Latest News

Selengkapnya Diteruskan DI NEWS.TOPSEKALI.COM

Showing posts with label Joko Widodo. Show all posts
Showing posts with label Joko Widodo. Show all posts

Thursday, March 7, 2019

Sungguh Mengejutkan !! Jokowi Lakukan Hal yang Mustahil Ditiru Prabowo

Sunday, March 3, 2019

SEBUAH SKENARIO "BLASTING"



SEBUAH SKENARIO "BLASTING"

Bagaimana menanamkan dan memperkuat ingatan seseorang terhadap sesuatu? Salah satunya yang dipandang praktis dan efektif ada dengan memperlihatkan secara berulang-ulang.

Waktu menjelang coblosan sudah tidak lama lagi. Perlu menunjukkan kepada pemilih (publik) siapa capres yang akan sering mereka lihat. Jika bicara spanduk dan baliho, relawan tidak bisa berbuat banyak (domainnya TKN, TKD dan TKK).

Yang bisa kita (relawan) lakukan dengan memobilisasi orang. Lihat, beberapa waktu lalu tim relawan lawan berjejer bergandeng tangan di jalan Magelang. Kita pun bisa, tapi apa yang akan dibawa oleh tim relawan kita agar bisa menanamkan dan memperkuat ingatan publik akan nama, tulisan atau gambar Jokowi?

Cara paling aman, simple dan tidak butuh biaya banyak, adalah sbb: Pilih satu titik keramaian (yang agak luas) di setiap wilayah, kemudian kerahkan tim relawan (dengan kostum atribut/identitas Jokowi) ke sana dan menyebar (bisa berangkat dan tiba dari dan di titik yang berbeda).

Lakukan dalam waktu yang sama serentak di semua daerah, maka publik akan surprise karena di mana2 melihat orang mengenakan kaos dengan identitas Jokowi. Selain itu jg akan menumbuhkan keberanian orang yang selama ini masih takut pakai kaos Jokowi di tempat umum.

Gerakan ini sudah cukup bikin shock bagi masyarakat. Sebuah fenomena byk org pakai kaos Jokowi tapi tidak dan bukan demo, hanya berjalan-jalan (beraktivitas) biasa saja (seolah tidak saling kenal) selama sedikitnya 1 jam. Mungkin baik jika dilanjut adakan flashmob sembari membagi brosur jika ada.

Gerakan ini butuh koordinasi dan kerjasama antar komunitas relawan yang ada di masing-masing daerah, agar secara kuantitas jumlahnya lebih banyak. Jika taste the water melalui blasting kaos Jokowi ini berhasil, maka selanjutnya bisa di tetapkan hari2 tertentu seluruh anggota relawan diminta untuk mengenakan kaos Jokowi.

ForJokowi Cyber menawarkan dan menyiapkan gerakan blasting kaos pada: Minggu, 17 Maret 2019, mulai pkl. 10.00 - 11.00 wib. Berikut, silahkan dibahas oleh forum komunitas relawan di daerah masing2 untuk menentukan titik wilayahnya, contoh:
1. Yogyakarta, sepanjang jalan Malioboro;
2.
3.
4.
5.
6.
dst

Silahkan bagi info ini ke admin2 grup atau japri pengurus tim relawan. Diskusikan, kordinasikan, konsolidasikan terlebih dahulu dengan komunitas relawan Jokowi lainnya, barulah dilaunching ke publik. Demikian info gerakan kami sampaikan agar dapat direspon sebagaimana harusnya.

Salam #JokowiSatuKaliLagi

ForJokowi Cyber (FJC)

