Latest News

Selengkapnya Diteruskan DI NEWS.TOPSEKALI.COM

Showing posts with label Politik. Show all posts
Showing posts with label Politik. Show all posts

Monday, October 8, 2018

BERJUANG SAMPAI TITIK MALU PENGHABISAN



BERJUANG SAMPAI TITIK MALU PENGHABISAN

Setelah kedok hoaxnya atas kasus Ratna Sarumpaet dibuka ke publik, para pendukung Mr. P mengalihkan tembakan ke pertemuan IMF-World Bank yang akan diselenggarakan di Bali. Mereka menuntut pertemuan kelas dunia tersebut dibatalkan.

Dibatalkan? Mereka pikir pertemuan IMF-WB ini kayak arisan emak-emak?

Serangan ini lebih terkesan untuk menutupi malu ketimbang sebagai kritik sehat.

Apa yang mereka tuntut? Biaya pertemuan tersebut Rp 885 miliar. Kata mereka cuma buang-buang duit doang. Apalagi Lombok dan Bali baru saja terkena bencana. Disusul Palu dan Donggala.

Iya, anggaran yang disiapkan pemerintah untuk perhelatan tersebut memang Rp 885 miliar. Biayanya untuk vanue, penyelenggaraan, promosi acara sampai keamanan. Sementara penginapan, makan, hotel, transportasi seluruh peserta ditanggung masing-masing.

Artinya duit itu bukan buat mengongkosi orang asing beraktifitas di Indonesia. Tapi sebagai tuan rumah, kita perlu melayani menyiapkan diri dengan baik.

Anggaran yang keluar dari pemerintah juga akan berputar di Indonesia. Bukan terbang ke luar negeri. Secara ekonomi dari anggaran itu saja sudah memberikan dampak bagi rakyat.

Belum lagi pengeluaran yang akan dibawa oleh 32 ribu delegasi dari 189 negara. Mulai dari kepala negara, Menteri Keuangan, Gubernur Bank Sentral sedunia, pengusaha kelas kakap, sampai eksekutif perusahaan semua tumplek.

Kalau orang jenis VVIP yang datang, jangan disamain sama liburan kelas kambing. Yang tidurnya di mushollah dan numpang mandi di toilet mall. Tapi sibuk selfie-selfie di depan Hard Rock Hotel, buat diupload di FB.

Kalau kelas VVIP yang datang, gak cukup sewa satu kamar hotel. Biasanya mereka datang dengan asisten, sekretaris, atau ajudan. Coba hitung saja berapa biaya nginap, makan, transportasi, hiburan plus beli oleh-oleh. Semua duit itu dibawa mereka dari luar negeri, untuk dibelanjakan disini. Yang akan menikmati ya, Pak Made yang buka toko Souvenir di Kuta. Atau Sugiono, yang membuka bisnis rental mobil di Legian.

Hitungan kasar, diperkirakan duit yang akan dibelanjakan peserta bisa mencapai Rp 1,5 triliun. Sedangkan duit untuk perhelatan yang disiapkan pemerintah Rp 885 miliar. Itu juga baru kepakai separuh lebih sedikit. Yang harus diingat, semua duit itu berputar di Indonesia. Dampaknya ya, buat rakyat Indonesia juga. Minimal buat masyarakat Bali.

Dari event ini saja ekonomi Bali menggeliat luar biasa. Pertumbuhan yang tadinya 5,9% langsung melonjak jadi 6,5%. Bukan hanya Bali. Masyarakat lain juga kecipratan. Ekonomi di Banyuwangi juga meningkat. Bahkan Lombok yang habis terkena gempa juga akan terbantu. Paket wisata menuju ke Mandalika atau Gili Trawangan dan Gili Air diserbu peserta.

Sebagian peserta akan menghabiskan sisa waktunya untuk berwisata. Mereka menyebar ke Lombok, Sumatera Utara, Yogyakartau, Labuan Bajo, sampai Raja Ampat. Disana gak mungkin mereka cuma bengong doang. Pasti belanja belanji. Pasti keluarkan duit. Siapa yang akan mendapat duitnya? Ya, rakyat Indonesia!

Ketika Singapura mengadakan event serupa pada 2006, dampak langsung yang dibawa peserta kepada ekonomi Singapura mencapai 170 juta dolar AS. Padahal dari sisi peserta pertemuan di Singapura jauh lebih sedikit dibanding dengan IMF-WB Meeting di Indonesia. Dalam sejarahnya, pertemuan ini merupakan yang terbesar. Bahkan jauh lebih besar dari pertemuan di Davos.

Kita belum bicara dampak gak langsungnya. Ingat. Disana berkumpul puluhan ribu petinggi perusahaan kelas dunia. Akan ada ribuan peluang kerjasama bisa dihasilkan. Kesempatan ini membuka peluang untuk dimanfaatkan pengusaha Indonesia.

Belum lagi kesempatan pemerintah Indonesia mengundang investor asing masuk. Pemerintah bisa menjadikan ajang ini sebagai promosi menawarkan keuntungan ekonomi. Nah, para investor asing itu akan gelontorkan duitnya, bikin pabrik, ikut membangun infrastruktur, bikin usaha.  Membuka lapangan kerja. Duit berputar di Indonesia. Pajak masuk.

Tapi ada status twitter yang ditulis Hasan Haikal, yang menuntut acara tersebut dibatalkan karena hanya berisi canda, tawa, pesta.

