Latest News

Selengkapnya Diteruskan DI NEWS.TOPSEKALI.COM

Showing posts with label Joko Widodo. Show all posts
Showing posts with label Joko Widodo. Show all posts

Saturday, February 16, 2019

MRT Jakarta Selesai Awal 2019 Pembangunan Semua Terlaksana di Masa Jokowi


Tahun 2019 kita sambut dgn tangan terbuka. Maju terus Indonesia tercinta...Bagikan ke temanmu yang berpikir pessimis !!


Thursday, February 14, 2019

Jokowi Gagal Digoyang Amerika, Freeport Dicaplok Indonesia.--


Jokowi Gagal Digoyang Amerika, Freeport Dicaplok Indonesia.--

Politik

Apakah Amerika diam saja saat Freeport diambil oleh Jokowi.?! Sama sekali tidak.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia Rheinald Kasali mengatakan, bahwa begitu Jokowi mulai mengeksekusi rencana pengambilan sebagian besar saham Pt. Freeport,.. Amerika marah besar dan mulai "menggoyang" Jokowi.

"Amerika marah besar bahkan sempat kirim pasukannya merapat di Australia. Namanya juga negara adikuasa. Pakai psy war adalah hal biasa dalam mengawal kepentingannya", kata Rheinald sebagaimana dikutip Kompas.com (Sabtu, 22 Des 2018).

Pernyataan Rheinald itu sangat masuk akal... Negara manapun di dunia ini selalu melindungi kepentingan ekonominya - jika diganggu oleh negara lain. Begitu juga dengan Amerika..... Apalagi Amerika adalah sebuah negara adikuasa, sudah pasti marah ketika Jokowi mulai ngotot mengambil-alih saham Freeport.

Lalu apa wujud kemarahan Amerika terhadap Indonesia, khususnya kepada Jokowi terkait Pt. Freeport itu.?!

Dari kepingan-kepingan yang ada, saya mulai mencoba menyambung apa yang pernah dilakukan Amerika untuk menggoyang Jokowi yang begitu berani2nya mengganggu Freeport itu.

Pertama,... lewat Setya Novanto.-- Saat menjadi kandidat Capres Amerika, Donald Trump sudah tahu tentang persoalan renegoisasi Freeport. Donald Trump pun diketahui pernah bertemu dengan Novanto pada tanggal 3 Sept 2015 di Manhattan, New York... Saat itu Trump dalam sebuah konferensi pers memuji habis Novanto.... Trump menyebut Novanto sebagai Ketua DPR yang paling berpengaruh di Indonesia.

Saya yakin bahwa salah satu point pembicaraan keduanya adalah soal Freeport.. Trump sangat mungkin meminta bantuan Novanto agar mengamankan kepentingan Amerika di Indonesia terkait renegoisasi Pt. Freeport.

Keyakinan itu berdasarkan ucapan Novanto dalam rekaman papa minta saham yang berbunyi Jokowi akan jatuh jika ia berani menolak perpanjangan izin karya Pt. Freeport.

Sangat mungkin Amerika memakai tangan Novanto untuk memaksa Jokowi menyetujui perpanjangan kontrak karya Freeport itu. Apalagi Amerika sudah kecewa besar kepada Wapres Jusuf Kalla dan Sofyan Wanandi yang gagal membujuk Jokowi soal Pt. Freeport itu.

Apes bagi Amerika... Saat Setya Novanto bersama Reza Chalid ketemu dengan bos Freeport di Indonesia Maroef Sjamsuddin, pembicaraan mereka pun direkam.... Belakangan rekaman ini menggegerkan Indonesia yang berujung tertendangnya Novanto dari kursi DPR. RI dan Sudirman Said terjungkal dari kursi Menteri ESDM... Sementara Reza Chalid Kabur ke LN.

Amerika tidak bisa lagi menekan Jokowi lewat tangan pejabat elit paling berpengaruh.. Lewat wapres Jusuf Kalla gagal.. Demikian juga lewat Ketua DPR gagal. Sementara seluruh rakyat Indonesia setelah rekaman itu terkuak, ada di belakang Jokowi... Amerika kemudian gigit-jari sambil menunggu kesempatan lain untuk bisa menggoyang Jokowi.

Kedua,. lewat kasus Ahok. Akhir tahun 2016, Donald Trump resmi memenangi Pilpres Amerika... Di waktu bersamaan kasus Ahok membesar. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Amerika untuk lebih keras berupaya menggoyang Jokowi.

Menurut laporan investigasi Allan Nairn, rekan2 Donald Trump di Indonesia sudah bergabung bersama para tentara dan preman jalanan dalam sebuah kampanye melengserkan Ahok yang tujuan akhirnya menjatuhkan Presiden Joko Widodo.

Dari investigasi Allan Nairn itu pula diketahui bahwa beberapa tokoh senior dan perwira militer serta intelijen terlibat dalam aksi yang mereka sebut sebagai 'makar' gerakan melawan Presiden Jokowi... Gerakan ini diorkestrasi dari belakang layar oleh beberapa jenderal aktif dan yang pensiunan.

Dari kalangan DPR.RI pendukung utama gerakan ini adalah Fadli Zon, sebagai salah satu penyokong politik Donald Trump. Dari kalangan pengusaha terdapat nama Harry Tanoe, rekan bisnis Trump yang membangun dua resort Trump, satu di Bali dan satu di Lido, Jawa Barat.... Para pendukung makar menganggap Ahok cuma pintu masuk, gula-gula rasa agama buat menarik massa.

Namun gerakan makar ini kemudian berhasil dilokalisir oleh Kapolri Tito Karnavian... Lewat strategi Ciamik, Tito melakukan aksi penangkapan terhadap beberapa orang pagi hari sebelum aksi demo besar 2 Des 2016 yang kemudian dikenal dgn sandi 212.--

Padahal jika terjadi chaos - dan Jokowi pun berhasil dikudeta, pasukan Amerika di Australia sudah siap masuk dengan alasan mengamankan perusahaan-nya di Indonesia, sebagai-mana yang disinyalir oleh Rheinald Kasali itu.