Friday, March 1, 2019

Mari Raykan Kehadiran ‘Tol Langit’ oleh Presiden Joko Widodo


Ribuan kilometer jalan darat yang telah dibangun di era Presiden H. Ir. Joko Widodo kian paripurna dengan kehadiran ‘Tol Langit’.
#TolLangitJokowi
Ini merupakan salah satu mahakarya Jokowi dan menjadi bukti kecintaannya kepada bangsa dan negara. #TolLangitJokowi
Tol langit yang dimaksud adalah terkoneksinya Sabang sampai Merauke dengan layanan internet berkecepatan tinggi yang tercover oleh Palapa Ring. Ini sudah bisa dinikmati pada Maret 2019. #TolLangitJokowi
Proyek Palapa Ring yang sempat mandek sejak 1991 ini bakal dieksekusi oleh Pemerintahan Jokowi. #TolLangitJokowi
Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer.
#TolLangitJokowi
Proyek itu terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku serta satu backhaul untuk menghubungkan semuanya. #TolLangitJokowi
Pembangunan jaringan serat optik nasional ini akan menjangkau 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
#TolLangitJokowi
Proyek Palapa Ring ini akan mengintegrasikan jaringan yang sudah ada (existing network) dengan jaringan baru (new network) pada wilayah timur Indonesia (Palapa Ring-Timur). #TolLangitJokowi
Palapa Ring Timur akan dibangun sejauh 4.450 kilometer yang terdiri dari sub-marine cable sejauh 3.850 kilometer dan land cablesepanjang 600 kilometer dengan landing point sejumlah 15 titik pada 21 kota/kabupaten. #TolLangitJokowi
“Jaringan tersebut berkapasitas 100 Giga Bytes (GB). Jaringan ini bisa ditingkatkan lagi hingga 160 GB dengan mengusung konsep ring.
#TolLangitJokowi
Yakni terdiri dari dua pasang saluran (empat core),” demikian keterangan resmi Kemenkominfo di website resminya. #TolLangitJokowi
Proyek Palapa Ring ini sebagai ‘Tol Langit Jokowi’, yang menyambungkan komunikasi udara tanpa batas dari satu pelosok ke pelosok daerah lain dengan kecepatan tinggi.
#TolLangitJokowi
Proyek senilai Rp7,7 triliun ini ditargetkan akan sudah selesai pada 2019 ini. Palapa Ring di Indonesia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Indonesia Barat, Tengah, dan Timur sesuai dengan pembagian zona waktu di Indonesia. #TolLangitJokowi
Palapa Ring Barat memiliki panjang 2.275 kilometer yang sudah dibangun sejak tahun 2016 lalu dan sudah dipakai sejak Maret 2018 lalu.  #TolLangitJokowi
Begitu juga dengan Palapa Ring Tengah yang sudah diresmikan dan digunakan sejak Maret 2018 lalu, memiliki panjang 2.995 kilometer. #TolLangitJokowi
Palapa Ring Barat memiliki panjang 2.275 kilometer yang sudah dibangun sejak tahun 2016 lalu dan sudah dipakai sejak Maret 2018 lalu. #TolLangitJokowi
Begitu juga dengan Palapa Ring Tengah yang sudah diresmikan dan digunakan sejak Maret 2018 lalu, memiliki panjang 2.995 kilometer. #TolLangitJokowi
Khusus untuk zona timur yang memiliki panjang jaringan 6.878 kilometer baru selesai 89 persen. #TolLangitJokowi
ditargetkan pada 2019 ini akan selesai dan keseluruhan Indonesia barat, tengah dan timur akan memiliki koneksi yang tersambung secara real timeminimal dengan layanan konektivitas 4G. #TolLangitJokowi
Konektivitas Palapa Ring yang dipopulerkan dengan nama ‘Tol Langit’ ini memastikan bahwa seluruh Indonesia termasuk ke daerah terluar dan terdalam sekalipun akan mampu dijangkau oleh koneksi internet supercepat dengan kecepatan minimal 30 mbps. #TolLangitJokowi
Dengan terciptanya akses komunikasi yang lebih baik dengan proyek Palapa Ring, maka diharapkan akan tercipta pemerataan dan kemudahan akses telekomunikasi-informasi. #TolLangitJokowi
Mulai dari membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan berbasis internet (e-commerce), meningkatkan efisiensi dan efektifitas sistem kerja, dan meningkatkan kompetensi untuk berkompetisi di pasar global. #TolLangitJokowi
Akses internet yang memadai ke daerah terpencil sekalipun akan membuka peluang digitalisasi bagi usaha kecil dan menengah, seperti apa yang telah terjadi di Indonesia barat dan tengah. #TolLangitJokowi
Akses internet yang meningkat secara signifikan ini jelas akan meningkatkan pembelanjaan alat, teknologi informasi, dan komunikasi. #TolLangitJokowi
Menkominfo Rudiantara menyatakan, perkembangan dunia digital di Indonesia ditargetkan bakal mencapai USD130 milyar pada 2020, atau sekitar Rp1.978 triliun. #TolLangitJokowi
“Dan kenapa kita bangun 20 ribu digital talent, mimpi saya. 5 tahun lagi kebutuhan talent di Asean, paling tidak di regional. Ekonomi digital kita di tahun 2020, kita harapkan mencapai USD130 milyar. Itu kurang lebih sekitar 12 persen dari GDP kita,” ungkapnya. #TolLangitJokowi
Tersambungnya Palapa Ring secara utuh merupakan perwujudan dari Nawacita Indonesia. Palapa Ring bisa menyatukan seluruh daerah di Indonesia dengan komunikasi layakan telekomunikasi yang cepat dan real time membuat kesenjangan akan semakin berkurang.
#TolLangitJokowi
Source : https://threadreaderapp.com/thread/1098041339659247616.html

Kalla: Kalau Pak Jokowi Menang Tak Usah Khawatir, kalau yang Sebelah Saya Tidak Tahu



Kalla:
Kalau Pak Jokowi Menang Tak Usah Khawatir, kalau yang Sebelah Saya Tidak Tahu


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta para pengusaha tidak perlu khawatir menjelang Pemilihan Presiden 2019.

Ia memastikan, perekonomian tetap stabil dan tak terpengaruh situasi politik jelang pilpres.

Kalla mengatakan, perekonomian Indonesia tak akan mengalami kejatuhan seperti Venezuela. Sebab, kata Kalla, Indonesia tidak dipimpin oleh orang yang otoriter dan nepotis.

"Apakah ini (kejatuhan ekonomi) akan terjadi di Indonesia? Saya bilang, bisa saja. Tapi, saya jamin pengalaman empat tahun lebih dengan Pak Jokowi, beliau tidak pernah ada pikiran otoriternya. Berpikiran pun enggak," kata Kalla di hadapan para pengusaha dan pejabat saat membuka CNBC Indonesia Economic Outlook di The Westin, Kuningan, Jakarta, Kamis (28/2/2019).

"Saya tidak bicara karena saya ini anggota Tim Kampanye Pak Jokowi. Saya tidak kampanye. Ini kan diundang bicara ini. Bicara ilmiah sedikit, bukan kampanye," lanjut Kalla.
Ia mengungkapkan, Jokowi adalah Presiden yang kerap merapatkan semua kebijakan sebelum diputuskan.

Kalla lantas membandingkannya dengan era kepresidenan Soeharto yang hanya menggelar rapat sebulan sekali.


Kalla menyebutkan, di era Jokowi Kabinet Kerja bisa menggelar rapat sebanyak lima kali. Oleh karena itu, ia memastikan Jokowi bukan sosok yang otoriter.

"Artinya, beliau tidak akan pernah berpikir mau otoriter. Semua keputusan dirapatkan, gimana caranya. Kalau otoriter, mana ada rapat. Pokoknya ambil saja ini keputusan. Pukul meja, jalankan. Jual minyak murah di Venezuela, jual. Di sini (Kabinet Kerja) tidak," kata Kalla.

Selain itu, Kalla memastikan Jokowi bukan sosok nepotis. Menurut dia, hal itu bisa dibuktikan dengan tidak terlibatnya keluarga Presiden dalam bisnis yang terkait dengan perekonomian negara.

"Apalagi anak Pak Jokowi. Yang satu catering, jual martabak, yang satu jual pisang goreng. Jadi mana mungkin dia terlibat dalam ekonomi pemerintahan," kata Kalla.

"Saya jamin sama Anda di sini. Apabila Pak Jokowi yang menang tentu akan begini akibatnya, akan terus saja begini (perekonomian stabil). Tak usah khawatir. Tak usah ke Singapura. Kalau yang sebelah, saya tidak tahu. Kita tidak bisa bicara apa yang kita tidak tahu. Kan bahaya," lanjut Kalla lantas disambut tawa para pengusaha dan pejabat yang hadir.

Thursday, February 28, 2019

Mahfud Md Bicara 'Islam Sontoloyo', Orang yang Pura-pura Perjuangkan Islam


Jakarta - Gerakan Suluh Kebangsaan menggelar rembuk nasional membahas api Islam dalam menjaga kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud Md mengatakan api Islam pernah berkobar pada masa kemerdekaan RI.

"Mengapa api Islam? Kami menyakini seyakin-yakinnya Indonesia ini merdeka itu karena juga api Islam yang berkobar. Sehingga Islam itu lalu bersatu membulatkan tekad, merangkul kelompok-kelompok lainnya yang tidak Islam untuk bersama berpikir tentang Indonesia dan memajukannya ke masa depan," ucap Mahfud dalam sambutannya di Hotel Grand Sahid Jaya Jl Jend Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (27/2/2019).

Rembuk nasional ini mengangkat tema 'Api Islam Untuk Peradaban Indonesia Masa Depan'. Mahfud menjelaskan Gerakan Suluh Kebangsaan digagas tokoh lintas agama dan lintas organisasi politik. Dia menekankan gerakan ini tidak masuk ke dalam politik praktis seperti arah dukungan politik. Mahfud mengatakan gerakan ini hanya masuk dalam tataran politik kebangsaan.

Mahfud menjelaskan, api Islam pertama kali dikemukakan Presiden Sukarno. Sukarno pernah mengatakan Islam bisa sangat maju jika dilandasi semangat membangun kemajuan bangsa dan umat seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

"Persoalannya pada waktu itu kata Bung Karno banyak orang hanya menggunakan abunya Islam, bukan apinya Islam. Apa itu abunya Islam? Ya misalnya soal jenggot panjang itu wajib apa nggak, pakai sorban itu harus apa tidak, pakai jilbab itu harus apa tidak. Kalau bersuci pakai abu, kenapa tidak pake sabun? Itu semua hanya abu. Kata Bung Karno, Islam itu punya semangat untuk memajukan sebuah bangsa, karena di dalam Islam banyak ajaran-ajaran yang mendorong ke arah kemajuan itu," tuturnya.

Dia mengatakan pemikiran Bung Karno kemudian bersinergi dengan pikiran ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis). Termasuk Jamiat Kheir, organisasi yang menghimpun tokoh-tokoh Islam yang didirikan pada 1904.

Dia mengatakan api Islam tersebut harus terus menyala. Api Islam ini terus menyala hingga bisa menghalau ancaman penjajahan setelah RI merdeka.

"Kita tidak boleh lagi dijajah, kita punya modal untuk maju sebagai bangsa. Demikianlah pada akhirnya lahir Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila karena api Islam yang mau menerima perbedaan-perbedaan dan bersatu di dalam ikatan kebangsaan seperti yang dibangun oleh Nabi Muhammad dulu ketika membangun negara Madinah," ucap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

Mahfud kemudian menyinggung soal pihak yang pura-pura memperjuangkan Islam padahal demi kepentingan diri sendiri. Dahulu, Sukarno menyebut kelompok ini dengan Islam sontoloyo.

"Sekarang ini muncul gejala baru yang dulu juga pernah dikatakan oleh Bung Karno munculnya Islam sontoloyo. Ini asik nih Bung Karno, ada api Islam, ada Islam sontoloyo. Itu Bung Karno juga yang pertama kali mengatakan," kata dia.

"Apa kata Bung Karno (soal) Islam sontoloyo itu? Adalah orang menggunakan Islam untuk kepentingan dirinya sendiri, orang lain dianggap salah. Tapi dia bisa berubah kalau dia dapat keuntungan dari sebuah situasi. Itulah Islam sontoloyo. Pura-pura memperjuangkan Islam ini-itu, sesudah ditawari kamu duduk di sini, jadi pejabat ini, hilang itu. Itu namanya Islam sontoloyo. Tidak punya semangat keislaman yang konsisten menjual jual nama Islam," sambungnya menjelaskan.

Mahfud mengatakan dalam rembuk nasional ini akan dibahas kontribusi dari ormas-ormas Islam dalam membangun RI berdasarkan Pancasila. Mahfud menegaskan, konsep ini sudah final karena sudah jadi keputusan dari para pendiri bangsa dan juga para ulama terdahulu.

Dia juga menyinggung soal gagasan negara khilafah. Mahfud mengatakan dalam Islam tak ada sistem baku tentang khilafah. Karena pembentukan suatu negara didasarkan pada perkembangan zaman dan perbedaan tempat.

"Di dalam sumber primer ajaran Islam itu tidak ada sistem yang baku tentang khilafah. Islam mengatakan urusan sistem itu urusan perkembangan zaman dan perbedaan tempat. Sistem di zaman nabi dengan sistem sesudahnya beda. Lalu mana yang benar? Semua benar, karena itu ijtihad masing-masing tempat dan orang Indonesia. Tokoh-tokoh Islam Indonesia sudah berijtihad, Bung Karno, Bung Hatta, Yamin, Wahid Hasyim, Hasyim Asyari, Bagus Hadi Kusumo, KH Ahmad Dahlan semua sudah membahas inilah negara yang cocok untuk Indonesia. Sehingga mari kita bangun ke depan apa yang disebut moderasi Islam," jelas Mahfud.