Lho, acara meeting IMF-WB disamain dengan pesta ulang tahun ABG? Dia pikir bule-bule yang datang ke Bali untuk acara ini sekelas bule gembel di Jalan Jaksa? Kayanya ustad ini butuh paket data, biar lebih terbuka isi kepalanya.

Kalau seorang Hasan Haikal yang ngomong ngelantur, kayaknya kita maklum. Ekonomi bukan bidang dia. Tapi ada juga ekonom seperti Rizal Ramli yang minta pertemuan ini dibatalkan. Mungkin karena dia harus menutup malu sudah ikut-ikutan menebar hoax Ratna Sarumpaet. Hingga terpaksa pakai jurus dewa mabuk.

Yang paling aneh adalah, para pengkritik itu membenturkan acara ini dengan kondisi gempa di Palu dan Donggala. Mereka yang kemarin mengabaikan korban gempa tapi malah asyik menyebar hoax, sekarang bicara soal korban gempa?

"Kalau malu gak ketulungan, mending wajahnya dioperasi plastik saja ketimbang malah nyinyir" ujar Abu Kumkum. Saya setuju.

Yang gak mereka hitung, satu-satunya jalan untuk memulihkan kondisi pasca gempa adalah aktivitas ekonomi harus kembali normal. Korban gempa tidak mungkin pulih hanya dengan bantuan. Kehidupan mereka akan bangkit apabila ekonomi mereka berputar kembali.

Nah, pertemuan ini juga bisa mendorong investor asing untuk menanamkan modalnya membangun kembali Palu dan Donggala. Memulihkan ekonomi yang sempat hancur akibat bencana.

Jadi justru disaat inilah pertemuan IMF-WB itu sangat berarti bagi Indonesia. Tapi kenapa malah diminta batal? Aneh.

"Ingat slogan mereka, mas. Berjuang sampai titik malu penghabisan," ujar Abu Kumkum lagi.

Husss...

#VoyageToIndonesia
#IndonesiaBangga
#AM2018Bali

www.ekokuntadhi.com

Saturday, October 6, 2018

SADISNYA AIRMATA NAYIRAH....


SADISNYA AIRMATA NAYIRAH....
Nayirah bercucuran air mata di depan kongres Amerika..
Gadis berusia 15 tahun itu menceritakan betapa kejinya tentara Irak membunuh ratusan bayi tak berdosa. Pengakuan Nayirah Al Sabah "sang saksi mata" itu membuat siapapun yang mendengar ceritanya bercampur aduk perasaan, antara sedih dan benci tak terhingga.
Pengakuan Nayirah yang diliput media internasional ini kemudian menghasilkan keputusan penting di tahun 1990, yaitu "operasi badai gurun" dimana Amerika dan sekutunya serentak menyerang Irak.
Perang teluk pun dimulai. Ratusan ribu jiwa hilang. Bukan hanya dari tentara Irak, terbanyak adalah warga sipil ibu dan anak kecil yang tak berdosa.
Belakangan diketahui, Nayirah adalah putri duta besar Kuwait di Amerika. Dia mengambil kelas akting dan dipimpin oleh perusahaan public relation di Amerika, hanya untuk bersaksi palsu atas peristiwa yang hanya ada dalam karangannya.
Tapi terlambat sudah, jiwa-jiwa telah melayang. Gadis berusia 15 tahun itu hilang entah kemana. Nayirah dituding sebagai alat propaganda untuk mengesahkan penyerangan ke Irak dengan hoaks yang ia sebarkan..
Apa yang dilakukan Ratna Sarumpaet mirip dengan apa yang dilakukan Nayirah...
Ratna adalah pemain teater yang dikenal pada masanya. Monolog Marsinah menggugat adalah karya besarnya yang membuat ia menjadi musuh Orde Baru. Hanya kali ini ia berakting untuk membangun perang saudara, yang untungnya gagal karena skenarionya jauh dari sempurna.
Apakah Ratna Sarumpaet berakting sendirian dan hanya untuk dirinya ?
Berkaca pada kisah Nayirah, tidak ada sesuatu yang kebetulan, apalagi dalam panggung politik sebesar pemilihan Presiden. Terlalu naif jika percaya bahwa itu hanya kecelakaan dan bisikan setan. Ratna adalah Nayirah, sebuah alat saja untuk menjustifikasi suatu gerakan besar.
Prabowo melakukan hal yang mirip dengan George Bush Sr, Presiden Amerika saat itu, yang membutuhkan sebuah picu untuk melancarkan propaganda besar dalam bagian dari strategi kampanyenya.
Ia tidak berfikir dampaknya, bahkan berfikir panjang untuk itu. Ia hanya berfikir tentang hasilnya, bagaimana caranya ia mempunyai kekuasaan besar kelak. Meski jika harus mengorbankan jiwa banyak orang, baginya itu hanya korban perang saja. Sebuah statistik tanpa arti apa-apa.
Mengerikan mempunyai calon pemimpin seperti itu. Jika ia mampu mengorbankan bangsa ini, tentu ia sangat mampu mengorbankan beberapa orang jika ia berkuasa nanti..
Sejarah selalu berulang dengan waktu dan tempat yang berbeda. Kesamaan pola bukan kebetulan belaka. Peristiwa Nayirah Al Sabah adalah bagian dari strategi militer yang menjadi bahan pengajaran di taktik perang negara besar seperti Amerika. Dan bisa saja negeri ini dijadikan tempat sebagai bagian dari studi kasusnya..
Sudah pahit kopinya ?
https://www.facebook.com/search/top/?q=deny%20siregar

