Showing posts with label Joko Widodo. Show all posts
Showing posts with label Joko Widodo. Show all posts
Monday, October 8, 2018
Mas kenapa sih orang2 Jokowi rajin banget share berita-berita pembangunan

Ada yang inbox saya, "Mas kenapa sih orang2 Jokowi rajin banget share berita-berita pembangunan Dan aktifitas Presiden Joko Widodo. Itu kan sudah tugas dia sebagai presiden, kenapa harus dipamerkan? Zaman SBY juga kerja tapi tidak pamer Pendukungnya. Ini apa2 dishar e... bikin heboh saja..."
"Gini lo tak jelasin. Masih ingat nggak saat Jokowi mulai dilantik jadi presiden. Suara-suara yang keluar dan ramai didengungkan setiap hari di sosmed apa?
Jokowi plonga-plongo, ora iso opo-opo, nggak bisa kerja, petugas partai, bonekanya Megawati, Jokowi antek asing, anti Islam Dan banyak lagi bahasa-bahasa meremehkan lainnya.
Bahkan teman saya pernah lantang bicara, "Jokowi itu nggak akan sampai dua tahun jadi presiden... Nggak bakalan bisa ngurus negara!"
Sadis banget kan tuduhan-tuduhannya?
Nah... Kalau misalnya kamu dikatain seperti itu sakit nggak? Berusaha membuktikan nggak?
Tentu, sebaik-baiknya orang kalau diserang pasti berusaha menangkis walaupun tidak selalu balas menyerang. Yang dilakukan pendukung Jokowi itu hanya menangkis tuduhan2 dari lawan politiknya. Caranya bagaimana, ya menunjukkan hasil kerja.
Makanya jangan heran saat Jokowi berhasil membangun banyak jalan, jembatan, waduk, bendungan, bandara, pelabuhan, PLBN, PLTB... Pendukungnya ramai-ramai share beritanya. Untuk apa? Ya untuk ngasih tahu kalian... Ini lo Jokowi yang kalian bilang plonga-plongo itu bisa kerja.
Ketika Jokowi membangun Universitas Islam Internasional, membangun rusun di pesantren, mendatangi ulama-ulama, menetapkan hari Santri, menggelar sholawatan di istana, membuka bank wakaf mikro di pesantren, pendukungnya ramai-ramai share... Untuk apa? Ya supaya kalian tahu, Jokowi tidak anti Islam.
Ketika divestasi saham Freefort, pengambil-alihan Blok Mahakam, Blok Rokan, pembatasan izin pengelolaan lahan kepada perusahaan asing, penerbitan izin pengelolaan lahan kepada petani lokal, perlindungan hak tanah warga dibuktikan dgn sertifikat gratis, dsb berhasil dilakukan, ramai2 pendukungnya share... Untuk apa? Cuma ngasih tahu bahwa Jokowi bukan antek asing.
Ketika Jokowi tidak melantik Budi Gunawan (yg diusulkan Megawati), pendukungnya ramai2 share... Supaya apa? Supaya kalian tahu, Jokowi bukan boneka Megawati, bukan petugas partai.
Dan banyak lagi tuduhan2 yg dijawab dgn data dan fakta...
Lalu kalian tetap tidak mau terima? Maunya tidak boleh masyarakat luas tahu kalau Jokowi bisa kerja, akhirnya berusaha menetralkan keberhasilannya dengan kalimat2 "Itu hanya pencitraan"... bahkan lebih sadis kalian bilang, "Pembangunan di Papua hoax, sertifikat gratis ngibul, dana desa fiktif, bla bla bla"...
Sebenarnya yang mulai bikin heboh itu kalian sendiri... yang selalu membuat isu untuk menyerang tapi ngamuk kalau ditangkis... Coba kalian puasa sebulan saja, nggak usah bikin isu... Pasti tidak akan ada lagi serangan balasan... Damai Kita..😀😀😀
Siapa kalian itu? Tanyakan ke Mbak YennyWahid 🤭🤭🤭
😍JokowiLagi
Jokowi Sang Pemimpin Enam Jaman Sudah Kita Lewati..