Dalam acara ini hadir Musytasar PBNU Masykuri Abdillah, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Syarikat Islam Hamdan Zoelva, Menko PMK Puan Maharani, dan Wakil ketua Umum PP Persis Jeje Zaenudi. 
(jbr/tor)

https://news.detik.com/berita/4446389/mahfud-md-bicara-islam-sontoloyo-orang-yang-pura-pura-perjuangkan-islam

Delapan orang pentolan gerombolan rasis dan brutal


Delapan orang pentolan gerombolan rasis dan brutal Front Pembela Islam FPI hari ini diringkus polisi karena membuat onar dan ingin membubarkan acara Tabligh Akbar Nadhlatul Ulama (NU) ke 93 yang digelar di Lapangan Sri Mersing, Kota Tebing Tinggi, Rabu, 27 Februari 2019.

Awalnya kegiatan yang dihadiri langsung oleh Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto, Wali Kota Tebing Tinggi, para tokoh agama serta sejumlah pemuka masyarakat tersebut berjalan lancar dan aman.

Namun tiba-tiba sekelompok Makhluk beringas yang mengaku FPI itu berteriak dan mencoba menerobos masuk.

Mereka berteriak-teriak meminta acara tersebut dibubarkan, kontan polisi yang sedang berjaga langsung menghadang Tamu Tak di undang tersebut.

Namun salah satu oknum FPI tersebut berhasil masuk ke lokasi acara dan meminta acara tersebut dibubarkan sambil berteriak Kesurupan #2019GantiTuhan.

Kapolres Tebing Tinggi AKBP Sunadi yang berada di lokasi langsung memerintahkan anggotanya untuk mengamankan dan membawa Gerombolan Lapar Balik itu ke Polres Tebing Tinggi untuk ditahan.

Kapolda Sumut yang juga berada di lokasi kegiatan sebagai tamu undangan mengaku Kecewa dengan tindakan gerombolan liar FPI yang anarkis dan menjurus premanisme itu.

“Saya kecewa dengan tindakan preman-preman biadab ini, tidak benar dan harus dilawan. Negara tidak boleh kalah dengan sekelompok orang atau preman,” kata Kapolda tegas.

Berikut nama-nama kedelapan orang-orang gila agama yang berhasil diringkus aparat hari ini:

1. Syahrul Amri Sirait (Ketua DPC FPI Padang Hilir)
2. Amiruddin Sitompul (Panglima Jihad FPI)
3. M Husni Habibie (Wali Laskar FPI),
4. Anjad (Anggota DPC FPI Tebing Tinggi)
5. Arif Darmadi (Anggota DPC FPI Tebing Tinggi)
6. Mohammad Fauzi Saragih (Anggota FPI)
7. Suhairi (Anggota DPC FPI Tebing Tinggi)
8. Oni Qital (Kadiv Aksi FPI)

Atas kejadian provokasi brutal ini, seruan masyarakat untuk mendukung pembubaran FPI kini semakin menggelora.

Tagar #BubarkanFPI saat ini menjadi trending topic di Tebing Tinggi dan sekitarnya.

semburnya:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190227175657-32-373202/serukan-ganti-presiden-di-acara-nu-8-orang-dari-fpi-dibekuk

https://digtara.com/2019/02/27/ini-kronologi-penangkapan-delapan-pentolan-fpi-yang-ingin-membubarkan-haul-nu/


Mengapa Orang padang benci Jokowi?
( Politik).

//Erizeli jely bandaro

Kekuatan Indonesia itu ada pada pancasila yang menjadi mukadimah ( pembukaan ) atas UUD 45. Prof. Notonagoro menyatakan bahwa “kebaikan hukum positif Indonesia, termasuk (tubuh) UUD, harus diukur dari asas-asas yang tercantum dalam Pembukaan. Dan karena itu, Pembukaan UUD 45 harus dipergunakan sebagai pedoman bagi penyelesaian soal-soal pokok kenegaraan dan tertib hukum Indonesia”. Jadi walau UUD 45 di buat dengan terburu namun para pendiri negara sepakat bahwa kalau nanti ada pasal dalam UUD 45 tidak sesuai dengan Pancasila akan diberbaiki kemudian. Yang penting batang tubuhnya sudah ada. Atas dasar itulah negeri ini tegak. Itulah buah konsesus para pendiri negara ini.

Namun apakah semua tokoh sepakat ? tidak. Ada dua kekuatan yang tidak bisa menerima Pancasila secara utuh, Yaitu Komunis dan Islam. Masing masing punya agenda berbeda , namun tujuan sama yaitu menguasai negeri ini dengan platform perjuangan mereka.  Dua tahun setelah negeri ini merdeka, terjadi pemberontakan Madiun , dimana Muso bersama PKI menyatakan tidak setia kepada Sokarno Hatta. Saat itulah Soekarno memerintahkan TNI untuk memadamkan pemberontakan. Kemudian dua tahun kemudian atau tahun 1950, diterbitkannya Perda No. 50 tentang pembentukan wilayah otonom oleh provinsi Sumatera Tengah waktu itu yang mencakup wilayah provinsi Sumatera Barat, Riau yang kala itu masih mencakup wilayah Kepulauan Riau, dan Jambi sekarang. Ini cikal bakal kelak terjadinya pemberontakan PRRI yang dimotori oleh gerakan ingin mendirikan negara Islam.

Tokoh Masyumi,  Isa Anshary, pada tahun 1951, dalam majalah Hikmah, menulis, ”Hanya orang yang sudah bejat moral, iman dan Islamnya, yang tidak menyetujui berdirinya Negara Islam Indonesia.”. Tahun 1955, Pemilu pertama sejak proklamasi di gelar. Partai Masyumi mendapatkan nomor tiga partai pemenang Pemilu. Hasil Pemilu itu bertugas menyusun perbaikan UUD yang ada. Dari tahun 1956 sampai 1959, perdebatan berlangsung—untuk menentukan manakah yang akan jadi dasar negara, Pancasila atau Islam—pelbagai argumen dikemukakan oleh masing-masing pendukungnya. Banyak yang cemerlang, banyak yang membosankan, tapi sedikit yang segalak pidato Isa Anshary dalam majelis yang bersidang di Bandung itu,

”Kalau saudara-saudara mengaku Islam, sembahyang secara Islam, puasa secara Islam, kawin secara Islam, mau mati secara Islam, saudara-saudara terimalah Islam sebagai Dasar Negara. [Tapi] kalau saudara-saudara menganggap bahwa Pancasila itu lebih baik dari Islam, lebih sempurna dari Islam, lebih universal dari Islam, kalau saudara-saudara berpendapat ajaran dan hukum Islam itu tidak dan tidak patut untuk dijadikan Dasar Negara… orang demikian itu murtadlah dia dari Agama, kembalilah menjadi kafir, haram je-nazahnya dikuburkan secara Islam, tidak halal baginya istri yang sudah dikawininya secara Islam….

Sampai tahun 1959, Konstituante belum berhasil membentuk UUD baru. Pada saat bersamaan, Presiden Soekarno menyampaikan konsepsinya tentang Demokrasi Terpimpin. Sejak itu diadakanlah pemungutan suara untuk menentukan Indonesia kembali ke UUD 1945. Dari 3 pemungutan suara yang dilakukan, sebenarnya mayoritas anggota menginginkan kembali ke UUD 1945, namun terbentur dengan jumlah yang tidak mencapai 2/3 suara keseluruhan. Keadaan gawat inilah yang menyebabkan Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959, yang mengakhiri riwayat lembaga ini. Tentu yang paling meradang atas dekrit Soekarno ini adalah kelompok Masyumi. Mengapa ? Cita cita mereka mengubah UUD sesuai dengan Islam gagal.

Itu sebabnya para tokoh Masyumi seperti Natsir, Safrudin Prawiranegara. Dan Soemtro Djoyohadikusumo dari PSI dan lain lain bergabung dengan gerakaan PRRI, yang sebelumnya pada tanggal 20 Desember 1956, Letkol Ahmad Husein berhasil merebut kekuasaan Pemerintah Daerah dari Gubernur Ruslan Nuljohardjo. Dalihnya Gubernur yang ditunjuk Pemerintah tidak berhasil menjalankan pembangunan Daerah. Gerakan  ini memicu terbentuk dewan kekuasaan di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara. NKRI berderak. Pemerintah Soekarno berusaha mengajak mereka bermusyawah  namun gagal. Pada tanggal 15 Februari 1958 Letkol Ahmad Husein mengumumkan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Padang. Pemerintah tersebut membentuk Kabinet dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menterinya.

Soekarno tidak punya pilihan kecuali memerintahkan TNI untuk menghentikan gerakan separatis tersebut. Namun apa hendak dikata, Kekuatan milter dari PRRI bisa dengan mudah memukul mundur Pasukan yang dipimpin Kolonel Ahmad Yani yang berkekuatan dari Divisi Diponegoro - Jawa Tengah. Mengapa? Karena peralatan militer PRRI lebih canggih. Ini berkat bantuan dari AS melalui operasi CIA. Akhirnya Soekarno memerintahkan pasukan Siliwangi  bersama RPKAD. Pemberontakan itu berhasil di tumpas, Karena ,para prajurik Siliwangi umumnya religius, sehingga mudah merebut hati orang padang yang agamais.  Beberapa tokoh di balik gerakan itu ditangkap dan ada juga yang melarikan diri seperti Soemitro Djoyohadikusumo ( ayahanda Prabowo). Adik Hamka melarikan diri ke AS, sementara Hamka sendiri ditangkap.

Setelah itu, Soekarno memecah mecah Sumatera Tengah menjadi tiga provisi yaitu, Sumbar, Riau dan Jambi. Orang Padang sangat marah dan dendam dengan Soekarno. Apalagi jauh sebelum merdeka, gerakan mendirikan Khilafah itu sudah ada di MInang dengan munculnya gerakan wahabi. Bagi orang padang, Soekarno adalah penanggung jawab hancurnya gerakan NKRI bersyariah atau Negara Islam. Makanya ketika ada momentum menjatuhkan Soekano, akses kepada AS yang sudah dimiliki tokoh pendukung PRRI dulu seperti Soemitro digunakan agar dapat memudahkan aksi Soeharto merebut kekuasaan secara konstitusi. Dan PKI yang merupakan pendukung utama Soekarno jadi korban paska kejatuhan Soekarno.

Makanya di era Soeharto, tidak ada gerakan dari orang Padang yang anti Soeharto. Begitupula ketika SBY berkuasa , orang Padang sangat mendukung, bahkan Gubernur Sumbar diangkat jadi Menteri Dalam Negeri. Artinya dendam orang padang kepada TNI yang terlibat langsung dalam operasi penumpasan tidak ada. Yang ada adalah dendam kepada Soekarno. Makanya jangan kaget bila sebagian orang Padang masih membenci Jokowi. Mereka sebetulnya tidak membenci Jokowi tetapi membenci PDIP sebagai pendukung Jokowi. Dan kalau mereka membenci PDIP Itu karena ketua umumnya adalah Putri Soekarno, yaitu Megawati. Stigma politi seperti ini sengaja di ciptakan oleh lawan Politik PDIP agar mampu mengalahkan PDIP di Sumatera Barat.

Seharusnya Orang padang membaca sejarah dengan baik. Bahwa para Tokoh masyumi akhirnya menyadari kesalahan mereka mendukung PRRI. Makanya ajakan Soekarno kembali kepangkuan ibu pertiwi mereka terima begitu saja. Dan mereka ikhlas dipenjara. Karena mereka memang salah. Mengapa ? karena gerakan mereka ditunggangi oleh Asing, yaitu AS, Dan mereka sadar bahwa apa yang mereka perjuangkan adalah kemerdekaan dari pengaruh asing. Dan Soekarno telah bersikap jelas sesuai dengan konsesus berdirinya Negara ini berdasarkan Pancasila, yang tadinya mereka ikut menyetujui.

Jadi kalau sekarang masih ada gerakan islam bersama Partai berbasis islam yang ada di sumatera barat menyudutkan Jokowi, itu hasil rekayasa politik yang sengaja menciptakan stigma negatif terhadap PDIP dan Jokowi. Logika politik berkaitan dengan fakta sejarah masa lalu punya tempat sebagai bentuk balas dendam atas sikap Soekarno yang membubarkan Masyumi. Dan ini dimanfaatkan oleh AS untuk menggoyang Jokowi agar bisa menggantinya dengan presiden Pro AS. Yakinlah, setelah presiden pro AS terpilih orang padang engga akan dapat apa apa.

Kehadiran Jokowi ke Padang dengan memberikan dukungan penuh atas pembangunan sumatera barat adalah cara cerdas yang seakan mengatakan kepada rakyat sumbar : Kita bersaudara. Musuh kita orang luar. Mengapa kita tidak bersatu dalam jalinan NKRI dan Pancasila. Lupakan masa lalu dan kita songsong masa depan dengan harapan melalui kerja keras pada hari ini. Jokowi sadar bahwa secara budaya orang minang itu tidak pendendam dan tidak anti pluralisme.  Rakyat hanyalah korban politik

