*Amerika dan Australia terlalu lama menipu Rakyat INDONESIA.*
SMELTER
✍🏿
Dahono Basuki
Ada perusahaan Tiongkok yang Investasi Puluhan Triliun untuk membangun pabrik Smelter.
Sejak kuliah dulu saya sangat tertarik pembahasan yang namanya pabrik Smelter ini.
Didalam perusahaan pertambangan menghasilkan mineral logam murni seperti emas, nikel, tembaga, perak dan lain-lain dalam prosesnya ada 2 tahapan produksi yang dilewati :
Yang pertama adalah proses penambangan itu sendiri, dan Yang kedua adalah proses pemisahan, pengayakan atau pemurnian mineral logam tersebut.
🔻
Hal ini yang diproses oleh pabrik Smelter.
Freeport oleh mayoritas masyarakat Indonesia diketahui penghasil emas ya, tapi mungkin hanya sedikit yang tahu kalau Freeport Indonesia hanya menambang, mengeruk tumpukan- tumpukan tanah atau pasir saja.
Dan seterusnya "tumpukan” tanah maupun pasir ini diangkut langsung ke Australia.
🔻
Mengapa ke Australia ?
Karena disinilah pabrik Smelternya berada, jadi proses pengayakan, pemurnian jadi emas murni dilakukan di Australia.
❌
Yang jadi pertanyaannya benarkah yang ditambang itu hanya emas doang (?)
Apakah ada tembaga, nikel dll. sebagainya bagaimana cara pemerintah selama ini mengawasi jika yang ditambang itu
hanya emas saja ?
Bagaimana menguji "tumpukan” tanah atau pasir tersebut ?
Kalau saya tidak salah anggota DPRD Papua pada tahun 2010 sempat mengungkapkan jika Freeport juga menambang Uranium secara ilegal, cuman masalah ini tidak terlalu heboh kepermukaan.
Jadi kita tidak perlu heran mengapa Australia terkesan mendukung kemerdekaan Papua.
Australia memberikan panggung terhadap Veronika Koman, karena Australia sangat menikmati hasil tambang Freeport atau jangan2 Australia malah lebih menikmati hasil tambang ini dibandingkan Indonesia ?
Iya waktu saya mahasiswa dulu karena saya juga ikutlah dikit-dikit ke-organisasian mahasiswa sudah mendengar desas-desus jika kotoran tambang (disebut kotoran tambang emas atau hasil tambang diluar emas) sangat bernilai tinggi dan siapa yang menikmati ini (?)
Informasi yang saya baca bahwa th. 2023 Smelter Freeport sudah selesai di Gresik, karena itu saya rasa menjadi tantangan yang menarik buat pemerintahan selanjutnya,
berani tidak mengumumkan hasil pengolahan Smelter ini,
apa saja mineral logam yang dihasilkan ?
Nah jika desas-desus selama ini bahwa ada beberapa jenis mineral logam yang lain dihasilkan, beranikah pemerintahan selanjutnya menuntut Freeport dan segala perusahaan yang terlibat didalamnya.
◽️
Hhhmmm ..... akan sangat menarik melihat perkembangan kedepannya
Sangat miris kita lihat kan Freeport dulu ? selalu berdalih jika biaya tinggi dan kurangya infrastruktur yang menjadi kendala pembangunan Smelter di Indonesia !)
Yang jadi pertanyaan mengapa perusahaan Tiongkok mampu membangun smelter di Indonesia ?
Nah lho kelihatannya orang2 ataupun negara yang menikmati keuntungan akan pertambangan mineral logam selama ini tidak bisa menerima begitu saja gebrakan Tiongkok ini ..... sehingga timbul tantangan tersendiri dan tiba-tiba muncul sentimen kebencian (di rekayasa ?) terhadap Tiongkok.
Yang sangat disayangkan ternyata yang membuat keributan adalah masyarakat Indonesia sendiri.
Kalau cuman masyarakat awam masih maklum deh karena ketidak pahamannya bisa dikibulin, tapi ini "ikut juga politikus” dan yang lebih miris lagi tidak sedikit yang mengaku ulama dan kadrun cepengan ikut didalamnya.
⚠️
KENAPA ketika negara” Barat utamanya Amerika hanya menambang bentuk tanah atau pasir yang diangkut
ke negara lain, sehingga pengawasan kandungan apa saja yang di tambang sangat sulit dilakukan, kalian anteng-anteng saja (?)
(lanjutkan baca klik link berikut ini 👉 https://news.iniok.com/2023/03/amerika-dan-australia-terlalu-lama.html)
Ini ada perusahaan Tiongkok siap membangun Smelter
di Indonesia sehingga BISA DIAWASI logam mineral apa saja yang akan ditambang.
Dengan modal yang sangat fantastis puluhan triliun, menampung ribuan tenaga kerja, meningkatkan penghasilan pajak, jadi sangat jelas. Kerjasama ini jauh bahkan SANGAT JAUH MENGUNTUNGKAN dibandingkan kerjasama yang ditawarkan oleh Amerika selama ini.
Kalau bicara tenaga ahli iya sudah pasti dong Tiongkok
akan membawa tenaga kerja ahlinya untuk memastikan berjalannya pabrik dia, ini investasi puluhan triliun,
BUKAN INVESTASI KACANG GORENG, tekhnologinya mereka yang punya.
Sama saja dengan Freeport, mereka juga membawa tenaga ahli mereka, coba berapa banyak orang2 Barat di Freeport sana,ada nggak yang nyorotin, ada nggak yang ngeributin ?
FREEPORT sudah ada puluhan tahun di Indonesia (+/- 53 tahun) mengapa belum bisa alih tekhnologi .....
iya karena TEKNOLOGI MUTAKHIRNYA TIDAK ADA DI INDONESIA, KARENA SMELTERNYA DI AUSTRALIA BUKAN DI INDONESIA
Salam Cerdas Waras
untuk Kita Semua