Hasil akhir gerakan demo itu seperti yang diketahui publik adalah Ahok masuk penjara dan penerapan skenario Ahok harus kalah pada putaran kedua Pilgub DKI Jakarta.... Skenario Ahok harus kalah itu bertujuan untuk menyelamatkan Pemerintahan Joko Widodo dari penunggangan kasus Ahok.... Dengan demikian penunggangan Amerika lewat kasus Ahok untuk menggoyang Presiden Jokowi pun gagal.

Ketiga,.. lewat Pilpres 2019. Freeport mencoba untuk mengulur-ulur waktu hingga Pilpres 2019.... Harapannya adalah agar Jokowi kembali dicoba untuk dilengserkan berdasarkan konstitusi dengan mendukung Prabowo.... Dan Prabowo pun mengakui bahwa ia didukung oleh Amerika untuk menjadi Presiden. Tak heran dalam setiap kampanye-nya Prabowo selalu meniru Trump karena memang ia disokong oleh Trump.

Namun Jokowi menjawab strategi mengulur-ulur waktu Freeport itu dengan sebuah ultimatum paling keras pada bulan Mei 2018 lalu.. Jokowi mengatakan pengambilan saham 51 persen Freeport harus dilakukan paling lambat akhir Agustus 2018. Jika tidak,... Jokowi akan bertindak tegas....

Untuk menguatkan posisi Indonesia, Jokowi sebelum-nya telah mengangkat sosok gila Ignasius Jonan dan wakil-nya Archandra Tahar yang tak kalah gila - untuk bernegosiasi dengan pihak Pt. Freeport secara maraton. Hasilnya lewat perundingan yang super alot dan super ngotot,. pada tanggal 21 Des 2018 Indonesia membayar lunas harga saham Freeport 51 persen sebesar Rp 56 Triliun.

Apakah goyangan Amerika berhenti.?! Pasti tidak..... Freeport menyerah kepada kengototan Jokowi untuk sementara..... Alasannya karena usaha untuk mendongkel Jokowi gagal dan belum punya pilihan lain....

Tentu saja Amerika dipastikan akan kembali bermain di Pilpres 2019 dengan mendukung Prabowo.... Yang paling berbahaya jika Jokowi benar2 lengser, maka Pt. Freeport jatuh kepada para pengkhianat bangsa....

Lalu apa yang bisa membuat Jokowi survive dari campur- tangan Amerika dan negara asing lainnya.?! Hanya satu. Jokowi harus solid dengan TNI-Polri bersama mayoritas rakyat ada di belakangnya.... Jokowi yang jujur, tidak korupsi, berkepala batu dan siap fight dengan negara mana pun demi kedaulatan negaranya akan memaksa China menghormati Jokowi di Natuna dan Amerika dgn Pt Freeport nya.....

Jadi ketika Jokowi gagal digoyang karena ia ngotot bersama rakyat,.. maka Amerika gagal menjatuhkan Jokowi dan Freeport pun dicaplok Indonesia. Relakah anda Jokowi dilengserkan,.. dan bumi Indonesia terus-menerus dikuasai negara lain bersengkokol dengan para pengkhianat bangsa.?! Kalau begitu #JokowiLagi.

Silahkan share tulisan ini bukan karena view yang banyak - tetapi agar semua paham dan siap bergerak merapatkan barisan di belakang Presiden Jokowi agar menang pada periode kedua di Pemilu 2019 ini.--

Salam Seword,....
(Asaaro Lahagu)

Friday, February 1, 2019

INDONESIA AKAN MENGATUR DUNIA_


BENER JUGA INI ORANG SINGAPORE

INDONESIA AKAN MENGATUR DUNIA_

Kisah Nyata Mahasiswa Indonesia Di Australia. Suatu Pagi Kami Jemput Client, Orang Tsb Sudah Tua Bapak Ini Seorang Pengusaha Asal Singapura, Bicaranya Gaya Melayu English, Beliau Menceritakan Pengalaman Hidupnya Pd Kami:"Your Country Is So Rich! "(Negaramu Sangat Kaya) Dalam Hatiku:"Ah Biasa Banget Denger Kalimat Itu"

Tapi Tunggu, Dia Berkata:"Indonesia Doesn't Need The World, But The World Needs Indonesia, Everything Can Be Found Here In Indonesia, You Don't Need The World" (Indonesia tidaak butuh Dunia, Tapi Dunia Yg Butuh Indonesia, segalanya bisa dicari di Indonesia, Anda tidak butuh pada Dunia).

Indonesia Paru-Paru Dunia, Tebang Saja Hutan Di Kalimantan, Dunia Akan Kacau.

Singapura Is Nothing, We Can't Be Rich Without Indonesia (Singapura tidak ada apa-apanya, kami tidak akan kaya tanpa Indonesia), 500rb Org Indonesia Berlibur Ke Singapura Tiap Bulan, Bisa Terbayang Uang Yg Masuk Ke Kami, Apartemen Terbaru Kami yg paling luxurious, Yg Beli Orang Indonesia Tdk Peduli Harga Selangit, dan Laku Keras, Lihatlah RS Kami, Isinya Hampir Indonesia Semua.

Trus, Kalian Tau Bagaimana Kalapnya Pemerintah Kami Ketika Asap Kebakaran Hutan Indonesia Masuk? Sangat Terasa, We Are Nothing! Kalian Tau Kan Kalo Kemarin Dunia Krisis Beras Termasuk Di Singapura, Malaysia? Kalian Di Indonesia Dengan Mudah Dapat Beras.

Lihatlah Negara Kalian, Air Bersih Di Mana2, Lihatlah Negara Kami, Air Bersih Pun Kami Impor Dari Malaysia.

Saya Ke Kalimantan Dlm Rangka Bisnis, Krn Pasirnya Mengandung Permata, Terlihat Glitter Kalo Ada Matahari Bersinar, Penambang Jual Cuma Rp 3rb/kg Ke Pabrik China, Si Pabrik Jual Kembali Seharga Rp 30rb/kg.