Sahabatku Se Indonesia
Jokowi Sang Pemimpin
Enam Jaman Sudah Kita Lewati..
Enam Presiden Sudah Berlalu..
Kita Hidup Di Hari Ini...
Pada Jaman Ketujuh..
Pada Masa Pemerintahan Presiden Ketujuh
Yaitu Presiden Joko Widodo
Apakah Anda Tidak Melihat
Tanda Tanda Jaman
Yang Ditetapkan TUHAN Untuk Negri Ini ??
Orang Bijak Berkata..
Surga Ada Di Langit Ketujuh..
Batu Permata Yang Paling Indah..
Ada Di Lautan Ketujuh..
Emas Yang Paling Mulia..
Ada Di Tanah Lapis Ketujuh..
Dan semua itu bukan sekedar kata..
Ilmu Yang Paling Sakti Adalah Ilmu Ketujuh..
Maka Sayapun Berani Mengatakan :
Kemajuan Indonesia Ada Pada Presiden Ke 7
Kejayaan Indonesia Ada Pada Presiden Ke 7
Kekuatan Indonesia Ada Pada Presiden Ke 7
Jika Demikian :
Maka Sudah Benar, Bila Mayoritas Rakyat Indonesia memberikan Dukungan Sepenuh Hati Kepada Presiden Joko Widodo untuk Memerintah SATU KALI LAGI...
Orang Baik Dan Sederhana Ini memang Pantas Kita Beri Kepercayaan Untuk Memimpin Indonesia Satu Periode lagi untuk menuntaskan Nawa Cita..
Seperti Pohon Dia Akan Menjadi Besar Dan Kuat Untuk Melindungi Dan Menghidupi Banyak Orang, Seperti Lautan Yang Luas Dia Akan Menjadi Tempat Berlayar Banyak Orang Untuk Mencari Penghidupannya...
Dan Seperti Tanah Yang Subur Dia Akan Menumbuhkan Berbagai Macam Tanaman Untuk Kita Makan Setiap Hari..
Dalam Semua Kelelahan Dan Keletihannya
Dia Tetap Berjalan Setiap Hari, Dari Aceh Sampai Papua
Ia Memendam Semua Kelelahan Dan Keletihannya Seorang Diri...Menanggungnya Seorang Diri...Untuk Membangun Bangsa Dan Negara Yang Kita Cintai Ini..
Yang Dia Tahu...Hanyalah Berbuat Baik
Dan Terus Berbuat Baik Setiap Hari
Untuk Semua Rakyatnya dan untuk Tuhan Yang Maha Tahu..
Orang Baik Dan Sederhana Ini
Tak Pernah Mengeluh Kepada Siapapun
Tentang Kelelahan Dan Keletihannya, bekerja dengan hati..
Dia Tetap Bekerja Setiap Hari, Sejak Membuka Mata Di Pagi Hari Sampai Menutup Mata Di Malam Hari mengikuti kata Nurani..
Dukungan Sepenuh Hati Yang Kita Berikan Kepadanya Untuk Memerintah Lagi Pada pada tahun 2019 sampai 2024...🙏🏼 SEBARKAN 100.000.000 UMAT YA DUKUNG JOKOWI
Monday, September 24, 2018
Dasyat! 10.000 Perusahaan Crazy Rich Surabaya Dukung Jokowi Tukar 67 Juta Dolar

Dasyat! 10.000 Perusahaan Crazy Rich Surabaya Dukung Jokowi Tukar 67 Juta Dolar
Hebatnya kepemimpinan Jokowi adalah mampu menginspirasi orang bertindak sesuatu bagai bangsa dan negara. Ketika banyak politisi memilih nyinyir dan menyebarkan ketakutan tentang Indonesia akan jatuh ke jurang krisis seperti 1998, crazy rich 'orang-orang superkaya' di Surabaya tergerak membantu pemerintah menguatkkan nilai tukar Rupiah.
Mereka adalah para pengusaha Jawa Timur yang tergabung dalam Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jawa Timur yang terdiri dari 38 asosiasi sektoral dengan keanggotaan perusahaan lebih dari 10.000 perusahaan.
