*Waspada !!!!*
*KELUAR SARANG*
Minggu2 ini akan ada gabungan *barisan sakit hati* yg akan keluar sarang. Liat aja poster2 yg beredar utk mengangkat kasus diskusi provokatif FH UGM.
Ada dua diskusi yg mereka gelar: pertama diskusi yg diadakah jaringan antek2 Din Syamsuddin di Muhammadiyah (Muhammadiyah). Mereka buat diskusi *menyoal kebebasan berpendapat dan konstitusionalitas pemakzulan Presiden di era Pandemi Covid-19*. Mereka sengaja mengakat tema yg provokatif lagi. Sesuatu yg sebetulan sdh jelas doangkat agar jadi pembicaraan publik. Forum kedua, orang2nya itu2 saja, mengangkat tena : *PSBB, kegagalan konsep konstitusional*. Temanya juga provokatif tapi udh usang.
Dua tema ini sdh pernah diangkat di FH UGM dan memunculkan kontraoversi. Mereka sengaja ngangkat lagi agar memancing lagi kontroversi dan reaksi dari pendukung Pak Jokowi.
Karena tujuannya itu, maka sebaiknya diskusi ini dicuekin aja. Nggak usah diviralkan. Polisi kalem aja. Karena mmg tujuannya *Caper alias cari perhatian*.
Tapi yg menarik adalah aktor2nya. Sepertinya semuanya keluar sarang. Ada Din syamsuddin sampai Suteki.Din Syamsuddin, dari awal merapat ke Jokowi, ngebet jadi Cawapres. Gagal jadi cawapres ngambek lalu masuk barisan sakit hati.
Ada dua cara gerak Din untuk melawan Jokowi. Pertama dia memainkan Dewan Pertimbangan MUI. Walupun MUI sdh punya pengurus tapi Din justru mobilisasi jaringan ormas2 Islam yg kecil2 di MUI. Jaringan kedua Din adalah memanfaatkan kelompok anti Jokowi di Muhamadiyah. Kelompok anti Jokowi ini dikompori utk mengkritik semua kebijakan Jokowi. Semuanya dibuat jadi salahnya Jokowi.
Lalu, ada Denny Indrayana, buronan POLRI yg sempat lari ke Australia, lalu balik jadi pengacara Meikarta. Kabarnya Denny dibuang oleh SBY krn oportunis. Ada Refly Harun, pecatan Komut Pelindo yg sekarang jadi Youtuber. Kabarnya Refly adalah pengacara yg doyan duit dan banyak konflik kepentingan. Tinggal dikumpulkan jejak dosa2nya saat ngurus klien2 dia di MK.
Berikutnya ada barisan sakit hati karena pembubaran HTI. Disini ada Suteki dosen pecatan UNDIP yg jadi *pembela terdepan Khilafah* yg dicabut nyawanya oleh Jokowi. Suteki dengan didukung gerakan bawah tanah HTI selalu mencari kesempatan utk serang Jolowi.
Diluar itu ada deretan *kelompok yg belum move on* dari Pilpres 2019. Mereka tdk rela Jokowi menang. Mereka terdiri dari kelompok purnawirawan dan pengusaha anti Jokowi. Pengusaha anti Jokowi ini tergabung di grup Aksa Mahmud dan Erwin Aksa. Sedsngkan purnawirawan anti Jokowi di kelompok GN, Soenarko. Antek2 mereka adalah Ruslan Buton yg bikin video minta Jokowi mundur. Para purnawirawan ini berupaya masuk ke jaringan HTI dan kelompok Islam anti Jokowi dgn ngangkat isu TKA dan kebangkitan PKI.
Dan terakhir kelompok *akademisi sok jagoaan dan merasa menang sendiri*. Mereka seolah pemilik otoritas kebenaran krn disebut media sebagai pakar. Mereka berlindung dibalik tameng kebebasan mimbar akademik. Tapi sesungguhnya mereka sedang mengangkat citra diri. Tidak ada kebenaran diluar pendapat mereka. Mereka adalah tipe intelektual kompor yg hanya suka bikin gaduh. Coba baca kritik atas tindak tanduk mereka pada tulisan aktivis Agung Kurniawan: https://www.facebook.com/agungleak/posts/10157634359663983
Barisan sakit hati, pendukung khilafah dan intelektual kompor bersatu memanfaatkan momen ketika pemerintah Jokowi tertekan oleh dampak COVID-19.
Ditengah kesulitan rakyat justru mereka main akrobatik agar bisa membalas sakit hati ke Jokowi. Kritik sih boleh aja... Indonesia adalah negara demokrasi. Tapi kalau tujuannya adalah mengganti NKRI dengan Khilafah, maka gerakan itu harus *DILAWAN*.
*Sebarkan ke para pendukung Jokowi !!!!*
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hello,
ReplyDeleteI am Lesia from MGID, a leading native advertising company.
The digital sphere is undergoing significant changes nowadays and we all have to stay up to date and react fast to ensure the smooth running of our businesses.
Therefore, I would like to offer you to get a new source of income by monetizing Politikandalan inventories via MGID native ad units and banner ads. The benefits you’ll get with us include:
· competitive CPC/CPM rates;
· premium demand;
· exclusive payment schedule.
Would you like me to send you further details via email or WhatsApp?