 Ingat waktu pemerintah kalian mengeluarkan kebijakan Tax Amnesty, yg pusing duluan Pemerintah kami. Mereka takut orang2 kaya Indonesia menarik semua uangnya yg  parkir di Singapura

Kalian Sadar Tdk Kalau Negara Lain Selalu Takut Meng-Embargo Indonesia! Ya, Karena Negara Kalian Memiliki Segalanya Mereka Takut Kalau Kalian Menjadi Mandiri, Makanya Tdk Diembargo, Harusnya KALIANLAH YG MENG- EMBARGO DIRI KALIAN SENDIRI.

Belilah Pangan Dari Petani Kalian Sendiri, Belilah Tekstil Garmen Dari Pabrik Sendiri. Tdk Perlu Impor, Pakai Produk Sendiri Jika Kita Bisa Mandiri, Bisa MENGEMBARGO DIRI SENDIRI, INDONESIA WILL RULE THE WORLD! Indonesia Akan Mengatur Dunia.

 Share Biar Sampe Ke Seluruh Komponen Bangsa Indonesia ! Terinspirasi Kisah Di Atas, Mari Kita Bersama-sama INDONESIAKAN INDONESIA !

AYO SEMANGAT 👍💪🇮🇩 MERDEKA ,AKU BANGGA MENJADI ORANG INDONESIA.

ANALISIS PETER F. GONTHA BAHWA UTANG JOKOWI HANYA RP.16 T. DALAM 4 TAHUN PEMERINTAHANNYA

Hi Teman2 Pertiwi, yuk  kita viral kan sebanyak mungkin artikel ini...banyak sekali rakyat kecil termakan isu Jokowi membuat Indonesia ketiban utang.
Salam 👍 Tuhan Berkati🙏🙏🙏

KUTIPAN DARI KAGAMA ANALISIS PETER F. GONTHA BAHWA UTANG JOKOWI HANYA RP.16 T. DALAM 4 TAHUN PEMERINTAHANNYA

Salah satu tuduhan haters yang tersebar di medsos adalah Jokowi membuat Indonesia ketiban utang raksasa. Bayangkan, utang Indonesia mencapai Rp.5000 Triliun (5000 T). Buaanyaaak sekali, bagaimana bisa membayarnya.?!

Doni – sopir Grabcar – di Bekasi, termakan isu itu. Ia memaki-maki Jokowi melalui medsos, seorang advokat di Cikampek, Elyasa SH, mengumbar kebencian terhadap Jokowi dengan menulis utang negara 5000 T tadi. Tohir, seorang da’i di Lampung – teman Elyasa di Yogya – melakukan hal sama. Indonesia, menurutnya, akan bangkrut di tangan Jokowi karena utang yang sundul langit.

Benarkah demikian.?!

Peter F Gontha, pengusaha sukses – pendiri RCTI, SCTV, Berita Satu, Indovision, dan First Media – menyodorkan data dan fakta bahwa Indonesia di era Jokowi tidak akan bangkrut bahkan akan melejit perekonomiannya, karena Jokowi bukan penumpuk utang. Malah, dialah presiden yang menurunkan utang Indonesia.

Gontha, di awal tulisannya, menyebutkan: Di dunia ini, ada tiga negara yang terancam bangkrut pada tahun 2018 karena krisis moneter. Yaitu Turki, Venezuela, dan Malaysia.

Seperti dilansir Reuters, Menteri Keuangan Malaysia Lim Guang Eng menjelaskan, total utang Malaysia mencapai 1.087 triliun ringgit (sekitar Rp3.500 T) pada 31 Desember 2017. Konon, utang tersebut berhilir pada kasus mega korupsi mantan Perdana Menterinya (PM) Najib Razak beserta istrinya.

Nasib perekonomian Negeri Jiran pun di ujung tanduk. Warga Malaysia membuat gerakan aksi melunasi utang dengan cara iuran atau patungan. Ini dilakukan melalui sebuah situs crowdfunding. Di samping itu, PM Mahathir Mohamad memotong gaji para Menteri dan anggota parlemen seluruh negara bagian sebesar 10% untuk mengurangi utang yang mencapai 1.087 T Ringgit itu.

Betul. Utang Indonesia lebih besar dari Malaysia. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, pada akhir April 2018, jumlah utang luar negeri (ULN) berada di angka 356,9 Miliar USD. Sekitar Rp 5.000 T.

Pertanyaannya: Kenapa Malaysia terancam bangkrut, sementara Indonesia tidak.?! Demikian pertanyaan Gontha. Pria yang mendapat julukan “Rupert Murdoch” Indonesia (karena memiliki media massa) itu, menjawab sendiri pertanyaannya.

Menurut Gontha – hal itu terjelaskan dari rasio utang negara terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Utang Malaysia memang hanya Rp 3.500 triliun. Tapi rasionya terhadap PDB lebih dari 60%. Sebaliknya Indonesia, meski berutang hingga Rp 5.000 T, namun rasio utangnya terhadap PDB hanya 29%.

“Dengan rasio utang yang lebih dari 60% PDB, Malaysia akan sulit membayar cicilan utangnya. Hal ini akan membawa efek berantai kondisi moneter Malaysia,” tulis mantan akuntan di City Bank New York itu.

Tahun-tahun sebelumnya Malaysia jarang sekali punya utang lebih dari 300 Miliar Ringgit. Utang yang mencapai 1.087 Triliun Ringgit itu terjadi akibat dugaan kasus korupsi di 1MDB (1 Malaysia Development Berhad). 1MDB adalah semacam BUMN yang didirikan mantan PM Najib Razak untuk menghimpun dana pembiayaan proyek infrastruktur Malaysia.

Turki nyaris bangkrut karena pemborosan dan salah kalkulasi, sedangkan Venezuela bangkrut karena dulu, di zaman Hugo Chavez terlalu menina-bobokan rakyatnya dengan subsidi macam-macam yang berasal dari petro dolar.

Akibatnya, ketika harga minyak jatuh, negeri pun koleps. Keuangan negara ambles. Rakyat marah karena harga-harga melejit. Dunia internasional tak mempercayainya lagi.

Indonesia Hebat..!!

Tulis Gontha: Ada yang salah dari kritik oposisi terhadap utang pemerintah. Mengapa? Karena cerita balutan utang yang dikritik oposisi hanya menekankan kata "utangnya saja". Tanpa penjelasan komprehensif. Oposisi hanya mengkritik sisi kritisnya, sedangkan sisi prospeknya disembunyikan.

Soal utang negara, tulis Gontha, sepanjang pemerintahan Jokowi tercatat sekitar Rp 1.644,22 T. Bila utang Era Jokowi tadi ditambah dengan utang Era SBY (sampai tahun 2014 sebesar Rp 2.608,8 T), memang jumlahnya besar sekali. Per-Juli 2018, tercatat 4.253,02 T.

So, utang Jokowi hanya Rp 1.644,22 T. Tapi oposisi mengangkatnya menjadi Rp.5000 T. Padahal, jika cermat itung-itungannya, utang Jokowi jauh lebih kecil dibanding utang SBY.

Pertanyaan berikutnya – tulis Gontha -- manfaat apa yang dirasakan rakyat dari utang Era Jokowi.?!

Jawabnya adalah :

Pembangunan I infrastruktur secara massif di seluruh Indonesia! Mulai infrastruktur air, pertanian, listrik, BBM (satu harga), dan jalan raya. Semua wilayah terisolasi dibuka. Jokowi membuka gerbang konektivitas seluruh nusantara. Mulai dari wilayah terpencil, termasuk perbatasan (dengan negara lain), dan wilayah terdepan di pulau-pulau kecil di tengah Samudera Hindia dan Pasifik.

Tak hanya itu. Ada yang luput dari perhatian publik. Jokowi selain menambah utang, juga membayar utang yang jumlahnya cukup besar.

Lihat data :

Total utang jatuh tempo dari 2014 (Era SBY) hingga 2018 (Era Jokowi) yang dibayar pemerintah mencapai Rp.1.628 T. Utang yang dibayar ini merupakan pinjaman dan surat berharga negara (SBN).

Pada tahun 2014 :

- Misalnya Pemerintahan Jokowi membayar utang jatuh tempo Rp.237 T.

- Tahun 2015 sebesar Rp.226,26 T.

- Tahun 2016 sejumlah Rp.322,55 T.

- Sedangkan tahun 2017 sebesar Rp 350,22 T.

- Bahkan tahun 2018 di tengah isu miring, Jokowi membayar utang senilai Rp 492,29 T.

Jokowi berutang Rp 1.644 T, tapi mampu membayar utang Rp 1.628 T. Artinya, utang Jokowi sejatinya cuma Rp 16 T dalam 4 tahun kepemimpinannya.

Bandingkan dengan utang tinggalan SBY selama 10 tahun yang mencapai Rp.2.608.8 Triliun.

Kenapa Era SBY utangnya demikian besar.?!

Karena untuk menyubsidi BBM Rp.300 Triliun/tahun. Belum lagi rente yang dicatut broker minyak Petral di Singapura. Kedua kanker tersebut telah dipotong Jokowi.

Gontha – akuntan handal lulusan Praehap Institute di Belanda itu bertanya, pakah hal itu bisa disebut gali lubang tutup lubang.?!

No. Hanya pebisnis anak papi dan mami yang menyatakan pemerintah berutang untuk gali lubang tutup lubang – tulis mantan Vice Presiden American Express Bank Asia yang mulai berbisnis dari bawah itu.

Jokowi, sebelum jadi presiden adalah pengusaha handal. Ia bukan pengusaha rente. Bukan pengusaha Papa minta saham.

Hidup dalam berbisnis, tulis Gontha, perlu modal. Dan modal didapat dari utang. Dengan berutang, pelaku bisnis bisa membeli aset, atau alat penggerak usaha. Hasilnya bisa untuk membayar utang.

Lihat driver gojek. Awalnya berutang untuk beli motor. Motor itu untuk ojek online (ojol). Pendapatannya dari ojol bersih, katakan antara Rp.5 - 8 juta sebulan. Ia bisa menghidupi anak istrinya dan melunasi cicilannya. Motor pun kemudian jadi aset sang driver.

Itu pula yang dilakukan negara. Asal kalkulasinya cermat, utang itu akan terbayar dan negara punya aset. Hebatnya lagi, tidak seperti motor yang nilai intrinsiknya terus turun dari tahun ke tahun. Jalan tol, pelabuhan, bendungan, dan bandara nilai intrinsiknya makin lama makin mahal. Negara pun berlimpah aset berharga. Kaya!

Jokowi selama 4 tahun mampu membayar utang Rp.1.628 Triliun. Jokowi berjanji tidak akan menambah utang lagi, khususnya utang luar negeri berbasis USD. Jokowi juga menginginkan semua pembangunan infrastruktur rampung secepatnya. Artinya, infrastruktur tersebut segera menghasilkan uang.

Kalau dalam 4 tahun Jokowi bisa membayar Rp 1.628 triliun. Lalu setiap tahunnya pendapatan negara meningkat karena infrastruktur yang dibangunnya telah menghasilkan uang, maka besar kemungkinan Indonesia bisa membayar utang lebih besar dari angka jatuh tempo sebelumnya.

Bila itu terjadi, tulis Gontha (akuntan kaliber internasional), sekitar 10 tahun lagi, Indonesia akan bebas utang. Wow..!! Bila tercapai, Indonesia akan tumbuh menjadi negara kuat dan makmur.

Semoga bermanfaat bagi orang-orang yang picik pikirannya, Aamiin..3X YRA

Thursday, January 24, 2019

Mengamankan Orang-Orang Baik di Sekitar Jokowi


Mengamankan Orang-Orang Baik di Sekitar Jokowi

Muhammad Nurdin

April 2016 silam, Sri Mulyani menyampaikan salam perpisahannya dalam sidang tahunan Bank Dunia dan IMF. Ia mengatakan, “Saya sangat mencintai Indonesia, dan tidak punya pilihan lain, saya harus kembali.”

Enam tahun silam, saat ia memutuskan untuk melepaskannya jabatannya sebagai Menteri Keuangan di Era SBY, dan mengasah karirnya di dunia internasional (Bank Dunia), keluarganya sempat terkejut dan tidak percaya.

Tapi Sri Mulyani berjanji kepada keluarganya, suatu hari ini ia akan kembali. Suatu hari ia akan mengabdi kembali di tanah kelahirannya, Indonesia.

Dan benar saja. Setelah enam tahun berlalu. Indonesia menyuruhnya untuk pulang. Presiden Jokowi memintanya kembali ke Indonesia. Ada tugas besar lagi berat untuknya.

Sri Mulyani seolah menemukan momentum untuk kembali mengabdi, untuk menjawab kegelisahan yang selalu menghantuinya tentang bagaimana caranya ia bisa mendapatkan kesempatan sekali lagi untuk membangun negeri ini.

Jokowi tahu, Sri Mulyani adalah bintang. Ia adalah begawannya keuangan di dunia. Tapi, Jokowi juga tahu soal kekecewaan yang tak pernah diungkapkannya dulu. Dulu, saat ia memutuskan lebih baik berkarir di luar negeri. Sebab, seolah-olah ia yang paling bersalah dalam satu kasus mega skandal yang cukup ramai kala itu.

Saat Sri Mulyani kembali ke tanah air, lalu diminta oleh Presiden menjadi menteri keuangan, ia bertanya kepada Presiden, “Pak Presiden, mandat saya apa?”

Jokowi menjawab, “Saya mau bangun infrastruktur, mau bangun SDM, tapi saya gak mau pusing soal ekonomi negara.”

Sri Mulyani membalas, “Tapi ekonomi negara lebih pusing pak.”

Dengan entengnya Jokowi menjawab, “Ya itu urusan kamu.”

Jokowi tahu kompetensi Sri Mulyani. Ia sudah tak perlu didikte lagi, asal arah pembangunan Indonesia jelas ke mana.

Sri Mulyani juga tahu bahwa Presiden punya visi yang konkret, ingin membangun dari pinggiran, ingin benar-benar infrastruktur itu bisa memecahkan masalah.

Dua tahun menjabat sebagai menteri keuangan, kita saksikan APBN kita sudah tidak sakit lagi. Kita sudah bisa mendulang surplus. Ekonomi kita bangkit. Pengangguran terus dikikis. Inflasi tetap dijaga.

Jokowi benar-benar mempercayakan ekonomi negara sepenuhnya kepada Sri Mulyani. Ia tidak mau pusing soal itu. Sebab, ada pekerjaan besar yang harus ia kebut. Ya, pembangunan infrastruktur (dari pinggiran)

Jokowi perlu satu orang yang memang tidak jauh beda dari dirinya, yang gila kerja juga “koppig”. Dan ia menemukan satu orang, Basuki Hadimuljono. Mungkin, tidak ada orang di negeri ini yang gila kerja (membangun negeri) semisalnya.

Kadang ia berada di Jawa. Tak lama ia sudah berada di Sumatera. Tak lama lagi di pedalaman Papua. Di Maluku, Timor, Sulawesi, Lombok dan di tempat-tempat dimana Presiden mau dibangunkan sesuatu di tempat tersebut.

Di Jawa sudah tersambung jalan tol. Sebuah pekerjaan yang sudah sejak lama didambakan para pengguna roda empat, enam, delapan juga sepuluh.

Di Papua, tempat-tempat yang dulunya hanya bisa ditempuh lewat udara atau jalan kaki, kini sudah membentang jalan mulus yang bisa dilalui aneka kendaraan.

Menteri yang didaulat sebagai Daendlesnya Jokowi ini mengaku sudah tak punya waktu luang lagi. Ia berujar, “Hidup saya mungkin sekarang habis untuk pekerjaan. Rumah, kantor, istana dan lapangan. Hidup saya hanya itu empat tahun ini.”

Bahkan, saat akhir pekan pun, kadang digunakan untuk meninjau proyek infrastruktur di luar Jakarta.

Basuki mengaku tak pernah lelah berkeliling Indonesia. Sebagai anak yang hidup di keluarga tentara ia kerap mengikuti sang ayah yang sering berpindah tugas.

Tak hanya Basuki, Jokowi juga memiliki Retno Marsudi. Perempuan pertama yang memangku jabatan sebagai Menteri Luar Negeri.

Perempuan yang pernah menjadi Dubes untuk Norwegia dan Belanda ini dikenal sebagai sosok yang ramah dan hangat. Berpenampilan sederhana, perempuan kelahiran semarang ini mempunyai etos kerja yang tinggi.

Pada Januari 2015, Retno mendapat anugerah tertinggi “Ridder Grootkruis in de Orde van Oranje-Nassau” dari Raja Belanda, karena prestasinya yang luar biasa sewaktu menjabat sebagai Dubes RI untuk Belanda.

Padahal, Belanda merupakan pos yang sulit untuk banyak diplomat. Ketegangan diplomatik selalu menjadi dinamika yang sulit disudahi. Entah karena catatan sejarah yang kelam di masa lampau. Tapi, Retno membuktikan kapasitasnya sebagai diplomat yang handal. Sehingga, hubungan bilateral dua negara ini terus meningkat.

2017 lalu, saat ramai kasus “genosida Rohingya” di Myanmar. Banyak pihak menuding pemerintah bungkam dan tidak berbuat apa-apa. Oposisi makin yakin bahwa pemerintahan Jokowi sebagai anti-Islam.

Padahal, sejak 2016 Menteri Retno sudah mulai membuka jalur “humanitarian aid” di Myanmar. Pada saat itu, Myanmar sangat tertutup dengan bantuan asing sehingga kasus penyiksaan etnis Rohingya semakin tidak terkontrol.

ASEAN sebagai organisasi regional Asia Tenggara pun sulit untuk bertindak karena adanya prinsip “non-intereference”. Tapi Retno sekali lagi membuktikan kehandalannya sebagai diplomat.

Retno akhirnya mengadakan pertemuan dengan San Suu Kyi di Naypidaw, Myanmar pada 6 Desember 2016 membahas terkait masalah Rohingya di Rakhine State.

Pada 19 Desember 2016 diadakan pertemuan ASEAN Retreat di Yangon, Myanmar untuk menindaklanjuti pertemuan Retno dan San Suu Kyi. Retno memaparkan agar permasalahan di Rakhine State diselesaikan menggunakan pendekatan inklusif.

Akhirnya, Myanmar membuka akses media dan kemanusian melalui ASEAN juga PBB dengan tujuan menstabilkan kondisi di Rakhine State.

Ada banyak sekali orang-orang baik di sekeliling Jokowi. Baru tiga orang saja saya ceritakan, saya sudah berkesimpulan, Jokowi punya magnet yang kuat untuk menarik orang-orang yang gila kerja berada di lingkarannya.

Orang-orang itu seperti terpanggil nuraninya untuk membantu Jokowi membangun negeri ini. Mereka tak butuh uang. Mereka juga tak butuh pemberitaan secara personal. Sebab mereka telah selesai dengan dirinya.

Saya tak bisa membayangkan, jika orang-orang baik di lingkaran Jokowi ini harus tersingkir seiring kekalahannya di Pilpres 2019. Nasib sial warga Jakarta, dimana orang-orang gila kerjanya Ahok dipindahkan, apakah skalanya akan menjadi nasional, jika Jokowi kalah dalam Pilpres nanti?

Kalau itu terjadi, yang sial dan rugi adalah kita. Sementara Jokowi dan orang-orang di belakangnya akan kembali menghabiskan masa tuanya dengan duduk-duduk santai di beranda rumah, sambil baca koran ditemani secangkir kopi yang agak pahit. Dan saat sebuah headline dibacanya, mereka hanya tersenyum getir. Sambil bergumam dalam hati, semoga negeri ini baik-baik saja.
(Tonny Hanif.)
☕🌤

Tags

Analisis Politik (275) Joko Widodo (150) Politik (106) Politik Baik (64) Berita Terkini (59) Jokowi (58) Pembangunan Jokowi (54) Lintas Agama (31) Renungan Politik (31) Perang Politik (29) Berita (27) Ekonomi (25) Anti Radikalisme (24) Pilpres 2019 (23) Jokowi Membangun (22) Perangi Radikalisme (22) Pembangunan Indonesia (21) Surat Terbuka (20) Partai Politik (19) Presiden Jokowi (19) Lawan Covid-19 (18) Politik Luar Negeri (18) Bravo Jokowi (17) Ahok BTP (14) Debat Politik (14) Radikalisme (13) Toleransi Agama (12) Caleg Melineal (11) Menteri Sri Mulyani (11) Perangi Korupsi (11) Berita Hoax (10) Berita Nasional (9) Education (9) Janji Jokowi (9) Keberhasilan Jokowi (9) Kepemimpinan (9) Politik Kebohongan (9) Tokoh Dunia (9) Denny Siregar (8) Hidup Jokowi (8) Anti Korupsi (7) Jokowi Hebat (7) Renungan (7) Sejarah Penting (7) Selingan (7) imlek (7) Ahok (6) Health (6) Perangi Mafia (6) Politik Dalam Negeri (6) Gubernur DKI (5) Jokowi Pemberani (5) KPK (5) Khilafah Makar (5) Kisah Nyata (5) Lawan Radikalisme (5) NKRI Harga Mati (5) Negara Hukum (5) Partai PSI (5) Pengamalan Pancasila (5) Pilkada (5) Refleksi Politik (5) Teknologi (5) hmki (5) kota tangsel (5) natal (5) pengurus (5) peresmian (5) relawan (5) Anti Teroris (4) Bahaya Khalifah (4) Berita Baru (4) Dugaan Korupsi (4) Indonesia Maju (4) Inspirasi (4) Kebudayaan Indonesia (4) Lagu Jokowi (4) Mahfud MD (4) Menteri Pilihan (4) Pancasila (4) Pendidikan (4) Pileg 2019 (4) Politik Identitas (4) Sejarah (4) Tokoh Masyarakat (4) Tokoh Nasional (4) Vaksin Covid (4) Adian Napitupulu (3) Adudomba Umat (3) Akal Sehat (3) Analisa Debat (3) Artikel Penting (3) Atikel Menarik (3) Biologi (3) Brantas Korupsi (3) Breaking News (3) Covid-19 (3) Demokrasi (3) Dewi Tanjung (3) Hukum Karma (3) Karisma Jokowi (3) Kelebihan Presiden (3) Kesaksian (3) King Of Infrastructur (3) Lagu Hiburan (3) Makar Politik (3) Melawan Radikalisme (3) Musibah Banjir (3) Nasib DKI (3) Nasihat Canggih (3) Negara Maju (3) Negara Makmur (3) Nikita Mirzani (3) PKN (3) Pembubaran Organisasi (3) Pemilu (3) Pendidikan Nasional (3) Pendukung Jokowi (3) Penegakan Hukum (3) Poleksos (3) Politik Adudomba (3) Rekayasa Kerusuhan (3) Rencana Busuk (3) Revisi UUKPK (3) Sederhana (3) Tanggung Jawab (3) Testimoni (3) Tokoh Revolusi (3) Waspada Selalu (3) barongsai (3) jakarta (3) Ada Perubahan (2) Agenda Politik (2) Akal Kebalik (2) Akal Miring (2) Anggaran Pemprov (2) Antusias Warga (2) Arsitektur Komputer (2) Basmi Mafia (2) Basmi Radikalisme (2) Beda Partai (2) Berita Internasional (2) Budiman PDIP (2) Capres Cawapres (2) Cinta Tanah Air (2) Dasar Negara (2) Denny JA (2) Erick Thohir (2) Etika Menulis (2) Filsafat (2) Fisika (2) Free Port (2) Gerakan Budaya (2) Gereja (2) Himbauan (2) Information System (2) Isu Sara (2) Jaga Presiden Jokowi (2) Jalan Toll (2) Jenderal Pendukung (2) Jihat Politik (2) Jokowi Commuter (2) Jokowi Guru (2) Jokowi Motion (2) Kabinet II Jokowi (2) Kasus Hukum (2) Kasus Korupsi (2) Kehebatan Jokowi (2) Kemajuan Indonesia (2) Kemanusiaan (2) Kerusuhan Mei (2) Komputer (2) Komunikasi (2) Kriminalisasi Ulama (2) Langkah DPRD-DPR (2) Lawam Penghianat Bangsa (2) Lawan Fitnah (2) Mafia Indonesia (2) Media Sosial (2) Menteri Susi (2) Merakyat (2) Miras (2) Motivasi (2) Nilai Rupiah (2) Olah Raga (2) Opini (2) Pembangunan Pasar (2) Pemimpin Pemberani (2) Pengadilan (2) Pengatur Strategi (2) Penjelasan TGB (2) Penyebar Hoax (2) Perangi Terroriis (2) Pidato Jokowi (2) Political Brief (2) Politik ORBA (2) Program Jokowi (2) Raja Hutang (2) Relawan Jokowi (2) Ruang Kesehatan (2) Sampah DKI (2) Selengkapnya (2) Sertifikat Tanah (2) Simpatisan Jokowi (2) Suka Duka (2) Sumber Kekuasaan (2) Survey Politik (2) Tegakkan NKRI (2) Tenaga Kerja (2) Tirta Memarahi DPR (2) Toll Udara (2) Transparan (2) Ucapan Selamat (2) Ulasan Permadi (2) Ultah Jokowi (2) Undang Undang (2) amandemen (2) jokowi 3p (2) jokpro (2) news (2) perjuangkan (2) Adek Mahasiswa (1) Aksi Gejayan (1) Aksi Makar (1) Alamiah Dasar (1) Ancaman Demokrasi (1) Andre Vincent Wenas (1) Anggarana Desa (1) Anies Dicopot (1) Ansor Banten (1) Antek HTI (1) Anti Cina (1) Anti Terrorris (1) Anti Vaksin (1) Anti Virus (1) Arti Corona (1) Aset BUMN (1) Atheis (1) BIN (1) BTP (1) Bahasa Indonesia (1) Bahaya Isis (1) Bangkitkan Nasionalisme (1) Bangsa China (1) Bank Data (1) Bantu Dishare (1) Basuki Tjahaya Purnama (1) Bawah Sadar (1) Bencana Alam (1) Berani Karena Jujur (1) Berani Melapor (1) Binekatunggal Ika (1) Bintang Mahaputera (1) Bisnis (1) Bongkar Gabeneer (1) Bravo Polri (1) Bravo TNI (1) Budiman Sujatmiko (1) Bumikan Pancasila (1) Bunuh Diri (1) Busana (1) Buya Syafii Maarif (1) Calon Menteri (1) Cari Panggung Politik (1) Cctvi Pantau (1) Cendekia (1) Croc Brain (1) Cudu Nabi Muhammad (1) Cybers Bots (1) Daftar Tokoh (1) Dagang Sapi (1) Danau Toba (1) Data Base (1) Demo Bingung (1) Demo Gagal (1) Demo Mahasiswa (1) Demo Nanonano (1) Demokrasi Indonesia (1) Deretan Jenderal (1) Dewan Keamanan PBB (1) Digital Divelovement (1) Dosa Kolektif (1) Dubes Indonesia (1) Ekologi (1) Extrimis (1) FBR Jokowi (1) Faham Khilafah (1) Filistinisme (1) Filosofi Jawa (1) Fund Manager (1) G30S/PKI (1) GPS Tiongkok (1) Gagal Faham (1) Gaji Direksi (1) Gaji Komisaris (1) Gaya Baru (1) Gelagat Mafia (1) Geografi (1) Gerakan (1) Gerakan Bawah Tanah (1) Gibran (1) Grace Natalie (1) Gubernur Jateng (1) Gus Nuril (1) Gusti Ora Sare (1) HTI Penunggang (1) Hadiah Tahun Baru (1) Hari Musik Nasional (1) Hiburan (1) Hukuman Mati (1) Hypnowriting (1) Identitas Nusantara (1) Illegal Bisnis (1) Ilmu Pengetahuan (1) Ilusi Identitas (1) Imperialisme Arab (1) Indonesia Berduka (1) Indonesia Damai (1) Indonesia Hebat (1) Injil Minang (1) Intermezzo (1) Internet (1) Intoleransi (1) Investor Asing (1) Islam Nusangtara (1) Istana Bogor (1) Isu Agama (1) Isu Politik (1) J Marsello Ginting (1) Jadi Menteri (1) Jalur Gaza (1) Jangan Surahkan Indonesia (1) Jembatan Udara (1) Jenderal Moeldoko (1) Jenderal Team Jkw (1) Jilid Milenial (1) Jiplak (1) Jokowi 3 Periode (1) Jokowi Peduli (1) Jualan Agama (1) Jurus Pemerintah (1) Jusuf Kalla (1) Kadrun (1) Kambing Hitam (1) Kampus Terpapar Radikalisme (1) Kasus BUMN (1) Kasus Keluarga (1) Kebusukan Hati (1) Kecelakaan (1) Kehilangan Tuhan (1) Kehilangan WNI (1) Kekuasaan (1) Kekuatan China (1) Kemengan Jokowi (1) Kena Efisensi (1) Kepribadian (1) Keputusan Pemerintah (1) Kerusuhan 22 Mei (1) Kesaksian Politikus (1) Keseahatan (1) Ketum PSI (1) Kitab Suci (1) Kode Etik (1) Komnas HAM (1) Komunis (1) Konglomerat Pendukung (1) Kopi (1) Kota Bunga (1) Kota Misteri (1) Kota Modern (1) Kota Zek (1) Kredit Macet (1) Kuliah Uamum (1) Kunjungan Jokowi (1) Kurang Etis (1) LPAI (1) Lagu Utk Jokowi (1) Lahan Basah (1) Larangan Berkampanye (1) Larangan Pakaian (1) Lawan Rasa Takut (1) Leadership (1) Legaci Jokowi (1) Lindungi Jokowi (1) Lintas Dinamika (1) Luar Biasa (1) MPG (1) Mabok Agama (1) Mafia Ekonomi (1) Mafia Tanah (1) Mahakarya (1) Mahkamah Agung (1) Manfaat Vaksin (1) Mari Tertawa (1) Masa Kampanye (1) Masalah BUMN (1) Matematika (1) Membunuh Sains (1) Mempengaruhi Musuh (1) Mempengaruhi Orang (1) Mendisplinkan Siswa (1) Mengharukan (1) Menghasut Pemerintah (1) Menghina Lambang Negara (1) Mengulas Fakta (1) Menjaga Indonesia (1) Menjaga Jokowi (1) Menjelang Pemilu (1) Menjlang Pelantikan (1) Menko Polhukam (1) Menteri (1) Menteri Agama (1) Menteri Sosial (1) Menydihkan (1) Mesin Pembantai (1) Minuman Keras (1) Model Tulisan (1) Muhamad Ginting (1) Mumanistik (1) Muslim Prancis (1) Musu RI (1) Musuh Dlm Selimut (1) Obat Tradisional (1) Oligarki (1) Omnibus Law (1) Oramas Terlarang (1) Orang Baik (1) Orang Beragama (1) Orang Bodoh (1) Orang Kaya (1) Ormas Islam (1) Otak Kebalik (1) Overdosis Haram (1) PHK dan Buruh (1) Palestina (1) Panduan (1) Pantau Jakarta (1) Para Makar (1) Parawisata (1) Partai Baru (1) Partai Komunis (1) Pasar Murah (1) Pelarian (1) Pembayaran Utang Negara (1) Pembela Rakyat (1) Pembumian Pancasila (1) Pemerintahan Jayabaya (1) Pemilihan Presiden (1) Pemprov DKI (1) Pencerahan (1) Pencucian Uang (1) Pendukung Lain (1) Penebaran Virus so (1) Pengacau Negara (1) Pengalaman (1) Pengangguran (1) Pengaruh (1) Pengertian Istilah (1) Pengertian Otoritas (1) Penggulingan Rezim (1) Penghianat Bangsa (1) Pengobatan (1) People Power (1) Perang Dunia III (1) Perangi Tetroriis (1) Peraturan (1) Perayaan Natal (1) Percobaan (1) Perguruan Tinggi (1) Peringatan Keras (1) Peristiwa Mei 1998 (1) Pernikahan (1) Pernyataan ISKA (1) Pertamina (1) Pertemuan Politik (1) Pesan Gus Nuril (1) Pesan Habib (1) Peta Politik (1) Pidato Prisiden RI (1) Pil Pahit Srilanka (1) Pilkada 2018 (1) Pilkada Solo (1) Pilpres Curang (1) Pimpinan MPR (1) Politik Agama (1) Politik Catur Jkw (1) Politik Kepentingan (1) Politik LN (1) Politik Uang (1) Politikus (1) Pollitik (1) Profesional (1) Propaganda (1) Propaganda Firehose (1) Psikoanalisa (1) Psikologi Praktis (1) Puisi (1) Pulau Terindah (1) Quick Count (1) RUU Kadrun (1) Raja Bonar (1) Raja Debat (1) Raksasa (1) Rakyat Kecil (1) Realita Politik (1) Rekam Jejak (1) Rekapitulasi DPS (1) Reklamasi Pulau (1) Remix Sunda (1) Rendah Hati (1) Reungan Politik (1) Rhenald Kasali (1) Risma (1) Ruhut P Sitompul (1) Saksi Yehuwa (1) Sangat Canggih (1) Scandal BLBI (1) Seharah Pers (1) Sehat Penting (1) Sejarah Politik (1) Sekilas Info (1) Selamat Imlek (1) Sembuhkan Jiwasraya (1) Seni (1) Seniman Bambu (1) Shanzhai (1) Sidak Harga (1) Sidang MPR (1) Sigmun Freud (1) Silaturahmi (1) Sistem Informasi (1) Skema Kerusuhan (1) Skenario 22 Mei (1) Skenario Demonstrans (1) Skripsi (1) Soekarno (1) Stasiun KA (1) Suku Minang (1) Sumber Inspirasi (1) Super Power (1) Superkarya (1) Syirianisasi (1) System Informasi (1) TKA Siapa Takut (1) Tahun Kampret (1) Taliban (1) Tanda Kehormatan (1) Tanda Zaman (1) Tanggapan Atas Pidato (1) Tanya Jawab (1) Tebang Pilih (1) Teori Kepribadian (1) Terkaya Indonesia (1) Terorisme (1) Terrorisme (1) Tidak Becus Kerja (1) Tindakan Makar (1) Tingkat Kemiskinan (1) Tinjauan Filsafat (1) Tips dan Trik (1) Toleransi Identitas (1) Travelling (1) Tuan Rumah (1) Tukang Kayu (1) UU Cipta Kerja (1) Ucapan Gong Xi Fat Choi (1) Ulama Bogor (1) Ulasan Berita (1) Ulasan Suriah (1) Ustadz Bangsa (1) Via Vallen (1) Virus Covid-15 (1) Wajib Baca (1) Wakil Tuhan (1) Wali Kota (1) Wanita Kartini (1) Wewenang (1) Yusril Blakblakan (1) breaing news (1) karo (1) kontemporer (1) tari (1)