THE CHOSEN ONE


THE CHOSEN ONE?
Kalau kita mengamati perjalanan hidup seorang Joko Widodo sejak menjadi walikota Solo sampai sekarang, pasti melihat ada 1 hal yang konsisten terjadi :
Lelaki satu ini, sering ditolong oleh kehidupan dalam bentuk peristiwa ‘ndilalah’, atau kebetulan-kebetulan.
Serba serendipity & synchronicity, kalau kata orang. Seolah dia menyatu dengan semua unsur semesta, yang mendukungnya.
Dia seorang peselancar hidup, yang menunggangi ombak kehidupan. Dia fokus saja pada keseimbangannya sendiri di puncak ombak.... sementara musuh-musuhnya yang mengejar??? Malah terpeleset dan ditelan ombak.
Berapa kali upaya kudeta, mengacau keadaan, memintanya mundur, kemudian malah mereka sendirilah yang terjungkal?
Nah sekarang ada banyak bencana di saat kampanye. Bagaimana itu, Na..? Kan beliau jadi nggak bisa fokus berkampanye?
Saya melihat berbagai bencana alam di masa kampanye ini, justru menyediakan panggung baginya : mendekatkannya ke rakyatnya, memeluk dan melalui masa-masa sulit ini bersama-sama mereka.
Saya seperti melihat, alam ingin memberikan kesempatan agar akyat merasakan sentuhan perhatian seorang bapak, yang kebetulan menjabat sebagai presiden....... di daerah-daerah yang tahun 2014 lalu TIDAK memberikan suara baginya.
Ironis kan...?
Seorang yang dulu mereka ‘tolak’, saat ini menjadi orang yang paling peduli pada nasib mereka (selain karena itu memang tugasnya sebagai presiden).
Tapi lihatlah KUALITAS & KUANTITAS perhatiannya. Totalitasnya dalam kehadirannya. Tak ada UU atau aturan apapun yang mengatur bagaimana seharusnya seorang presiden memberikan perhatian dan empati.
Lihatlah yang dilakukan lelaki ceking ini.
Ada jiwa penuh cinta di situ.
Kau bisa lihat..?
Gunakan mata batinmu...

Wednesday, September 19, 2018

Prabowo Diragukan Bisa Ngaji, 80 Persen Alumni 212 Dukung Penuh Jokowi



Faizal Assegaf, Dewan Pendiri Presidium Alumni 212 , menyatakan eks demonstran anti-Ahok pada masa Pilkada DKI Jakarta 2017 yang tergabung dalam organisasinya mendukung Jokowi – Maruf Amin pada Pilprs 2019.

Ia beralasan, pemilihan Maruf Amin sebagai cawapres pendamping Jokowi merupakan kemenangan PA 212.

"Masuknya Maruf Amin sebagai cawapres itu sudah kemenangan 212, delapan puluh persen 212 dukung Jokowi," kata Faizal dalam diskusi publik ”Menebak Arah Politik 212” di D' Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Kamis (16/8/2018).


Menurutnya, Alumni 212 saat ini sudah terpecah belah, karena banyak ditunggangi kepentingan lain. Selain itu, pengurus asli dalam organisasi itu sudah banyak yang keluar.

"Secara realitas 212 sudah selesai. Realitasnya, komponen organisasinya sudah tak jelas, para pendiri sebenarnya banyak dipecat karena berbeda pendapat. Ini jelas terdapat tarik menarik kepentingan," ujarnya.

Ia juga menegaskan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto—yang juga menjadi kandidat capres pada Pilpres 2019—hanya memanfaatkan massa 212 untuk kepentingan pribadi.

Faizal menuturkan, Prabowo mendekati PA 212 untuk memeroleh banyak suara pendukung pada Pemilu 2019, sehingga menaikkan elektabilitas sang jenderal pada pilpres.

"Karakteristik prabowo tidak religius. Hanya simbolis, dia tidak mewakili kubu religius. Jadi kalau Prabowo ini dijadikan (capres) 212, itu kontraksi. Maaf ya, di 212 pernah tidak mengundang Prabowo mengaji? Prabowo bisa baca (Al quran) saja masih kami ragukan," jelasnya. [Yosafat Diva Bayu Wisesa]


Sumber: https://www.suara.com/news/2018/08/16/173836/prabowo-diragukan-bisa-ngaji-mayoritas-alumni-212-dukung-jokowi

http://www.tribunnow.site/2018/09/prabowo-diragukan-bisa-ngaji-80-persen.html

Prabowo Suka Sudutkan Jokowi, Faisal Basri Geram Beri Tanggapan Tegas Prabowo yg Suka Sebut Indonesia Dikuasai Asing


Prabowo Suka Sudutkan Jokowi, Faisal Basri Geram Beri Tanggapan Tegas Prabowo yg Suka Sebut Indonesia Dikuasai Asing

Demi berkuasa, Prabowo seringkali mengatakan Indonesia telah dikuasai asing. Tanah dan kekayaan alam Indonesia sudah dikuasai asing. Perekonomian Indonesia sudah dikuasai asing. Seakan-akan kehidupan kita pun dikuasai asing.


"Negara kita terancam. Rupiah melemah, tandanya ekonomi kita melemah. Ekonomi melemah karena saat ini bangsa kita sudah dikuasai asing," ujarnya di kawasan Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (8/9/2018).


