Diam bagai Burung Nazar

Yang diam pun ada. SBY. Dia sedang memetik yang dia tanam. Belasungkawa atas meninggalnya Kristiani. Dia mengakhiri politik SBY. Demokrat tentu. Dan, AHY. Sesuai dengan hukum alam.

Kisruh politik. Intoleransi. Radikalisme. Indonesia tengah memetik buah minimal 10 tahun pembiaran ormas radikal oleh SBY. Kaum radikal yang dikiranya akan bermanfaat untuk AHY.

Celakanya, yang memetik Anies Baswedan-Sandi. SBY dengan ambisi Ani-nya untuk AHY gagal total. Tikungan tajam politik yang diambil oleh JK merontokkan AHY. Selain itu, radikalisme menguatkan PKS dan Gerindra – menggerus kekuatan Demokrat di DPR.

Dia mengamati kekisruhan. Pintar. Licik. Teori politik text-book dia praktikkan. Mengerikan. Tak mengherankan logistiknya sampai 2024 dia jauh lebih kuat dari Jokowi 10 tahun. Cerdas dia soal ini. Hingga kini para birokrat masih dari masa SBY. Jika mengambil langkah. Oportunis.

Ular Keluar dari Semak

Semak dipukul, bukan oleh Jokowi, mengeluarkan ular tentu. Kisruh di berbagai bidang membuat semua tampak makin benderang. Semua orang. Menteri. Politikus. Skondan. Pembisik. Penasihat. Pembantu. Tenaga ahli. Staf ahli. Pimpinan lembaga.

Dari reaksi mereka atas kisruh itu, Jokowi menyaring. Menimbang. Memastikan. Menguatkan. Bahkan mengganti dan menyingkirkan. Bahkan, berdasarkan gebukan semak yang Jokowi tak lakukan. Para begundal sendiri yang memukul semak. Dan, mereka sendiri yang keluar. Jokowi tinggal pukul kepala ular. Tok. Tok. Satu. Satu. (Penulis: Ninoy N Karundeng).

https://www.facebook.com/1468423442/posts/10219841350172027

Monday, September 16, 2019

Mengenang Riwayat Dr. Radiman Tjitrowardojo, Dokter Pribumi Pertama di Jawa Kakek buyut Bp BJ Habibie.


Ayo! Bagikan artikel ini ke Facebook atau Twitter, biarkan teman-temanmu tahu...

Dr. Ng. Radiman Tjitrowardojo yang mempunyai nama kecil Mas Bei Radiman, adalah seorang dokter pribumi pertama di Jawa. Beliau dilahirkan pada tanggal 14 Januari 1849 dari keluarga Kyai dan Nyai Honggrodrono, pemuka masyarakat di desa Baledono kabupaten Purworejo.

Adanya dampak atas kebijakan balas-budi (politic etis) pada masa pemerintah kolonial Belanda sejak pertengahan abad XIX, akibat dorongan kalangan humanis di Negeri Belanda guna memperbaiki kondisi rakyat negara jajahan, maka sebagai putra dari keluarga terpandang Kyai Honggodrono, Radiman Tjitrowardojo mendapat kesempatan untuk menimba ilmu di berbagai lembaga pendidikan di masa penjajahan.

Radiman Tjitrowardojo dikenal sebagai pemuda yang cerdas, hingga berkesempatan menuntut ilmu kedokteran di Universitas CDG Leiden Belanda dan berhasil memperoleh gelar Diploma Dokter Djawa pada 22 Desember 1868 (saat itu beliau masih berusia usia 19 tahun). Saat itu hanya beberapa orang bumiputra yang memperoleh pendidikan dan berhasil menjadi Dokter. Bahkan hingga tahun 1945 tak lebih dari 500 orang yang berhasil menamatkan pendidikan perguruan tinggi di berbagai disiplin ilmu.

Kariernya diawali dari diangkatnya sebagai Terbeschikking Resident di Semarang dan tujuh bulan kemudian (12 Agustus 1869) diangkat menjadi Assisten Leerar Sekolah Dokter Jawa Weltervreden. Selain itu juga pernah mengajar di sekolah kedokteran STOVIA (Jakarta), yang berarti pada waktu itu beliau merupakan dosen senior dari Pahlawan Nasional Pergerakan Kebangsaan, yaitu : dr. Soetomo, dr. Wahidin Soedirohoesodo, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan dr. Muhammad Sulaiman.

Dr. Ng. Radiman Tjitrowardojo merupakan kakek buyut dari Presiden RI ke-3 Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie dari garis keturunan sang ibu.

Pernikahan Dr. Ng. Radiman Tjitrowardojo  dengan R. Ng. Soeratinah dikaruniai 7 anak, di antaranya adalah Rr. Goemoek. Pernikahan Rr. Goemoek dengan R. Poespowardojo juga dikaruniai 7 anak, salah satunya bernama Toeti Saptomarini alias Toeti Marini Poespowardojo lahir pada 23 Maret 1909, yang kemudian dikenal sebagai ibu dari BJ. Habibie sesudah menikah dengan Abdul Jalil Habibie, seorang pria bangsawan Bugis asal Pare-pare, Sulawesi.

Abdul Jalil sendiri adalah seorang terpelajar yang menjabat sebagai Landbouw Consullent di Afdeling Pare-pare, yang membawahi sejumlah unit-unit kerja pertanian.

Selain menikah dengan R. Ng. Soeratinah, Dr. Ng. Radiman Tjitrowardojo juga menikahi R. Ng. Soetinah. Uniknya dalam keluarga istri keduanya lebih dikenal sebagai kakak oleh putra-putrinya, walau darinya terlahir 14 anak, hingga ke-21 anak-anaknya Dr. Ng. Radiman Tjitrowardojo hanya mengenal satu ibu, yaitu R. Ng. Soeratinah.

Dr. Ng. Radiman Tjitrowardojo wafat pada 11 Juli 1922 dan dimakamkan di lereng Bukit Geger Menjangan yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan pasarean ndokteran (Makam Kedokteran) karena memang keturunan almarhum Dr. Ng. Radiman Tjitrowardojo yang dimakamkan di situ kebanyakan dokter. Lokasi makamnya pun tidak jauh dari makam ulama besar Kyai Imam Puro.

Kini nama Dr. Tjitrowardojo resmi menjadi nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kabupaten Purworejo. Dr. Tjitrowardojo menggantikan nama sebelumnya RSUD Saras Husada, setelah diresmikan pada tanggal 26 September 2015. Launcing perubahan nomenklatur dilakukan bersama Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie yang merupakan cucu buyut dari Dr. Ng. Radiman Tjitrowardojo.

Dalam silsilahnya K Honggodrono adalah saudara K Singodrono yg kememudian diabadikan menjadi dusun Singodranan keduanya adalah.putra dari Adipati Gagak Prenolo 2 ,Adipati Loano


AMIN RASIS MEMANG BANGSAT SEJATI !!!

Kilas Balik Kelakuan Amien Rais Saat Melengserkan Alm. BJ Habibie.

Sedikit menengok ke belakang, BJ Habibie saat menjabat Presiden RI memang cuma setahun. Beliau sukses membawa Indonesia yang kala itu sedang kolaps dari kepemimpinan orde baru menuju yang baik dan sehat.

Namun, dalam setahun itu, ada juga prestasi luar biasa yang hingga kini masih dinikmati, yakni dibukanya kran kebebasan pers.

Sekelumit drama detik-detik BJ Habibie dilengserkan oleh MPR dalam Sidang Istimewa, tanggal 14 Oktober 1999 silam.

Ketua MPR saat itu, Amien Rais, menyatakan tidak menerima laporan pertanggungjawaban Habibie.

Di gedung terhormat yang diisi oleh para orang-orang terhormat, dia (Alm BJ Habibie) dipermalukan seperti begal tak berharga.

Pada 14 Oktober 1999 silam, di Sidang Istimewa MPR, hari itu B.J Habibie sebagai Presiden yang menjabat pasca lengsernya Soeharto, memasuki ruang sidang istimewa MPR yang dipimpin oleh Amien Rais sebagai ketuanya.

Adalah kelaziman protokoler, apabila seorang presiden memasuki ruangan, maka seluruh hadirin menyambutnya dengan berdiri.

Tetapi di layar tivi yang menyiarkan acara ini ke seantero nusantara, pemirsa menyaksikan bagaimana selangkah setelah kaki Habibie memasuki ruangan sidang, gedung MPR tiba-tiba bergemuruh dengan suara: Huuuuuuuuuuuuu berkepanjangan!

Koar itu bergema dari mulut hampir seluruh peserta sidang, dan ditimpali pula oleh teriakan ejekan dari beberapa lintir orang.

Di tivi, Habibie melangkah ringan menuju samping podium dengan tetap melempar senyum lebar ke arah para anggota majelis, yang sebagian tak beranjak dari duduknya.

Cemohan itu baru berhenti setelah Habibie menempati tempat duduknya.

Habibie disidang seperti pesakitan!

Cukup sampai di situ?

Tidak!

Hinaan dan cemoohan itu justru berlanjut manakala Habibie berdiri di podium kenegaraan, untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban presiden.

Hampir sejam Habibie menyampaikan pidato yang berisi keberhasilan Indonesia yang mampu entas dari keterpurukan ekonomi dan politik pascatumbangnya Soeharto, tapi tak sekalipun applause tepuk tangan menyambut pidatonya.

Justru, berulang kali pidatonya terinterupsi oleh suara gaduh dan teriakan, yang tak sekalipun ditegur oleh pimpinan sidang.

Sementara anggota yang tak gaduh dan berteriak, lebih memilih lelap dan tertidur.

Puncaknya ketika pada 20 Oktober 1999, palu sidang yang diketok Amien Rais, menyatakan secara bulat penolakan pertanggungjawaban Habibie sebagai presiden.

Artinya; Habibie dianggap tak becus mengemban amanat sebagai presiden, dan kerja kerasnya memulihkan keterpurukan Indonesia, tak dianggap punya nilai apa-apa.

Bagi pria kelahiran Pare-pare ini, cemoohan dan hujatan sejatinya tak pernah membuatnya risau.

Sebab nyaris tiap kesempatan selama setahun lebih menjadi Presiden, dirinya tak pernah lepas dari hujatan.

Pria yang kala senggang jarinya tak pernah lepas dari tasbih ini, memaklumi hujatan itu sebagai eforia kebebasan pascareformasi.

Tetapi, tatkala kerja keras dan segala daya upayanya dicampakkan sebagai hal yang tak bernilai, B.J Habibie tak mampu menutupi kesedihan hatinya.

Di malam hari setelah MPR menolak pertanggungjawabannya, Habibie menyampaikan pidato yang secara tersirat hendak pamit dari hiruk pikuk dunia politik Indonesia.

Dia hendak menepi serta menarik diri dari segala tetek bengek politik dan kekuasaan.

DanIndonesia kini benar-benar menyaksikan bagaimana setelah meletakkan jabatannya sebagai presiden, Habibie tak sedikitpun tergiur untuk kembali ke dunia politik dan kekuasaan.

Tatkala beberapa mantan pejabat begitu sulit melepaskan diri dari post power syndrome alias sindrom ingin berkuasa kembali, Habibie justru tetap hening dan tak terpancing untuk tampil kembali.

Habibie memang berhasil menepi dan menarik diri..tetapi beliau tidak bersemedi.

Di hari tuanya sepeninggal Ibu Ainun, beliau masih tetap berkontribusi bagi negeri dengan begitu banyak sumbangsih ilmu dan terobosan teknologi. Habibie memilih menjadi guru bangsa dan teladan abadi, kendati negeri ini pernah mencaci maki dan menghinanya.

Akhir perjalanan politik sampai tua, BJ Habibie dikenang selalu dan Amien Rais menjadi tokoh jalanan seperti yang diungkapkan oleh Alm. Gusdur

Selamat jalan Professor Habibie..Doa tulus dari kami anak negeri, semoga tempat terbaik untukmu.

Alfatihah
https://politikandalan.blogspot.com/2019/09/mengenang-riwayat-dr-radiman.html
https://m.tribunnews.com/nasional/2019/09/11/bj-habibie-meninggal-dunia-kilas-balik-saat-dilengserkan-amien-rais-dalam-sidang-istimewa-mpr-1999

SELAMAT JALAN, RUDY..

9 Maret 1962.
Saat itu malam hari raya Iedul Fitri.

Rudy - panggilan BJ Habibie - mengajak jalan Ainun. Ia ingin mengajaknya nonton bioskop, tapi sayang karena udara begitu cerah.

Akhirnya mereka berjalan kaki menyusuri sepanjang kampus ITB. Hati Rudy berdetak tidak karuan. Ada yang ingin ia sampaikan. Tapi ia begitu malu. Sampai terlintas dalam pikirannya, "Kalau tidak sekarang, kapan lagi ?"

Lalu ia memberanikan diri bertanya, "Ainun, maaf. Saya tidak ingin mengganggu masa depanmu. Tapi, apakah kamu punya kawan dekat ?"

Ainun, dengan detak jantung yang sama cepatnya, terdiam lama. Lalu ia menghadapkan tubuhnya ke arah Rudy sambil menjawab dengan lirih, "Tidak. Saya tidak punya kawan dekat.."

Hati Rudy bersorak. Perasaan yang sudah lama dipendamnya mendapatkan jawaban. Sesudah malam itu, merekapun selalu bersama, saling berbincang dan saling menyatukan hati hingga menikah pada tahun yang sama.

Perjalanan hidup kedua manusia ini menjadi cerita romansa yang tidak ada habisnya. Mereka tidak pernah berjauhan. Tidak sedikitpun. Ainun selalu mengikuti kemana Rudy pergi, sampai kekasihnya menjadi Presiden RI.

Tetapi janji itu putus sudah. Ainun harus pergi tanpa bisa meminta. Betapa hancurnya hati Rudy saat itu. Ia ingin menangis tapi suaranya tidak pernah keluar. Tubuhnya lunglai tanpa ia mampu menegakkan.

"Saat ini saya tidak takut lagi menunggu kematian, karena Ainun menunggu disana.." Perih hatinya menjadi sukacita. Ia menunggu hari-harinya dengan senyum kekasihnya yang selalu ada di setiap malam ketika rasa sepi membunuhnya.

Malam ini, Profesor Dr Ing Bacharuddin Jusuf Habibie, dengan tersenyum menuju ke tempat hatinya berada. Ke tempat Ainun menunggunya dengan senyum yang tak pernah ada habisnya.

Ia berbahagia ketika seluruh bangsa menangis ditinggalkannya. Hati ini hancur seperti hancurnya Rudy ketika Ainun meninggalkannya.

Rudy dan Ainun, mereka bersama menari di alam yang berbeda. Mereka memang tidak terpisahkan.

Tidak akan pernah...

Denny Siregar
https://politikandalan.blogspot.com/2019/09/mengenang-riwayat-dr-radiman.html
REALITA .....
BJ HABIBIE
Ternyata kembali ke nol .... tidak ada yang dapat  dibanggakan.... dulu bangga dengan jabatan apa itu Nakhoda apa itu KKM apa itu Direktur apa itu Bos perusahaan  besar     ......... busiiiit semua 🤭🤭🤭😭😭😭😭😭😭.                             

Ungkapan Hati BJ Habibie soal akhirat  yang bikin merinding
8 Jan 2019

NONSTOPNEWS.ID - Pidato BJ Habibie viral. Mantan Presiden RI ini menuliskan tentang kisah hidupnya.

SAAT KEMATIAN ITU KIAN DEKAT.

KALAULAH SEMPAT ? Renungan utk kita semua !!!!
--------------------( by BJ Habibie ketika berpidato di Kairo, beliau berpesan "Saya diberikan kenikmatan oleh Allah ilmu technology sehingga saya bisa membuat pesawat terbang, tapi sekarang saya tahu bahwa ilmu agama itu lebih bermanfaat untuk umat .Kalo saya disuruh memilih antara keduanya maka saya akan memilih ilmu Agama." )

Sepi penghuni...
Istri sudah meninggal... 
Tangan menggigil karena lemah...
Penyakit menggerogoti sejak lama...
Duduk tak enak, berjalan pun tak nyaman... Untunglah seorang kerabat jauh mau tinggal bersama menemani beserta seorang pembantu...

Tiga anak, semuanya sukses... berpendidikan tinggi sampai ke luar negeri...
» Ada yang sekarang berkarir di luar negeri... »
Ada yang bekerja di perusahaan asing dengan posisi tinggi... »
Dan ada pula yang jadi pengusaha ...

Soal Ekonomi, saya angkat dua jempol » semuanya kaya raya...

Namun....
Saat tua seperti ini dia "merasa hampa", ada "pilu mendesak" disudut hatinya..

Tidur tak nyaman...
Dia berjalan memandangi foto-foto masa lalunya ketika masih perkasa & enegik yg penuh kenangan

Di rumah yang besar dia merasa kesepian, tiada suara anak, cucu, hanya detak jam dinding yang berbunyi teratur...

Punggungnya terasa sakit, sesekali air liurnya keluar dari mulutnya....
Dari sudut mata ada air yang menetes.. rindu dikunjungi anak-anak nya

Tapi semua anak nya sibuk dan tinggal jauh di kota atau negara lain...
Ingin pergi ke tempat ibadah namun badan tak mampu berjalan....

Sudah terlanjur melemah...

Begitu lama waktu ini bergerak, tatapannya hampa, jiwanya kosong, hanya gelisah yang menyeruak...
sepanjang waktu .... 

Laki-laki renta itu, barangkali adalah Saya... atau barangkali adalah Anda yang membaca tulisan ini suatu saat nanti_
Hanya menunggu sesuatu yg tak pasti...
yang pasti hanyalah KEMATIAN.
Rumah besar tak mampu lagi menyenangkan hatinya..._
Anak sukses tak mampu lagi menyejukkan rumah mewahnya yang ber AC...
Cucu-cucu yang hanya seperti orang asing bila datang..._
Asset-asset produktif yang terus menghasilkan, entah untuk siapa .?

Kira-kira jika malaikat "datang menjemput", akan seperti apakah kematian nya nanti.

Siapa yang akan memandikan ?

Dimana akan dikuburkan ??

Sempatkah anak kesayangan dan menjadi kebanggaannya datang mengurus jenazah dan menguburkan?

Apa amal yang akan dibawa ke akhirat nanti?
Rumah akan di tinggal, asset juga akan di tinggal pula...
Anak-anak entah apakah akan ingat berdoa untuk kita atau tidak ???
Sedang ibadah mereka sendiri saja belum tentu dikerjakan ???
Apa lagi jika anak tak sempat dididik sesuai tuntunan agama???  Ilmu agama hanya sebagai sisipan saja..._

"Kalau lah sempat" menyumbang yang cukup berarti di tempat ibadah, Rumah Yatim, Panti Asuhan atau ke tempat-tempat di jalan Allah yang lainnya...

"Kalau lah sempat" dahulu membeli sayur dan melebihkan uang pada nenek tua yang selalu datang...... 

"Kalau lah sempat" memberikan sandal untuk disumbangkan ke tempat ibadah agar dipakai oleh orang yang memerlukan..... 

"Kalau lah sempat" membelikan buah buat tetangga, kenalan, kerabat, dan handai taulan...

Kalau lah kita tidak kikir kepada sesama, mungkin itu semua akan menjadi "Amal Penolong" nya ...

Kalaulah dahulu anak disiapkan menjadi 'Orang yang shaleh', dan 'Ilmu Agama' nya lebih diutamakan

Ibadah sedekahnya di bimbing/diajarkan & diperhatikan, maka mungkin senantiasa akan 'Terbangun Malam', 'meneteskan air mata' mendoakan orang tuanya.

Kalaulah sempat membagi ilmu dengan ikhlas pada orang sehingga bermanfaat bagi sesama...

"KALAULAH SEMPAT"

Mengapa kalau sempat ?
Mengapa itu semua tidak jadi perhatian utama kita ?  Sungguh kita tidak adil pada diri sendiri.  Kenapa kita tidak lebih serius?
Menyiapkan 'bekal' untuk menghadap-Nya dan 'Mempertanggung Jawabkan kepadaNya?
Jangan terbuai dengan 'Kehidupan Dunia' yang  bisa  melalaikan.....

Kita boleh saja giat berusaha di dunia....tapi jadikan itu untuk bekal kita pada perjalanan panjang & kekal di akhir hidup kita.

( bagi yang  menyebarkan catatan ini semoga menjadi sodaqoh ilmu & ladang amal Shaleh)_

Teruslah menjadi  "si penabur  kebajikan" selama hayat masih dikandung badan meski hanya sepotong pesan.

Semoga Bermanfaat...🙏

Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie

KISAH KASIH ANTARA AB, NB & BW...


Saya itu senang menganalisa sesuatu berdasarkan kepingan-kepingan informasi kemudian menyusunnya menjadi sebuah gambar besar.

Kesenangan ini membuahkan sebuah analisa yang kadang berguna untuk melihat pola apa yang sedang dipakai oleh sebuah kelompok. Dan lumayan berhasil ketika menggambarkan "niat" kelompok demo saat 411 dan 212. Tulisan saya bisa selangkah didepan gerakan mereka.

Itulah kenapa mereka sangat marah ketika niatnya terbongkar. Dan yang mereka lakukan juga polanya sama, menuduh buzzer, penjilat, dibayar istana dan segala macam.

Kadang, bahkan banyak teman juga termakan pembunuhan karakter ala mereka. Sedih memang. But the show must go on. Urusan saya adalah bagaimana membaui tempat persembunyian kelompok radikal ini, bukan melayani debat yang tidak berujung pangkal.

Masalah KPK ini sudah lama saya dengar dari banyak informasi baik dari internal maupun dari pengamat luar. Tapi saya menahan diri, tidak semua informasi bisa menjadi kepingan berharga.

Alarm saya kemudian berbunyi saat melihat seorang BW menjadi pembela saat di MK. Bukankah dia dulu ada di KPK ? Bukankah dia juga sekarang ada di tim seorang pejabat DKI ?

Dari situlah saya menelusuri kepingan2 lain supaya analisa ini menjadi sebuah kesimpulan yang kuat.

Akhirnya saya menemukan fakta, bahwa KPK yang menurut informasi akurat dikomandani oleh NB yang sudah berada disana 12 tahun lamanya, sama sekali tidak pernah curiga dengan apa yang dilakukan sepupunya AB, selaku pejabat daerah.

Bahkan ia mendapat 3 penghargaan dari KPK.

Padahal aroma kolusi penerbitan IMB reklamasi sangat kuat sekali. Itu proyek ribuan trilyun rupiah, yang kata BTP, retribusi tambahannya kalau 15 persen saja, DKI bisa dapat lebih dari 100 triliun rupiah.

Tapi KPK seolah tutup mata dan tutup telinga. Malah sibuk OTT ikan-ikan kecil dengan tangkapan ratusan juta rupiah, dengan drama dan publikasi yang sungguh luar biasa.

Saya akhirnya bisa mengambil benang merah, alasan kenapa BW ada disana.

Sebagai orang yang pernah ada di dalam KPK, BW sangat paham kinerja KPK. Ini sangat berguna jika ia menjadi tim pejabat daerah. Ia bertugas "mengamankan" sistem proyek supaya aman dari jeratan KPK.

Maksud "aman" disini bisa saja bukan bagian dari pencegahan, tetapi juga supaya tidak terendus.

AB memang punya ambisi pribadi untuk menjadi RI1. Itulah kenapa dia butuh mesin-mesin yg bekerja untuk membangun jalannya ke depan. Dan mesin apalagi yang cocok jika itu bukan KPK ?

Kenapa KPK menjadi mesin yang cocok ?

Ya, pastilah. KPK adalah lembaga superbody, jadi tidak punya pengawas dan bebas menyadap siapapun yang mrk suka. Mereka independen dan sudah terlabeli "suci". Membongkar kebusukan mereka harus rela dilabeli "pro koruptor".

Dengan semua fasilitas itu, paling enak menembak musuh-musuh AB kelak, sekaligus mengamankan semua perangkat untuk kemudahan AB bergerak.

Siapapun calon kelak yang berhadapan dgn AB, sadap, dan tembak lewat opini di media bahwa dia korupsi. Selesai sudah. Berguguran satu persatu dan AB melenggang dgn mudah.

Sudah mulai paham dan merasa ngeri ?

Itulah kenapa penting menguasai KPK sekarang yang sudah dikuasai demi kepentingan. Marwah KPK sebagai pemberantas korupsi harus kembali, bukan menjadi agen politik yang disalahgunakan.

Dan saya harus maklum dgn teman2 yg termakan propaganda bela KPK. Karena selama ini di benak mereka KPK adalah "pahlawan" dan harus diselamatkan.

Inilah keberhasilan org2 di dalam KPK membangun citra. Mirip orang yg masih percaya bahwa PKI masih menjadi momok yang menakutkan di era sekarang ini.

Seandainya saja, banyak dari kita mau melihat lebih luas sebuah masalah, tentu perdebatan dukung dan tolak revisi UU tidak akan terjadi.

Sejak lama sudah banyak orang yg mengingatkan bahayanya KPK jika superbody, termasuk salah satu perumus UU KPK, almarhum Adnan Buyung Nasution.

Jadi paham kan, kenapa orang-orang di dalam KPK ngamuk ketika disebut sebagai "Taliban" ? Itu pukulan telak, ketika cadar mereka terbongkar bahwa ada agenda besar yg mereka jalankan dgn memanfaatkan mesin yang ada. Wuih, habis karakter saya dibunuh mereka lewat media.

Tapi sekali lagi, the show must go on..

Sambil seruput kopi ☕☕☕

Denny Siregar

Tags

Analisis Politik (275) Joko Widodo (150) Politik (106) Politik Baik (64) Berita Terkini (59) Jokowi (58) Pembangunan Jokowi (54) Lintas Agama (31) Renungan Politik (31) Perang Politik (29) Berita (27) Ekonomi (25) Anti Radikalisme (24) Pilpres 2019 (23) Jokowi Membangun (22) Perangi Radikalisme (22) Pembangunan Indonesia (21) Surat Terbuka (20) Partai Politik (19) Presiden Jokowi (19) Lawan Covid-19 (18) Politik Luar Negeri (18) Bravo Jokowi (17) Ahok BTP (14) Debat Politik (14) Radikalisme (13) Toleransi Agama (12) Caleg Melineal (11) Menteri Sri Mulyani (11) Perangi Korupsi (11) Berita Hoax (10) Berita Nasional (9) Education (9) Janji Jokowi (9) Keberhasilan Jokowi (9) Kepemimpinan (9) Politik Kebohongan (9) Tokoh Dunia (9) Denny Siregar (8) Hidup Jokowi (8) Anti Korupsi (7) Jokowi Hebat (7) Renungan (7) Sejarah Penting (7) Selingan (7) imlek (7) Ahok (6) Health (6) Perangi Mafia (6) Politik Dalam Negeri (6) Gubernur DKI (5) Jokowi Pemberani (5) KPK (5) Khilafah Makar (5) Kisah Nyata (5) Lawan Radikalisme (5) NKRI Harga Mati (5) Negara Hukum (5) Partai PSI (5) Pengamalan Pancasila (5) Pilkada (5) Refleksi Politik (5) Teknologi (5) hmki (5) kota tangsel (5) natal (5) pengurus (5) peresmian (5) relawan (5) Anti Teroris (4) Bahaya Khalifah (4) Berita Baru (4) Dugaan Korupsi (4) Indonesia Maju (4) Inspirasi (4) Kebudayaan Indonesia (4) Lagu Jokowi (4) Mahfud MD (4) Menteri Pilihan (4) Pancasila (4) Pendidikan (4) Pileg 2019 (4) Politik Identitas (4) Sejarah (4) Tokoh Masyarakat (4) Tokoh Nasional (4) Vaksin Covid (4) Adian Napitupulu (3) Adudomba Umat (3) Akal Sehat (3) Analisa Debat (3) Artikel Penting (3) Atikel Menarik (3) Biologi (3) Brantas Korupsi (3) Breaking News (3) Covid-19 (3) Demokrasi (3) Dewi Tanjung (3) Hukum Karma (3) Karisma Jokowi (3) Kelebihan Presiden (3) Kesaksian (3) King Of Infrastructur (3) Lagu Hiburan (3) Makar Politik (3) Melawan Radikalisme (3) Musibah Banjir (3) Nasib DKI (3) Nasihat Canggih (3) Negara Maju (3) Negara Makmur (3) Nikita Mirzani (3) PKN (3) Pembubaran Organisasi (3) Pemilu (3) Pendidikan Nasional (3) Pendukung Jokowi (3) Penegakan Hukum (3) Poleksos (3) Politik Adudomba (3) Rekayasa Kerusuhan (3) Rencana Busuk (3) Revisi UUKPK (3) Sederhana (3) Tanggung Jawab (3) Testimoni (3) Tokoh Revolusi (3) Waspada Selalu (3) barongsai (3) jakarta (3) Ada Perubahan (2) Agenda Politik (2) Akal Kebalik (2) Akal Miring (2) Anggaran Pemprov (2) Antusias Warga (2) Arsitektur Komputer (2) Basmi Mafia (2) Basmi Radikalisme (2) Beda Partai (2) Berita Internasional (2) Budiman PDIP (2) Capres Cawapres (2) Cinta Tanah Air (2) Dasar Negara (2) Denny JA (2) Erick Thohir (2) Etika Menulis (2) Filsafat (2) Fisika (2) Free Port (2) Gerakan Budaya (2) Gereja (2) Himbauan (2) Information System (2) Isu Sara (2) Jaga Presiden Jokowi (2) Jalan Toll (2) Jenderal Pendukung (2) Jihat Politik (2) Jokowi Commuter (2) Jokowi Guru (2) Jokowi Motion (2) Kabinet II Jokowi (2) Kasus Hukum (2) Kasus Korupsi (2) Kehebatan Jokowi (2) Kemajuan Indonesia (2) Kemanusiaan (2) Kerusuhan Mei (2) Komputer (2) Komunikasi (2) Kriminalisasi Ulama (2) Langkah DPRD-DPR (2) Lawam Penghianat Bangsa (2) Lawan Fitnah (2) Mafia Indonesia (2) Media Sosial (2) Menteri Susi (2) Merakyat (2) Miras (2) Motivasi (2) Nilai Rupiah (2) Olah Raga (2) Opini (2) Pembangunan Pasar (2) Pemimpin Pemberani (2) Pengadilan (2) Pengatur Strategi (2) Penjelasan TGB (2) Penyebar Hoax (2) Perangi Terroriis (2) Pidato Jokowi (2) Political Brief (2) Politik ORBA (2) Program Jokowi (2) Raja Hutang (2) Relawan Jokowi (2) Ruang Kesehatan (2) Sampah DKI (2) Selengkapnya (2) Sertifikat Tanah (2) Simpatisan Jokowi (2) Suka Duka (2) Sumber Kekuasaan (2) Survey Politik (2) Tegakkan NKRI (2) Tenaga Kerja (2) Tirta Memarahi DPR (2) Toll Udara (2) Transparan (2) Ucapan Selamat (2) Ulasan Permadi (2) Ultah Jokowi (2) Undang Undang (2) amandemen (2) jokowi 3p (2) jokpro (2) news (2) perjuangkan (2) Adek Mahasiswa (1) Aksi Gejayan (1) Aksi Makar (1) Alamiah Dasar (1) Ancaman Demokrasi (1) Andre Vincent Wenas (1) Anggarana Desa (1) Anies Dicopot (1) Ansor Banten (1) Antek HTI (1) Anti Cina (1) Anti Terrorris (1) Anti Vaksin (1) Anti Virus (1) Arti Corona (1) Aset BUMN (1) Atheis (1) BIN (1) BTP (1) Bahasa Indonesia (1) Bahaya Isis (1) Bangkitkan Nasionalisme (1) Bangsa China (1) Bank Data (1) Bantu Dishare (1) Basuki Tjahaya Purnama (1) Bawah Sadar (1) Bencana Alam (1) Berani Karena Jujur (1) Berani Melapor (1) Binekatunggal Ika (1) Bintang Mahaputera (1) Bisnis (1) Bongkar Gabeneer (1) Bravo Polri (1) Bravo TNI (1) Budiman Sujatmiko (1) Bumikan Pancasila (1) Bunuh Diri (1) Busana (1) Buya Syafii Maarif (1) Calon Menteri (1) Cari Panggung Politik (1) Cctvi Pantau (1) Cendekia (1) Croc Brain (1) Cudu Nabi Muhammad (1) Cybers Bots (1) Daftar Tokoh (1) Dagang Sapi (1) Danau Toba (1) Data Base (1) Demo Bingung (1) Demo Gagal (1) Demo Mahasiswa (1) Demo Nanonano (1) Demokrasi Indonesia (1) Deretan Jenderal (1) Dewan Keamanan PBB (1) Digital Divelovement (1) Dosa Kolektif (1) Dubes Indonesia (1) Ekologi (1) Extrimis (1) FBR Jokowi (1) Faham Khilafah (1) Filistinisme (1) Filosofi Jawa (1) Fund Manager (1) G30S/PKI (1) GPS Tiongkok (1) Gagal Faham (1) Gaji Direksi (1) Gaji Komisaris (1) Gaya Baru (1) Gelagat Mafia (1) Geografi (1) Gerakan (1) Gerakan Bawah Tanah (1) Gibran (1) Grace Natalie (1) Gubernur Jateng (1) Gus Nuril (1) Gusti Ora Sare (1) HTI Penunggang (1) Hadiah Tahun Baru (1) Hari Musik Nasional (1) Hiburan (1) Hukuman Mati (1) Hypnowriting (1) Identitas Nusantara (1) Illegal Bisnis (1) Ilmu Pengetahuan (1) Ilusi Identitas (1) Imperialisme Arab (1) Indonesia Berduka (1) Indonesia Damai (1) Indonesia Hebat (1) Injil Minang (1) Intermezzo (1) Internet (1) Intoleransi (1) Investor Asing (1) Islam Nusangtara (1) Istana Bogor (1) Isu Agama (1) Isu Politik (1) J Marsello Ginting (1) Jadi Menteri (1) Jalur Gaza (1) Jangan Surahkan Indonesia (1) Jembatan Udara (1) Jenderal Moeldoko (1) Jenderal Team Jkw (1) Jilid Milenial (1) Jiplak (1) Jokowi 3 Periode (1) Jokowi Peduli (1) Jualan Agama (1) Jurus Pemerintah (1) Jusuf Kalla (1) Kadrun (1) Kambing Hitam (1) Kampus Terpapar Radikalisme (1) Kasus BUMN (1) Kasus Keluarga (1) Kebusukan Hati (1) Kecelakaan (1) Kehilangan Tuhan (1) Kehilangan WNI (1) Kekuasaan (1) Kekuatan China (1) Kemengan Jokowi (1) Kena Efisensi (1) Kepribadian (1) Keputusan Pemerintah (1) Kerusuhan 22 Mei (1) Kesaksian Politikus (1) Keseahatan (1) Ketum PSI (1) Kitab Suci (1) Kode Etik (1) Komnas HAM (1) Komunis (1) Konglomerat Pendukung (1) Kopi (1) Kota Bunga (1) Kota Misteri (1) Kota Modern (1) Kota Zek (1) Kredit Macet (1) Kuliah Uamum (1) Kunjungan Jokowi (1) Kurang Etis (1) LPAI (1) Lagu Utk Jokowi (1) Lahan Basah (1) Larangan Berkampanye (1) Larangan Pakaian (1) Lawan Rasa Takut (1) Leadership (1) Legaci Jokowi (1) Lindungi Jokowi (1) Lintas Dinamika (1) Luar Biasa (1) MPG (1) Mabok Agama (1) Mafia Ekonomi (1) Mafia Tanah (1) Mahakarya (1) Mahkamah Agung (1) Manfaat Vaksin (1) Mari Tertawa (1) Masa Kampanye (1) Masalah BUMN (1) Matematika (1) Membunuh Sains (1) Mempengaruhi Musuh (1) Mempengaruhi Orang (1) Mendisplinkan Siswa (1) Mengharukan (1) Menghasut Pemerintah (1) Menghina Lambang Negara (1) Mengulas Fakta (1) Menjaga Indonesia (1) Menjaga Jokowi (1) Menjelang Pemilu (1) Menjlang Pelantikan (1) Menko Polhukam (1) Menteri (1) Menteri Agama (1) Menteri Sosial (1) Menydihkan (1) Mesin Pembantai (1) Minuman Keras (1) Model Tulisan (1) Muhamad Ginting (1) Mumanistik (1) Muslim Prancis (1) Musu RI (1) Musuh Dlm Selimut (1) Obat Tradisional (1) Oligarki (1) Omnibus Law (1) Oramas Terlarang (1) Orang Baik (1) Orang Beragama (1) Orang Bodoh (1) Orang Kaya (1) Ormas Islam (1) Otak Kebalik (1) Overdosis Haram (1) PHK dan Buruh (1) Palestina (1) Panduan (1) Pantau Jakarta (1) Para Makar (1) Parawisata (1) Partai Baru (1) Partai Komunis (1) Pasar Murah (1) Pelarian (1) Pembayaran Utang Negara (1) Pembela Rakyat (1) Pembumian Pancasila (1) Pemerintahan Jayabaya (1) Pemilihan Presiden (1) Pemprov DKI (1) Pencerahan (1) Pencucian Uang (1) Pendukung Lain (1) Penebaran Virus so (1) Pengacau Negara (1) Pengalaman (1) Pengangguran (1) Pengaruh (1) Pengertian Istilah (1) Pengertian Otoritas (1) Penggulingan Rezim (1) Penghianat Bangsa (1) Pengobatan (1) People Power (1) Perang Dunia III (1) Perangi Tetroriis (1) Peraturan (1) Perayaan Natal (1) Percobaan (1) Perguruan Tinggi (1) Peringatan Keras (1) Peristiwa Mei 1998 (1) Pernikahan (1) Pernyataan ISKA (1) Pertamina (1) Pertemuan Politik (1) Pesan Gus Nuril (1) Pesan Habib (1) Peta Politik (1) Pidato Prisiden RI (1) Pil Pahit Srilanka (1) Pilkada 2018 (1) Pilkada Solo (1) Pilpres Curang (1) Pimpinan MPR (1) Politik Agama (1) Politik Catur Jkw (1) Politik Kepentingan (1) Politik LN (1) Politik Uang (1) Politikus (1) Pollitik (1) Profesional (1) Propaganda (1) Propaganda Firehose (1) Psikoanalisa (1) Psikologi Praktis (1) Puisi (1) Pulau Terindah (1) Quick Count (1) RUU Kadrun (1) Raja Bonar (1) Raja Debat (1) Raksasa (1) Rakyat Kecil (1) Realita Politik (1) Rekam Jejak (1) Rekapitulasi DPS (1) Reklamasi Pulau (1) Remix Sunda (1) Rendah Hati (1) Reungan Politik (1) Rhenald Kasali (1) Risma (1) Ruhut P Sitompul (1) Saksi Yehuwa (1) Sangat Canggih (1) Scandal BLBI (1) Seharah Pers (1) Sehat Penting (1) Sejarah Politik (1) Sekilas Info (1) Selamat Imlek (1) Sembuhkan Jiwasraya (1) Seni (1) Seniman Bambu (1) Shanzhai (1) Sidak Harga (1) Sidang MPR (1) Sigmun Freud (1) Silaturahmi (1) Sistem Informasi (1) Skema Kerusuhan (1) Skenario 22 Mei (1) Skenario Demonstrans (1) Skripsi (1) Soekarno (1) Stasiun KA (1) Suku Minang (1) Sumber Inspirasi (1) Super Power (1) Superkarya (1) Syirianisasi (1) System Informasi (1) TKA Siapa Takut (1) Tahun Kampret (1) Taliban (1) Tanda Kehormatan (1) Tanda Zaman (1) Tanggapan Atas Pidato (1) Tanya Jawab (1) Tebang Pilih (1) Teori Kepribadian (1) Terkaya Indonesia (1) Terorisme (1) Terrorisme (1) Tidak Becus Kerja (1) Tindakan Makar (1) Tingkat Kemiskinan (1) Tinjauan Filsafat (1) Tips dan Trik (1) Toleransi Identitas (1) Travelling (1) Tuan Rumah (1) Tukang Kayu (1) UU Cipta Kerja (1) Ucapan Gong Xi Fat Choi (1) Ulama Bogor (1) Ulasan Berita (1) Ulasan Suriah (1) Ustadz Bangsa (1) Via Vallen (1) Virus Covid-15 (1) Wajib Baca (1) Wakil Tuhan (1) Wali Kota (1) Wanita Kartini (1) Wewenang (1) Yusril Blakblakan (1) breaing news (1) karo (1) kontemporer (1) tari (1)