Para crazy rich Surabaya ini awalnya menyampaikan kabar kepada Kepala Kantor Staf Kepresidenan Jenderal (purn.) Moeldoko bahwa mereka akan membantu pemerintahan Joko Widodo untuk menguatkan nilai tukar rupiah dengan gerakan menukar dolar ke rupiah.
Kamis siang, 20/09 mereka bertanya kepada Moeldoko, kalau 10 juta dollar cukup tak, atau mau tambah. Tentu saja Moeldoko minta jika boleh lebih dari itu.
Pada malam, 20/09 Moeldoko tiba di di Hotel Majapahit, Surabaya untuk menghadiri acara itu.
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim Difi Ahmad Johansyah total yang ditukarkan para pebisnis kaya di Jatim sebanyak US$ 67 juta. Namun secara simbolik dalam acara "Bersatu Menguatkan Rupiah" akan ditukarkan sebanyak 50 juta dollar AS.
Luar biasa!
Solidaritas rakyat dari beragam kelompok seperti ini adalah tindakan hebat dan setepat-tepatnya untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia dari turbulensi ekonomi dunia saat ini.
Aksi para pengusaha ini tentu menampar para politisi yang hanya sibuk berteriak-teriak memanfaatkan kondisi untuk meraih kekuasaan.
Salut untuk para crazy rich Surabaya. Salut untuk Presiden Joko Widodo. Hanya kepemimpinan inspiratif yang mampu menggerakkan kesukarelaan warga negara untuk terlibat berbuat sesuatu bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Sumber:
Kontan.com (20/09/2018) "Pengusaha Surabaya rame-rame tukar dollar AS." nasional.kontan.co.id/news/pengusaha-surabaya-rame-rame-tukar-dollar-as
Tribunnews.com (20/09/2018) "Forkas Jatim Ajak Pengusaha Tukarkan Dollar AS ke Rupiah Lewat Acara 'Bersatu Menguatkan Rupiah'" jatim.tribunnews.com/2018/09/20/forkas-jatim-ajak-pengusaha-tukarkan-dollar-as-ke-rupiah-lewat-acara-bersatu-menguatkan-rupiah
Antaranews.com (20/09/2018) "Forkas Tukar Dolar ke Rupiah." antarafoto.com/bisnis/v1537455311/forkas-tukar-dolar-ke-rupiah
Ma'ruf Amin Ingin Ketemu Pendukung Ahok Secara Khusus
Jakarta, (Tagar 24/9/2018) - Calon Wakil Presiden RI nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengaku ingin bertemu dengan para pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam sebuah kesempatan khusus, untuk bersilaturahmi.
"Nanti saya bertemu mereka secara khusus. Kalau secara umum di berbagai forum, biasa. Perlu ada pertemuan khusus," kata Ma'ruf di rumah Jalan Situbondo No.12, Jakarta, Senin (24/9), mengutip Antara.
Ma'ruf menyatakan keinginan tersebut setelah menerima kunjungan inisiator Relawan Nusantara pendukung Ahok, Nusron Wahid, Senin pagi.
Ma'ruf menyatakan keinginan tersebut setelah menerima kunjungan inisiator Relawan Nusantara pendukung Ahok, Nusron Wahid, Senin pagi.
Ma'ruf mengatakan, dari pertemuannya dengan Nusron diketahui ada dugaan bahwa relawan pendukung Ahok melihat masa lalu Ma'ruf sebagai mantan Ketua MUI. Saat menjabat Ketua MUI, Ma'ruf menilai Ahok menista agama.
"Ada dugaan bahwa pernah melihat masa lalu saya sebagai Ketua Umum MUI. Katanya relawan Ahok agak gimana, rasanya seperti apa. Buat saya tidak ada salah, buat saya siapapun harus bergaul dengan semua pihak untuk keutuhan bangsa. Keutuhan bangsa harus dinomorsatukan. Saya mau ketemu mereka secara khusus. Saya sangat gembira. Juga semua kalangan mau saya datangi," ujarnya. []
Kenapa Jokowi Selalu Dituding PKI ?