Coba lihat betapa Prabowo menekankan bahwa negara kita sudah terancam. Asing sudah menguasai Indonesia. Sampai dollar Amerika menguat terhadap rupiah pun Prabowo mendramatisir seakan-akan ekonomi Indonesia sudah gawat.

Demi berkuasa Prabowo tak segan-segan menakut-nakuti masyarakat Indonesia, seakan-akan ekonomi Indonesia sudah begitu gawat. Ekonomi Indonesia besok akan ambruk. Krisis sudah diambang pintu. Indonesia akan seperti tahun 1998. Ekonomi Indonesia hancur lebur diterjang krisis moneter.

Prabowo memang bisanya begitu. Karena tak punya program unggulan, Ia pun mulai menakut-nakuti masyarakat Indonesia. Bahwa Indonesia akan hancur. Indonesia akan bubar. Indonesia terancam krisis, karena Indonesia dikuasai oleh asing.

Benarkah Indonesia sudah dikuasai asing? Sehingga ekonomi Indonesia gampang dikendalikan oleh asing? Apakah pemerintah sekarang benar-benar takluk kepada Asing seperti yang dikatakan oleh Prabowo?

Padahal sekarang ini justru Presiden Jokowi sedang mengembalikan perusahaan-perusahaan yang dikuasai asing sejak lama kembali kepada Indonesia. Seperti PT. Freeport Indonesia. Bahkan blok Rokan dan blok Mahakam yang semula dikuasai oleh pihak asing, sekarang justru dikembalikan kepada Indonesia. Pemerintah memberikan kepercayaan kepada Pertamina untuk mengelola kedua blok pertambangan minyak tersebut.

Jadi tak ada alasan mengatakan bahwa Indonesia sekarang ini dikuasai oleh asing. Tak ada alasan bahwa asing mengancam perekonomian Indonesia hanya karena dollar menguat terhadap rupiah. Karena bukan hanya rupiah saja yang terimbas dari menguatnya dollar AS, mata uang beberapa negara pun terimbas lebih parah daripada Indonesia. Seperti Turki dan Argentina. Bahkan menurut analisis Nomura Holding Inc yang berkedudukan di Jepang, Indonesia justru termasuk 8 negara yang paling aman dari hantaman krisis.

Analisis Nomura Holding mengemukakan bahwa dua faktor yang membuat Indonesia sebagai salah satu negara teraman dari krisis adalah cadangan devisa Indonesia yang mencapai 118,3 miliar US Dollar. Dan rasio utang terhadap PDB pun cukup kecil. Jadi, menurut analisis Nomura Holding, Indonesia masih aman.

Kembali ke soal apakah benar Indonesia sudah dikuasai oleh asing seperti yang selalu ditekankan oleh Prabowo? Menurut pengamat ekonomi Indonesia, Faisal Basri sampai saat ini Indonesia tidak benar jika dikatakan dikuasai oleh asing.

Menurut Faisal Basri sentuhan asing di Indonesia sangat kecil. Investasi di Indonesia tidak pernah didominasi oleh asing. Penanaman modal langsung oleh asing (direct foreign investment) hanya sekitar 5 persen dari keseluruhan pembentukan modal tetap bruto (gross fixed capital formation/GFCF).

Bandingkan dengan Malaysia yang nisbah FDI terhadap GFCF-nya sekitar tiga kali lipat Indonesia dan Vietnam–yang notabene negara Komunis–empat kali lipat Indonesia pada periode 2011-16. Filipina yang juga relatif kurang diminati asing pun lebih besar dari Indonesia. Peranan asing dalam pembentukan modal tetap bruto Indonesia berada di bawah rerata Asia sepanjang periode observasi. Bahkan terhadap Bolivia yang di bawah rezim sosialis pimpinan Presiden Juan Evo Morales Ayma, Indonesia jauh lebih rendah.

Jika Faisal Basri saja mengatakan bahwa asing menguasai Indonesia tak lebih dari 5%, kenapa Prabowo justru menekankan bahwa Indonesia sudah terancam dari cengkeraman asing? Padahal negara-negara lain, penanaman modal langsung asing lebih besar beberapa kali lipat dari Indonesia. Dibandingkan dengan Indonesia, Malaysia saja direct foreign investment-nya 3 kali lipat dari Indonesia, dan Vietnam bahkan empat kali lipat. Kenapa mereka tidak koar-koar sudah dikuasai asing? Kenapa hanya Prabowo saja yang terus koar-koar mengatakan Indonesia sudah dicengkeram asing?

Saya yakin, Prabowo memang ingin menanamkan rasa ketakutan kepada masyarakat Indonesia. Menanamkan ketakutan bahwa negara ini akan dijual kepada asing jika masih dikuasai oleh pemerintahan sekarang. Jika nanti, Prabowo benar-benar terpilih menjadi Presiden Indonesia apakah benar-benar tidak akan mengandalkan asing untuk membangun Indonesia? Saya yakin Prabowo juga akan ngeles mengatakan bahwa investasi asing diperlukan karena untuk memperbaiki kerusakan ekonomi yang telah dibuat oleh pemerintahan sekarang. Khan bullshit!

Saya kira dengan penjelasan dari Faisal Basri ini, kita menjadi sadar bahwa selama ini Indonesia tidak dikuasai oleh asing seperti yang terus dikoarkan oleh Prabowo. Malahan saya menduga Prabowo lah yang menjadi antek asing di Indonesia. Karena ketika Indonesia berencana mengembalikan Freeport kepada Indonesia, Prabowo justru mengatakan pemerintah Indonesia harus menghormati kebijakan Amerika terhadap Freeport. Khan kampret!

Pembangunan yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi membuktikan bahwa Indonesia sampai saat ini aman-aman saja. Karena pembangunan ini adalah cermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan adanya pembangunan membuat pergerakan ekonomi Indonesia terus melaju. Tak stagnan. Tak seperti yang dikatakan oleh para pesimis-pesimis itu.

Bukan begitu kira-kira?

#JokowiLagi
http://www.tribunnow.site/2018/09/prabowo-suka-sudutkan-jokowi-faisal.html?m=1

Tuesday, September 18, 2018

Ini Isi 17 Butir Pakta Integritas GNPF yang Diteken Prabowo-Sandiaga

Ini Isi 17 Butir Pakta Integritas GNPF yang Diteken Prabowo-Sandiaga
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa ( GNPF) resmi mendukung pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dukungan itu diberikan usai Prabowo menandatangani pakta integritas yang diajukan oleh GNPF. 

"Telah terselesaikannya dengan baik ijtima ulama dan tokoh nasional II dan ditandatanganinya pakta integritas oleh paslon yaitu yang terhormat Bapak Prabowo Subianto dengan Sandiaga Salahuddin Uno," ujar Ketua GNPF Yusuf Muhammad Martak dalam konferensi pers bersama di Grand Cempaka, Jakarta, Minggu (16/9/2018). 

Sebelumnya, Yusuf juga menegaskan ada 17 poin yang termuat dalam pakta integritas itu. Ia membantah pakta integritas ini memuat permintaan posisi jabatan politik. 


Menurut dia, pakta integritas itu murni aspirasi dari para ulama GNPF untuk kepentingan umat Islam dan agama lainnya di Indonesia. 

"Tidak ada usulan minta maupun memohon jabatan apa pun, kita berbuat tanpa pamrih, tanpa ada conditioning tanpa ada bergaining. Kita berbuat untuk kepentingan bangsa dan negara dan demi keselamatan umat islam di Indonesia," ujar Yusuf. 

"Jangan sampai menerima dan merasakan ketidakadilan. Kita butuh keadilan yang sama, baik kepada umat islam maupun kepada agama lain yang juga menjadi warga negara Republik Indonesia," sambungnya. 

Adapun 17 poin dalam pakta integritas yang ditandatangani adalah sebagai berikut: 

1. Sanggup melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. 

2. Siap menjaga dan menjunjung nilai-nilai religius dan etika yang hidup di tengah masyarakat. Siap menjaga moralitas dan mentalitas masyarakat dari rongrongan gaya hiduo serta paham-paham yang merusak yang bertentangan dengan kesusilaan dan norma-norma yang berlaku lainnya di tengah masyarakat Indonesia. 

3. Berpihak pada kepentingan rakyat dalam setiap proses pengambilan kebijakan dengan memperhatikan prinsip representasi, proporsionalitas, keadilan, dan kebersamaan. 

4. Memperhatikan kebutuhan dan kepentingan umat beragama, baik umat Islam, maupun umat agama-agama lain yang diakui Pemerintah Indonesia untuk menjaga persatuan nasional. 

5. Sanggup menjaga dan mengelola Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), secara adil untuk menciptakan ketentraman dan perdamaian di tengah kehidupan masyarakat Indonesia. 

6. Menjaga kekayaan alam nasional untuk kepentingan sebesar-besar kemakmuran rakyat Indonesia. 7. Menjaga keutuhan wilayah NKRI dari ancaman separatisme dan imperialisme. 

8. Mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina di berbagai panggung diplomatik dunia sesuai dengan semangat dan amanat Pembukaan UUD 1945. 

9. Siap menjaga amanat TAP MPRS No. 25/1966 untuk menjaga NKRI dari ancaman komunisme serta paham-paham yang bisa melemahkan bangsa dan negara lainnya. 

10. Siap menjaga agama-agama yang diakui Pemerintah Indonesia dari tindakan penodaan, penghinaan, penistaan serta tindakan-tindakan lain yang bisa memancing munculnya ketersinggungan atau terjadinya konflik melalui tindakan penegakkan hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

11. Siap melanjutkan perjuangan reformasi untuk menegakan hukum secara adil tanpa pandang bulu kepada segenap warga negara. 

12. Siap menjamin hak berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat secara lisan dan tulisan. 

13. Siap menjamin kehidupan yang layak bagi setiap warga negara untuk dapat mewujudkan kedaulatan pangan, ketersediaan sandang dan papan. 

14. Siap menyediakan anggaran yang memprioritaskan pendidikan umum dan pendidikan agama secara proporsional. 

15. Menyediakan alokasi anggaran yang memadai untuk penyelenggaraan kesehatan rakyat dan menjaga kelayakan pelayanan rumah sakit baik pemerintah maupun swasta. 

16. Siap menggunakan hak konstitusional dan atributif yang melekat pada jabatan presiden untuk melakukan proses rehabilitasi, menjamin kepulangan, serta memulihkan hak-hak Habib Rizieq Shihab sebagai warga negara Indonesia. Serta, memberikan keadilan kepada para ulama, aktivis 411, 212, dan 313 yang pernah disangkakan.
Penegakan keadilan juga perlu dilakukan terhadap tokoh-tokoh lain yang mengalami penzaliman. 

17. Menghormati posisi ulama dan bersedia untuk mempertimbangkan pendapat para ulama dan pemuka agama lainnya dalam memecahkan masalah yang menyangkut kemaslahatan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Artikel ini telah tayang di 
Kompas.com dengan judul "Ini Isi 17 Butir Pakta Integritas GNPF yang Diteken Prabowo-Sandiaga", https://nasional.kompas.com/read/2018/09/16/17591881/ini-isi-17-butir-pakta-integritas-gnpf-yang-diteken-prabowo-sandiaga
Penulis : Dylan Aprialdo Rachman
Editor : Sabrina Asril

Tags

Analisis Politik (275) Joko Widodo (150) Politik (106) Politik Baik (64) Berita Terkini (59) Jokowi (58) Pembangunan Jokowi (54) Lintas Agama (31) Renungan Politik (31) Perang Politik (29) Berita (27) Ekonomi (25) Anti Radikalisme (24) Pilpres 2019 (23) Jokowi Membangun (22) Perangi Radikalisme (22) Pembangunan Indonesia (21) Surat Terbuka (20) Partai Politik (19) Presiden Jokowi (19) Lawan Covid-19 (18) Politik Luar Negeri (18) Bravo Jokowi (17) Ahok BTP (14) Debat Politik (14) Radikalisme (13) Toleransi Agama (12) Caleg Melineal (11) Menteri Sri Mulyani (11) Perangi Korupsi (11) Berita Hoax (10) Berita Nasional (9) Education (9) Janji Jokowi (9) Keberhasilan Jokowi (9) Kepemimpinan (9) Politik Kebohongan (9) Tokoh Dunia (9) Denny Siregar (8) Hidup Jokowi (8) Anti Korupsi (7) Jokowi Hebat (7) Renungan (7) Sejarah Penting (7) Selingan (7) imlek (7) Ahok (6) Health (6) Perangi Mafia (6) Politik Dalam Negeri (6) Gubernur DKI (5) Jokowi Pemberani (5) KPK (5) Khilafah Makar (5) Kisah Nyata (5) Lawan Radikalisme (5) NKRI Harga Mati (5) Negara Hukum (5) Partai PSI (5) Pengamalan Pancasila (5) Pilkada (5) Refleksi Politik (5) Teknologi (5) hmki (5) kota tangsel (5) natal (5) pengurus (5) peresmian (5) relawan (5) Anti Teroris (4) Bahaya Khalifah (4) Berita Baru (4) Dugaan Korupsi (4) Indonesia Maju (4) Inspirasi (4) Kebudayaan Indonesia (4) Lagu Jokowi (4) Mahfud MD (4) Menteri Pilihan (4) Pancasila (4) Pendidikan (4) Pileg 2019 (4) Politik Identitas (4) Sejarah (4) Tokoh Masyarakat (4) Tokoh Nasional (4) Vaksin Covid (4) Adian Napitupulu (3) Adudomba Umat (3) Akal Sehat (3) Analisa Debat (3) Artikel Penting (3) Atikel Menarik (3) Biologi (3) Brantas Korupsi (3) Breaking News (3) Covid-19 (3) Demokrasi (3) Dewi Tanjung (3) Hukum Karma (3) Karisma Jokowi (3) Kelebihan Presiden (3) Kesaksian (3) King Of Infrastructur (3) Lagu Hiburan (3) Makar Politik (3) Melawan Radikalisme (3) Musibah Banjir (3) Nasib DKI (3) Nasihat Canggih (3) Negara Maju (3) Negara Makmur (3) Nikita Mirzani (3) PKN (3) Pembubaran Organisasi (3) Pemilu (3) Pendidikan Nasional (3) Pendukung Jokowi (3) Penegakan Hukum (3) Poleksos (3) Politik Adudomba (3) Rekayasa Kerusuhan (3) Rencana Busuk (3) Revisi UUKPK (3) Sederhana (3) Tanggung Jawab (3) Testimoni (3) Tokoh Revolusi (3) Waspada Selalu (3) barongsai (3) jakarta (3) Ada Perubahan (2) Agenda Politik (2) Akal Kebalik (2) Akal Miring (2) Anggaran Pemprov (2) Antusias Warga (2) Arsitektur Komputer (2) Basmi Mafia (2) Basmi Radikalisme (2) Beda Partai (2) Berita Internasional (2) Budiman PDIP (2) Capres Cawapres (2) Cinta Tanah Air (2) Dasar Negara (2) Denny JA (2) Erick Thohir (2) Etika Menulis (2) Filsafat (2) Fisika (2) Free Port (2) Gerakan Budaya (2) Gereja (2) Himbauan (2) Information System (2) Isu Sara (2) Jaga Presiden Jokowi (2) Jalan Toll (2) Jenderal Pendukung (2) Jihat Politik (2) Jokowi Commuter (2) Jokowi Guru (2) Jokowi Motion (2) Kabinet II Jokowi (2) Kasus Hukum (2) Kasus Korupsi (2) Kehebatan Jokowi (2) Kemajuan Indonesia (2) Kemanusiaan (2) Kerusuhan Mei (2) Komputer (2) Komunikasi (2) Kriminalisasi Ulama (2) Langkah DPRD-DPR (2) Lawam Penghianat Bangsa (2) Lawan Fitnah (2) Mafia Indonesia (2) Media Sosial (2) Menteri Susi (2) Merakyat (2) Miras (2) Motivasi (2) Nilai Rupiah (2) Olah Raga (2) Opini (2) Pembangunan Pasar (2) Pemimpin Pemberani (2) Pengadilan (2) Pengatur Strategi (2) Penjelasan TGB (2) Penyebar Hoax (2) Perangi Terroriis (2) Pidato Jokowi (2) Political Brief (2) Politik ORBA (2) Program Jokowi (2) Raja Hutang (2) Relawan Jokowi (2) Ruang Kesehatan (2) Sampah DKI (2) Selengkapnya (2) Sertifikat Tanah (2) Simpatisan Jokowi (2) Suka Duka (2) Sumber Kekuasaan (2) Survey Politik (2) Tegakkan NKRI (2) Tenaga Kerja (2) Tirta Memarahi DPR (2) Toll Udara (2) Transparan (2) Ucapan Selamat (2) Ulasan Permadi (2) Ultah Jokowi (2) Undang Undang (2) amandemen (2) jokowi 3p (2) jokpro (2) news (2) perjuangkan (2) Adek Mahasiswa (1) Aksi Gejayan (1) Aksi Makar (1) Alamiah Dasar (1) Ancaman Demokrasi (1) Andre Vincent Wenas (1) Anggarana Desa (1) Anies Dicopot (1) Ansor Banten (1) Antek HTI (1) Anti Cina (1) Anti Terrorris (1) Anti Vaksin (1) Anti Virus (1) Arti Corona (1) Aset BUMN (1) Atheis (1) BIN (1) BTP (1) Bahasa Indonesia (1) Bahaya Isis (1) Bangkitkan Nasionalisme (1) Bangsa China (1) Bank Data (1) Bantu Dishare (1) Basuki Tjahaya Purnama (1) Bawah Sadar (1) Bencana Alam (1) Berani Karena Jujur (1) Berani Melapor (1) Binekatunggal Ika (1) Bintang Mahaputera (1) Bisnis (1) Bongkar Gabeneer (1) Bravo Polri (1) Bravo TNI (1) Budiman Sujatmiko (1) Bumikan Pancasila (1) Bunuh Diri (1) Busana (1) Buya Syafii Maarif (1) Calon Menteri (1) Cari Panggung Politik (1) Cctvi Pantau (1) Cendekia (1) Croc Brain (1) Cudu Nabi Muhammad (1) Cybers Bots (1) Daftar Tokoh (1) Dagang Sapi (1) Danau Toba (1) Data Base (1) Demo Bingung (1) Demo Gagal (1) Demo Mahasiswa (1) Demo Nanonano (1) Demokrasi Indonesia (1) Deretan Jenderal (1) Dewan Keamanan PBB (1) Digital Divelovement (1) Dosa Kolektif (1) Dubes Indonesia (1) Ekologi (1) Extrimis (1) FBR Jokowi (1) Faham Khilafah (1) Filistinisme (1) Filosofi Jawa (1) Fund Manager (1) G30S/PKI (1) GPS Tiongkok (1) Gagal Faham (1) Gaji Direksi (1) Gaji Komisaris (1) Gaya Baru (1) Gelagat Mafia (1) Geografi (1) Gerakan (1) Gerakan Bawah Tanah (1) Gibran (1) Grace Natalie (1) Gubernur Jateng (1) Gus Nuril (1) Gusti Ora Sare (1) HTI Penunggang (1) Hadiah Tahun Baru (1) Hari Musik Nasional (1) Hiburan (1) Hukuman Mati (1) Hypnowriting (1) Identitas Nusantara (1) Illegal Bisnis (1) Ilmu Pengetahuan (1) Ilusi Identitas (1) Imperialisme Arab (1) Indonesia Berduka (1) Indonesia Damai (1) Indonesia Hebat (1) Injil Minang (1) Intermezzo (1) Internet (1) Intoleransi (1) Investor Asing (1) Islam Nusangtara (1) Istana Bogor (1) Isu Agama (1) Isu Politik (1) J Marsello Ginting (1) Jadi Menteri (1) Jalur Gaza (1) Jangan Surahkan Indonesia (1) Jembatan Udara (1) Jenderal Moeldoko (1) Jenderal Team Jkw (1) Jilid Milenial (1) Jiplak (1) Jokowi 3 Periode (1) Jokowi Peduli (1) Jualan Agama (1) Jurus Pemerintah (1) Jusuf Kalla (1) Kadrun (1) Kambing Hitam (1) Kampus Terpapar Radikalisme (1) Kasus BUMN (1) Kasus Keluarga (1) Kebusukan Hati (1) Kecelakaan (1) Kehilangan Tuhan (1) Kehilangan WNI (1) Kekuasaan (1) Kekuatan China (1) Kemengan Jokowi (1) Kena Efisensi (1) Kepribadian (1) Keputusan Pemerintah (1) Kerusuhan 22 Mei (1) Kesaksian Politikus (1) Keseahatan (1) Ketum PSI (1) Kitab Suci (1) Kode Etik (1) Komnas HAM (1) Komunis (1) Konglomerat Pendukung (1) Kopi (1) Kota Bunga (1) Kota Misteri (1) Kota Modern (1) Kota Zek (1) Kredit Macet (1) Kuliah Uamum (1) Kunjungan Jokowi (1) Kurang Etis (1) LPAI (1) Lagu Utk Jokowi (1) Lahan Basah (1) Larangan Berkampanye (1) Larangan Pakaian (1) Lawan Rasa Takut (1) Leadership (1) Legaci Jokowi (1) Lindungi Jokowi (1) Lintas Dinamika (1) Luar Biasa (1) MPG (1) Mabok Agama (1) Mafia Ekonomi (1) Mafia Tanah (1) Mahakarya (1) Mahkamah Agung (1) Manfaat Vaksin (1) Mari Tertawa (1) Masa Kampanye (1) Masalah BUMN (1) Matematika (1) Membunuh Sains (1) Mempengaruhi Musuh (1) Mempengaruhi Orang (1) Mendisplinkan Siswa (1) Mengharukan (1) Menghasut Pemerintah (1) Menghina Lambang Negara (1) Mengulas Fakta (1) Menjaga Indonesia (1) Menjaga Jokowi (1) Menjelang Pemilu (1) Menjlang Pelantikan (1) Menko Polhukam (1) Menteri (1) Menteri Agama (1) Menteri Sosial (1) Menydihkan (1) Mesin Pembantai (1) Minuman Keras (1) Model Tulisan (1) Muhamad Ginting (1) Mumanistik (1) Muslim Prancis (1) Musu RI (1) Musuh Dlm Selimut (1) Obat Tradisional (1) Oligarki (1) Omnibus Law (1) Oramas Terlarang (1) Orang Baik (1) Orang Beragama (1) Orang Bodoh (1) Orang Kaya (1) Ormas Islam (1) Otak Kebalik (1) Overdosis Haram (1) PHK dan Buruh (1) Palestina (1) Panduan (1) Pantau Jakarta (1) Para Makar (1) Parawisata (1) Partai Baru (1) Partai Komunis (1) Pasar Murah (1) Pelarian (1) Pembayaran Utang Negara (1) Pembela Rakyat (1) Pembumian Pancasila (1) Pemerintahan Jayabaya (1) Pemilihan Presiden (1) Pemprov DKI (1) Pencerahan (1) Pencucian Uang (1) Pendukung Lain (1) Penebaran Virus so (1) Pengacau Negara (1) Pengalaman (1) Pengangguran (1) Pengaruh (1) Pengertian Istilah (1) Pengertian Otoritas (1) Penggulingan Rezim (1) Penghianat Bangsa (1) Pengobatan (1) People Power (1) Perang Dunia III (1) Perangi Tetroriis (1) Peraturan (1) Perayaan Natal (1) Percobaan (1) Perguruan Tinggi (1) Peringatan Keras (1) Peristiwa Mei 1998 (1) Pernikahan (1) Pernyataan ISKA (1) Pertamina (1) Pertemuan Politik (1) Pesan Gus Nuril (1) Pesan Habib (1) Peta Politik (1) Pidato Prisiden RI (1) Pil Pahit Srilanka (1) Pilkada 2018 (1) Pilkada Solo (1) Pilpres Curang (1) Pimpinan MPR (1) Politik Agama (1) Politik Catur Jkw (1) Politik Kepentingan (1) Politik LN (1) Politik Uang (1) Politikus (1) Pollitik (1) Profesional (1) Propaganda (1) Propaganda Firehose (1) Psikoanalisa (1) Psikologi Praktis (1) Puisi (1) Pulau Terindah (1) Quick Count (1) RUU Kadrun (1) Raja Bonar (1) Raja Debat (1) Raksasa (1) Rakyat Kecil (1) Realita Politik (1) Rekam Jejak (1) Rekapitulasi DPS (1) Reklamasi Pulau (1) Remix Sunda (1) Rendah Hati (1) Reungan Politik (1) Rhenald Kasali (1) Risma (1) Ruhut P Sitompul (1) Saksi Yehuwa (1) Sangat Canggih (1) Scandal BLBI (1) Seharah Pers (1) Sehat Penting (1) Sejarah Politik (1) Sekilas Info (1) Selamat Imlek (1) Sembuhkan Jiwasraya (1) Seni (1) Seniman Bambu (1) Shanzhai (1) Sidak Harga (1) Sidang MPR (1) Sigmun Freud (1) Silaturahmi (1) Sistem Informasi (1) Skema Kerusuhan (1) Skenario 22 Mei (1) Skenario Demonstrans (1) Skripsi (1) Soekarno (1) Stasiun KA (1) Suku Minang (1) Sumber Inspirasi (1) Super Power (1) Superkarya (1) Syirianisasi (1) System Informasi (1) TKA Siapa Takut (1) Tahun Kampret (1) Taliban (1) Tanda Kehormatan (1) Tanda Zaman (1) Tanggapan Atas Pidato (1) Tanya Jawab (1) Tebang Pilih (1) Teori Kepribadian (1) Terkaya Indonesia (1) Terorisme (1) Terrorisme (1) Tidak Becus Kerja (1) Tindakan Makar (1) Tingkat Kemiskinan (1) Tinjauan Filsafat (1) Tips dan Trik (1) Toleransi Identitas (1) Travelling (1) Tuan Rumah (1) Tukang Kayu (1) UU Cipta Kerja (1) Ucapan Gong Xi Fat Choi (1) Ulama Bogor (1) Ulasan Berita (1) Ulasan Suriah (1) Ustadz Bangsa (1) Via Vallen (1) Virus Covid-15 (1) Wajib Baca (1) Wakil Tuhan (1) Wali Kota (1) Wanita Kartini (1) Wewenang (1) Yusril Blakblakan (1) breaing news (1) karo (1) kontemporer (1) tari (1)