//Erizeli jely bandaro

Tags

Analisis Politik (275) Joko Widodo (150) Politik (106) Politik Baik (64) Berita Terkini (59) Jokowi (58) Pembangunan Jokowi (54) Lintas Agama (31) Renungan Politik (31) Perang Politik (29) Berita (27) Ekonomi (25) Anti Radikalisme (24) Pilpres 2019 (23) Jokowi Membangun (22) Perangi Radikalisme (22) Pembangunan Indonesia (21) Surat Terbuka (20) Partai Politik (19) Presiden Jokowi (19) Lawan Covid-19 (18) Politik Luar Negeri (18) Bravo Jokowi (17) Ahok BTP (14) Debat Politik (14) Radikalisme (13) Toleransi Agama (12) Caleg Melineal (11) Menteri Sri Mulyani (11) Perangi Korupsi (11) Berita Hoax (10) Berita Nasional (9) Education (9) Janji Jokowi (9) Keberhasilan Jokowi (9) Kepemimpinan (9) Politik Kebohongan (9) Tokoh Dunia (9) Denny Siregar (8) Hidup Jokowi (8) Anti Korupsi (7) Jokowi Hebat (7) Renungan (7) Sejarah Penting (7) Selingan (7) imlek (7) Ahok (6) Health (6) Perangi Mafia (6) Politik Dalam Negeri (6) Gubernur DKI (5) Jokowi Pemberani (5) KPK (5) Khilafah Makar (5) Kisah Nyata (5) Lawan Radikalisme (5) NKRI Harga Mati (5) Negara Hukum (5) Partai PSI (5) Pengamalan Pancasila (5) Pilkada (5) Refleksi Politik (5) Teknologi (5) hmki (5) kota tangsel (5) natal (5) pengurus (5) peresmian (5) relawan (5) Anti Teroris (4) Bahaya Khalifah (4) Berita Baru (4) Dugaan Korupsi (4) Indonesia Maju (4) Inspirasi (4) Kebudayaan Indonesia (4) Lagu Jokowi (4) Mahfud MD (4) Menteri Pilihan (4) Pancasila (4) Pendidikan (4) Pileg 2019 (4) Politik Identitas (4) Sejarah (4) Tokoh Masyarakat (4) Tokoh Nasional (4) Vaksin Covid (4) Adian Napitupulu (3) Adudomba Umat (3) Akal Sehat (3) Analisa Debat (3) Artikel Penting (3) Atikel Menarik (3) Biologi (3) Brantas Korupsi (3) Breaking News (3) Covid-19 (3) Demokrasi (3) Dewi Tanjung (3) Hukum Karma (3) Karisma Jokowi (3) Kelebihan Presiden (3) Kesaksian (3) King Of Infrastructur (3) Lagu Hiburan (3) Makar Politik (3) Melawan Radikalisme (3) Musibah Banjir (3) Nasib DKI (3) Nasihat Canggih (3) Negara Maju (3) Negara Makmur (3) Nikita Mirzani (3) PKN (3) Pembubaran Organisasi (3) Pemilu (3) Pendidikan Nasional (3) Pendukung Jokowi (3) Penegakan Hukum (3) Poleksos (3) Politik Adudomba (3) Rekayasa Kerusuhan (3) Rencana Busuk (3) Revisi UUKPK (3) Sederhana (3) Tanggung Jawab (3) Testimoni (3) Tokoh Revolusi (3) Waspada Selalu (3) barongsai (3) jakarta (3) Ada Perubahan (2) Agenda Politik (2) Akal Kebalik (2) Akal Miring (2) Anggaran Pemprov (2) Antusias Warga (2) Arsitektur Komputer (2) Basmi Mafia (2) Basmi Radikalisme (2) Beda Partai (2) Berita Internasional (2) Budiman PDIP (2) Capres Cawapres (2) Cinta Tanah Air (2) Dasar Negara (2) Denny JA (2) Erick Thohir (2) Etika Menulis (2) Filsafat (2) Fisika (2) Free Port (2) Gerakan Budaya (2) Gereja (2) Himbauan (2) Information System (2) Isu Sara (2) Jaga Presiden Jokowi (2) Jalan Toll (2) Jenderal Pendukung (2) Jihat Politik (2) Jokowi Commuter (2) Jokowi Guru (2) Jokowi Motion (2) Kabinet II Jokowi (2) Kasus Hukum (2) Kasus Korupsi (2) Kehebatan Jokowi (2) Kemajuan Indonesia (2) Kemanusiaan (2) Kerusuhan Mei (2) Komputer (2) Komunikasi (2) Kriminalisasi Ulama (2) Langkah DPRD-DPR (2) Lawam Penghianat Bangsa (2) Lawan Fitnah (2) Mafia Indonesia (2) Media Sosial (2) Menteri Susi (2) Merakyat (2) Miras (2) Motivasi (2) Nilai Rupiah (2) Olah Raga (2) Opini (2) Pembangunan Pasar (2) Pemimpin Pemberani (2) Pengadilan (2) Pengatur Strategi (2) Penjelasan TGB (2) Penyebar Hoax (2) Perangi Terroriis (2) Pidato Jokowi (2) Political Brief (2) Politik ORBA (2) Program Jokowi (2) Raja Hutang (2) Relawan Jokowi (2) Ruang Kesehatan (2) Sampah DKI (2) Selengkapnya (2) Sertifikat Tanah (2) Simpatisan Jokowi (2) Suka Duka (2) Sumber Kekuasaan (2) Survey Politik (2) Tegakkan NKRI (2) Tenaga Kerja (2) Tirta Memarahi DPR (2) Toll Udara (2) Transparan (2) Ucapan Selamat (2) Ulasan Permadi (2) Ultah Jokowi (2) Undang Undang (2) amandemen (2) jokowi 3p (2) jokpro (2) news (2) perjuangkan (2) Adek Mahasiswa (1) Aksi Gejayan (1) Aksi Makar (1) Alamiah Dasar (1) Ancaman Demokrasi (1) Andre Vincent Wenas (1) Anggarana Desa (1) Anies Dicopot (1) Ansor Banten (1) Antek HTI (1) Anti Cina (1) Anti Terrorris (1) Anti Vaksin (1) Anti Virus (1) Arti Corona (1) Aset BUMN (1) Atheis (1) BIN (1) BTP (1) Bahasa Indonesia (1) Bahaya Isis (1) Bangkitkan Nasionalisme (1) Bangsa China (1) Bank Data (1) Bantu Dishare (1) Basuki Tjahaya Purnama (1) Bawah Sadar (1) Bencana Alam (1) Berani Karena Jujur (1) Berani Melapor (1) Binekatunggal Ika (1) Bintang Mahaputera (1) Bisnis (1) Bongkar Gabeneer (1) Bravo Polri (1) Bravo TNI (1) Budiman Sujatmiko (1) Bumikan Pancasila (1) Bunuh Diri (1) Busana (1) Buya Syafii Maarif (1) Calon Menteri (1) Cari Panggung Politik (1) Cctvi Pantau (1) Cendekia (1) Croc Brain (1) Cudu Nabi Muhammad (1) Cybers Bots (1) Daftar Tokoh (1) Dagang Sapi (1) Danau Toba (1) Data Base (1) Demo Bingung (1) Demo Gagal (1) Demo Mahasiswa (1) Demo Nanonano (1) Demokrasi Indonesia (1) Deretan Jenderal (1) Dewan Keamanan PBB (1) Digital Divelovement (1) Dosa Kolektif (1) Dubes Indonesia (1) Ekologi (1) Extrimis (1) FBR Jokowi (1) Faham Khilafah (1) Filistinisme (1) Filosofi Jawa (1) Fund Manager (1) G30S/PKI (1) GPS Tiongkok (1) Gagal