Oleh: Denny Siregar*
Sebentar lagi kita masuk akhir bulan September....
Dan seperti biasa di bulan September, sudah 3 tahunan ini sejak dilantiknya Jokowi sebagai Presiden, berbagai tudingan PKI selalu mengarah padanya. Entah dari mana asal muasalnya tudingan itu, tetapi masif sekali.
Bahkan ada seorang bernama Bambang Tri dengan berani membuat buku dengan judul "Jokowi Undercover" yang isinya tentang fitnah hubungan Jokowi dan PKI.
Ini lumayan mengherankan. Tiba-tiba isu PKI bangkit lagi. Sedangkan 10 tahun pemerintahan SBY, ia tidak pernah sekalipun dituding PKI dan tidak pernah dituntut untuk memutar kembali film G30S/PKI. Pada masa itu semua tenang seolah-olah PKI tidur nyenyak pada masa SBY dan mulai mengamuk di masa Jokowi.
Dari mana asal tudingan itu sebenarnya ?
Tentu dari pihak-pihak yang selama ini dengan tenang merampok kekayaan negara.
Jika kita flash back kembali masa awal pemerintahan Jokowi, kita baru sadar bahwa ternyata ada bisnis triliunan rupiah di bidang migas yang selama ini dikuasai anak usaha Pertamina bernama Petral.
Petral pernah mau dibubarkan oleh Dahlan Iskan, Menteri BUMN pada masa pemerintahan SBY. Tetapi Dahlan terpental, karena ada "kekuatan langit ketujuh" kata ekonom Faisal Basri. Dan pada masa pemerintahan Jokowi, tempat pesta itu bubar seketika.
Selain itu, Jokowi juga menugaskan Susi Pujiastuti untuk mengamankan ribuan triliun rupiah laut Indonesia dari pencurian. Gerakan Susi ini membuat banyak pengusaha dan aparat yang selama ini menjadi beking kapal pencuri ikan asing, mendadak kelaparan. Periuk nasi mereka ditutup seketika. Bahkan dikabarkan, Bu Susi ditawari uang 5 triliun rupiah untuk mundur dari jabatan Menteri.
Mafia pangan yang bermain dengan kuota impor juga digasak habis. Permainan harga BBM di Papua dan beberapa daerah yang bisa mencapai ratusan ribu rupiah per liternya, dipangkas dengan konsep BBM satu harga.
Kekuatan pemilik modal yang merasakan hidup enak di zaman SBY ini tidak bisa diremehkan. Mereka sudah kaya raya dengan tabungan mencapai triliunan rupiah dengan merampok negara. Dan mereka jelas dendam karena Jokowi ternyata tidak bisa mereka perintah.
Jalan satu-satunya ketika lobi dan diplomasi tidak lagi berarti adalah fitnah. Mereka mengeluarkan modal untuk membunuh karakter Jokowi dengan isu PKI, hantu yang dipelihara Orde Baru untuk mewujudkan stabilitas di masa pemerintahan mereka.
Dan banyak masyarakat awam yang percaya, terutama ketika aliran modal itu masuk ke pesantren, majelis bahkan tempat ibadah untuk membangun stigma negatif terhadap Jokowi melalui isu PKI.
Mereka bahkan menuntut hal yang tak masuk akal, seperti meminta Jokowi tes DNA untuk membuktikan ia tidak terlibat PKI. Bagaimana mungkin tes DNA bisa membuktikan ideologi seseorang? Kebodohan seperti ini disiarkan berulang-ulang sehingga masyarakat awam banyak yang percaya bahwa berita itu benar.
Isu PKI akan kembali menghangat di September 2018 ini, sehubungan tahun politik.
Dan dana-dana ratusan miliar dari para pemilik modal yang sempat merasakan kejayaan di era sebelum Jokowi, akan keluar deras hanya supaya semakin banyak orang percaya bahwa Jokowi adalah PKI. Tujuannya, Jokowi tidak bisa memenangkan Pilpres ini.
Sudah paham kan?
Mari kita angkat cangkir kopinya sambil menikmati dendang kaset rusak yang diputar berulang-ulang....
*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi


