Latest News

Selengkapnya Diteruskan DI NEWS.TOPSEKALI.COM

Showing posts with label Politik. Show all posts
Showing posts with label Politik. Show all posts

Friday, July 6, 2018

KELOMPOK SAKIT JIWA YANG NGEBET BERKUASA



KELOMPOK SAKIT JIWA YANG NGEBET BERKUASA

Di negeri ini ada sekelompok orang aneh, kelompok sakit jiwa tapi ngebet sekali pingin berkuasa. Mereka teriak “Ganti Presiden” tapi bingung jika ditanya siapa kader mereka yang dicintai rakyat dan layak jadi presiden. Mereka gemar sebar fitnah, hoax, isu SARA dan ujaran kebencian tapi justru merasa sedang menjalankan perintah agama. Mereka mengaku sebagai pejuang agama tapi perilaku dan tindakannya jauh dari nilai agama bahkan aksi dan sepak terjangnya justru malah semakin sukses mempermalukan agama jadi bahan tertawaan. Mereka mengaku beragama tapi mulut fasih memaki “bangsat, anjing, babi, halal darahnya”.

Hanya soal kaos “Ganti Presiden” saja mereka tega mempersekusi ibu dan anak di acara CFD. Tapi bukannya mengakui, menyesali dan meminta maaf atas insiden memalukan itu namun mereka justru balik memfitnah bahwa ibu dan anak itu adalah penyusup yang melakukan akting dan rekayasa untuk menyudutkan mereka. Mereka suka mendzalimi tapi justru memutar balik fakta dan gantian teriak merasa sebagai pihak yang didzalimi. 

Bayangkan bagaimana jika orang-orang licik dengan kwalitas rendahan semacam ini bisa berkuasa di negeri ini? Pastilah ini bakal jadi bencana dan kemalangan besar bagi bangsa ini. Jika saat kampanye saja mereka sekasar, sebarbar dan seprimitif ini maka bagaimana jika mereka memegang amanah dan tanggung jawab besar dalam pengelolaan negara dengan anggaran ribuan trilyun? Pastilah bakal segera hancur nasib negara ini.

Ideologi konflik, politik identitas, politik kebencian, isu SARA, primordialisme, radikalisme dan sentimen agama adalah alat utama agar mereka bisa berkuasa di negeri ini. Tempat ibadah dijadikan ajang kampanye, propaganda, sarana menghasut massa, ajang caci maki dan menyebar kebencian. Bagi mereka asal Anda bisa bertakbir sambil memaki Jokowi, pemerintah dan kyai NU, Anda sudah akan langsung disebut ulama tanpa harus susah payah menimba ilmu agama di pondok pesantren selama puluhan tahun. Instan, cepat dan setengah gila !!

Tidak ada program, misi visi dan prestasi kerja nyata yang bisa mereka tawarkan selain hanya politik adu domba, siasat pecah belah dan penyebaran fitnah dan kebencian saja yang mampu mereka lakukan. Hanya itu yang mereka bisa lakukan karena sesungguhnya hanya itulah hal yang mereka punya. Hanya kebencian yang bisa mereka tunjukkan karena hanya itulah yang ada dalam hati dan pikiran mereka. Parahnya ajaran radikal mereka sudah merasuk cukup dalam mulai dari sekolah TK, SD, SMA, Perguruan Tinggi, BUMN hingga instansi-instansi negara.

Fungsi oposisi yang mereka jalankan bukanlah oposisi yang cerdas, berkwalitas, berimbang, profesional dan punya kontribusi untuk negara melainkan sekedar libido berkuasa dan hasrat menjegal lawan dengan segala cara. Mereka tidak pernah berpikir untuk mengabdi dan melayani demi kebaikan bangsa melainkan hanya ambisi berkuasa bagi kelompoknya saja. Setiap saat mereka sibuk mencari dan menyebarkan isu, hoax dan fitnah baru untuk menjatuhkan pemerintahan. 

Mereka teriak isu kebangkitan PKI padahal yang sebenarnya bangkit adalah kelompok radikal dan sel-sel teroris. Mereka teriak isu serangan tenaga kerja asing padahal tenaga kerja Indonesia lebih banyak yang kerja di luar negeri dan disana tidak ada seruan “serangan tenaga kerja Indonesia”. Mereka teriak soal hutang luar negeri padahal rasio hutang kita sehat dan memiliki peringkat bagus sebagai negara tujuan investasi. Mereka teriak Jokowi anti Islam padahal pemerintah sekedar anti radikalisme dan kampretisme yang membahayakan kedamaian, kerukunan dan kesatuan bangsa.

Jokowi tidak pernah korupsi sapi, tidak pernah culik orang, tidak pernah bakar sekolah dan tidak pernah bikin chat porno tapi dibenci setengah mati bagaikan setan saja. Sementara yang korupsi sapi, yang pernah culik orang dan yang bikin chat mesum justru dibela layaknya orang suci. Yang bersih, jujur dan mengabdi untuk rakyat malah dimusuhi sementara yang ga jelas manfaat dan jasanya bagi negara justru disanjung puji bagai pahlawan.

Mereka seringkali lebih sok peduli pada bangsa lain daripada terhadap bangsa sendiri. Mereka ngamuk ketika ada warga Palestina terusir tapi diam seribu bahasa saat negeri sendiri diguncang teror bom yang menewaskan banyak orang. Mereka bikin demo membela pemain sepakbola negara lain yang kebetulan seagama hanya karena urusan sepele yaitu cedera dalam permainan tapi diam seribu bahasa saat komunitas Ahmadiyah di negeri ini diserang, diusir, dirusak, dibakar bahkan dibunuh oleh kelompok mereka. 

Saya rasa hanya orang gila saja yang membawa urusan olahraga ke ranah agama dan politik. Hanya orang sinting saja yang menganggap satu orang atlet sepak bola luar negeri sebagai representasi umat Islam sedunia yang harus dibela, disakralkan dan tidak boleh disenggol sampe cedera padahal cedera dalam olahraga adalah hal yang wajar dan biasa. Sungguh memalukan, sampai sekonyol dan segoblok itulah sikap mereka dalam beragama.

Mereka juga lebih bangga dengan negara lain tapi justru merendahkan negerinya sendiri. Mereka menyanjung puji pemimpin negara lain seperti Raja Arab dan Presiden Turki tapi justru mencaci maki Presiden sendiri. Padahal jika Jokowi punya kebijakan seperti Raja Arab dan Presiden Turki pasti sudah ada ribuan dari mereka yang masuk penjara atau kehilangan kepalanya karena dianggap melawan negara atau menghina kepala negara. 

Anehnya lagi, mereka demo ketika ada satu warga Palestina yang tewas dibunuh Israel tapi diam seribu bahasa saat ada 10.000 warga Yaman yang tewas dibantai militer Arab Saudi. Jika pembantaian dilakukan oleh sesama orang Islam mereka diam saja. Mereka sama sekali bukan pembela kemanusiaan melainkan sekedar budak, kacung atau bahkan zombie yang memperjuangkan ego dan ambisi kelompoknya saja.

Para tokoh, ormas dan partai mereka tidak pernah mengutuk aksi terorisme seakan teroris adalah bagian dari mereka sendiri yang wajib dilindungi. UU revisi terorisme diganjal dan terkatung-katung selama 2 tahun di Senayan dan baru disahkan setelah ada banyak korban tewas akibat ulah barbar para teroris, desakan masyarakat dan ultimatum dari Presiden yang akan terbitkan Perppu untuk memberantas terorisme. 

Mereka bahkan teriak HAM bagi para pelaku teror tapi tidak pernah memikirkan HAM para korban teror dan masyarakat lain yang terancam hak hidupnya. Wakil Ketua MPR dari partai mereka bahkan usul pelaku teror ditembak pake peluru bius saja seolah para teroris itu juga nge-bom nya hanya pake bom bius saja. 

Mereka ngamuk dan bikin demo berjilid-jilid saat ada pejabat publik yang bilang “jangan mau dibodohin pake......” tapi justru diam dan bahkan membela saat ada penistaan lebih parah yang dilakukan oleh kelompok mereka sendiri dengan perkataan “Prabowo titisan Allah SWT”. “Nabi Muhammad gagal mewujudkan rahmatan lil alamin” dan “Kitab suci adalah fiksi.” Mereka rame-rame demo saat ada musisi yang terlibat video porno tapi diam saja saat ada anak / keponakan majikannya yang terlibat video porno. Mereka juga diam saja bahkan malah membela soal kasus chat mesum dan foto porno yang melibatkan junjungannya. 

Mereka sangat mudah mengkafirkan orang lain dan menganggap mereka yang tak sepaham dengan kelompoknya sebagai sesat, munafik, halal darahnya dan bakal masup neraka. Mereka berlagak sok suci dan sok benar sendiri padahal kelakuan, etika, adab dan sopan santunnya kadang malah di bawah rata-rata. Menyembah sandal jepit dan ember pecah tapi tidak membunuh orang lain bagi saya adalah lebih baik daripada yang mengaku menyembah Tuhan Yang Maha Pengasih tapi malah tega membunuh sesama manusia.

Mereka bilang Pancasila haram tapi justru menganggap air pipis onta dan minum air bekas olahan tinja adalah halal. Mereka bilang demokrasi haram tapi tidak pernah mengecam aksi penipuan trilyunan duit puluhan ribu calon jemaah umroh dan gubernur yang korupsi 6 milyar hanya karena pelakunya termasuk bagian dari kelompok mereka sendiri. Mereka bilang mengucap selamat hari raya agama lain haram tapi tidak pernah ada kutukan dan fatwa sesat untuk terorisme seolah terorisme itu halal. 