Faham (1) Gaji Direksi (1) Gaji Komisaris (1) Gaya Baru (1) Gelagat Mafia (1) Geografi (1) Gerakan (1) Gerakan Bawah Tanah (1) Gibran (1) Grace Natalie (1) Gubernur Jateng (1) Gus Nuril (1) Gusti Ora Sare (1) HTI Penunggang (1) Hadiah Tahun Baru (1) Hari Musik Nasional (1) Hiburan (1) Hukuman Mati (1) Hypnowriting (1) Identitas Nusantara (1) Illegal Bisnis (1) Ilmu Pengetahuan (1) Ilusi Identitas (1) Imperialisme Arab (1) Indonesia Berduka (1) Indonesia Damai (1) Indonesia Hebat (1) Injil Minang (1) Intermezzo (1) Internet (1) Intoleransi (1) Investor Asing (1) Islam Nusangtara (1) Istana Bogor (1) Isu Agama (1) Isu Politik (1) J Marsello Ginting (1) Jadi Menteri (1) Jalur Gaza (1) Jangan Surahkan Indonesia (1) Jembatan Udara (1) Jenderal Moeldoko (1) Jenderal Team Jkw (1) Jilid Milenial (1) Jiplak (1) Jokowi 3 Periode (1) Jokowi Peduli (1) Jualan Agama (1) Jurus Pemerintah (1) Jusuf Kalla (1) Kadrun (1) Kambing Hitam (1) Kampus Terpapar Radikalisme (1) Kasus BUMN (1) Kasus Keluarga (1) Kebusukan Hati (1) Kecelakaan (1) Kehilangan Tuhan (1) Kehilangan WNI (1) Kekuasaan (1) Kekuatan China (1) Kemengan Jokowi (1) Kena Efisensi (1) Kepribadian (1) Keputusan Pemerintah (1) Kerusuhan 22 Mei (1) Kesaksian Politikus (1) Keseahatan (1) Ketum PSI (1) Kitab Suci (1) Kode Etik (1) Komnas HAM (1) Komunis (1) Konglomerat Pendukung (1) Kopi (1) Kota Bunga (1) Kota Misteri (1) Kota Modern (1) Kota Zek (1) Kredit Macet (1) Kuliah Uamum (1) Kunjungan Jokowi (1) Kurang Etis (1) LPAI (1) Lagu Utk Jokowi (1) Lahan Basah (1) Larangan Berkampanye (1) Larangan Pakaian (1) Lawan Rasa Takut (1) Leadership (1) Legaci Jokowi (1) Lindungi Jokowi (1) Lintas Dinamika (1) Luar Biasa (1) MPG (1) Mabok Agama (1) Mafia Ekonomi (1) Mafia Tanah (1) Mahakarya (1) Mahkamah Agung (1) Manfaat Vaksin (1) Mari Tertawa (1) Masa Kampanye (1) Masalah BUMN (1) Matematika (1) Membunuh Sains (1) Mempengaruhi Musuh (1) Mempengaruhi Orang (1) Mendisplinkan Siswa (1) Mengharukan (1) Menghasut Pemerintah (1) Menghina Lambang Negara (1) Mengulas Fakta (1) Menjaga Indonesia (1) Menjaga Jokowi (1) Menjelang Pemilu (1) Menjlang Pelantikan (1) Menko Polhukam (1) Menteri (1) Menteri Agama (1) Menteri Sosial (1) Menydihkan (1) Mesin Pembantai (1) Minuman Keras (1) Model Tulisan (1) Muhamad Ginting (1) Mumanistik (1) Muslim Prancis (1) Musu RI (1) Musuh Dlm Selimut (1) Obat Tradisional (1) Oligarki (1) Omnibus Law (1) Oramas Terlarang (1) Orang Baik (1) Orang Beragama (1) Orang Bodoh (1) Orang Kaya (1) Ormas Islam (1) Otak Kebalik (1) Overdosis Haram (1) PHK dan Buruh (1) Palestina (1) Panduan (1) Pantau Jakarta (1) Para Makar (1) Parawisata (1) Partai Baru (1) Partai Komunis (1) Pasar Murah (1) Pelarian (1) Pembayaran Utang Negara (1) Pembela Rakyat (1) Pembumian Pancasila (1) Pemerintahan Jayabaya (1) Pemilihan Presiden (1) Pemprov DKI (1) Pencerahan (1) Pencucian Uang (1) Pendukung Lain (1) Penebaran Virus so (1) Pengacau Negara (1) Pengalaman (1) Pengangguran (1) Pengaruh (1) Pengertian Istilah (1) Pengertian Otoritas (1) Penggulingan Rezim (1) Penghianat Bangsa (1) Pengobatan (1) People Power (1) Perang Dunia III (1) Perangi Tetroriis (1) Peraturan (1) Perayaan Natal (1) Percobaan (1) Perguruan Tinggi (1) Peringatan Keras (1) Peristiwa Mei 1998 (1) Pernikahan (1) Pernyataan ISKA (1) Pertamina (1) Pertemuan Politik (1) Pesan Gus Nuril (1) Pesan Habib (1) Peta Politik (1) Pidato Prisiden RI (1) Pil Pahit Srilanka (1) Pilkada 2018 (1) Pilkada Solo (1) Pilpres Curang (1) Pimpinan MPR (1) Politik Agama (1) Politik Catur Jkw (1) Politik Kepentingan (1) Politik LN (1) Politik Uang (1) Politikus (1) Pollitik (1) Profesional (1) Propaganda (1) Propaganda Firehose (1) Psikoanalisa (1) Psikologi Praktis (1) Puisi (1) Pulau Terindah (1) Quick Count (1) RUU Kadrun (1) Raja Bonar (1) Raja Debat (1) Raksasa (1) Rakyat Kecil (1) Realita Politik (1) Rekam Jejak (1) Rekapitulasi DPS (1) Reklamasi Pulau (1) Remix Sunda (1) Rendah Hati (1) Reungan Politik (1) Rhenald Kasali (1) Risma (1) Ruhut P Sitompul (1) Saksi Yehuwa (1) Sangat Canggih (1) Scandal BLBI (1) Seharah Pers (1) Sehat Penting (1) Sejarah Politik (1) Sekilas Info (1) Selamat Imlek (1) Sembuhkan Jiwasraya (1) Seni (1) Seniman Bambu (1) Shanzhai (1) Sidak Harga (1) Sidang MPR (1) Sigmun Freud (1) Silaturahmi (1) Sistem Informasi (1) Skema Kerusuhan (1) Skenario 22 Mei (1) Skenario Demonstrans (1) Skripsi (1) Soekarno (1) Stasiun KA (1) Suku Minang (1) Sumber Inspirasi (1) Super Power (1) Superkarya (1) Syirianisasi (1) System Informasi (1) TKA Siapa Takut (1) Tahun Kampret (1) Taliban (1) Tanda Kehormatan (1) Tanda Zaman (1) Tanggapan Atas Pidato (1) Tanya Jawab (1) Tebang Pilih (1) Teori Kepribadian (1) Terkaya Indonesia (1) Terorisme (1) Terrorisme (1) Tidak Becus Kerja (1) Tindakan Makar (1) Tingkat Kemiskinan (1) Tinjauan Filsafat (1) Tips dan Trik (1) Toleransi Identitas (1) Travelling (1) Tuan Rumah (1) Tukang Kayu (1) UU Cipta Kerja (1) Ucapan Gong Xi Fat Choi (1) Ulama Bogor (1) Ulasan Berita (1) Ulasan Suriah (1) Ustadz Bangsa (1) Via Vallen (1) Virus Covid-15 (1) Wajib Baca (1) Wakil Tuhan (1) Wali Kota (1) Wanita Kartini (1) Wewenang (1) Yusril Blakblakan (1) breaing news (1) karo (1) kontemporer (1) tari (1)