Mereka takut dengan patung dan simbol agama lain tapi tidak takut dosa karena bikin hoax dan fitnah. Mereka berfatwa bahwa ngopi di Starbucks bakal masup neraka. Ada juga yang berfatwa bahwa yang percaya bumi bulat bakal masup neraka tapi tak ada satupun ustadz mereka yang berfatwa bahwa pelaku terorisme yang sudah membunuh banyak orang bakal masup neraka. Bahkan ustadz mancung sendiri bilang bahwa bisa saja Imam Samudra yang sudah bunuh 200 orang malah masuk sorga. Saya rasa hanya orang bodoh saja yang percaya bahwa membunuh bisa mendapat grand prize sorga. Mirisnya lagi yang model gini malah banyak pengikutnya.

Mereka bilang Jokowi kafir tapi justru bilang ISIS yang hobi perkosa, hobi bunuh dan hobi penggal kepala sebagai sesama saudara yang tidak boleh dihujat dan dimusuhi. Bahkan teroris Santoso yang pernah gorok leher seorang petani tua justru dianggap sebagai pahlawan yang mayatnya tersenyum dan wangi bau sorga. Parahnya lagi pendukung terorisme semacam ini bisa duduk di Senayan sebagai wakil rakyat dan pembuat undang-undang. Jika sudah begini maka Indonesia mungkin akan segera berubah menjadi Indonistan.

Mereka bikin acara “Peluk Aku” di CFD agar orang bersimpati pada mereka. Padahal justru merekalah yang seharusnya bersimpati dan memeluk keluarga para korban bom teror. Mereka juga bikin film “Power of Love” untuk mendokumentasikan peristiwa demo yang didalamnya penuh ujaran kebencian seperti “Bunuh, gantung, bakar, penggal, salib, penjarakan dll”. Sungguh aneh, mereka tidak mau menunjukkan rasa simpati, cinta dan kasih sayang terlebih dahulu tapi menuntut agar dicintai dan disayangi.

Saat aksi demo di DKI mereka mengajari anak-anak kecil di bawah umur untuk ikut demo bahkan teriak dan nyanyi “Bunuh, Bunuh”. Tapi saat ada keluarga religius yang menjadi pelaku teror bom bunuh diri di Surabaya mereka malah bilang “Teroris tak beragama”. Mereka selalu menyangkal, berdalih, menyalahkan pihak lain dan cari alasan dengan mengatakan bahwa aksi teror hanyalah rekayasa dan pengalihan isu saja tanpa memikirkan bagaimana perasaan keluarga para korban teror. Lebih parah lagi mereka selalu cuci tangan dan mencari kambing hitam bahwa ini adalah konspirasi polisi, aparat, pemerintah hingga Amerika, Freemason, Illuminati, Aliens, agen CIA, agen Zionis hingga agen togel dan agen elpiji segala.

Mereka nyinyir soal anggaran tim BPIP sebesar 6 milyar tapi diam saja dengan anggaran TGUPP sebesar 28 milyar. Padahal tim BPIP memiliki amanat dan tanggung jawab besar untuk seluruh negara dalam mengawal Pancasila dan terdiri dari tokoh-tokoh kompeten seperti mantan Presiden, mantan Wapres, pemimpin ormas agama terbesar (NU), ketua majelis ulama dll. Sementara tim TGUPP hanya bertugas untuk satu wilayah DKI saja dan itupun terdiri dari orang-orang yang ga jelas dan ga jelas pula kerja, tugas dan manfaatnya selain hanya jadi penggembira dan tim hore saja.

Pejabat publik yang kompeten, profesional, jujur, bersih dan anti korupsi dibenci dan dijatuhkan hanya karena alasan beda agama. Sementara yang ga becus kerja dan suka bagi-bagi jatah duit rakyat buat kelompoknya tetap dibela hanya karena dianggap seiman. Tapi yang bersih, jujur, anti korupsi dan seiman seperti Jokowipun akan tetap dibenci, dimusuhi dan berusaha dijatuhkan hanya karena tidak sepaham dengan mereka dan tidak mendukung agenda besar mereka untuk mengubah dasar negara dan menjadikan NKRI sebagai Negara Agama.

Sungguh lucu, konyol, menggelikan sekaligus menyedihkan saat kita melihat ada sekumpulan orang sakit jiwa yang ngebet berkuasa dengan menghalalkan segala cara. Mereka merasa paling benar dan paling suci dengan menafikan pihak lain. Apapun akan dilakukan hanya agar kelompoknya bisa berkuasa meskipun itu harus menjual martabat dan kehormatan dirinya. Jangankan kehormatan dirinya, bahkan martabat bangsa, Tuhan dan agamapun juga siap mereka jual dan gadaikan. 

Bagi mereka “politik identitas & politik kebencian” adalah komoditas yang harus bisa mereka manfaatkan sebesar-besarnya demi tujuan & kepentingan mereka. Mereka bersembunyi dibalik logika absurd boleh “membenci karena Tuhan” seolah Tuhan adalah Maha Pembenci yang memerintahkan mereka untuk juga menjadi kaum pembenci. Ideologi kebencian yang sudah meluluhlantakkan banyak negara di Timur Tengah ini ingin dibawa kesini untuk menghancurkan negeri ini. Dan mereka akan terus membenci sampe grup band Metallica bikin album religi.

Mabok dogma memang bisa bikin orang kehilangan akal sehat dan hati nuraninya. Bahaya dari racun ideologi Kampretisme yang berkembang di masyarakat saat ini bisa membuat kita kehilangan nalar, jati diri dan sifat kemanusiaan kita. Bangsa ini bakal hancur, pecah, terpuruk dan ngesot mundur ke belakang jika para Kampreters ini berkuasa. Jika silent majority yang waras diam saja menyaksikan semua kekonyolan ini maka akan lebih cepat lagi bangsa ini runtuh dan kembali ke pola pikir dan peradaban ala abad pertengahan.

Mereka tidak mau mengakui kinerja bagus Presiden dalam membangun infrastruktur tapi malah mengklaim hasil kerja tersebut sebagai prestasi dari tokoh kelompok mereka yang sebenarnya ga kerja apa-apa. Jokowi yang kerja tapi mereka berterima kasihnya sama Aher. Ahok yang kerja tapi mereka klaim sebagai prestasi Anies. Jokowi yang sibuk kerja pontang-panting siang malam demi kesejahteraan negara tapi mereka justru mengidolakan Erdogan presiden Turki yang ga ada jasa dan hubungannya sama sekali dengan mereka.

Mereka teriak anti aseng tapi sebar proposal ngemis duit THR pada para pengusaha. Saat ketahuan, mereka jadi malu dan bilang itu cuma buat lucu-lucuan. Padahal kenyataannya di lapangan jika hal itu tidak dipenuhi maka biasanya akan muncul perusakan, ancaman dan intimidasi. Mereka teriak anti kapir tapi tidak malu terima gaji dan THR dari boss dan majikannya yang katanya kapir. 

Mereka teriak anti kapir tapi tidak malu sehari-hari pake produk hasil ilmu pengetahuan dan tehnologi bangsa kapir. Hampir semua tehnologi dan fasilitas yang kita gunakan saat ini (seperti telepon, internet, mobil, motor, televisi, listrik dll) adalah jasa, sumbangsih, ide dan karya dari bangsa kapir. Jadi nikmat kapir manakah yang mereka dustakan?

Mereka getol teriak “Ganti Presiden” tapi tidak malu mudik lewat jalan tol yang dibangun oleh Presiden. Tapi karena bukan Presiden Turki maka semua jasa dan jerih payah ini tidak bakalan mereka akui. Ini bukan saja tidak tahu malu, tidak tahu diri, tidak tahu bersyukur, tidak tahu balas budi dan tidak tahu terima kasih tapi memang sudah sakit jiwa akut sejak dari sononya. Sakit jiwa yang diridloi Tuhan katanya. Tuhan kok paranoid, begitu jawaban saya....

Salam Waras nan Tak Kunjung Datang

#2019 Ganti Otak Kampret

copas dr FB


PELAYAN RAKYAT DAN PENGUASA FEODAL

Ahok menolak undangan dari PBB untuk datang ke New York sebagai pembicara dan lebih memilih tetap di Jakarta untuk melayani warga Jakarta. Beda dengan Gabener yang diusung partai Varokah dengan cara jualan ayat dan mayat. Dia bikin TGUPP yang terdiri dari 73 orang kroninya dengan anggaran uang rakyat sebesar 28 milyar. 

Dan di saat warga Jakarta Selatan kebanjiran hingga 1,2 meter dan Tanah Abang makin macet dan semrawut dia malah jalan-jalan ke luar negeri dengan pesawat first class yang dibayar dengan uang rakyat ke Maroko dan Turki hanya untuk belajar mengatur PKL. 

Untuk belajar pengaturan PKL tidak perlu jauh-jauh pergi ke Maroko-Turki. Cukup ke Mako Brimob dan belajar dari masternya yang ada disana (Ahok) yang telah terbukti sukses menata dan mengatur kota Jakarta yang kemudian malah justru dirusaknya sendiri. Lalu buat apa 73 orang tim TGUPP yang menghabiskan anggaran milyaran itu?

Dan di Turki ternyata dia malah hanya berusaha bisa mencegat di pinggir jalan dan salaman dengan Erdogan agar bisa mendongkrak reputasinya di kalangan pemuja Erdogan dan warga negara Turki KW alias Turkimin dan Turkiyem yang ada di Indonesia. 

Habis itu dia masih juga jalan-jalan ke Los Angeles, Amerika. Dia teriak kebangkitan pribumi padahal dia juga bukan pribumi asli. Dia kritik feodalisme tapi prakteknya dia sendiri yang melakukan feodalisme. Piye jal?

Salam Waras

Dari FB Muhammad Zazuli

Sangat Peduli Papua , Presiden Jokowi



RAKYAT NKRI WAJIB BACA*
SUARA DARI PAPUA...

Saya Bacanya Aja Merinding .

FC : Curahan Hati Seorang Anak Papua , Ini Saya Copas Dari Wall Hadi Wibowo ...

Sangat Peduli Papua , Presiden Jokowi 🇮🇩👌👍

By Cristian Pundulay Asli Anak Papua ...

Bnyk orang yg SOMAD ( sok tau amad ) tentang Papua , nulis begana begini begono tentang Papua .

Eeeh saya hidup di Papua sejak Tahun '95 tdk mau belagu Nulis tentang Papua , apalagi Sok tauu .

Saya hidup di daratan Serui , tau Serui tdk ! ?

Daerah ujung tipis yg Masyarakatnya hidup di garis bawah , sejak Bumi ini ada . Miskin ?? sdh Pasti . tapi kami tau cara Bersyukur pd Tuhan .🙏

Stop ‼ Menulis tentangg kami anak² Papua , jngn lagi kalian mencari nama dngn se-olah² berempati pd kami , tapi tdk melakukan apa² .‼

Kalian mungkin beruntung hidup di Barat Indonesia . senangnya bukan main , serba ada dan murah .

Kalian Lahir pakai dokter , kami tdk !!! .

Kalian bisa nonton TV sejak Lahir , bahkan sebelum Lahir , kami baru 3 Tahun ini .😭

Kalian bisa berjalan di Aspal gagah , kami ?? Syukur² bukan Kubangan Babi .

Tau tdk Kalian , berapa Harga sekarung Beras 50 kg ?? 1Jt cuk 1 Jt ... !!

Puji Tuhan 🙏 kami tdk terlalu biasa makan Nasi yg mewah sejak kecil . Beras itu makanan Mewah bagi kami , makanan orang² Kaya . kami cukup hidup dngn Talas atau Enau . Syukur 🙏 klu Jagung lagi murah , sedikit mewahlah kami makan Sekeluarga .

Tau nggak ? kenapa Rumah kami cuma bak kandang Sapi kalian ?? siapa yg mampu beli Semen satu sak 2,5 juta . liat uang segitu besar nggak pernah Broo . cuma tau baca kami disini . Tdk terpikir mau beli Semen buat Rumah , bawa Semen satu sak 20 km , sdh Mati duluan kami disini .

Terus apa kami marah dngn kondisi dan ketimpangan itu ?? tdk .

Kami so biasa jadi anak tiri bahkan di anggap anak boleh pungut .

Kami biasa di lupakan meski kekayaan alam kami di keruk sampai ke akar Bumi . lalu Uangnya di beri utk kalian di Barat sana . Aspal kalian licin , Rumah kalian Terang , Sekolah kalian bagus , Rumah Sakit kalian mewah .

Kami dpt apa ??

Dapat Ampas dan kerusakan dari itu semua . Kami tdk Marah !!! kami ikhlas berbagi sama kalian , kekayaan Alam kami utk mempercantik Daerah kalian .

Kemudian hari ini Daerah kami mulai di bangun Rumah Sakit so ada dokter , Sekolah so pakai Sepatu . Harga Beras murah . beli Semen so tak semahal Berlian lagi . Jalan kami mulai Lebar , tapi kalian ribut ... !

Apa cuma kalian yg ingin rumah sakit lengkap ? Apa hny kalian yg ingin Jalan beraspal ? Apa hny kalian yg ingin makan Nasi ? Apa hny kalian yg ingin pasang Listrik !!! ?

Heeiiiii kami jugaaa ...

Kami juga Manusia . Manusia Indonesia . cukuplah kulit kami saja yg Gelap , tapi Daerah kami jngn ikut Gelap . !

Cukup Rambut kami saja yg Bergelombang . Jalanan kami jngn ikut bergelombang . !!
Cukuplah Kekayaan Alam kami saja yg kalian KERUK , sifat kalian juga jngn macam Beruk .

Ikhlaslah sedikit berbagi dngn kami anak² Papua , anak² Pelosok Rimba , yg juga ingin merasakan bagaimana di anggap layaknya seperti Manusia ... !!

Di tangan Tukang Kayu itu , yg rupanya tidaklah Gagah , Badannya tdk Tegap , tapi Hatinya sangat Mulia ...🙏👍

Tapi kami di anggap dan di hargai ...

Kami di setarakan . Kami di Hargai selayak Manusia Indonesia .

Kami tdk kenal rupa Tukang Kayu itu , tapi hasil kerjanya , membuat kami kenal bagaimana Kearifan , Kebijaksanaan, Keadilan , kesejahteraan yg merata ada dalam benak kepemimpinannya dan dia mencoba utk berbuat yg terbaik utk kami .

Membangun tidaklah mudah , apalagi membangun Papua . Daerah dngn struktur Alam perbukitan , meliuk² dan daerah yg masih beralam Brutal ! karena tdk terjamah Pembangunan selama ini .

Semua butuh Waktu ... Semua butuh Proses ...

Tapi ... Seorang anak Desa pinggiran Sungai Bengawan Solo , telah berupaya dan terus Berjuang utk kemajuan kami anak² Papua .

Terima kasih Presiden Ku . Terima kasih Bapak Joko Widodo . Tuhan yg akan membalasnya 🙏👌👍

Di tangan anda , kami merasakan layaknya di anggap Manusia Indonesia .🙏

Salam dari Serui .

Dari anak Bangsa yg pernah terpinggirkan !!! .

Cristian Pundulay . Asli Anak PAPUA . 

Jika kasus chatting pornografi Rizieq dilanjutkan, apa yang terjadi?



Jika kasus chatting pornografi Rizieq dilanjutkan, apa yang terjadi? Rizieq tetap di Arab. Menjelang pemungutan suara April 2019, dia akan pulang. Saat dia pulang ia membawa keributan.

Rizieq ditangkap, tidak ditangkap, bisa menimbulkan kegaduhan. Diproses, ditunda atau tidak diproses secara hukum, tetap menimbulkan kegaduhan. Hal itu jelas mengganggu perhelatan Pilpres dan legislatif.



Lalu jika kasus chatting pornografi Rizieq itu dihentikan, apa yang terjadi? Penghentian kasus itu, mau tidak mau, suka tidak suka, dibantah atau tidak dibantah, akan langsung dikaitkan dengan pertemuan sejumlah anggota PA 212 dengan Presiden Jokowi di Bogor, 22 April silam.

Sinyal akan dihentikan kasus Rizieq itu semakin kencang saat ini. Jika akhirnya kasus itu dihentikan dan dikonfirmasi penghentiannya, maka keuntungan ada di pihak Jokowi. Artinya penghentian kasus Rizieq itu lebih banyak membawa keuntungan ketimbang kerugian di pihak istana.

Jokowi yang sudah pasti maju dalam Pilpres 2019 mendatang sejak sekarang sedang mengantisipasi berbagai gerakan yang berpotensi mengganggu perjalanan Jokowi. Salah satu gerakan yang sudah pasti mengganggu adalah aksi Persaudaraan Alumni (PA) 212.

Gerakan PA 212 ini telah bertransformasi menjadi kelompok sosial politik di luar parlemen pasca-Pilkada DKI Jakarta 2017. Lewat saran Muldoko, Jokowi tentu setuju jika sedapat mungkin tidak ada batu sandungan menjelang Pilpres 2019.

Orang-orang di ring 1 istana menilai bahwa gerakan PA 212 itu bisa dengan cepat berkembang menjadi gerakan ekstra parlementer. Dan itu akan menjadi batu sandungan bagi Jokowi. Oleh karenanya sedapat mungkin taktik yang dikeluarkan untuk menghadapi gerakan PA 212 itu adalah strategi perang menghanyutkan.

Dari segi perang intelijen, perang taktik, perang strategi, maka menghentikan kasus Rizieq itu akan menguntungkan Jokowi. Ini adalah perang menghanyutkan. Hanyutkan lawan dan ambil keuntungan. Artinya kalau SP3 dikeluarkan, maka ada sedikit kemungkinan PA 212 dan FPI melunak kepada Jokowi. Atau minimal tidak lagi segarang menyerang Ahok di DKI.

Selain itu, keputusan penghentian kasus Rizieq itu akan mengurangi tuduhan bahwa pemerintahan Jokowi anti sejumlah kelompok berlatar belakang agama Islam. Itu juga akan meruntuhkan hasil survei Denny JA bahwa Jokowi terlanjur memusuhi kelompok ormas Islam.

Sebaliknya bagi kaum oposisi, terutama bagi Gerinda dan PKS SP3 kasus Rizieq, merupakan kabar buruk. Mengapa? Penghentian kasus itu akan berpotensi membuat sikap Rizieq dan kelompoknya melunak dan memecah dukungan politik menjelang Pilpres 2019. Padahal semua paham bahwa Gerinda dan PKS sangat mengharapkan PA 212 di bawah pimpinan Rizieq bisa ditunggangi untuk menghantam Jokowi.

Bagi Rizieq sendiri, penghentian kasus percakapan mesumnya, akan menghindari dirinya dari rasa malu. Ia tidak jadi kehilangan muka di muka umum. Itu sebabnya ia sangat berterima kasih. Publik yakin bahwa ada bukti kuat dalam percakapan mesum itu. Jika tidak, tidak mungkin Rizieq lari terbirit-birit ke Arab.

Perhatikanlah isi pernyataan Rizieq dari Arab yang mengklaim bahwa ia telah menerima SP3 kasusnya. Dalam pernyataannya lewat video, Rizieq secara terbuka mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, khususnya Polri atas penerbitan SP3 kasus yang menjeratnya.

“Akhirnya, kepada pemerintah Republik Indonesia khususnya Kepolisian RI, kami sampaikan apresiasi dimana mereka telah menyampaikan secara langsung surat SP3 tersebut kepada pengacara kami untuk disampaikan langsung kepada saya di kota suci Mekah Al Muramah, kata Rizieq dalam sebuah video.



Imbal balik dari penghentian kasus chatting itu bisa langsung dilihat dari himbaun Rizieq dalam lanjutan videonya. Dalam video itu, ia menghimbau masyarakat agar senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban dalam Pilkada 2018 serta Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pilpres 2019 mendatang.

“Saya serukan seluruh bangsa Indonesia apapun agamanya, apa pun bangsanya, apapun sukunya, apapun golongannya, apapun partainya, mari kita bersama-sama kawal Pilkada serentak 2018, Pileg dan Pilpres 2019 berjalan adil, jujur dan penuh amanat”, ujar Rizieq.

Pernyataan Rizieq ini sebetulnya harus dilihat secara tumben-tumbenan. Biasanya Rizieq dengan berapi-api mengatakan: “Mari kita rebut Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, seperti DKI Jakarta. Rebut daerah-daerah dari kaum kafir. Tiru cara kita merebut Jakarta”. Tetapi kali ini pernyataan Rizieq berbeda 180 derajat.

Penghentian kasus SP3 kasus percakapan mesum Rizieq itu memang baru sebatas klaim sepihak Rizieq. Polisi sendiri tak kunjung memberi klarifikasi. Bahkan polisi terkesan saling melempar tanggung jawab mengenai siapa yang berwewenang memberi penjelasan soal kasus Rizieq itu.

Enggannya polisi memberi penjelasan, itu karena menunggu reaksi dari istana. Ngabalin sendiri sudah berjanji akan memberi klarifikasi setelah bertemu dengan beberapa orang pihak istana dan para penegak hukum.

Jika istana sampai turun tangan mengklarifikasi SP3 Rizieq itu, maka dugaan publik akan adanya barter kepentingan semakin kuat. Ngabalin tentu akan langsung menolak pertanyaan wartawan sehubungan dengan SP3 itu. Ia akan mengarahkan wartawan agar bertanya langsung kepada polisi. Akan tetapi yang sikap Ngabalin justru sebaliknya. Ia mengatakan akan berkoordinasi dengan beberapa orang di istana soal kasus SP3 Rizieq itu.

Jika akhirnya SP3 kasus Rizieq dikonfirmasi oleh Polri dan dibenarkan oleh istana, maka itu karena ada hitung-hitungan politik. Itu adalah kalkulasi jitu Muldoko sebagai Sang Kalkulator taktik di istana.

Tentu saja istana sedapat mungkin menghindar soal SP3 itu. Jika nantinya polisi mengkonfirmasi benar adanya SP3 kasus Rizieq, maka istana akan mengatakan bahwa SP3 kasus Rizieq itu tidak ada sangkut pautnya dengan istana. SP3 kasus Rizieq murni pertimbangan polisi dan istana sama sekali tidak mengintervensinya.

Asaaro Lahagu

Apa dampak dari SP3 Rizieq Shihab ?



PANIKNYA GERINDRA....

Apa dampak dari SP3 Rizieq Shihab ?

Ternyata peluru yang diluncurkan dengan terbitnya SP3 berdampak kemana-mana. Dan dampak yang paling parah ada di Gerindra.

Kenapa ?

Seperti kita tahu, beberapa saat lalu Prabowo dan Amien Rais berusaha menggalang kekuatan atas nama umat Islam dengan berkunjung ke Saudi dan melakukan ikrar bersama. Seperti biasa mereka memakai narasi "umat Islam" seolah-olah mereka layak memakainya atas nama politik praktis.

Dan mereka tahu, dengan ditahannya SP3 Rizieq Shihab, mereka bisa memakai narasi berikutnya, "Pemerintah zolim karena Rizieq dijadikan tersangka tanpa proses yang adil.." Dalam artian, bukti-bukti untuk menyeretnya ke pengadilan belum cukup, tetapi dipaksakan hanya untuk memenuhi syahwat politik pemerintah mendekati 2019.

Dan bahayanya, ini akan bisa dijadikan celah untuk menggalang demo besar sama seperti demo kasus "penista agama". Dari sini kita bisa membaca bahwa dari semua serangan untuk menjatuhkan Jokowi, serangan ini yang paling efektif dan terarah.

Maka dilepaskanlah kasus chat seks Rizieq Shihab sebagai pancingan, bukan sebagai bagian dari negosiasi.

Dan ternyata yang kelojotan adalah Gerindra.

Gerindra merasa bahwa ini taktik dan strategi Jokowi untuk meredam suasana. "Jokowi berusaha berdamai mendekati pemilu.." Begitu disampaikan Wasekjen Gerindra Andre Rosiade.

Gerindra patut gentar, karena kekuatan mereka sekarang ini ada di Rizieq Shihab. Cuma itu peluru mereka satu-satunya sekarang ini karena survey Prabowo sudah tidak mungkin naik lagi. Dan merangkul Rizieq berarti mendapat legitimisasi bahwa mereka didukung "umat Islam". Entah umat Islam yang mana versi Gerindra..

Dan Gerindra pasti berhitung, jika Rizieq dirangkul Jokowi, atau setidaknya disandera dengan "bukti-bukti yang masih rahasia", maka mereka tidak punya pegangan kuat lagi.

Ini jadi buah simalakama buat Gerindra. Mereka senang, karena kasus Rizieq ada kepastian. Tapi gemetar karena bisa jadi ada sesuatu dibalik semua penghentian. Mereka ketakutan akan bayangan pemikirannya sendiri.

Bisa jadi ketakutan Gerindra benar. Kalau melihat langkah Jokowi memang kita tidak bisa berhitung hasil di awal. Jokowi senang terlihat kalah, karena disanalah dia bermain sebenarnya. Membuka pertahanan supaya lawan masuk dan menyerang, lalu menutupnya rapat-rapat sehingga musuh terkurung dan tak mampu melawan. Seperti tikus masuk perangkap karena tergiur makanan..

Dengan begitu Jokowi mendapat dua keuntungan. Satu, kasus Rizieq tidak bisa dijadikan senjata oleh lawan untuk menyerang dan kedua, memecah belah barisan sehingga didalamnya terjadi ketegangan. Gerindra pasti mencurigai bahwa Rizieq ada "deal-deal" tersendiri dengan Jokowi untuk memenangkan dirinya.

Kekuatan paling besar sebenarnya adalah bagaimana memecah solidnya internal. Dengan begitu mereka akan terpecah dan menyebar.

Situasi ini mirip situasi saat perang Siffin dalam sejarah Islam. Muawwiyah yang terpojok karena solidnya serangan, memakai taktik dengan "menyerah" menggunakan Alquran. Dan ramailah kaum khawarij yang berada di barisan Imam Ali menuntut supaya menerima penyerahan diri itu meski Imam Ali bersikeras mengatakan, "Bahwa itu semua pancingan.."

Dan sejarah juga mencatat, bahwa Khalifah Ali bin abu Thalib, akhirnya kalah karena strategi Muawwiyah itu.

Dalam perang, memang taktik dan strategi itu yang utama, bukan sekedar adu kekuatan. Kadang perlu mundur untuk mengatur kekuatan, kadang menyerang untuk membuat gertakan.

"Perasaan menang adalah kekalahan sesungguhnya.." Begitu seorang teman berkata. "Karena ketika orang dibuai kemenangan, maka kuda-kuda kaki mereka pasti lemah. Gampang dijatuhkan.."

Seruput kopi makin asyik melihat bagaimana kasus ini berjalan...

☕☕

Denny Siregar

JOKOWI seorang Fund Manager ( Bisnis ).


JOKOWI seorang Fund Manager ( Bisnis ).

Hari Senin kemarin saya diskusi dengan seorang CEO dari sebuah Investment Bank. 
Saya undang dia makan di restoran Jepang Macau Harbour. 

Karena dia baru menjabat sebagai boss di kantornya di Hongkong. Saya didampingi oleh dua orang direktur saya. 
Satu orang Korea dan satu lagi dari Jepang. Tidak ada yang penting dibahas, hanya bicara santai sebagai bentuk keramah tamahan perusahaan saya kepada relasi kantor. 

Namun entah mengapa dia menyinggung tentang kehebatan ekonomi Indonesia di era Jokowi. Saya bingung mau diskusi dengan dia. Karena dia lebih hebat soal ekonomi. Apalagi perusahaannya banyak memberikan dukungan pembiayaan di Indonesia. Makanya saya lebih baik mendengar tanggapan & analisanya terhadap ekonomi Indonesia.

 “Kamu tahu Sir, di era Jokowi, setiap lelang SBN (Surat Berharga 
Negara) selalu oversubscribe. 
Lebih tinggi permintaan dari pada penawaran. 
Bahkan bukan rahasia lagi bahwa sebelum lelang SBN, inden saja sudah terjadi antrian. Sudah seperti T bill saja Obligasi Indonesia itu.”

 “Oh Ya. Mengapa begitu?"  "Itu karena sistem yang transparant pada APBN. Investor menjadi penilai yang paling objectif tentang kinerja pemerintah.  
Ini tidak ada kaitannya dengan politik. 
Apalagi SBN itu bertenor jangka menengah atau diatas 5 tahun. 
Kalau kinerja buruk, 
prospek buruk engga ada orang mau antri beli SBN.”
 “ Mengapa ?"
 “ Mana ada investor bego. Mana ada orang punya uang, bego”

 “ Tetapi data memperlihatkan bahwa Utang yang di gali era SBY beruntun 
jatuh tempo di era Jokowi. 
Apakah ini tidak mengkhawatirkan pemerintah akan
gagal bayar ?“
 “ Karena transparant itulah kita bisa tahu kemampuan 
pemerintah Indonesia membayar utang dengan mudah. 
Terbukti bisa bayar 
bunga dan utang selama tiga tahun kekuasaan Jokowi sebesar Rp. 900 
Triliun sekian... Sementara sampai tahun 2017 Jokowi menarik utang sebesar Rp. 1.000 triliun'an... 
Artinya likuiditas Indonesia sangat
terjaga dan itu berkat tingkat kehati-hatian yang tinggi dari team 
Keuangan Jokowi.”

 “ Tahun 2018 harus keluar uang lagi bayar utang Rp. 390 Triliun dan 2019 sebesar 420 triliun. Sampai dengan tahun 2019 utang yang dibayar Jokowi masih utang era SBY".. "Begitu ?"
 “ Tepat sekali. Utang yang ditarik Jokowi baru akan jatuh tempo tahun 2020. “ 
 “ Apakah indonesia mampu membayar utang tersebut ?
Baik saya jelaskan dari sisi praktisi sebagai investor."
 “ OK silahkan. Saya siap menyimak. “

 “ Pertama, Anda perhatikan, dalam kondisi tersulit dengan beban bunga 
dan cicilan yang begitu besar, Indonesia tetap mampu bayar. 
Artinya likuiditas pemerintah terjaga sangat baik.”

 “ Mengapa ? Ya, 
Karena tingkat kepercayaan semakin tinggi dimata investor sehingga 
pemerintah tidak sulit melakukan restruktur utang, misal melalui skema recycle bond atau utang lama di tukar dengan utang baru dengan bunga dan
cicilan yang rendah, dengan mengalihkan ke SBN dalam negeri.. Terjadinya
restruktur anggaran pembangunan yang lebih efisien”
 “ Oh fantastik.”

 “ Kedua, Likuiditas dalam negeri sangat besar. 81 % utang negara kepada rakyat sendiri, yang 56% nya bermata uang Rupiah. Sisanya mata uang asing. “
 “ Siapa yang memberi pinjaman kepada pemerintah ? 
Ya, Perusahaan asuransi, Dana pensiun, perusahaan sekuritas ( reksadana ) 
dan perbankan.
Ini berkat reformasi sektor keuangan yang dicanangkan 
Jokowi tahun 2015.”
 “ Oh OK. terus...?"
 “ Ketiga, terjadi 
penambahan asset produktif. 
Nah asset produktif Indonesia itu adalah 
BUMN. 
Peningkatan asset BUMN di era Jokowi mencapai dua digit !!
Saat sekarang diperkirakan asset BUMN mencapai Rp 7.000 triliun something pada 2017 atau meningkat dua digit % dibandingkan dengan pada tahun 2016. 
Nilai ini sama dengan 3 kali dari APBN. “

 “ Jadi masih dibawah dari total utang negara atau bahkan dengan DER  sampai 55%. “

 “ Tepat. Itu masih sangat layak. Apalagi current asset indonesia itu 
didominasi oleh perusahaan lembaga keuangan. 
Jadi jangan GR seolah olah Indonesia kaya SDA maka investor tertarik karena SDA anda. Kekayaan SDA
tidak bisa di jadikan dasar untuk menilai solvabilitas negara. 
Lihat saja Venezuela yang kaya SDA, engga ada yang mau utangi dan bankrut lah yang
terjadi..”

 “ OK terus...?"
 “ Keempat, investasi yang dilakukan 
Jokowi berasal dari utang melalui pembiayaan anggaran  60 % lebih masuk ke sektor produksi real yang berjangka pendek dampaknya dan hanya 
berkisar 40% investasi tak berwujud seperti Pendidikan, Kesehatan, 
Ekonomi Rumahtangga, yang berdampak jangka panjang. 
Artinya management 
utang sangat rasional, berdampak jangka pendek dan berspektrum jangka panjang dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat untuk terjadinya 
pertumbuhan berkelanjutan.”
 “Wow”
 ‘ Dukungan pasar uang dan modal kepada Jokowi BUKANLAH POLITIK. 
Dalam dunia kita mana ada politik.
Diotak kita hanya soal yield dan risk. 
Kalau investor percaya kepada Jokowi itu bukan karena Jokowi jago pencitraan tetapi memang pemerintah 
Jokowi itu kredible dimata investor.”
Saya hanya tersenyum.. 

 “ Sekarang pertanyaan saya, mengapa anda bisa punya Presiden sehebat 
itu bahkan mengalahkan fund manager terbaik Wallstreet atau London ?" katanya. 
 “ Karena Persepsinya tentang uang bukan soal tumpukan uang 
di bank tetapi Proyek dan Produksi.

Orang yang orientasinya uang maka 
dia cenderung culas. Tetapi kalau orientasinya proyek dan produksi maka dia cenderung bijak. 
Pasti Keadilan akan tercapai.
"Tuhan akan 
menjaganya. 
Adakah yang lebih hebat dibandingkan Tuhan ? think about it !"
 “ Jadi sesederhana itu ! 
Apakah ada yang lebih tinggi dari Tuhan ?"
 “ Ya ya .. I know ..”
 Saya terseyum. 

 “ Saya suka orang Indonesia seperti Jokowi, juga anda. 
Rendah hati dan 
percaya diri tinggi. 
Dalam situasi apapun selalu ada harapan. Ternyata itu karena keimanan kepada Tuhan."
Saya tersenyum sambil mengajak dia cheers
 “ Kanpai..." kata direktur saya dari Jepang.
 “ Gun bae..” kata direktur  saya dari Korea.
 “ Cheers for the future “ katanya.

DDB 14 Jun 2018 04:11

Sukarno, Bendera Pusaka dan Kematiannya


Sukarno, Bendera Pusaka dan Kematiannya

Tak lama setelah mosi tidak percaya parlemen bentukan Nasution di tahun 1967 dam MPRS menunjuk Suharto sebagai Presiden RI, Bung Karno menerima surat untuk segera meninggalkan Istana dalam waktu 2 X 24 Jam. Bung Karno tidak diberi waktu untuk menginventarisir barang-barang pribadinya. Wajah-wajah tentara yang mengusir Bung Karno tidak bersahabat lagi. "Bapak harus cepat meninggalkan Istana ini dalam waktu dua hari dari sekarang!".

Bung Karno pergi ke ruang makan dan melihat Guruh sedang membaca sesuatu di ruang itu. "Mana kakak-kakakmu" kata Bung Karno. Guruh menoleh ke arah Bapaknya dan berkata "Mereka pergi ke rumah Ibu". Rumah Ibu yang dimaksud adalah rumah Fatmawati di Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru. Bung Karno berkata lagi "Mas Guruh, Bapak tidak boleh lagi tinggal di Istana ini lagi, kamu persiapkan barang-barangmu, jangan kamu ambil lukisan atau hal lain, itu punya negara". Kata Bung Karno, lalu Bung Karno melangkah ke arah ruang tamu Istana disana ia mengumpulkan semua ajudan-ajudannya yang setia. Beberapa ajudannya sudah tidak kelihatan ia makulum, ajudan itu sudah ditangkapi karena diduga terlibat Gestapu. "Aku sudah tidak boleh tinggak di Istana ini lagi, kalian jangan mengambil apapun, Lukisan-lukisan itu, Souvenir dan macam-macam barang. Itu milik negara.

Semua ajudan menangis saat tau Bung Karno mau pergi "Kenapa bapak tidak melawan, kenapa dari dulu bapak tidak melawan..." Salah satu ajudan separuh berteriak memprotes tindakan diam Bung Karno. "Kalian tau apa, kalau saya melawan nanti perang saudara, perang saudara itu sulit jikalau perang dengan Belanda jelas hidungnya beda dengan hidung kita. Perang dengan bangsa sendiri tidak, wajahnya sama dengan wajahmu...keluarganya sama dengan keluargamu, lebih baik saya yang robek dan hancur daripada bangsa saya harus perang saudara". Tiba-tiba beberapa orang dari dapur berlarian saat mendengar Bung Karno mau meninggalkan Istana. "Pak kamu memang tidak ada anggaran untuk masak, tapi kami tidak enak bila bapak pergi, belum makan. Biarlah kami patungan dari uang kami untuk masak agak enak dari biasanya". Bung Karno tertawa "Ah, sudahlah sayur lodeh basi tiga itu malah enak, kalian masak sayur lodeh saja. Aku ini perlunya apa..."

Di hari kedua saat Bung Karno sedang membenahi baju-bajunya datang perwira suruhan Orde Baru. "Pak, Bapak harus segera meninggalkan tempat ini". Beberapa tentara sudah memasuki ruangan tamu dan menyebar sampai ke ruang makan. Mereka juga berdiri di depan Bung Karno dengan senapan terhunus. Bung Karno segera mencari koran bekas di pojok kamar, dalam pikiran Bung Karno yang ia takutkan adalah bendera pusaka akan diambil oleh tentara. Lalu dengan cepat Bung Karno membungkus bendera pusaka dengan koran bekas, ia masukkan ke dalam kaos oblong, Bung Karno berdiri sebentar menatap tentara-tentara itu, namun beberapa perwira mendorong tubuh Bung Karno untuk keluar kamar. Sesaat ia melihat wajah Ajudannya Saelan dan Bung Karno menoleh ke arah Saelan. "Aku pergi dulu" kata Bung Karno dengan terburu-buru. "Bapak tidak berpakaian rapih dulu, Pak" Saelan separuh berteriak. Bung Karno hanya mengibaskan tangannya. Bung Karno langsung naik VW Kodok, satu-satunya mobil pribadi yang ia punya dan meminta sopir diantarkan ke Jalan Sriwijaya, rumah Ibu Fatmawati.

Di rumah Fatmawati, Bung Karno hanya duduk seharian saja di pojokan halaman, matanya kosong. Ia meminta bendera pusaka dirawat hati-hati. Bung Karno kerjanya hanya mengguntingi daun-daun di halaman. Kadang-kadang ia memegang dadanya yang sakit, ia sakit ginjal parah namun obat yang biasanya diberikan sudah tidak boleh diberikan. Sisa obat di Istana dibuangi. Suatu saat Bung Karno mengajak ajudannya yang bernama Nitri -gadis Bali- untuk jalan-jalan. Saat melihat duku, Bung Karno kepengen duku tapi dia tidak punya uang. "Aku pengen duku, ...Tru, Sing Ngelah Pis, aku tidak punya uang" Nitri yang uangnya pas-pasan juga melihat ke dompetnya, ia merasa cukuplah buat beli duku sekilo. Lalu Nitri mendatangi tukang duku dan berkata "Pak Bawa dukunya ke orang yang ada di dalam mobil". Tukang duku itu berjalan dan mendekat ke arah Bung Karno. "Mau pilih mana, Pak manis-manis nih " sahut tukang duku dengan logat betawi kental. Bung Karno dengan tersenyum senang berkata "coba kamu cari yang enak". Tukang Duku itu mengernyitkan dahinya, ia merasa kenal dengan suara ini. Lantas tukang duku itu berteriak "Bapak...Bapak....Bapak...Itu Bapak...Bapaak" Tukang duku malah berlarian ke arah teman-temannya di pinggir jalan" Ada Pak Karno, Ada Pak Karno...." mereka berlarian ke arah mobil VW Kodok warna putih itu dan dengan serta merta para tukang buah memberikan buah-buah pada Bung Karno. Awalnya Bung Karno tertawa senang, ia terbiasa menikmati dengan rakyatnya. Tapi keadaan berubah kontan dalam pikiran Bung Karno, ia takut rakyat yang tidak tau apa-apa ini lantas digelandang tentara gara-gara dekat dengan dirinya. "Tri, berangkat ....cepat" perintah Bung Karno dan ia melambaikan ke tangan rakyatnya yang terus menerus memanggil namanya bahkan ada yang sampai menitikkan air mata. Mereka tau pemimpinnya dalam keadaan susah.

Mengetahui bahwa Bung Karno sering keluar dari Jalan Sriwijaya, membuat beberapa perwira pro Suharto tidak suka. Tiba-tiba satu malam ada satu truk ke rumah Fatmawati dan mereka memindahkan Bung Karno ke Bogor. Di Bogor ia dirawat oleh Dokter Hewan!...

Tak lama setelah Bung Karno dipindahkan ke Bogor, datanglah Rachmawati, ia melihat ayahnya dan menangis keras-keras saat tau wajah ayahnya bengkak-bengkak dan sulit berdiri. Saat melihat Rachmawati, Bung Karno berdiri lalu terhuyung dan jatuh. Ia merangkak dan memegang kursi. Rachmawati langsung teriak menangis. Malamnya Rachmawati memohon pada Bapaknya agar pergi ke Jakarta saja dan dirawat keluarga. "Coba aku tulis surat permohonan kepada Presiden" kata Bung Karno dengan suara terbata. Dengan tangan gemetar Bung Karno menulis surat agar dirinya bisa dipindahkan ke Jakarta dan dekat dengan anak-anaknya. Rachmawati adalah puteri Bung Karno yang paling nekat. Pagi-pagi setelah mengambil surat dari bapaknya, Rachma langsung ke Cendana rumah Suharto. Di Cendana ia ditemui Bu Tien yang kaget saat melihat Rachma ada di teras rumahnya. "Lhol, Mbak Rachma ada apa?" tanya Bu Tien dengan nada kaget. Bu Tien memeluk Rachma, setelah itu Rachma bercerita tentang nasib bapaknya. Hati Bu Tien rada tersentuh dan menggemgam tangan Rachma lalu dengan menggemgam tangan Rachma bu Tien mengantarkan ke ruang kerja Pak Harto. "Lho, Mbak Rachma..ada apa?" kata Pak Harto dengan nada santun. Rachma-pun menceritakan kondisi Bapaknya yang sangat tidak terawat di Bogor. Pak Harto berpikir sejenak dan kemudian menuliskan memo yang memerintahkan anak buahnya agar Bung Karno dibawa ke Djakarta. Diputuskan Bung Karno akan dirawar di Wisma Yaso.

Bung Karno lalu dibawa ke Wisma Yaso, tapi kali ini perlakuan tentara lebih keras. Bung Karno sama sekali tidak diperbolehkan keluar dari kamar. Seringkali ia dibentak bila akan melakukan sesuatu, suatu saat Bung Karno tanpa sengaja menemukan lembaran koran bekas bungkus sesuatu, koran itu langsung direbut dan ia dimarahi. Kamar Bung Karno berantakan sekali, jorok dan bau. Memang ada yang merapihkan tapi tidak serius. Dokter yang diperintahkan merawat Bung Karno, dokter Mahar Mardjono nyaris menangis karena sama sekali tidak ada obat-obatan yang bisa digunakan Bung Karno. Ia tahu obat-obatan yang ada di laci Istana sudah dibuangi atas perintah seorang Perwira Tinggi. Mahar hanya bisa memberikan Vitamin dan Royal Jelly yang sesungguhnya hanya madu biasa. Jika sulit tidur Bung Karno diberi Valium, Sukarno sama sekali tidak diberikan obat untuk meredakan sakit akibat ginjalnya tidak berfungsi.

Banyak rumor beredar di masyarakat bahwa Bung Karno hidup sengsara di Wisma Yaso, beberaoa orang diketahui akan nekat membebaskan Bung Karno. Bahkan ada satu pasukan khusus KKO dikabarkan sempat menembus penjagaan Bung Karno dan berhasil masuk ke dalam kamar Bung Karno, tapi Bung Karno menolak untuk ikut karena itu berarti akan memancing perang saudara.

Pada awal tahun 1970 Bung Karno datang ke rumah Fatmawati untuk menghadiri pernikahan Rachmawati. Bung Karno yang jalan saja susah datang ke rumah isterinya itu. Wajah Bung Karno bengkak-bengkak. Ketika tau Bung Karno datang ke rumah Fatmawati, banyak orang langsung berbondong-bondong ke sana dan sesampainya di depan rumah mereka berteriak "Hidup Bung Karno....hidup Bung Karno....Hidup Bung Karno...!!!!!" Sukarno yang reflek karena ia mengenal benar gegap gempita seperti ini, ia tertawa dan melambaikan tangan, tapi dengan kasar tentara menurunkan tangan Sukarno dan menggiringnya ke dalam. Bung Karno paham dia adalah tahanan politik.

Masuk ke bulan Februari penyakit Bung Karno parah sekali ia tidak kuat berdiri, tidur saja. Tidak boleh ada orang yang bisa masuk. Ia sering berteriak kesakitan. Biasanya penderita penyakit ginjal memang akan diikuti kondisi psikis yang kacau. Ia berteriak " Sakit....Sakit ya Allah...Sakit..." tapi tentara pengawal diam saja karena diperintahkan begitu oleh komandan. Sampai-sampai ada satu tentara yang menangis mendengar teriakan Bung Karno di depan pintu kamar. Kepentingan politik tak bisa memendung rasa kemanusiaan, dan air mata adalah bahasa paling jelas dari rasa kemanusiaan itu.

Hatta yang dilapori kondisi Bung Karno menulis surat pada Suharto dan mengecam cara merawat Sukarno. Di rumahnya Hatta duduk di beranda sambil menangis sesenggukan, ia teringat sahabatnya itu. Lalu dia bicara pada isterinya Rachmi untuk bertemu dengan Bung Karno. "Kakak tidak mungkin kesana, Bung Karno sudah jadi tahanan politik" Hatta menoleh pada isterinya dan berkata "Sukarno adalah orang terpenting dalam pikiranku, dia sahabatku, kami pernah dibesarkan dalam suasana yang sama agar negeri ini merdeka. Bila memang ada perbedaan diantara kita itu lumrah tapi aku tak tahan mendengar berita Sukarno disakiti seperti ini". Hatta menulis surat dengan nada tegas kepada Suharto untuk bertemu Sukarno, ajaibnya surat Hatta langsung disetujui, ia diperbolehkan menjenguk Bung Karno.

Hatta datang sendirian ke kamar Bung Karno yang sudah hampir tidak sadar, tubuhnya tidak kuat menahan sakit ginjal. Bung Karno membuka matanya. Hatta terdiam dan berkata pelan "Bagaimana kabarmu, No" kata Hatta ia tercekat mata Hatta sudah basah. Bung Karno berkata pelan dan tangannya berusaha meraih lengan Hatta "Hoe gaat het met Jou?" kata Bung Karno dalam bahasa Belanda - Bagaimana pula kabarmu, Hatta - Hatta memegang lembut tangan Bung Karno dan mendekatkan wajahnya, air mata Hatta mengenai wajah Bung Karno dan Bung Karno menangis seperti anak kecil. Dua proklamator bangsa ini menangis, di sebuah kamar yang bau dan jorok, kamar yang menjadi saksi ada dua orang yang memerdekakan bangsa ini di akhir hidupnya merasa tidak bahagia, suatu hubungan yang menyesakkan dada.

Tak lama setelah Hatta pulang, Bung Karno meninggal. Sama saat Proklamasi 1945 Bung Karno menunggui Hatta di kamar untuk segera membacai Proklamasi, saat kematiannya-pun Bung Karno juga seolah menunggu Hatta dulu, baru ia berangkat menemui Tuhan.

Mendengar kematian Bung Karno rakyat berjejer-jejer berdiri di jalan. Rakyat Indonesia dalam kondisi bingung. Banyak rumah yang isinya hanya orang menangis karena Bung Karno meninggal. Tapi tentara memerintahkan agar jangan ada rakyat yang hadir di pemakaman Bung Karno. Bung Karno ingin dikesankan sebagai pribadi yang senyap, tapi sejarah akan kenangan tidak bisa dibohongi. Rakyat tetap saja melawan untuk hadir. Hampir 5 kilometer orang antre untuk melihat jenazah Bung Karno, di pinggir jalan Gatot Subroto banyak orang berteriak menangis. Di Jawa Timur tentara yang melarang rakyat melihat jenasah Bung Karno menolak dengan hanya duduk-duduk di pinggir jalan, mereka diusiri tapi datang lagi. Tau sikap rakyat seperti itu tentara menyerah. Jutaan orang Indonesia berhamburan di jalan-jalan pada 21 Juni 1970. Hampir semua orang yang rajin menulis catatan hariannya pasti mencatat tanggal itu sebagai tanggal meninggalnya Bung Karno dengan rasa sedih. Koran-koran yang isinya hanya menjelek-jelekkan Bung Karno sontak tulisannya memuja Bung Karno.

Bung Karno yang sewaktu sakit dirawat oleh dokter hewan, tidak diperlakukan dengan secara manusiawi. Mendapatkan keagungan yang luar biasa saat dia meninggal. Jutaan rakyat berjejer di pinggir jalan, mereka melambai-lambaikan tangan dan menangis. Mereka berdiri kepanasan, berdiri dengan rasa cinta bukan sebuah keterpaksaan. Dan sejarah menjadi saksi bagaimana sebuah memperlakukan orang yang kalah, walaupun orang yang kalah itu adalah orang yang memerdekakan bangsanya, orang yang menjadi alasan terbesar mengapa Indonesia harus berdiri, Tapi dia diperlakukan layaknya binatang terbuang, semoga kita tidak mengulangi kesalahan seperti ini lagi.....

Tags

Analisis Politik (275) Joko Widodo (150) Politik (106) Politik Baik (64) Berita Terkini (59) Jokowi (58) Pembangunan Jokowi (54) Lintas Agama (31) Renungan Politik (31) Perang Politik (29) Berita (27) Ekonomi (25) Anti Radikalisme (24) Pilpres 2019 (23) Jokowi Membangun (22) Perangi Radikalisme (22) Pembangunan Indonesia (21) Surat Terbuka (20) Partai Politik (19) Presiden Jokowi (19) Lawan Covid-19 (18) Politik Luar Negeri (18) Bravo Jokowi (17) Ahok BTP (14) Debat Politik (14) Radikalisme (13) Toleransi Agama (12) Caleg Melineal (11) Menteri Sri Mulyani (11) Perangi Korupsi (11) Berita Hoax (10) Berita Nasional (9) Education (9) Janji Jokowi (9) Keberhasilan Jokowi (9) Kepemimpinan (9) Politik Kebohongan (9) Tokoh Dunia (9) Denny Siregar (8) Hidup Jokowi (8) Anti Korupsi (7) Jokowi Hebat (7) Renungan (7) Sejarah Penting (7) Selingan (7) imlek (7) Ahok (6) Health (6) Perangi Mafia (6) Politik Dalam Negeri (6) Gubernur DKI (5) Jokowi Pemberani (5) KPK (5) Khilafah Makar (5) Kisah Nyata (5) Lawan Radikalisme (5) NKRI Harga Mati (5) Negara Hukum (5) Partai PSI (5) Pengamalan Pancasila (5) Pilkada (5) Refleksi Politik (5) Teknologi (5) hmki (5) kota tangsel (5) natal (5) pengurus (5) peresmian (5) relawan (5) Anti Teroris (4) Bahaya Khalifah (4) Berita Baru (4) Dugaan Korupsi (4) Indonesia Maju (4) Inspirasi (4) Kebudayaan Indonesia (4) Lagu Jokowi (4) Mahfud MD (4) Menteri Pilihan (4) Pancasila (4) Pendidikan (4) Pileg 2019 (4) Politik Identitas (4) Sejarah (4) Tokoh Masyarakat (4) Tokoh Nasional (4) Vaksin Covid (4) Adian Napitupulu (3) Adudomba Umat (3) Akal Sehat (3) Analisa Debat (3) Artikel Penting (3) Atikel Menarik (3) Biologi (3) Brantas Korupsi (3) Breaking News (3) Covid-19 (3) Demokrasi (3) Dewi Tanjung (3) Hukum Karma (3) Karisma Jokowi (3) Kelebihan Presiden (3) Kesaksian (3) King Of Infrastructur (3) Lagu Hiburan (3) Makar Politik (3) Melawan Radikalisme (3) Musibah Banjir (3) Nasib DKI (3) Nasihat Canggih (3) Negara Maju (3) Negara Makmur (3) Nikita Mirzani (3) PKN (3) Pembubaran Organisasi (3) Pemilu (3) Pendidikan Nasional (3) Pendukung Jokowi (3) Penegakan Hukum (3) Poleksos (3) Politik Adudomba (3) Rekayasa Kerusuhan (3) Rencana Busuk (3) Revisi UUKPK (3) Sederhana (3) Tanggung Jawab (3) Testimoni (3) Tokoh Revolusi (3) Waspada Selalu (3) barongsai (3) jakarta (3) Ada Perubahan (2) Agenda Politik (2) Akal Kebalik (2) Akal Miring (2) Anggaran Pemprov (2) Antusias Warga (2) Arsitektur Komputer (2) Basmi Mafia (2) Basmi Radikalisme (2) Beda Partai (2) Berita Internasional (2) Budiman PDIP (2) Capres Cawapres (2) Cinta Tanah Air (2) Dasar Negara (2) Denny JA (2) Erick Thohir (2) Etika Menulis (2) Filsafat (2) Fisika (2) Free Port (2) Gerakan Budaya (2) Gereja (2) Himbauan (2) Information System (2) Isu Sara (2) Jaga Presiden Jokowi (2) Jalan Toll (2) Jenderal Pendukung (2) Jihat Politik (2) Jokowi Commuter (2) Jokowi Guru (2) Jokowi Motion (2) Kabinet II Jokowi (2) Kasus Hukum (2) Kasus Korupsi (2) Kehebatan Jokowi (2) Kemajuan Indonesia (2) Kemanusiaan (2) Kerusuhan Mei (2) Komputer (2) Komunikasi (2) Kriminalisasi Ulama (2) Langkah DPRD-DPR (2) Lawam Penghianat Bangsa (2) Lawan Fitnah (2) Mafia Indonesia (2) Media Sosial (2) Menteri Susi (2) Merakyat (2) Miras (2) Motivasi (2) Nilai Rupiah (2) Olah Raga (2) Opini (2) Pembangunan Pasar (2) Pemimpin Pemberani (2) Pengadilan (2) Pengatur Strategi (2) Penjelasan TGB (2) Penyebar Hoax (2) Perangi Terroriis (2) Pidato Jokowi (2) Political Brief (2) Politik ORBA (2) Program Jokowi (2) Raja Hutang (2) Relawan Jokowi (2) Ruang Kesehatan (2) Sampah DKI (2) Selengkapnya (2) Sertifikat Tanah (2) Simpatisan Jokowi (2) Suka Duka (2) Sumber Kekuasaan (2) Survey Politik (2) Tegakkan NKRI (2) Tenaga Kerja (2) Tirta Memarahi DPR (2) Toll Udara (2) Transparan (2) Ucapan Selamat (2) Ulasan Permadi (2) Ultah Jokowi (2) Undang Undang (2) amandemen (2) jokowi 3p (2) jokpro (2) news (2) perjuangkan (2) Adek Mahasiswa (1) Aksi Gejayan (1) Aksi Makar (1) Alamiah Dasar (1) Ancaman Demokrasi (1) Andre Vincent Wenas (1) Anggarana Desa (1) Anies Dicopot (1) Ansor Banten (1) Antek HTI (1) Anti Cina (1) Anti Terrorris (1) Anti Vaksin (1) Anti Virus (1) Arti Corona (1) Aset BUMN (1) Atheis (1) BIN (1) BTP (1) Bahasa Indonesia (1) Bahaya Isis (1) Bangkitkan Nasionalisme (1) Bangsa China (1) Bank Data (1) Bantu Dishare (1) Basuki Tjahaya Purnama (1) Bawah Sadar (1) Bencana Alam (1) Berani Karena Jujur (1) Berani Melapor (1) Binekatunggal Ika (1) Bintang Mahaputera (1) Bisnis (1) Bongkar Gabeneer (1) Bravo Polri (1) Bravo TNI (1) Budiman Sujatmiko (1) Bumikan Pancasila (1) Bunuh Diri (1) Busana (1) Buya Syafii Maarif (1) Calon Menteri (1) Cari Panggung Politik (1) Cctvi Pantau (1) Cendekia (1) Croc Brain (1) Cudu Nabi Muhammad (1) Cybers Bots (1) Daftar Tokoh (1) Dagang Sapi (1) Danau Toba (1) Data Base (1) Demo Bingung (1) Demo Gagal (1) Demo Mahasiswa (1) Demo Nanonano (1) Demokrasi Indonesia (1) Deretan Jenderal (1) Dewan Keamanan PBB (1) Digital Divelovement (1) Dosa Kolektif (1) Dubes Indonesia (1) Ekologi (1) Extrimis (1) FBR Jokowi (1) Faham Khilafah (1) Filistinisme (1) Filosofi Jawa (1) Fund Manager (1) G30S/PKI (1) GPS Tiongkok (1) Gagal Faham (1) Gaji Direksi (1) Gaji Komisaris (1) Gaya Baru (1) Gelagat Mafia (1) Geografi (1) Gerakan (1) Gerakan Bawah Tanah (1) Gibran (1) Grace Natalie (1) Gubernur Jateng (1) Gus Nuril (1) Gusti Ora Sare (1) HTI Penunggang (1) Hadiah Tahun Baru (1) Hari Musik Nasional (1) Hiburan (1) Hukuman Mati (1) Hypnowriting (1) Identitas Nusantara (1) Illegal Bisnis (1) Ilmu Pengetahuan (1) Ilusi Identitas (1) Imperialisme Arab (1) Indonesia Berduka (1) Indonesia Damai (1) Indonesia Hebat (1) Injil Minang (1) Intermezzo (1) Internet (1) Intoleransi (1) Investor Asing (1) Islam Nusangtara (1) Istana Bogor (1) Isu Agama (1) Isu Politik (1) J Marsello Ginting (1) Jadi Menteri (1) Jalur Gaza (1) Jangan Surahkan Indonesia (1) Jembatan Udara (1) Jenderal Moeldoko (1) Jenderal Team Jkw (1) Jilid Milenial (1) Jiplak (1) Jokowi 3 Periode (1) Jokowi Peduli (1) Jualan Agama (1) Jurus Pemerintah (1) Jusuf Kalla (1) Kadrun (1) Kambing Hitam (1) Kampus Terpapar Radikalisme (1) Kasus BUMN (1) Kasus Keluarga (1) Kebusukan Hati (1) Kecelakaan (1) Kehilangan Tuhan (1) Kehilangan WNI (1) Kekuasaan (1) Kekuatan China (1) Kemengan Jokowi (1) Kena Efisensi (1) Kepribadian (1) Keputusan Pemerintah (1) Kerusuhan 22 Mei (1) Kesaksian Politikus (1) Keseahatan (1) Ketum PSI (1) Kitab Suci (1) Kode Etik (1) Komnas HAM (1) Komunis (1) Konglomerat Pendukung (1) Kopi (1) Kota Bunga (1) Kota Misteri (1) Kota Modern (1) Kota Zek (1) Kredit Macet (1) Kuliah Uamum (1) Kunjungan Jokowi (1) Kurang Etis (1) LPAI (1) Lagu Utk Jokowi (1) Lahan Basah (1) Larangan Berkampanye (1) Larangan Pakaian (1) Lawan Rasa Takut (1) Leadership (1) Legaci Jokowi (1) Lindungi Jokowi (1) Lintas Dinamika (1) Luar Biasa (1) MPG (1) Mabok Agama (1) Mafia Ekonomi (1) Mafia Tanah (1) Mahakarya (1) Mahkamah Agung (1) Manfaat Vaksin (1) Mari Tertawa (1) Masa Kampanye (1) Masalah BUMN (1) Matematika (1) Membunuh Sains (1) Mempengaruhi Musuh (1) Mempengaruhi Orang (1) Mendisplinkan Siswa (1) Mengharukan (1) Menghasut Pemerintah (1) Menghina Lambang Negara (1) Mengulas Fakta (1) Menjaga Indonesia (1) Menjaga Jokowi (1) Menjelang Pemilu (1) Menjlang Pelantikan (1) Menko Polhukam (1) Menteri (1) Menteri Agama (1) Menteri Sosial (1) Menydihkan (1) Mesin Pembantai (1) Minuman Keras (1) Model Tulisan (1) Muhamad Ginting (1) Mumanistik (1) Muslim Prancis (1) Musu RI (1) Musuh Dlm Selimut (1) Obat Tradisional (1) Oligarki (1) Omnibus Law (1) Oramas Terlarang (1) Orang Baik (1) Orang Beragama (1) Orang Bodoh (1) Orang Kaya (1) Ormas Islam (1) Otak Kebalik (1) Overdosis Haram (1) PHK dan Buruh (1) Palestina (1) Panduan (1) Pantau Jakarta (1) Para Makar (1) Parawisata (1) Partai Baru (1) Partai Komunis (1) Pasar Murah (1) Pelarian (1) Pembayaran Utang Negara (1) Pembela Rakyat (1) Pembumian Pancasila (1) Pemerintahan Jayabaya (1) Pemilihan Presiden (1) Pemprov DKI (1) Pencerahan (1) Pencucian Uang (1) Pendukung Lain (1) Penebaran Virus so (1) Pengacau Negara (1) Pengalaman (1) Pengangguran (1) Pengaruh (1) Pengertian Istilah (1) Pengertian Otoritas (1) Penggulingan Rezim (1) Penghianat Bangsa (1) Pengobatan (1) People Power (1) Perang Dunia III (1) Perangi Tetroriis (1) Peraturan (1) Perayaan Natal (1) Percobaan (1) Perguruan Tinggi (1) Peringatan Keras (1) Peristiwa Mei 1998 (1) Pernikahan (1) Pernyataan ISKA (1) Pertamina (1) Pertemuan Politik (1) Pesan Gus Nuril (1) Pesan Habib (1) Peta Politik (1) Pidato Prisiden RI (1) Pil Pahit Srilanka (1) Pilkada 2018 (1) Pilkada Solo (1) Pilpres Curang (1) Pimpinan MPR (1) Politik Agama (1) Politik Catur Jkw (1) Politik Kepentingan (1) Politik LN (1) Politik Uang (1) Politikus (1) Pollitik (1) Profesional (1) Propaganda (1) Propaganda Firehose (1) Psikoanalisa (1) Psikologi Praktis (1) Puisi (1) Pulau Terindah (1) Quick Count (1) RUU Kadrun (1) Raja Bonar (1) Raja Debat (1) Raksasa (1) Rakyat Kecil (1) Realita Politik (1) Rekam Jejak (1) Rekapitulasi DPS (1) Reklamasi Pulau (1) Remix Sunda (1) Rendah Hati (1) Reungan Politik (1) Rhenald Kasali (1) Risma (1) Ruhut P Sitompul (1) Saksi Yehuwa (1) Sangat Canggih (1) Scandal BLBI (1) Seharah Pers (1) Sehat Penting (1) Sejarah Politik (1) Sekilas Info (1) Selamat Imlek (1) Sembuhkan Jiwasraya (1) Seni (1) Seniman Bambu (1) Shanzhai (1) Sidak Harga (1) Sidang MPR (1) Sigmun Freud (1) Silaturahmi (1) Sistem Informasi (1) Skema Kerusuhan (1) Skenario 22 Mei (1) Skenario Demonstrans (1) Skripsi (1) Soekarno (1) Stasiun KA (1) Suku Minang (1) Sumber Inspirasi (1) Super Power (1) Superkarya (1) Syirianisasi (1) System Informasi (1) TKA Siapa Takut (1) Tahun Kampret (1) Taliban (1) Tanda Kehormatan (1) Tanda Zaman (1) Tanggapan Atas Pidato (1) Tanya Jawab (1) Tebang Pilih (1) Teori Kepribadian (1) Terkaya Indonesia (1) Terorisme (1) Terrorisme (1) Tidak Becus Kerja (1) Tindakan Makar (1) Tingkat Kemiskinan (1) Tinjauan Filsafat (1) Tips dan Trik (1) Toleransi Identitas (1) Travelling (1) Tuan Rumah (1) Tukang Kayu (1) UU Cipta Kerja (1) Ucapan Gong Xi Fat Choi (1) Ulama Bogor (1) Ulasan Berita (1) Ulasan Suriah (1) Ustadz Bangsa (1) Via Vallen (1) Virus Covid-15 (1) Wajib Baca (1) Wakil Tuhan (1) Wali Kota (1) Wanita Kartini (1) Wewenang (1) Yusril Blakblakan (1) breaing news (1) karo (1) kontemporer (1) tari (1)